Konsep-Pelayanan-Kesehatan-Primer-di-Indonesia (2).pptx

TeknoUpdate 11 views 26 slides Sep 14, 2025
Slide 1
Slide 1 of 26
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26

About This Presentation

konsep pelayanan kesehatan


Slide Content

Konsep Pelayanan Kesehatan Primer di Indonesia Presentasi ini akan menguraikan secara komprehensif konsep pelayanan kesehatan primer di Indonesia, mencakup berbagai aspek penting mulai dari definisi, tujuan, hingga implementasi di tingkat masyarakat.

Defenisi konsep pelayanan Kesehatan Primer Pelayanan kesehatan primer adalah pelayanan kesehatan esensial yang bersifat menyeluruh, terjangkau, berkesinambungan, dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat. Konsep ini menekankan upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dasar yang diberikan sedekat mungkin dengan tempat tinggal masyarakat. WHO (1978, Deklarasi Alma Ata) mendefinisikan pelayanan kesehatan primer sebagai kunci untuk mencapai “Health for All” , dengan menekankan keterlibatan masyarakat, pemerataan akses, serta interdisipliner tenaga kesehatan. 📖 Referensi: Starfield, B. (1998). Primary Care: Balancing Health Needs, Services, and Technology . Oxford University Press. WHO (1978, Deklarasi Alma Ata) mendefinisikan pelayanan kesehatan primer sebagai kunci untuk mencapai “Health for All” , dengan menekankan keterlibatan masyarakat, pemerataan akses, serta interdisipliner tenaga kesehatan. Referensi: WHO. (1978). Declaration of Alma-Ata . Geneva: World Health Organization.

Tujuan dan Fungsi pelayanan Kesehatan Primer Tujuan pelayanan Kesehatan Prime r Menyediakan layanan kesehatan dasar yang terjangkau, merata, dan berkesinambungan. Mengutamakan upaya pencegahan dan promosi kesehatan . Memberdayakan masyarakat dalam menjaga kesehatan. Mengurangi kesenjangan kesehatan antar wilayah dan kelompok sosial. untuk menjamin tingkat kesehatan dan kesejahteraan setinggi-tingginya serta pemerataannya di seluruh lapisan masyarakat. Pelayanan ini fokus pada pencegahan penyakit, promosi kesehatan, diagnosa dan pengobatan dini, perawatan sederhana, dan referensi ke layanan kesehatan tingkat lanjut. 📖 Referensi: WHO (2008). The World Health Report 2008: Primary Health Care – Now More Than Ever . Fungsi pelayanan kesehatan primer meliputi: Menyediakan akses layanan kesehatan dasar yang mudah dan terjangkau. Memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif mulai dari promotif, preventif, kuratif, hingga rehabilitatif. Memberdayakan individu dan masyarakat agar ikut aktif serta dalam menjaga kesehatan. Menjadi pintu gerbang pertama dalam sistem pelayanan kesehatan dengan sistem referensi yang terintegrasi.

Memahami Fondasi Kesehatan Masyarakat Pelayanan kesehatan primer merupakan tulang punggung sistem kesehatan suatu negara. Di Indonesia, konsep ini menjadi sangat krusial mengingat luasnya wilayah geografis dan beragamnya kondisi sosial-ekonomi masyarakat. Pemahaman yang mendalam tentang pelayanan kesehatan primer adalah langkah awal untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan sejahtera. Pentingnya Pelayanan Primer Menjadi gerbang utama akses kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat, memastikan setiap individu mendapatkan penanganan awal yang tepat. Fokus pada Pencegahan Lebih dari sekadar pengobatan, pelayanan primer menekankan pada upaya promotif dan preventif untuk menjaga kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Pendekatan Holistik Melibatkan berbagai faktor sosial, ekonomi, dan lingkungan yang memengaruhi kesehatan, bukan hanya aspek medis semata.

Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer Aksesibilitas – mudah dijangkau oleh masyarakat baik secara geografis maupun ekonomi. Partisipasi Masyarakat – masyarakat dilibatkan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi layanan kesehatan. Keterpaduan & Kolaborasi – melibatkan lintas sektor (pendidikan, sanitasi, gizi, lingkungan, dll.). Komprehensif – mencakup promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Kontinuitas Pelayanan – layanan diberikan secara berkesinambungan sesuai kebutuhan pasien dan komunitas. Keadilan (Equity) – semua individu berhak memperoleh layanan tanpa diskriminasi.

Ruang Lingkup Pelayanan Kesehatan Primer Promotif : pendidikan kesehatan, penyuluhan gizi, promosi ASI eksklusif. Preventif : imunisasi, pemeriksaan kesehatan berkala, deteksi dini penyakit. Kuratif : pengobatan penyakit umum di tingkat dasar (Puskesmas, klinik). Rehabilitatif : pemulihan pasien pasca penyakit atau kecelakaan, layanan fisioterapi dasar.

Bentuk Pelayanan Kesehatan Primer di Indonesia Puskesmas (pusat kesehatan masyarakat) → garda terdepan pelayanan dasar. Klinik pratama & dokter keluarga . Posyandu (pos pelayanan terpadu) → fokus pada ibu, bayi, dan balita. Polindes & bidan desa . Program berbasis komunitas : UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat), seperti Poskesdes, Posbindu PTM, Pos UKK

Peran Perawat dalam Pelayanan Kesehatan Primer Sebagai pendidik kesehatan bagi individu, keluarga, dan komunitas. Sebagai penyedia layanan langsung (pemeriksaan kesehatan dasar, imunisasi, perawatan luka, dsb.). Sebagai advokat dalam memperjuangkan hak masyarakat untuk akses layanan. Sebagai peneliti dan inovator dalam meningkatkan mutu pelayanan. Sebagai koordinator dalam tim interdisiplin dan lintas sektor.

Bab 1 Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer : Definisi dan Tujuan Pelayanan kesehatan masyarakat primer adalah pendekatan komprehensif yang berfokus pada kebutuhan kesehatan esensial masyarakat. Ini bukan hanya tentang menyediakan fasilitas medis, tetapi juga memberdayakan individu dan komunitas untuk mengambil peran aktif dalam menjaga kesehatan mereka. Definisi Pelayanan kesehatan masyarakat primer adalah pelayanan kesehatan esensial yang didasarkan pada metode dan teknologi praktis, ilmiah, dan diterima secara sosial, yang dapat diakses secara universal oleh individu dan keluarga dalam komunitas melalui partisipasi penuh mereka. Tujuan Utama Meningkatkan status kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Mengurangi kesenjangan akses pelayanan kesehatan. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam upaya kesehatan. Menyediakan pelayanan yang terjangkau dan merata.

Pilar-Pilar Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer Untuk mencapai tujuannya, pelayanan kesehatan masyarakat primer berdiri di atas beberapa pilar utama yang saling mendukung. Partisipasi Masyarakat Melibatkan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program kesehatan. Akses Universal Memastikan setiap orang, tanpa terkecuali, memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkan. Edukasi Kesehatan Memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat tentang cara menjaga kesehatan dan mencegah penyakit. Teknologi Tepat Guna Menggunakan teknologi yang sesuai dengan kondisi lokal dan mudah diimplementasikan.

Bab 2 Pelayanan Kesehatan Primer Tingkat Desa/Kelurahan Di tingkat desa dan kelurahan, pelayanan kesehatan primer menjadi garda terdepan dalam menjangkau masyarakat. Unit-unit pelayanan ini dirancang untuk mendekatkan akses kesehatan kepada setiap warga. Puskesmas Pembantu (Pustu) Sebagai perpanjangan tangan Puskesmas, Pustu menyediakan pelayanan dasar seperti imunisasi, pemeriksaan kehamilan, dan pengobatan penyakit umum. Pustu berperan penting dalam menjangkau daerah-daerah terpencil. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Posyandu adalah bentuk partisipasi masyarakat yang menyediakan pelayanan kesehatan ibu dan anak, gizi, serta imunisasi. Posyandu dikelola oleh kader kesehatan setempat dan menjadi pusat informasi kesehatan di tingkat komunitas.

Peran Kader Kesehatan di Desa/Kelurahan Kader kesehatan adalah pahlawan tanpa tanda jasa di tingkat desa/kelurahan. Mereka adalah jembatan antara fasilitas kesehatan dan masyarakat, memastikan informasi dan pelayanan kesehatan sampai ke setiap rumah. Penyuluhan Kesehatan Memberikan informasi tentang gizi, sanitasi, dan pencegahan penyakit. Pendataan Kesehatan Mencatat data kesehatan ibu dan anak, serta memantau status gizi balita. Rujukan Dini Mengidentifikasi kasus-kasus yang memerlukan penanganan lebih lanjut dan merujuknya ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.

Bab 3 Pelayanan Kesehatan Primer Tingkat Kecamatan Di tingkat kecamatan, Puskesmas menjadi pusat pelayanan kesehatan primer yang lebih komprehensif. Puskesmas tidak hanya menyediakan pelayanan kuratif, tetapi juga promotif dan preventif. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Pelayanan yang diberikan meliputi: Pelayanan kesehatan dasar (umum, gigi, KIA, KB). Upaya kesehatan masyarakat (promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, gizi). Pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular. Pelayanan gawat darurat dasar.

Integrasi Pelayanan di Tingkat Kecamatan Puskesmas berperan sebagai koordinator dan integrator berbagai upaya kesehatan di wilayah kerjanya, memastikan sinergi antara program-program kesehatan dan partisipasi masyarakat. Kemitraan Lintas Sektor Bekerja sama dengan sektor lain seperti pendidikan, pertanian, dan sosial untuk mengatasi determinan kesehatan. Surveilans Epidemiologi Memantau pola penyakit dan faktor risiko untuk mengambil tindakan pencegahan yang tepat. Pengembangan SDM Kesehatan Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dan kader melalui pelatihan berkelanjutan.

Tantangan dan Peluang Meskipun telah banyak kemajuan, implementasi pelayanan kesehatan primer di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, namun juga membuka peluang besar untuk inovasi. Tantangan Keterbatasan sumber daya manusia atau tenaga kesehatan dan fasilitas di daerah terpencil. Aksesibilitas di daerah terpencil dan kepulauan. Perubahan pola penyakit (transisi epidemiologi). Koordinasi antar sektor yang belum optimal. Disparitas fasilitas dan akses antar wilayah. Beban penyakit ganda (penyakit menular + penyakit tidak menular). Rendahnya literasi kesehatan masyarakat. Perubahan pola hidup dan urbanisasi. Peluang Pemanfaatan teknologi digital untuk telemedisin dan edukasi. Peningkatan anggaran kesehatan dan investasi. Penguatan peran masyarakat dan organisasi lokal. Pengembangan model pelayanan inovatif yang sesuai konteks lokal.

Strategi Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer Penguatan Puskesmas sebagai Gatekeeper sistem kesehatan fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) seperti puskesmas, yang berfungsi sebagai pintu gerbang utama untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar, mengelola rujukan, dan mengarahkan pasien ke layanan spesialis hanya jika diperlukan Peningkatan SDM kesehatan melalui pelatihan dan distribusi merata. Digitalisasi layanan kesehatan primer (telemedicine, rekam medis elektronik). Pemberdayaan masyarakat melalui kader kesehatan dan posyandu. Integrasi layanan : promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dalam satu sistem

Kesimpulan dan Langkah Selanjutnya Pelayanan kesehatan primer adalah investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa. Dengan penguatan di setiap tingkatan, Indonesia dapat mewujudkan masyarakat yang lebih sehat dan produktif. 1 Penguatan Kapasitas Meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dan kader di semua tingkatan. 2 gPemanfaatan Teknologi Mengintegrasikan solusi digital untuk efisiensi dan jangkauan pelayanan. 3 Kemitraan Berkelanjutan Membangun kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. 4 Advokasi Kebijakan Mendorong kebijakan yang mendukung penguatan pelayanan kesehatan primer. Terima kasih.

terimakasih

Pengertian trend dan issue komunikasi dalam pelayanan kesehatan Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatananalisa, trend juga dapat didefinisikan salah satu gambaran atau pun informasi yang terjadi pada saat ini yang biasanya sedang popular dikalangan masyarakat Issue adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi pada masa mendatang ,yang menyangkut ekonomi,sosial ,politik,hukum,Kesehatan ,pembangunan nasional (Muharamiatul, 2012)

Trend dalam Keperawatan Keluarga Globalisasi dan Teknologi Dunia tanpa batas mempengaruhi sikap dan pola perilaku keluarga. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi memberi akses informasi kesehatan lebih luas. Perawat dituntut menguasai teknologi untuk mendukung praktik perawatan keluarga. Perubahan Demografi dan Sosial Pertambahan usia harapan hidup dan perubahan struktur keluarga. Mobilisasi penduduk dan migrasi berdampak pada pola pengasuhan keluarga. Profesionalisme dan Standar Pelayanan Tuntutan pelayanan kesehatan keluarga yang semakin profesional dan berkualitas. Kemandirian perawat keluarga dalam praktik meningkat. Pendekatan Komunitas dan Berbasis Keluarga Pergeseran fokus dari perawatan rumah sakit ke pelayanan berbasis komunitas dan keluarga.

Isu Terkini dalam Keperawatan Keluarga Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) Kurangnya perawat keluarga dan rendahnya minat perawat untuk fokus pada keluarga. Perlunya peningkatan pengetahuan dan keterampilan perawat dalam perawatan keluarga. Beban Kerja dan Waktu Pelayanan Keterbatasan waktu perawat untuk melakukan wawancara dan intervensi keluarga secara optimal. Peralihan Kekuasaan ke Keluarga Meningkatkan peran serta keluarga dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan kesehatan keluarga. Integrasi Layanan dan Sistem Rujukan Tantangan dalam penyatuan layanan kesehatan keluarga secara terpadu dan berkelanjutan. Pengaruh Gaya Hidup dan Masalah Psikososial Perubahan gaya hidup dan stres keluarga berdampak pada kesehatan keluarga dan peran perawat.

Tabel Ringkas Trend vs Isu dalam Keperawatan Keluarga Trend Isu yang Timbul Implikasi bagi Keperawatan Keluarga Peningkatan usia harapan hidup (banyak lansia) Penyakit degeneratif (hipertensi, diabetes, stroke) meningkat Perawat fokus pada health promotion dan chronic disease management di rumah. Perubahan struktur keluarga (nuklir, single parent, migran) Keterbatasan caregiver, pola pengasuhan berubah Perawat perlu menjadi konselor keluarga & menjembatani akses dukungan sosial. Urbanisasi & globalisasi Gap kesehatan kota-desa, perubahan gaya hidup Edukasi PHBS, advokasi kebijakan kesehatan di tingkat desa/kecamatan. Kemajuan teknologi kesehatan (telehealth, aplikasi) Isu privasi & kesenjangan digital (digital divide) Perawat harus melek teknologi, menjaga etika & melatih keluarga menggunakan aplikasi kesehatan. Fokus preventif & promotif (PIS-PK, posyandu) Tantangan keterlibatan masyarakat, rendahnya literasi kesehatan Perawat berperan sebagai educator dan motivator untuk pemberdayaan keluarga. Pandemi & penyakit menular baru Kewaspadaan kesehatan keluarga menurun setelah pandemi Perawat meningkatkan kesiapsiagaan keluarga melalui surveillance berbasis komunitas.

Implikasi Keperawatan Keluarga Asuhan Keperawatan Keluarga Berbasis Komunitas Melakukan pengkajian kesehatan keluarga secara menyeluruh (fisik, psikologis, sosial, spiritual). Mengembangkan rencana keperawatan sesuai masalah utama keluarga (misalnya penyakit kronis, kurang gizi, sanitasi buruk). Pemberdayaan Keluarga Melatih keluarga dalam self-care (misalnya: kontrol tekanan darah, diet sehat, manajemen stres). Melibatkan keluarga dalam program PIS-PK, posyandu, dan kegiatan desa siaga. Pemanfaatan Teknologi Edukasi kesehatan via WhatsApp group, aplikasi monitoring kesehatan. Telekonsultasi untuk keluarga di daerah terpencil. Peran Perawat Keluarga di Desa & Kecamatan Di Desa: melalui Posyandu, kader kesehatan, UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat). Di Kecamatan: melalui Puskesmas sebagai pusat koordinasi, dengan program promotif-preventif dan home care. Penguatan Kapasitas Perawat Pelatihan komunikasi transkultural. Manajemen kasus keluarga (case management). Kompetensi dalam analisis data keluarga untuk intervensi berbasis evidence.

Trend Terkini dalam Keperawatan Keluarga Globalisasi dan dampaknya pada kesejahteraan keluarga Kemajuan teknologi dan informasi kesehatan Perubahan demografi dan sosial dalam keluarga Pendekatan profesionalisme dan standar pelayanan Perubahan fokus ke pelayanan berbasis komunitas dan keluarga

Isu Terkini dan Tantangan dalam Keperawatan Keluarga (6 menit) Keterbatasan sumber daya manusia dan kompetensi perawat Beban kerja dan waktu pelayanan Peningkatan peran serta keluarga dalam pengambilan keputusan Integrasi layanan dan sistem referensi keluarga Masalah psikososial dan gaya hidup dalam keluarga
Tags