KONSEP POLA HIDUP SEHAT PERSPEKTIF TAFSIR AL-MISBAH JARYA MUHAMMAD QURAISH SHIHAB (Kajian tafsir Tematik).docx

DewiAisyah42 20 views 145 slides Feb 17, 2025
Slide 1
Slide 1 of 145
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63
Slide 64
64
Slide 65
65
Slide 66
66
Slide 67
67
Slide 68
68
Slide 69
69
Slide 70
70
Slide 71
71
Slide 72
72
Slide 73
73
Slide 74
74
Slide 75
75
Slide 76
76
Slide 77
77
Slide 78
78
Slide 79
79
Slide 80
80
Slide 81
81
Slide 82
82
Slide 83
83
Slide 84
84
Slide 85
85
Slide 86
86
Slide 87
87
Slide 88
88
Slide 89
89
Slide 90
90
Slide 91
91
Slide 92
92
Slide 93
93
Slide 94
94
Slide 95
95
Slide 96
96
Slide 97
97
Slide 98
98
Slide 99
99
Slide 100
100
Slide 101
101
Slide 102
102
Slide 103
103
Slide 104
104
Slide 105
105
Slide 106
106
Slide 107
107
Slide 108
108
Slide 109
109
Slide 110
110
Slide 111
111
Slide 112
112
Slide 113
113
Slide 114
114
Slide 115
115
Slide 116
116
Slide 117
117
Slide 118
118
Slide 119
119
Slide 120
120
Slide 121
121
Slide 122
122
Slide 123
123
Slide 124
124
Slide 125
125
Slide 126
126
Slide 127
127
Slide 128
128
Slide 129
129
Slide 130
130
Slide 131
131
Slide 132
132
Slide 133
133
Slide 134
134
Slide 135
135
Slide 136
136
Slide 137
137
Slide 138
138
Slide 139
139
Slide 140
140
Slide 141
141
Slide 142
142
Slide 143
143
Slide 144
144
Slide 145
145

About This Presentation

KONSEP POLA HIDUP SEHAT PERSPEKTIF TAFSIR AL-MISBAH JARYA MUHAMMAD QURAISH SHIHAB (Kajian tafsir Tematik)


Slide Content

KONSEP POLA HIDUP SEHAT PERSPEKTIF TAFSI@R AL-
MIS{BA<H{ KARYA MUHAMMAD QURAISH SHIHAB
(Kajian Tafsir Tematik)
SKRIPSI
Oleh:
Dewi Aisyah
NIM: 201104010007
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA
DESEMBER 2024
i

KONSEP POLA HIDUP SEHAT PERSPEKTIF TAFSI@R AL-
MIS{BA<H{ KARYA MUHAMMAD QURAISH SHIHAB
(Kajian Tafsir Tematik)
SKRIPSI
Diajukan kepada Unversitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk
memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag.) Fakultas
Ushuluddin Adab dan Humaniora Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir
Oleh:
Dewi Aisyah
NIM: 201104010007
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA
DESEMBER 2024
ii

KONSEP POLA HIDUP SEHAT PERSPEKTIF TAFSI@R AL-
MIS{BA<H{ KARYA MUHAMMAD QURAISH SHIHAB (Kajian
Tafsir Tematik)
SKRIPSI
Diajukan kepada Unversitas Islam Negeri Kiai Haj Achmad Siddiq Jember untuk
memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag.) Fakultas
Ushuluddin Adab dan Humaniora Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir
Oleh:
Dewi Aisyah
NIM: 201104010007
Disetujui Pembimbing
Hj Ibanah Suhrowardiyah Shiam Mubarokah, S.Th.I., M.A.
NIP: 198006232023212018
iii

KONSEP POLA HIDUP SEHAT PERSPEKTIF TAFSI@R AL-
MIS{BA<H{ KARYA MUHAMMAD QURAISH SHIHAB (Kajian
Tafsir Tematik)
SKRIPSI
Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Agama (S.Ag.) Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora Program
Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir
Hari :Senin
Tangga
l
:16 Desember 2024
Tim Penguji
Ketua Sekretaris
Abdulloh Dardum, M.Th. I.
198707172019031006
Ahmad Fajar Shodik, M.Th. I.
198602072015031006
Anggota:
1.Dr. Aslam Sa’ad M.Ag. ( )
2.Ibanah Suhrowardiyah Shiam Mubarokah, S.Th.I., M.A. ( )
Menyetujui
Dekan fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora
iv

MOTTO
ا
َيْنُّدلا َنِم َكَبْيِصَن َسْنَت لَا
َو َةَرِخٰلْاا َراَّدلا ُهّٰللا َكىٰتٰا آَمْيِف
ِ
غَتْباَو
َ
هّٰللا َّنِا
ِ
ضْرَلْاا ىِف َداَسَفْلا
ِ
غْبَت لَا
َو َكْيَلِا ُهّٰللا َنَسْحَا آَمَك ْنِسْحَاَوۗ

َنْيِدِسْفُمْلا ُّبِحُي لَا
٧٧
77. Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala)
negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuatbaiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan.”
(Al-Qasas [28]: 77)
1

1
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Cordoba, 2022), 394
v

vi

PERSEMBAHAN
Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan. Karya ini menjadi akhir dari perjalanan panjang penulis
sebagai mahasiswa. Penyelesaian ini tak lepas dari doa dan dukungan orang-orang
terdekat, sehingga dengan penuh rasa syukur, penulis mempersembahkan skripsi
ini kepada:
1.Dengan segenap cinta dan kerendahan hati, saya sampaikan terima kasih
yang tak terlukiskan kepada kedua orang tua penulis. Almarhum Bapak
Sairi yang semasa hidupnya mendedikasikan diri demi pendidikan tinggi
ketiga putrinya. Tak kalah berarti, Ibu Hartatik, sosok penuh kasih, cinta,
sabar dan seluruh doa serta dukungan tanpa batas, menjadi jantung hati
bagi putri-putrinya tercinta.
2.Teruntuk nenek tersayang, Mbah Katiyem, sosok yang paling tulus dan
ceria yang sangat berarti bagi penulis. Tak lupa kedua saudara penulis,
Mbak Dewi Putri Nurjanah dan Dek Alfa Alfi Nikmatul Janah yang
menjadi anugerah hidup sekaligus teman terbaik sepanjang masa.
3.Guru-guru penulis, terutama Umi Hj. Tartimatus Sholehah, M.Pd.I, Abah
Dr. H. Abdus Syakur, S.Ag, M.Si selaku Pengasuh Pondok Pesantren
Mahasiswi As-Sholihah serta putrinya yang sangat baik hati, Mbak Nazla.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala doa
dan dukungan yang luar biasa, yang telah menjadi kekuatan serta motivasi
bagi penulis dalam menyelesaikan studi ini.
vii

4.Serta seluruh teman-teman penulis, sahabat-sahabat penulis, keluarga
besar PPM As-Sholihah, meski tidak bisa penulis sebut satu per satu,
namun nama kalian selalu penulis ingat dan teriring dalam doa.
Terimaksih sudah mewarnai perjalanan hidup dan menjadi teladan dalam
kebaikan.
viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
Pedoman transliterasi Arab-Indonesia yang digunakan dalam penulisan
ini mengacu pada panduan yang diterbitkan oleh Library of Congress
(Perpustakaan Nasional Amerika Serikat), sebagaimana dijelaskan dalam tabel
berikut:
2
Tabel 0.1: Tabel Transliterasi Konsonan
Awal Tengah Akhir Sendiri Latin/Indonesia
اﺎﺎ ا a/i/u
ﺑﺑ ب ب b
ﺗﺗ ت ت t
ﺜ ﺜ ث ث th
ﺟ ﺟ ج ج j
ﺣﺣ ح حḥ
ﺧﺧ خ خ kh
د د د د d
ذ ذ ذ ذ dh
ر ر ر ر r
ز ز ز ز z
ﺴﺴ س س s
ﺷ ﺷ ش ش sh
ﺻ ﺻ ص صṣ
ﻀ ﻀ ض ضḍ
ط ط ط طṭ
ظ ظ ظ ظẓ
ﻋ ﻌ ﻊ ع ‘(ayn)
ﻏ ﻐﻎ ﻍ gh
ﻓﻔ ف ف f
ﻗ ﻘ ق ق q
ﻛ ﻜ ﻙ ﻙ k
ﻟﻟ ﻞ ل l
ﻣﻣ م م m
ﻧﻨ ﻥ ن n
ﻫ ﻬﻪ
,ﺔ
ﻩ,ﺓ h
ﻭ و و و w
ﻴﻴ ﻱ ﻱ y
2
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jember: UIN Kiai Haji Achmad Siddiq
Jember, 2022), 12-13.
ix

Tabel 0.2: Tabel Transliterasi Vokal Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
ﹷ Fathah a a
ﹻ Kasrah i i
ﹹ Dammah u u
Tabel 0.3: Tabel Transliterasi Vokal Rangkap
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
ْ
ي
.َ..
Fathah dan ya ai a dan u
ْ
و
.َ..
Fathah dan wau au a dan u
Tabel 0.4: Tabel Transliterasi Maddah
Huruf Arab Nama Huruf
Latin
Nama
ى..َ.ا.َ..
Fathah dan alif atau
ya
ā a dan garis di atas
ى.ِ..
Kasrah dan ya ī i dan garis di atas
و.ُ..
Dammah dan wau ū u dan garis di atas
KATA PENGANTAR
ِ
مْيِحَّرلا
ِ
نٰمْحَّرلا ِهّٰللا
ِ
مْسِب
Dengan penuh kerendahan hati, peneliti mengucapkan puji syukur kepada
Allah SWT atas segala rahmat-Nya, yang memungkinkan peneliti menyelesaikan
skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana.
Keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu,
peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
x

1.Bapak Prof. Dr. H. Hepni, S.Ag., M.M., selaku Rektor UIN KHAS
Jember, yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk
menimba ilmu di Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq
Jember.
2.Bapak Prof. Dr. Ahidul Asror, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin
Adab dan Humaniora, yang telah memberikan keteladanan untuk menjadi
pribadi yang gigih dalam mencari ilmu.
3.Bapak Dr. Win Usuluddin Bernadien, M.Hum., selaku Ketua Jurusan
Studi Islam, atas diskusi-diskusi menarik dan masukan-masukan yang
membangun selama proses perkuliahan.
4.Bapak Abdullah Dardum, M.Th.I., selaku Koordinator Program Studi Ilmu
Al-Qur’an dan Tafsir, yang selalu memberikan motivasi dan dukungan
kepada peneliti mengenai pentingnya lulus tepat waktu.
5.Ummah Hj. Ibanah Suhrowardiyah Shiam Mubarokah, S.Th.I., M.A.,
selaku dosen pembimbing akademik dan pembimbing skripsi, yang telah
menyisihkan tenaga dan waktunya, serta selalu telaten dan sabar dalam
memberikan arahan, bimbingan, dan dukungan selama proses perkuliahan
dan penulisan skripsi ini.
6.Seluruh dosen, pegawai, dan civitas academica di lingkungan Fakultas
Ushuluddin Adab dan Humaniora, yang telah memberikan banyak bantuan
dan pengalaman berharga, baik dari ilmu yang diberikan maupun
pelayanan yang luar biasa selama peneliti belajar di Universitas Islam
Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
xi

Akhirnya, peneliti hanya dapat mengungkapkan jazakumullāh
ahsanal jaza’ kepada para pihak yang telah disebutkan maupun yang
tidak disebutkan.
xii

ABSTRAK
Dewi Aisyah, 2024 : Konsep Pola Hidup Sehat Perspektif Tafsi>r Al-Mis}ba>h}
Karya Muhammad Quraish Shihab (Kajian Tafsir Tematik).
Kata Kunci: Pola Hidup Sehat, Kesehatan Holistik, Al-Qur’an, Al-Misbah.
Permasalahan kesehatan telah menjadi perhatian global akibat beberapa
faktor, seperti perubahan lingkungan, kemajuan teknologi, demografi yang bisa
memengaruhi pola hidup manusia. Saat ini, Indonesia menghadapi tantangan
kesehatan berupa tripel burden (beban tiga kali lipat), yakni penyakit infeksi baru
seperti Covid-19, penyakit menular seperti hepatitis, dan Penyakit Tidak Menular
(PTM) seperti jantung. Selain itu, masalah kesehatan mental juga menjadi isu
serius yang memengaruhi kesehatan sosial pada masyarakat. Menurut WHO,
angka PTM menjadi penyebab utama kematian secara global, sementara gangguan
kesehatan mental adalah urutan keempat penyebab kematian. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi, salah satunya adalah pola hidup tidak sehat, seperti
konsumsi makanan instan, kurang olahraga, begadang, stres tinggi, dan polusi
lingkungan. Al-Qur’an menawarkan panduan berharga tentang pentingnya
memelihara kesehatan, menjadikan agama sebagai elemen penting dalam
mendukung perbaikan kualitas hidup manusia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konsep pola hidup sehat perspektif
tafsi>r al-Mis}ba>h} karya Muhammad Quraish Shihab dengan pendekatan
kajian tafsir tematik. Terdapat dua rumusan masalah pada penelitian ini yakni: 1)
Bagaimana konsep pola hidup sehat dalam al-Qur’an?, 2) Bagaimana konsep pola
hidup sehat perspekif Tafsi>r al-Mis{ba>h} karya Muhammad Quraish Shihab?.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
library research (kepustakaan). Teknik pengumpulan data berupa teknik
dokumentasi. Dalam menganalisa data menggunakan metode deskriptif-analitis
dengan teknik analisis model Miles dan Huberman. Penafsiran dalam penelitian
ini menerapkan metode tafsir tematik M. Quraish Shihab yakni menghimpun ayat-
ayat relevan yang mendukung indikator pola hidup sehat.
Hasil dari penelitian ini adalah pola hidup sehat dalam al-Qur’an bersifat
holistik, mencakup kesehatan jasmani, mental, dan sosial. Kesehatan jasmani
meliputi anjuran makan seimbang, kebersihan, tidur yang cukup, dan olahraga.
Kesehatan mental ditekankan melalui ketenangan hati, tawakal, sabar, syukur, dan
menghindari kecemasan. Sedangkan kesehatan sosial menekankan larangan
menghina, berprasangka buruk, serta pentingnya keadilan, persaudaraan, dan
menjaga lingkungan. Menurut tafsir al-Misbah, pola hidup sehat dipahami secara
integratif atau saling berkaitan. Dengan fokus pada amanah menjaga tubuh,
ketenangan batin, dan hubungan sosial yang harmonis, yang bertujuan untuk
menciptakan keseimbangan hidup dan kedekatan dengan Allah SWT.
xiii

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...............................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................iii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................iv
MOTTO .......................................................................................................v
PERSEMBAHAN .....................................................................................vi
PEDOMAN TRANSLITERASI .............................................................viii
KATA PENGANTAR ................................................................................x
ABSTRAK ..................................................................................................xii
DAFTAR ISI ............................................................................................xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1
A.Konteks Penelitian .............................................................................1
B.Fokus Penelitian ...............................................................................10
C.Tujuan Penelitian .............................................................................11
D.Manfaat Penelitian ...........................................................................11
E.Definisi Istilah .................................................................................12
F.Sistematika Pembahasan ..................................................................15
BAB II KAJIAN PUSTAKA .....................................................................17
A.Penelitian Terdahulu ........................................................................17
B.Kajian Teori .....................................................................................24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...............................................43
A.Pendekatan dan Jenis Penelitian ......................................................43
B.Sumber Data ....................................................................................44
xiv

C.Teknik Pengumpulan Data ..............................................................44
D.Teknik Analisis Data .......................................................................45
E.Keabsahan Data ...............................................................................46
F.Tahap-tahap Penelitian ...................................................................47
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ...........................48
A.Indikator Ayat-Ayat Pola Hidup Sehat Dalam Al-Qur'an ...............48
1.Kesehatan Jasmani .....................................................................52
2.Kesehatan Ruhani ......................................................................66
3.Kesehatan Sosial .......................................................................76
B.Sekilas tentang Tafsir Al-Misbah Karya M. Quraish Shihab ..........86
C.Analisis Penafsiran M. Quraish Shihab Tentang Konsep Pola
Hidup Sehat Dalam tafsir Al-Misbah .............................................91
BAB V PENUTUP....................................................................................117
A.Kesimpulan ....................................................................................117
B.Saran ..............................................................................................118
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................119
xv

DAFTAR TABEL
Tabel 0.1 Transliterasi Konsonan ...............................................................viii
Tabel 0.2 Transliterasi Vokal Tungga ..........................................................ix
Tabel 0.3 Transliterasi Vokal Rangkap .......................................................ix
Tabel 0.4 Transliterasi Maddah ....................................................................ix
Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan .........................................................22
xvi

BAB I
PENDAHULUAN
A.Konteks Penelitian
Isu kesehatan hari ini bukan lagi di anggap menjadi ranah
kebijakan nasional akan tetapi, isu kesehatan menjadi salah satu topik yang
terus dibicarakan pada kancah internasional karena beberapa faktor.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi adalah perubahan secara global
yang begitu cepat dalam berbagai bidang. Misalnya, pada faktor
lingkungan, demografi (data penduduk), kemajuan sains dan teknologi,
serta perkembangan industri dan perekonomian.
3
Sehingga permasalahan
kesehatan hari ini semakin kompleks dan sulit untuk ditangani.
Dalam ranah nasional, Indonesia juga memiliki permasalahan-
permasalahan terkait kesehatan, yang sampai sekarang masih
membutuhkan penanganan dari berbagai pihak. Tantangan dan
permasalahan kesehatan Indonesia saat ini mengalami tripel burden atau
beban tiga kali lipat lebih berat dari berbagai penyakit. Tantangan tersebut
berupa: adanya jenis penyakit infeksi yang baru muncul dan terus
bertambah seperti Covid 19. Adanya jenis penyakit menular (PM) seperti
influenza, tuberkulosis (TBC), muntaber, cacar air, hepatitis yang belum
tertangani dengan baik. Serta adanya jenis Penyakit Tidak Menular (PTM)
seperti jantung koroner, stroke, diabetes melitus, kanker yang terus
3
Herry Laksono P. Maryadi, dkk, Kesehatan untuk Semua: Strategi Diplomasi Kesehatan Global
Indonesia (Jakarta Pusat: Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementerian Luar
Negeri Republik Indonesia, 2018), 3.
1
1

meningkat setiap tahunnya.
4
Jenis-jenis penyakit ini membawa dampak
buruk bagi masyarakat, sehingga membutuhkan pencegahan yang tepat
sasaran.
Menurut World Health Organizaton (WHO) Penyakit Tidak
Menular (PTM) menjadi penyumbang angka kematian terbesar setiap
tahunnya. Angka tersebut dapat mencapai 41 juta orang per tahun atau
sepadan dengan 74% dari jumlah kematian secara global.
5
Dimana angka
tersebut menunjukkan setengah populasi yang meninggal terkena jenis
Penyakit Tidak Menular (PTM) dengan jenis penyakit katastropik seperti
serangan jantung, kanker, diabetes mellitus dan penyakit paru obstruktif
kronik. Selain itu, beberapa studi dalam kajian kebijakan data Tim
Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) menyatakan
bahwa, 75% dari jumlah kematian yang disebabkan oleh Penyakit Tidak
Menular (PTM) kerap terjadi di negara berkembang dengan intensitas dan
pelayanan kesehatan yang cukup rendah.
6
Di Indonesia misalnya, data
PTM ini terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini dibuktikan dengan
laporan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) yang menunjukkan
grafik beban biaya untuk PTM semakin melonjak dari angka 14,3 triliun
4
Kementrian Kesehatan, “Masalah dan Tantangan Kesehatan Indonesia Saat ini”, Kemkes.go.id,
15 Maret 2022, https://kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/masalah-dan-tantangan-kesehatan-
indonesia-saat-ini , diakses 2 Maret 2024.
5
World Health Organization (WHO), “Penyakit Tidak Menular”, 16 September 2023
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/noncommunicable-diseases, diakses 2 Maret
2024.
6
Prastuti Soewondo, dkk, Kajian Kebijakan Implementasi Layanan Penyakit Tidak Menular
(PTM) Katastropik Pada Era Jaminan Kesehatan Nasional 2015-2018 (Jakarta Pusat: Tim
Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), November 2021), 6.
2

pada tahun 2015 menjadi 21 triliun pada tahun 2018.
7
Mirisnya, saat ini
jenis Penyakit Tidak Menular (PTM) tidak hanya menyerang orang
dewasa saja, akan tetapi kaum muda bahkan anak-anak yang masih
memasuki usia produktif. Tren PTM mengancam usia produktif umur 10
sampai 14 tahun keatas. Ini harus segera di tanggulangi agar tidak
mengancam SDM (Sumber Daya Manusia) dan perkembangan ekonomi
dimasa mendatang.
8
Data-data tersebut menunjukkan bahwa jenis Penyakit
Tidak Menular menjadi isu kesehatan global maupun nasional. Sehingga,
pencegahan dini menjadi salah satu alternatif yang harus segera di
upayakan oleh semua pihak.
Jenis Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan jenis penyakit
yang tidak bisa ditularkan secara langsung melalui perantara apapun.
Penyebabnya, pola hidup zaman modern mulai mengubah pola sikap dan
kebiasaan perilaku manusia saat ini. Termasuk di dalamnya pola makan
yang serba instan dan tidak memperhatikan asupan nutrisi yang masuk
dalam tubuh, pola tidur dengan kebiasaan begadang, kebiasaan merokok,
mengkonsumsi alkohol serta kurangnya aktifitas fisik seperti olaharaga.
9
Selain itu, dampak perilaku manusia yang semena-mena terhadap
lingkungan sekitar, seperti pencemaran lingkungan menyebakan banyak
7
Tb. Achmad Choesni, dkk, Statistik JKN: Fakta dan Data Capaian Program Jaminan Kesehatan
Nasional 2015-2019, (Jakarta: Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) dan BPJS Kesehatan,
Statistik JKN 2015-2019, 2021) 137.
8
Kementrian Kesehatan, “Penyakit Tidak Menular Kini Ancam Usia Muda”, Kemkes.go.id, 20
Januari 2021 https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20200704 /4434329/penyakit-tidak-
menular-kini-ancam-usia-muda/, diakses 04 Maret 2024.
9
Kementrian Kesehatan RI. Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Rencana
Aksi Nasional: Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular 2015-2019, (Jakarata
Pusat: Percetakan Negara, 2017) 17.
3

nya polusi udara yang mengakibatkan penyakit paru kronis semakin
meningkat. Faktor-faktor yang telah disebutkan diatas merupakan
permasalahan kompleks terhadap pola hidup tidak sehat masyarakat
Indonesia. Dimana faktor tersebut bisa ditanggulangi melalui salah satu
langkah preventif berupa praktik pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-
hari.
Selain itu, isu kesehatan hari ini tidak terfokus pada penyakit fisik
saja, namun kesehatan mental akhir-akhir ini juga memasuki tahap yang
mencemaskan. Kesehatan mental juga sangat berpengaruh pada kesehatan
sosial dan kesehatan fisik. Menurut data Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdes) tahun 2018 menyatakan bahwa, lebih dari 19 juta orang
berusia di atas 15 tahun menderita gangguan mental emosional, dan lebih
dari 12 juta orang kisaran usia yang sama menderita depresi.
10
Selain itu,
menurut data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Kepolisian RI,
angka bunuh diri semakin meningkat dari tahun 2022 sebanyak 900 kasus
menjadi 971 kasus per Oktober tahun 2023.
11
Salah satu contoh kasus
bunuh diri terjadi pada tanggal 13 Agustus 2024 menimpa pada salah
seorang mahasiswa S2 UIN Sunan Kalijaga prodi Ilmu al-Qur’an dan
Tafsir. Dikutip dari kabar berita Merdeka.com bahwa mahasiswa tersebut
dinyatakan meninggal usai melakukan aksi gantung diri di dalam rumah
yang sedang tahap pembangunan di Perumahan Mangli Kaliwates Jember.
10
Kementrian Kesehatan RI, Hasil Utama RISKESDAS 2018 , (Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan: 2018), 77-78.
11
Pusiknas Bareskrim Polri, ‘’Kasus Penemuan Mayat dan Bunuh Diri Meningkat di 2023”,
polri.go.id, 21 Juni 2023, Kasus Penemuan Mayat dan Bunuh Diri Meningkat di 2023 | Pusiknas
Bareskrim Polri diakses 10 Maret 2024.
4

Dugaan motif bunuh diri lantaran korban mengalami depresi berat yang
sangat berat karena asmara.
12
Hal ini sejalan dengan data yang dikeluarkan
oleh WHO bahwa, kasus bunuh diri menjadi pemicu kematian terbesar
nomor empat pada kisaran usia 15-29 tahun dengan metode bunuh diri
seperti menelan pestisida, menggunakan senjata api ataupun gantung diri.
13
Ini merupakan fenomena yang sangat memprihatinkan yang terjadi di
tengah masyarakat kita. Belum lagi dampak lain dari kesehatan mental
seperti turunnya imunitas kekebalan tubuh.
14
Kemudian menurunnya
performa produktivitas baik dalam prestasi sekolah maupun pekerjaan,
bahkan bisa mengganggu hubungan sosial masyarakat.
15
Seseorang yang
mengalami gangguan secara mental berarti mengalami permasalahan pada
pola hidup sehat bagian psikisnya. Pada fenomena tersebut tidak bisa
dibiarkan begitu saja karena berpotensi mencelakai diri sendiri maupun
orang disekitarnya. Sehingga, dibutuhkan kesadaran dari berbagai pihak
baik pemerintah maupun masyarakat untuk mengupayakan kesehatan
dalam jangka waktu yang lama, salah satunya dengan pembiasaan praktik
pola hidup sehat.
12
Titin Supriatin, “Diduga Patah Hati, Mahasiswa S2 Ilmu Alquran dan Tafsir UIN Sunan
Kalijaga Gantung Diri”, Merdeka.com, 13 Agustus 2024,
https://www.merdeka.com/peristiwa/diduga-patah-hati-mahasiswa-s2-ilmu-alquran-dan-tafsir-uin-
sunan-kalijaga-gantung-diri-180119-mvk.html diakses 10 September 2024.
13
World Health Organization (WHO), “Bunuh Diri”, 28 Agustus 2023 https://www.who.int/news-
room/fact-sheets/detail/suicide diakses 22 Mei 2024.
14
Caroline Dharmawana dan Niken Bayu Argaheni, “Dampak Kesehatan Mental Terhadap Sistem
Kekebalan Tubuh Selama Pandemi Covid-19”, PLACENTUM Jurnal Ilmiah Kesehatan dan
Aplikasinya 9, 2 (Surakarta 2021): 20-21.
15
Lestari dan Nadia Rista, “Pengaruh Kesehatan Mental Terhadap Efektivitas Belajar Siswa Kelas
VIII Pada Mata Pelajaran IPS Di SMP Negeri 20 Bekasi”, Reseacrh and Development Journal of
Education 9, 2 (Oktober 2023): 887-888.
5

Hari ini solusi praktik pola hidup sehat nyatanya tidak hanya
menjadi solusi pada satu jenis penyakit saja, akan tetapi semua jenis
penyakit mulai dari penyakit fisik maupun penyakit non fisik. Hal ini
menunjukkan bahwa pola hidup sehat merupakan langkah pencegahan
terbaik untuk menekan angka penyakit. Sayangnya, kesadaran masyarakat
terhadap pola hidup sehat masih terbilang sangat rendah. Oleh karenanya,
kajian pola hidup sehat serta edukasi kepada masyarakat harus terus
digencarkan.
Adapun pengertian sehat menurut WHO dalam buku Fikih
Kesehatan adalah suatu keadaan dimana dikatakan sehat bukan hanya
terbebas dari penyakit fisik saja, tetapi adanya keselarasan dan
kesejahteraan antara fungsi fisik, psikis dan sosial.
16
Sehingga, dari
pengertian sehat di atas pengukuran kualitas hidup dapat dilihat melalui
kesehatan fisik, kesehatan psikologis (emosional, kognisi dan refleksi)
serta kesehatan sosial.
Agama Islam hadir sebagai solusi problematika yang dihadapi
ummat. Sesuai fatwa yang dikeluarkan oleh Kementrian Agama yakni
Islam S{ho>lih}un li Kulli Zama>n wa Maka>n bahwa Islam adalah
agama yang relevan dalam segala perkembangan zaman dan tempat.
17
Al-
Qur’an sebagai tuntunan umat manusia juga menawarkan praktik pola
hidup sehat. Menurut tafsir kementrian agama RI, Term sehat dalam al-
16
Ahsin W. Al Hafidz, Fikih Kesehatan, (Jakarta : Amzah, 2007), 4.
17
Kementrian Agama, “Menag: Fatwa Dapat Jadikan Islam Shalihun li Kulli Zaman wa Makan”,
Kemenag.go.id, 2 Desember 2012 https://kemenag.go.id/nasional/menag-fatwa-dapat-jadikan-
islam-shalihun-li-kulli-zaman-wa-makan-6dq1vn, diakses 05 Maret 2024.
6

Qur’an tidak di jelaskan secara eksplisit, melainkan anjuran tersebut
dijelaskan secara implisit. Dalam al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 195
telah dijelaskan secara implisit anjuran untuk selalu menjaga kesehatan
secara lahiriah, ruhaniah dan sosial. Allah SWT berfirman QS. al-Baqarah
[2]: 195 sebagai berikut:
ِ
ةَكُلْهَّتلا ىَلِا ْمُكْيِدْيَاِب اْوُقْلُت لَا
َو ِهّٰللا ِلْيِبَس ْيِف اْوُقِفْنَاَوۛ

َنْيِنِسْحُمْلا ُّبِحُي َهّٰللا َّنِا اْوُنِسْحَاَوۛ
١٩٥
Artinya: 195. Berinfaklah di jalan Allah, janganlah jerumuskan dirimu ke
dalam kebinasaan, dan berbuatbaiklah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang berbuat baik
18
.
Pesan yang terkandung dalam ayat tersebut adalah orang yang
mengabaikan kesehatannya ibarat menjatuhkan dirinya sendiri ke dalam
kerugian besar. Karena, mereka tidak menjaga karunia kesehatan yang
telah Allah SWT anugerahkan kepada umat manusia. Selain itu, allah juga
sangat menyukai orang-orang yang berbuat baik yakni perbuatan positif
untuk dirinya sendiri ataupun orang lain. Dapat kita lihat dari penjelasan
ayat tersebut bahwa ada anjuran untuk menjaga kesehatan secara lahiriah,
ruhaniah dan sosial. Ini sejalan juga dengan anjuran menjaga pola sehat
dalam sebuah hadits sebagai berikut:
ُ
نْبا َوُه ٍديِعَس ُنْب ِهَّللا ُدْبَع اَنَرَبْخ
أَ
َميِهاَرْب
إِ
ُنْب ُّيِّكَمْلا اَنَثَّدَح
َ
لاpَق اppَمُهْنَع ُهَّللا َيِpضَر
ٍ
ساَّبَع
ِ
نْبا ْنَع ِهppيِب
أَ
ْنَع ٍدpْنِه يِب
أَ
ا
ppَم
ِ
هيِف ٌنوppُبْغَم ِناppَتَمْعِن َمَّلَppسَو ِهppْيَلَع ُهَّللا ىَّلَص ُّيِبَّنلا َلاَق
ا
َنَثَّدَح ُّيِرَبْنَعْلا ٌساَّبَع َلاَق ُغاَرَفْلاَو ُةَّحِّصلا
ِ
ساَّنلا ْنِم ٌريِثَك
ٍ
دppْنِه يِب
أَ

ِ
نْب ِديِعَppس
ِ
نْب ِهَّللا ِدppْبَع ْنَع ىَppسيِع ُنْب ُناَوْفَص
ِ
هppْيَلَع ُهَّللا ىَّلَص ِّيِبَّنلا ْنَع
ٍ
ساَّبَع َنْبا ُتْعِمَppس ِهppيِب
أَ
ْنَع
ُ
هَلْثِم َمَّلَسَو
18
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Cordoba, 2021),
7

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Al Makki bin Ibrahim, telah
mengabarkan kepada kami Abdullah bin Sa'id yaitu Ibnu Abu Hind dari
Ayahnya dari Ibnu Abbas radhiallahu'anhuma dia berkata, Nabi ﷺ
bersabda, "Dua kenikmatan yang kebanyakan manusia tertipu dengannya
adalah kesehatan dan waktu luang." 'Abbas Al 'Anbari mengatakan; telah
menceritakan kepada kami Shofwan bin Isa dari Abdullah bin Sa'id bin
Abu Hind dari Ayahnya saya mendengar Ibnu Abbas dari Nabi ﷺ seperti
hadits di atas. (H{a>di>s\ S}ha>h}i>h}, Diriwayatkan oleh Imam Bukhari
No.6412).
19
Merujuk al-Qur’an dan hadits di atas, maka kesehatan merupakan
anjuran yang wajib di jaga dan di syukuri. Bentuk syukur dapat berupa
menjaga pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Apabila tubuh
manusia dalam kondisi prima, maka seseorang akan maksimal dalam
beribadah kepada Allah SWT, hubungan sesama manusia terjaga baik dan
optimal dalam menjalankan kewajiban di dunia.
Disinilah peran agama sangat penting untuk mengawal kemajuan
kesehatan di era milenial. Dimana kajian terhadap kesehatan dengan sudut
pandang al-Qur’an (keagamaan) merupakan salah satu solusi yang perlu di
tindak lanjuti. Pertimbangannya dapat kita lihat sebagai berikut: Pertama
permasalahan kesehatan memerlukan banyak kajian dari berbagai
perspektif, seperti sains dan teknologi, sosio budaya, antropologi serta
sudut pandang teologi atau agama. Kedua, isu kesehatan merupakan
permasalahan global yang menjadi kewajiban dunia dalam upaya
penanganannya. Ketiga, beragam strategi penanganan kesehatan yang
terus diupayakan akan sangat membantu tindakan pencegahan. Keempat,
keberadaan agama sangat mempengaruhi para penganutnya untuk
19
Muhammad bin Isma’il Abu Abdillah al-Bukhari al-Ju’fi, Shahih Bukhari Juz 8, (Beirut: Dar al-
Tuq An-Najah,1442 H), 88 https://shamela.ws/book/1681/9625
8

mempraktikan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
20
Meskipun
demikian, kajian tentang konsep pola hidup sehat perspektif intelektual
muslim, khususnya mufassir Indonesia belum terlalu banyak dikaji secara
mendalam, sedangkan isu kesehatan di era kontemporer semakin kompleks
dan kritis. Atas dasar fenomena tersebut, penulis memiliki ketertarikan
terhadap konsep pola hidup sehat menurut kitab Tafsi>r al-Mis{ba>h}
karya M. Quraish Shihab.
Adapun alasan pemilihan kitab Tafsi>r al-Mis{ba>h} adalah
karena kitab ini merupakan kitab tafsir kontemporer yang mengungkapkan
kandungan al-Qur’an dari berbagai sudut pandang, arah penafsirannya
juga menitikberatkan pada aspek sosial kemasyarakatan (ada>bi
ijtima>’i>).
21
Selain itu, menurut penelitian yang dilakukan Atik Wartini,
dalam menafsirkan al-Qur’an M. Quraish Shihab selalu membuka dengan
bil riwa>yah terlebih dahulu baru menggunakan ra’yu (akal) beliau.
Sehingga, pendekatan berupa kajian sains juga menjadi indikator
pertimbangan dalam penafsirannya.
22
Adapun permasalahan praktik pola
hidup sehat yang terjadi di masyarakat tidak bisa dilihat dari segi saintifik
saja, tetapi faktor psikis dan lingkungan sosial juga sangat mempengaruhi.
Selain itu, adanya sudut pandang agama akan sangat mempengaruhi para
20
Ahmad Zainal Abidin dan Fahmi Muhammad, “Tafsir Ekologis dan Problematika Lingkungan
(Studi Komparatif Penafsiran Mujiyono Abdillah Dan Mudhofir Abdullah Terhadap Ayat-Ayat
Tentang Lingkungan)”, Jurnal Studi Al-Qur’an dan Tafsir 4, 1 (November 2020): 2.
21
Yusuf Budiana, “Kekhasan Manhaj Tafsir Al-Misbah Karya M. Quraish Shihab”, Jurnal Iman
dan Spiritualitas 1. 1 (Maret 2021): 88.
22
Atik Wartini, “Corak Penafsiran M. Quraish Shihab Dalam Tafsir Al-Misbah”, Hunafa: Jurnal
Studia Islamika 11, 1 (Juni 2014): 123.
9

penganutnya dengan sebuah karya ataupun ucapan tokoh tersebut. Tafsi>r
al-Mis{ba>h} merupakan salah satu produk tafsir Indonesia yang
penulisnya masih hidup sampai sekarang dan memiliki banyak pengikut.
Sehingga, harapan dari kajian ini bisa mempengaruhi praktik pola hidup
sehat masyarakat Indonesia.
Selain alasan diatas, penulis juga menemukan kesenjangan
terhadap penelitian terdahulu bahwa konsep pola hidup sehat hanya
dijelaskan melalui kacamata sehat secara jasmani dan rohani saja dan
belum ada yang memfokuskan pada satu jenis kitab tafsir. Padahal melihat
pengertian sehat menurut WHO, maka sehat diartikan sebagai keselarasan
antara fungsi fisik (jasmani), psikis (rohani) dan sosial. Sehingga sehat
secara sosial juga menjadi indikator dalam menjalankan praktik pola hidup
sehat. Oleh karenanya, peneliti ingin mengkaji secara mendalam sekaligus
melengkapi kajian terdahulu mengenai konsep pola hidup sehat baik sehat
secara fisik, psikis dan sosial perspektif Tafsi>r al-Mis{ba>h} karya
Muhammad Quraish Shihab. Akhirnya penulis menekankan penelitian ini
dengan judul skripsi: “Pola Hidup Sehat Perspektif Tafsi>r al-
Mis{ba>h} Karya Muhammad Quraish Shihab (Kajian Tafsir
Tematik)”.
B.Fokus Penelitian
Berdasarkan konteks penelitian yang telah di paparkan di atas,
maka peneliti merumuskan beberapa fokus penelitian sebagai berikut:
10

1.Bagaimana konsep pola hidup sehat di dalam al-Qur’an?
2.Bagaimana konsep pola hidup sehat perspekif Tafsi>r al-Mis{ba>h}
karya Muhammad Quraish Shihab?
C.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian akan ditulis berdasarkan rumusan
masalah di atas, sebagai berikut:
1.Mengetahui konsep pola hidup sehat di dalam al-Qur’an.
2.Mengetahui konsep pola hidup sehat perspekif Tafsi>r al-Mis{ba>h}
karya Muhammad Quraish Shihab.
D.Manfaat Penelitian
Dalam melakukan proses penelitian, hasil penelitian ini diharapkan
memberikan manfaat sebagai berikut:
1.Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan pemahaman serta
menambah ilmu pengetahuan terutama mengenai konsep pola hidup sehat
di dalam al-Qur’an. Melihat dari sudut pandang mufassir Indonesia yakni
Muhammad Quraish Shihab dalam kitab Tafsi>r al-Mis{ba>h}. Selain itu,
penelitian ini diharapkan mampu melengkapi kajian terdahulu tentang
konsep pola hidup sehat khususnya melengkapi pada bagian sehat secara
sosial. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam penelitian-
penelitian selanjutnya.
2.Secara Praktis
a.Bagi Peneliti
11

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
peneliti untuk memperluas pengetahuan mengenai praktik pola
hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, hasil
penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran betapa
pentingnya menjaga kesehatan untuk kesejahteraan dimasa
mendatang.
b.Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan mampu melengkapi kajian
terdahulu, sehingga penelitian ini bisa menambah khazanah
keilmuan tentang pola hidup sehat perspektif mufassir Indonesia
dan bisa dijadikan rujukan untuk penelitian selanjutnya.
c.Bagi Masyarakat Luas
Penelitian ini di harapkan memberikan manfaat bagi
masyarakat luas untuk mendorong kesadaran akan pentingnya
menjaga kebiasaan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat
agar menambah pemahaman terkait anjuran pola hidup sehat
didalam al-Qur’an. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas
hidup dan kesejahteraan kesehatan dimasa mendatang.
E.Definisi Istilah
Definisi istilah disini berarti menggambarkan istilah-istilah penting
dari judul penelitian diatas. Tujuannya agar tidak terjadi kesalah pahaman
12

makna dari maksud peneliti. Adapun istilah-istilah tersebut sebagai
berikut:
13

1.Konsep
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) konsep adalah
suatu ide atau teori dari sebuah rancangan yang telah dipikirkan secara
abstrak. Rancangan tersebut berupa gambaran dari suatu objek yang
bisa dipahami.
23
Secara terminologi menurut Sonny Sumarsono konsep
adalah bagian terpenting dari sebuah penelitian yang menggambarkan
peristiwa tertentu, sehingga bisa digunakan untuk menggambarkan
peristiwa lain yang saling berkaitan untuk mendapatkan makna.
24
Adapun pengertian konsep menurut Sudaryono adalah gagasan atau
ide untuk mewakili suatu pemahaman yang dirancang seseorang atas
dasar penalaran dan logika sehingga menghasilkan teori-teori
penelitian ilmiah.
25
Dari beberapa uraian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa kosep adalah sesuatu yang dirancang untuk
mendapatkan teori-teori lain yang saling berkaitan dalam sebuah
penelitian ilmiah. Dalam hal ini adalah konsep pola hidup sehat yang
didalamnya ada konsep sehat secara lahiriah (fisik), ruhaniah (psikis)
dan sosial.
23
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kbbi.web.id, https://kbbi.web.id/konsep
#google_vignette diakses 11 Maret 2024.
24
HM. Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia,(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004),
26.
25
Sudaryono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Mix Method, (Depok: Rajawali Pers,
2019), 1.
14

2. Pola Hidup Sehat
Kata pola menurut KBBI diartikan sebagai sebuah sistem, cara
kerja, bentuk ataupun struktur yang tetap atau sama.
26
Adapun
pengertian hidup menurut KBBI adalah bergerak, mengalami
kehidupan dengan keadaan atau cara yang dipercayainya.
27
Maka, pola
hidup dapat diartikan sebagai cara kerja atau kebiasaan seseorang
dalam menjalani kehidupan sesuai aturan yang dipercayai. Kemudian
pengertian sehat menurut menurut WHO dalam buku Fikih Kesehatan
adalah suatu keadaan seseorang dikatakan sehat bukan hanya terbebas
dari penyakit fisik saja, tetapi adanya keselarasan antara fungsi fisik,
psikis dan sosial.
28
Oleh karenanya, pola hidup sehat adalah kebiasaan
seseorang dalam menjalani kehidupan dengan memperhatikan faktor-
faktor kesehatan secara menyeluruh baik dari jasmani, rohani dan
sosial.
3.Perspektif
Menurut KBBI maksud dari perspektif adalah sudut pandang atau
pandangan seseorang untuk memaknai objek tertentu
29
Dalam
penelitian ini menggunakan perspektif Tafsi>r al-Mis{ba>h} karya
Muhammad Quraish Shihab sebagai data utamanya.
26
KBBI Daring, kbbi.web.id, https://kbbi.web.id/pola diakses 14 September 2024.
27
KBBI Daring, kbbi.web.id, https://kbbi.web.id/hidup diakses 14 September 2024.
28
Ahsin W. Al Hafidz, Fikih Kesehatan,...4.
29
KBBI Daring, kbbi.web.id, https://kbbi.web.id/perspektif diakses 14 September 2024.
15

4.Tafsi>r al-Mis{ba>h}
Tafsi>r al-Mis{ba>h} adalah tafsir al-Qur’an yang ditulis oleh M.
Quraish Shihab berjumlah 15 volume didalamnya memuat 30 juz.
Dalam penafsirannya beliau menggunakan metode tahlili yakni
menafsirkan ayat demi ayat untuk menjelaskan al-Qur’an sesuai urutan
mushaf dengan berbagai aspek kajian sebagai pisau analisis. Selain itu,
corak yag paling kentara dari tafsir beliau adalah corak lugha>wi dan
ada>bi ijtima>’i> (sosial kemasyarakatan).
30
5.Tafsir Tematik
Tafsir tematik atau tafsir maud}u>’i> adalah menghimpun ayat-
ayat al-Qur’an yang memiliki tujuan atau tema yang sama, kemudian
menganalisis pada asba>bun nuzu>l nya, muna>sabat ayat serta
korelasi ayatnya kemudian mengambil kesimpulan.
31
Pada penelitian
ini penulis menggunakan metode tafsir tematik sebagai cara untuk
menghimpun ayat konsep pola hidup sehat dalam al-Qur’an.
F.Sistematika Pembahasan
Dalam sistematika pembahasan, penulis akan menjelaskan
bagaimana konsep alur pembahasan penelitian sesuai buku pedoman
Penulisan Karya Ilmiah UIN KHAS Jember sebagaimana berikut:
32

30
Tatang Muslim Tamimi dan Wahyudin, “Manhaj Al-Tafsir Al-Misbah Karya Quraisy Shihab”,
Bayani: Jurnal Studi Islam 2, 1 (Juli, 2022), 101-102.
31
Rosihon Anwar, dkk, Pengantar Studi Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2019), 255.
32
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember,
(Jember: Kencana, 2021), 48.
16

BAB I Pendahuluan:
Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai konteks
penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi
istilah, penelitian serta sistematika pembahasan.
BAB II Kajian Pustaka:
Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai kajian pustaka,
terdiri dari penelitian terdahulu dan kajian teori sebagai pisau analitis
dalam sebuah penelitian.
BAB III Metode Penelitian:
Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai metodologi
penelitian yang terdiri dari jenis dan pendekatan penelitian, sumber data,
teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data dan tahap-tahap
penelitian.
BAB IV Hasil dan Pembahasan:
Pada bab ini adalah bagian paling penting dari sebuah penelitian
yang berisikan jawaban atau solusi atas fokus masalah yang telah
dipaparkan sebelumnya. Adapun untuk bab ini meliputi: gambaran objek
penelitian, penyajian data, analisis dan pembahasan dari hasil temuan
peneliti.
BAB V Penutup:
Pada bab ini penulis menyimpulkan penelitian secara keseluruhan
untuk menjawab rumusan masalah serta saran yang membangun untuk
penulis ataupun penelitian yang akan datang.
17

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Penelitian Terdahulu
Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan beberapa
sumber data yang berasal dari digilib UIN KHAS Jember, Google Scholar,
Research Gate dan beberapa jenis sumber lainnya untuk mengumpukan
data yang relevan. Di antara hasil pencarian tersebut, penulis berhasil
menemukan sejumlah penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
penelitian penulis saat ini. Beberapa di antaranya adalah:
1.Tesis berjudul “Epistemologi Tafsir Tematik Jama’i Kementrian
Agama Tentang Pola Hidup Sehat” karya Muhammad Arif Rasyid
Ridha, Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2020.
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memahami epistemologi
penafsiran pola hidup sehat dalam tafsir tematik Kemenag meliputi
sumber penafsiran, metode dan pendekatan tafsir. Kemudian menguji
kebenaran pada ayat-ayat pola hidup sehat pada tafsir Kemenag
menggunakan teori kebenaran korespondensi, koherensi dan
pragmatisme. Hasil penelitian M. Arif Rasyid Ridha adalah terdapat 38
ayat yang membahas pola hidup sehat dalam tafsir tematik Kemenag.
Sumber penafsiran nya berasal dari al-Qur’an, ijtihad (akal), realitas
yang terjadi, hadis serta pendapat para mufassir. Validitas dari ayat-
17
18

ayat tentang pola hidup sehat dapat teruji kebenarannya secara
pragmatisme, korespondensi dan koherensi.
33

Berdasarkan analisis penulis, maka letak perbedaan penelitian M.
Arif Rasyid Ridha dengan penelitian penulis adalah pada objek
penelitiannya. Penelitian penulis bukan membahas tentang
epistemologi penafsiran ayat-ayat pola hidup sehat, melainkan
membahas konsep pola hidup sehat baik secara jasmani, rohani dan
sosial perspektif Tafsi>r al-Mis{ba>h} karya M. Quraish Shihab.
2.Skripsi berjudul “Perintah Menjaga Makanan dan Minuman Dalam al-
Qur’an dan Relevansinya dengan Pola Hidup Sehat (Studi Tematik)”
karya M. Rahyuna Indra, Mahasiswa UIN Sultan Syarif Kasim Riau
tahun 2022. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penafsiran
ayat-ayat perintah menjaga makan dan minum sesuai ajaran al-Qur’an.
Kemudian mencari relevansi antara ayat-ayat perintah menjaga makan
dan minum dengan pola hidup sehat. Hasil penelitian M. Rahyuna
Indra adalah para mufassir setuju bahwa Allah SWT memerintahkan
manusia untuk mengkonsumsi makanan yang halal dan t}ayyib
(berkualitas) serta menjauhi barang-barang yang haram. Kemudian
perintah tersebut sangat relevan dengan pola hidup sehat karena
menjaga makanan dan minuman sesuai proporsional.
34

33
Muhammad Arif Rasyid Ridha, “Epistemologi Tafsir Tematik Jama'i Kementrian Agama
Tentang Pola Hidup Sehat”, Tesis (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2020), 110.
34
M. Rahyuna Indra, “Perintah Menjaga Makanan dan Minuman Dalam Al-Qur'an dan
Relevansinya dengan Pola Hidup Sehat (Studi Tematik)”, Skrpsi, (Universitas Islam Negri Sultan
Syarif Kasim Riau, 2022), 91.
19

Berdasarkan analisis penulis, letak perbedaan antara penelitian M.
Rahyuna Indra dengan penelitian penulis adalah pada objek
pembahasannya. Pada penelitian terdahulu fokus penelitiannya adalah
perintah menjaga makanan dan minuman menurut al-Qur’an kemudian
dicari relevansinya dengan pola hidup sehat. Namun pada penelitian
penulis menjelaskan tentang konsep pola hidup sehat secara fisik,
psikis dan sosial menurut Tafsi>r al-Mis{ba>h} karya M.Quraish
Shihab.
3.Skripsi bejudul “Pola Hidup Sehat Dalam Perspektif al-Qur’an” karya
M. Nur Wahyudi, Mahasiswa UIN Walisongo Semarang tahun 2015.
Pada penelitian ini bertujuan untuk memahami pola hidup sehat serta
mencari hubungannya dengan kualitas hidup. Hasil dari penelitian ini
adalah pola hidup sehat telah diterangkan dalam al-Qur’an yakni
anjuran untuk menjaga kesehatan secara jasmani dan rohani.
Kemudian korelasi antara pola hidup sehat dengan kualitas hidup
adalah jasmani yang mampu mempraktikkan kebersihan lingkungan,
pola makan, pola tidur serta olahraga secara teratur berarti mampu
menjaga keseimbangan dan menjalankan fungsi sesuai anjuran al-
Qur’an.
35
Persamaan penelitian M. Nur Wahyudi dengan penelitian penulis
adalah sama-sama membahas tentang pola hidup sehat. Namun,
terdapat perbedaan yakni dalam penelitian penulis membahas tentang
35
M. Nur Wahyudi, “Pola Hidup Sehat dalam Perspektif Al-Qur’an”, Skripsi (Universitas Islam
Negeri Walisongo Semarang, 2015), 79-85.
20

pola hidup sehat baik dari segi jasmani, rohani dan sosial perspektif
Tafsi>r al-Mis{ba>h} karya M. Quraish Shihab.
4.Jurnal berjudul “Mengatur Pola Hidup Sehat Dengan Berpuasa
Menurut Ajaran Islam” karya Nur Nadya Fitriani dan Alya Azahra
Maulida tahun 2023. Pada penelitian ini bertujuan untuk menggali
secara mendalam makna pola hidup sehat serta mengetahui manfaat
dalam konteks keislaman. Hasil dari penelitian ini adalah puasa
bukanlah sekedar ritual biasa, akan tetapi manfaat puasa begitu besar
terhadap kesejahteraan tubuh dan jiwa. Selain itu, agama islam telah
menempatkan pola hidup sehat sebagai prinsip utama, dengan cara
menempatakan fungsi fisik, psikis dan spiritual sebagai dasar utama.
36

Persamaan penelitian Nur Nadya Fitriani dan Alya Azahra Maulida
dengan penelitian penulis adalah sama-sama membahas tentang pola
hidup sehat. Namun perbedaanya terletak pada penelitian penulis
membahas tentang pola hidup sehat dengan membahas tiga fungsi
yakni secara fisik, psikis dan sosial. Kemudian melihat melalui sudut
pandang Tafsi>r al-Mis{ba>h} karya M. Quraish Shihab.
5.Jurnal berjudul “Pola Hidup Sehat Menurut Al-Qur’an (Kajian
Maudhu’i Terhadap Ayat-Ayat Kesehatan)” karya Ria Puspitasari
tahun 2022. Pada penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang
pola hidup sehat perspektif al-Qur’an yang berangkat dari ayat-ayat
tentang kesehatan tanpa adanya penjelasan dari mufassir. Hasil dari
36
Nur Nadya Fitriani dan Alya Azahra Maulida, “Mengatur Pola hidup Sehat dengan Berpuasa
Menurut Ajaran Islam”, Jurnal Religion: Jurnal Sosial, Agama dan Budaya 1, 6 (2023), 719.
21

penelitian ini adalah pola hidup sehat yang dijelaskan dalam al-Qur’an
sama dengan penjelasan para ahli termasuk menurut WHO. Persamaan
tersebut adalah anjuran menjaga kesehatan secara jasmani dan rohani.
Dimana untuk mendapatkan kesehatan yang utuh harus menjaga kedua
kesehatan tersebut, karena keduanya memiliki keterkaitan yang saling
mempengaruhi.
37
Persamaan penelitian Ria Puspitasari dengan penelitian penulis
adalah fokus penelitiannya sama-sama membahas tentang pola hidup
sehat secara jasmani dan rohani tanpa disertai sudut pandang mufassir.
Namun yang menjadi perbedaan adalah pada penelitian penulis
membahas tentang pola hidup sehat dari segi jasmani, rohani dan
sosial. Adapun sudut pandang yang digunakan terfokus pada satu kitab
tafsir yakni Tafsi>r al-Mis{ba>h} karya M. Quraish Shihab.
6.Jurnal berjudul “Pola Hidup Sehat dan Relevansinya Dengan Ibadah
Perspektif Pendidikan Islam” karya Muhammad Raisa Attansyah, Sigit
Dwi Laksana, Lilis Sumaryanti tahun 2023. Pada penelitian ini
bertujuan untuk memaparkan hubungan antara nilai-nilai pendidikan
agama Islam dengan pola hidup sehat sesuai ajaran al-Qur’an dan
sunnah Nabi. Hasil dari penelitian ini adalah adanya kesinambungan
antara nilai Pendidikan Agama Islam dengan pola hidup sehat.
37
Ria Puspitasari, “Pola Hidup Sehat Menurut Al-Qur'an (Kajian Maudhu’i Terhadap Ayat-ayat
Kesehatan )”, Jurnal Inovatif 8, 1 (Februari, 2022), 137.
22

Keseimbangan tersebut berupa menjaga kesehatan tubuh dan
kesehatan jiwa.
38
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian penulis adalah
fokus penelitian yang sama membahas tentang pola hidup sehat.
Adapun perbedaan dengan penelitian penulis adalah pada pokok
bahasan penelitian. Penelitian penulis membahas tentang konsep pola
hidup sehat yang dijelaskan secara fisik, psikis dan sosial perspektif
Tafsi>r al-Mis{ba>h} karya M. Quraish Shihab.
Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan
Kajian terdahulu dengan penelitian yang akan diteliti
NoNama, Tahun,
Judul
Persamaan Perbedaan
1Muhammad Arif
Rasyid Ridha
tahun 2020, Tesis
berjudul
“Epistemologi
Tafsir Tematik
Jama’i
Kementrian
Agama Tentang
Pola Hidup
Sehat”
Objek materialnya sama-
sama membahas
mengenai pola hidup
sehat.
Adapun fokus penelitiaanya
bukan membahas mengenai
epistemologi dalam suatu
tafsir. Akan tetapi, penelitian
ini membahas tentang pola
hidup sehat yang disajikan
secara jasmani, rohani dan
sosial. Serta objek formanya
difokuskan pada satu
penafsiran saja yakni
Tafsi>r al-Mis{ba>h}
2M. Rahyuna
Indra tahun 2022,
Skripsi berjudul
“Perintah
Menjaga
Makanan dan
Minuman Dalam
al-Qur’an dan
Relevansinya
Secara garis besar objek
materialnya berbeda,
namun ada kesamaan
yakni menyinggung pola
hidup sehat serta sama-
sama menggunakan
metode tafsir tematik.
Adapun perbedaan terletak
pada fokus pembahasannya.
Yakni bukan membahas
perintah menjaga makan dan
minum dalam Al-Qur’an,
akan tetapi membahas
konsep pola hidup sehat
secara keseluruhan yang
didalamnya juga ada anjuran
38
Muhammad Raisa Attansyah, dkk, “Pola Hidup Sehat dan Relevansinya dengan Ibadah
Perspektif Pendidikan Islam”, Kuttab: Jurnal Ilmu Pendidika Islam 7, 1 (Maret, 2023), 72.
23

dengan Pola
Hidup Sehat
(Studi Tematik)”.
menjaga pola makan dan
minum. Objek formalnya
menggunakan sudut pandang
Tafsi>r al-Mis{ba>h}.
3M. Nur Wahyudi
tahun 2015,
Skripsi berjudul
“Pola Hidup
Sehat Dalam
Perspektif al-
Qur’an”.
Fokus pembahasan
sama-sama mengkaji
tentang praktik pola
hidup sehat dan
menggunakan metode
tafsir tematik.
Penulis menambahkan
pemabahasan dari faktor
kesehatan sosialnya juga.
Kemudian pada objek
formalnya difokuskan pada
satu kitab tafsir saja yakni
Tafsi>r al-Mis{ba>h} karya
Muhammad Quraish Shihab.
4Nur Nadya
Fitriani dan Alya
Azahra Maulida,
2023, Jurnal
“Mengatur Pola
Hidup Sehat
Dengan Berpuasa
Menurut Ajaran
Islam”
Objek materialnya sama-
sama menyinggung
tentang pola hidup sehat.
Fokus pembahasannya tidak
hanya membahas keterkaitan
pola hidup sehat dengan
berpuasa dalam ajaran islam.
Akan tetapi pada penelitian
ini ingin mengupas secara
tuntas pola hidup sehat dari
aspek fisik, psikis dan sosial
menggunakan sudut pandang
Tafsi>r al-Mis{ba>h}
5Ria Puspitasari
tahun 2022,
Jurnal berjudul
“Pola Hidup
Sehat Menurut
Al-Qur’an
(Kajian Maudhu’i
Terhadap Ayat-
Ayat
Kesehatan)”.
Sama-sama membahas
tentang pola hidup sehat
secara jasmani dan
rohani dan menggunakan
metode tafsir Maudhu’i.
Fokus penelitian penulis
lebih melebar dengan
memasukkan pola hidup
sehat secara sosial kemudian
objek formalnya difokuskan
pada satu kitab tafsir yakni
Tafsi>r al-Mis{ba>h} karya
Muhammad Quraish Shihab.
6Muhammad
Raisa Attansyah,
Sigit Dwi
Laksana, Lilis
Sumaryanti tahun
2023, Jurnal
berjudul “Pola
Hidup Sehat dan
Relevansinya
Dengan Ibadah
Perspektif
Pendidikan
Islam”.
Ada kesamaan yakni
menyinggung pola hidup
sehat.
Fokus pembahasannya tidak
membahas pola hidup sehat
yang dikaitkan dengan
ibadah perspektif pendidikan
Islam. Akan tetapi pada
penelitian ini menyajikan
dari sudut pandang pola
hidup sehat secara
mendalam perspektif satu
kitab tafsir yakni Tafsi>r al-
Mis{ba>h corak ada>bi
ijtma>’i> atau sosial
kemasyarakatan.
24

B.Kajian Teori
1.Pola Hidup Sehat
Pola hidup sering disebut juga dengan gaya hidup, adalah
kebiasaan seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Menurut
Soejono pola hidup adalah perilaku seseorang secara individu atau
kelompok yang mencakup suatu kebiasaan, norma, dan nilai, yang
mempengaruhi cara pandang seseorang dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
39
Adapun pengertian pola hidup menurut Suhardjo
adalah perilaku sehari-hari yang mencakup aspek-aspek tertentu yang
telah dipercayai untuk memberikan pengaruh tertentu dalam
hidupnya.
40
Maka, pola hidup disini dapat diartikan sebagai kebiasaan
seseorang yang telah dipercayai yang dilakukan secara terus-menerus
untuk mencapai tujuan tertentu. Dimana kebiasaan yang di inginkan
dipercaya akan memberikan dampak yang besar dalam hidupnya.
Adapun pengertian sehat mengambil dari beberapa ahli yakni
sebagai berikut: sehat menurut World Health Organization (WHO)
dalam buku Fikih Kesehatan adalah keadaan di mana seseorang
mencapai kesejahteraan secara menyeluruh dalam dirinya, mencakup
aspek fisik, mental, dan sosial, bukan hanya sekadar bebas dari
penyakit atau kelemahan fisik.
41
Kesehatan bukan hanya tentang
kebebasan masalah fisik, melainkan keadaan ideal yang
39
Supriyanto, Pengantar Ilmu Kesehatan, (Yogyakarta: Andi Offset, 2005), 78.
40
Suhardjo, T, Konsep Dasar Pola Hidup Sehat, (Jakarta: Salemba Medika, 2011), 25.
41
Ahsin W. Al-Hafidz, Fikih Kesehatan, (Jakarta : Amzah, 2007), 4.
25

memungkinkan seseorang dapat menjalani aktivitas harian secara
maksimal, baik secara mental maupun sosial. Sejalan juga, menurut
UU No. 36 Tahun 2009, sehat dapat diartikan sebagai kondisi yang
meliputi kesejahteraan fisik, mental, spiritual, dan sosial, yang
memungkinkan individu manusia dapat beraktivitas secara produktif
dalam aspek sosial dan ekonomi.
42
Adapun pengertian sehat menurut
Majelis Ulama’ Indonesia (MUI) adalah nikmat dari Allah SWT yang
harus dijaga dan disyukuri karena mencakup aspek fisik, mental, dan
sosial yang memungkinkan seseorang dapat menjalankan tugasnya di
dunia, beribadah, dan menjalankan kehidupan secara produktif sesuai
ajaran Islam.
43
Oleh karena itu, dari beberapa definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa sehat adalah kesejahteraan pada manusia yang
mencakup tiga aspek dalam hidupnya yakni keselarasan fungsi
jasmani, ruhani dan sosial pada diri manusia sesuai tuntunan agama.
Quraish Shihab juga memiliki definisi sendiri mengenai kesehatan,
beliau berpendapat bahwa kata “sehat wal afiat” dalam literatur
keagamaan sedikit berbeda makna dengan Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI). Beliau bependapat bahwa, KBBI sering menyebut
arti “sehat” dipersamakan dengan arti “afiat”. Kata afiat dalam KBBI
memiliki arti kuat dan sehat, sedangkan sehat sendiri diartikan keadaan
baik segenap anggota badan. Kemudian, beliau menjelaskan dari sudut
42
Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pasal 1
Ayat 1.
43
Fatwa Majelis Ulama’ Indonesia (MUI) tentang Kependudukan, Kesehatan dan Pembangunan,
(Jakarta: 30 Oktober 1983).
26

pandang literatur keagamaan bahwa kata “sehat wal afiat” memiliki
makna yang berbeda, karena terdapat kata “wa” yang memiliki arti
“dan” yang berarti ada dua makna yang berbeda. Dalam kamus bahasa
arab kata a>‘fiyah dimaknai perlindungan Allah SWT yang diberikan
kepada hamba-Nya dari segala macam tipuan musihat dan malapetaka.
Afiat dapat diartikan sebagai kondisi optimal anggota tubuh manusia
berfungsi secara harmonis dan sesuai dengan tujuan penciptaan-Nya.
Sedangkan kata sehat diartikan sebagai keadaan yang baik bagi semua
bagian tubuh. Quraish shihab memberikan analogi bahwa mata yang
sehat berarti melihat ataupun membaca tanpa menggunakan kacamata,
sedangkan mata yang afiat berarti menggunakan mata untuk melihat
dan membaca hal-hal yang baik, serta menjauhkan pandangan dari
yang terlarang, karena itulah fungsi penciptaan mata yang
sebenarnya.
44

Maka berangkat dari beberapa definisi diatas, pengertian pola
hidup sehat adalah suatu cara hidup yang mencakup praktik dan
kebiasaan seseorang, yang bertujuan untuk menjaga kesehatan fisik,
mental, dan sosial. Ini meliputi asupan gizi seimbang, aktivitas fisik
yang cukup, serta keseimbangan emosional dan hubungan sosial yang
positif. Sehingga, seseorang dapat mencapai kualitas hidup yang baik
dan terhindar dari berbagai penyakit.
44
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an (Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat),
(Bandung : Mizan, 1997), 181-182.
27

2.Macam-macam kesehatan
Dalam bidang ilmu kesehatan, terdapat beberapa aspek utama yang
harus dipahami untuk mencapai kondisi sehat secara menyeluruh,
yakni sebagai berikut:
a.Kesehatan Jasmani
Kesehatan jasmani sering disebut juga dengan kesehatan
fisik, dimana hal tersebut sangat berhubungan dengan kebugaran
tubuh. Kesehatan jasmani adalah kebugaran semua organ tubuh
tanpa mengalami rasa sakit atau keluhan yang bisa melemahkan
badan. Kesehatan fisik dapat tercapai ketika seseorang tidak
mengeluhkan gangguan, semua organ tubuh berfungsi normal dan
memiliki kekuatan serta daya tahan yang baik untuk beraktivitas.
45
Dalam pandangan Islam, kesehatan jasmani merupakan aspek
penting yang harus dirawat dengan baik. Tubuh manusia diartikan
sebagai amanah dari Allah SWT, sehingga menjaganya menjadi
kewajiban setiap ummat manusia. Prinsip ini selaras dengan tujuan
syari’ah islam yang mengutamakan perlindungan lima hal pokok
(maqa>s}id al-syari> ‘ah), salah satunya adalah menjaga
keselamatan jiwa .
46

Quraish Shihab juga berpendapat bahwa, dalam koteks
kesehatan jasmani ditemukan berbagai petunjuk dalam al-Qur’an
dan sunnah Nabi yang secara mendasar menekankan betapa
45
Mohammad Takdir Ilahi, Revolusi Hidup Sehat ala Rasulullah, (Yogyakarta: Katahati, 2015),
30.
46
Ahsin W. Al-Hafidz, Fikih Kesehatan...1.
28

pentingnya upaya pencegahan dalam menjaga kesehatan fisik.
Beliau mengutip salah satu hadits nabi yang menjelaskan bahwa
tidak dianjurkan untuk beribadah sampai melampaui batas
sehingga mengabaikan kebutuhan jasmaniyah manusia.
47

Dalam ilmu kedokteran, ada lima aspek utama pembahasan
kesehatan fisik yakni ketahanan kardiovaskular, kekuatan otot,
daya tahan otot, fleksibilitas (kelenturan), serta proporsi yang ada
dalam tubuh.
48
Aspek-aspek tersebut dapat kita praktikan dengan
menjaga kesehatan badan. Menurut Irianto, untuk mencapai
kebugaran dan kesehatan fisik, seseorang perlu mengatur asupan
makanan, terhidrasi, mendapatkan istirahat yang cukup, serta
berolahraga secara teratur. Oleh karena itu, pola hidup sehat fisik
meliputi pengaturan pola makan, istirahat yang memadai, aktivitas
fisik/olahraga yang rutin dan menjaga kebersihan diri.
49
Penjelasan
tersebut dapat kita jabarkan sebagai berikut:
47
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an ...183.
48
Dedy Pranata dan Noortje Anita Kumaat, "Pengaruh Olahraga dan Model Latihan Fisik
Terhadap Kebugaran Jasmani Remaja", Jurnal Kesehatan Olahraga (2), 10 (Juni, 2022), 108.
49
Djoko Pekik Irianto, Pendidikan Kebugaran Jasmani yang Efektif dan Aman, (Yogyakarta:
Lukman Offset, 2000), 16.
29

1)Menjaga pola makan dan pola minum.
Menurut ilmu kesehatan, menjaga kebiasaan makan dan
minum yang baik berarti mengkonsumsi makanan yang bergizi
dan seimbang, mengontrol porsi makan sesuai dengan
kebutuhan tubuh, serta mengatur jadwal makan teratur. Pola
minum yang baik mencakup air putih yang cukup dan
menghindari minuman tinggi gula.
50
Dalam pandangan Islam, pola makan dan minum yang
sehat diajarkan untuk tidak berlebih-lebihanan (Q.S. al-A’raf
[7]: 31). Rasulullah SAW juga menganjurkan pembagian porsi
makan yang seimbang, yakni sepertiga untuk makan, sepertiga
untuk air/minum, dan sepertiga untuk udara (HR. Tirmidzi).
Islam sangat menekankan pentingnya makanan yang halal dan
t}ayyib (Q.S al-Baqarah [2]: 168)
51
. Maka, menjaga pola
makan dan minum sehat berarti seimbang dalam jumlah,
kualitas, dan waktu, serta memperhatikan aspek tuntunan
syariat agama.
50
Kementrian Kesehatan, “Pola Makan Yang Sehat”, Kemkes.go.id, 24 Juni 2024,
https://yankes.kemkes.go.id/ view_artikel/3467/pola-makan-yang-sehat, diakses 08 Oktober 2024.
51
Ahsin W. Al-Hafidz, Fikih Kesehatan...164-165.
30

2)Menjaga pola tidur.
Dalam pandangan ilmu kesehatan, pola tidur yang baik
adalah dengan memastikan durasi tidur sekitar 7-9 jam per
malam untuk orang dewasa, serta menjaga konsistensi waktu
tidur agar tidak begadang. Selain itu, lingkungan tidur yang
nyaman misalnya mengurangi cahaya dan kebisingan, serta
menghindari konsumsi kafein ataupun makanan berat sebelum
tidur. Hal ini, sangat penting dalam mendukung tidur yang
berkualitas.
52
Dalam pandangan islam, Nabi Muhammad SAW
mengajarkan untuk tidur lebih awal setelah shalat isya’ dan
bangun di sepertiga malam terakhir untuk melaksanakan
kesunnahan shalat tahajjud. Islam juga menganjurkan tidur
siang (qailulah) sebentar untuk menjaga keseimbangan energi.
53
Maka, prinsip islam dalam pola tidur mencerminkan
keseimbangan antara kebutuhan fisik dan ibadah untuk
memperkuat kesehatan jasmani dan rohani.
52
Kementrian Kesehatan, “5 Cara Meninngkatkan Kualitas Tidurmu Agar Esok Pagi Lebih
Bugar”, Kemkes.go.id, 4 Agustus 2022, https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1012/5-cara-
meningkatkan-kualitas-tidurmu-agar-esok-pagi-lebih-bugar diakses 8 Oktober 2024.
53
Irham Riad dan Muhammad Zainal Khadafi, "Qailullah (tidur siang) dalam Tradisi Sunnah",
Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya 6, 1 (2023), 1308.
31

3)Meningkatkan kekuatan tubuh (olahraga).
Menurut ilmu kesehatan, olahraga memiliki peran krusial
untuk menjaga fisik tetap sehat, bugar dan kuat. Aktivitas fisik
teratur seperti berjalan kaki, berlari, berenang, atau latihan
kekuatan berfungsi membantu memperkuat otot, menjaga
kesehatan jantung, dan meningkatkan daya tahan tubuh.
54
Dalam pandangan islam, menjaga kesehatan fisik dianggap
bagian dari ibadah. Rasulullah SAW mengajak umatnya
melalui anjuran untuk menjaga tubuh agar kuat, seperti dalam
hadits, “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah
daripada mukmin yang lemah” (HR Muslim). Selain itu,
macam-macam olahraga seperti memanah, berkuda, dan
berenang dianjurkan oleh Nabi sebagai latihan fisik yang baik.
4)Menjaga kebersihan diri.
Dalam ilmu kesehatan, menjaga kebersihan diri sangatlah
penting untuk mencegah penyebaran penyakit dan memperkuat
sistem imun tubuh. Contohnya seperti mandi secara teratur,
mencuci tangan sebelum makan, menjaga kebersihan mulut
dengan menggosok gigi dua kali sehari, memotong kuku secara
berkala dan mengganti pakaian bersih setiap hari.
55
Apabila
54
Kementrian Kesehatan, “Ini Segudang Manfaat Berolahraga”, Kemkes.go.id, 4 April 2023,
https://yankes.kemkes.go.id/viewartikel/2295/ini-segudang-manfaat-berolahraga diakses 8
Oktober 2024.
55
Centers for Disease Control and Prevention (CDC), "About Hygiene, Sanitation, and
Environmentally Related Hyginie (WASH)", cdc.gov, 2 April 2024,
https://www.cdc.gov/hygiene/about/index.html diakses 8 Oktober 2024.
32

tubuh bersih dan sehat akan memberikan perasaan nyaman dan
percaya diri.
Dalam pandangan Islam, menjaga kebersihan diri
merupakan bagian yang tidak hanya dianjurkan tetapi
diwajibkan. Islam sangat menekankan pentingnya kebersihan
melalui konsep t}aharah (kesucian).
56
Rasulullah SAW
bersabda, “Sesungguhnya Allah itu baik dan mencintai
kebaikan, bersih dan mencintai kebersihan, mulia dan
mencintai kemuliaan, dermawan dan mencintai kedermawanan.
Maka bersihkanlah tempat-tempatmu” (HR. Tirmidzi).
Penjelasan ini menegaskan bahwa kebersihan diri adalah salah
satu aspek yang dicintai Allah SWT, serta bagian dari sikap
yang mulia.
b.Kesehatan Ruhani
Kesehatan ruhani dalam ilmu kesehatan sering disebut
dengan kesehatan mental, dimana hal tersebut sangat berhubungan
dengan otak manusia apakah dalam keadaan normal atau
terganggu. Menurut WHO, kesehatan mental adalah keadaan
sejahtera yang memungkinkan seseorang untuk menghadapi
tekanan hidup, menyadari potensi diri, belajar dan bekerja secara
efektif, serta memberikan kontribusi kepada lingkungan atau
komunitas di sekitarnya.
57
Menurut Undang-Undang No. 18 Tahun
56
Ahsin W. Al-Hafidz, Fikih Kesehatan...3.
57
World Health Organization (WHO), “Mental Health”, who.int, 17 Juni 2022,
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-health-strengthening-our-response
33

2014 tentang Kesehatan Jiwa, kesehatan mental merujuk pada
keadaan di mana individu dapat berkembang secara optimal dalam
aspek fisik, mental, spiritual, dan sosial. Ini memungkinkan
individu untuk mengenali potensi diri, menghadapi stres, bekerja
secara efektif, serta memberikan kontribusi positif kepada
masyarakat.
58
Maka, kesehatan mental erat kaitannya dengan
emosional dan psikologis seseorang. Pada pendapat lain, kesehatan
mental adalah keadaan di mana seseorang terbebas dari gejala-
gejala gangguan jiwa seperti neurosis dan penyakit jiwa lainnya.
59
Inti dari kesehatan mental merupakan kondisi di mana individu
dapat berfungsi secara optimal dalam kehidupan sehari-hari,
mengelola emosi, serta membangun hubungan sosial yang baik.
Kesehatan mental memiliki beberapa dimensi yang saling
terkait. Dimensi tersebut dapat diukur melalui keseimbangan antara
IQ (Kecerdasan Intelektual), EQ (Kecerdasan Emosional), dan SQ
(Kecerdasan Spiritual). Otak memiliki tiga fungsi utama yang
membedakannya, yaitu: fungsi emosional, fungsi kognitif yang
rasional dan eksploratif serta fungsi reflektif yang melibatkan
supranatural dan religius. Dimensi emosional mencakup
kemampuan mengelola emosi secara sehat, dimensi kognitif
melibatkan kemampuan berpikir dan menyelesaikan masalah, serta
diakses 9 Oktober 2024.
58
Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa,
Pasal 1 Ayat 1.
59
Mohammad Takdir Ilahi, Revolusi Hidup Sehat ala Rasulullah…40.
34

dimensi spiritual berkaitan dengan makna hidup dan tujuan yang
lebih tinggi.
60
Dalam pandangan Islam, kesehatan mental berarti
keseimbangan jiwa yang terwujud melalui ketenangan batin dan
kemampuan mengelola emosi dengan baik. Islam mengajarkan
pentingnya keimanan dan ibadah sebagai sumber ketenangan hati
disebutkan dalam al-Qur’an (QS. Ar-Ra’du [13]: 28). Selain itu,
menjaga hubungan sosial yang baik serta bisa mengendalikan
emosi seperti marah dan mengendalikan stres melalui kesabaran
dan tawakkal merupakan bagian dari kesehatan mental. Praktik
spiritual seperti doa dan zikir juga membantu dalam menenangkan
jiwa manusia.
61

Menurut Quraish Shihab, al-Qur’an telah mengajarkan
bahwa ada berbagai penyakit yang dapat menyerang hati dan akal
manusia. Seseorang dengan keimanan yang lemah digambarkan
oleh al-Qur’an sebagai individu yang hatinya dipenuhi dengan
penyakit. Penyakit-penyakit jiwa ini sangat beragam seperti rasa
takut, cemas, pesimis, rendah diri, kesombongan, kebencian,
dendam, fanatisme dan sifat kikir. Beliau juga berpendapat bahwa,
pandangan Islam tentang penyakit mental mencakup aspek yang
sangat luas dan mendalam. Ini mungkin meliputi hal-hal yang
60
A. Iskandar, Sosiologi Kesehatan (Suatu Telaah Teori dan Empirik), (Bogor : PT Penerbit IPB
Press, 2012), 15.
61
Yudha Hafidh Pratama dkk, "Kesehatan Mental Dalam Pandangan Islam", Jurnal Riset
Rumpunan Ilmu Kedokteran 2, 2 (Oktober 2023), 195.
35

belum sepenuhnya terjangkau oleh pemahaman ilmu kesehatan
modern.
62
Oleh karena itu, praktik kesehatan mental dalam Islam
mencakup hubungan kuat dan dekat dengan Allah SWT melalui
ibadah (zikir dan do’a), sikap tawakkal, serta sabar yang mampu
mengendalikan emosi.
c.Kesehatan Sosial
Kesehatan sosial adalah kemampuan untuk membangun
hubungan antara individu dengan orang lain. Keadaan ini diartikan
sebagai hubungan sosial yang positif serta membangun hubungan
interpersonal yang baik. Kesehatan sosial terganggu ketika
individu melakukan tindakan yang bertentangan dengan hati
nurani, melanggar norma agama, hukum, dan etiket.
63
Sebaliknya,
kesehatan sosial terjaga jika individu mematuhi ketentuan-
ketentuan tersebut. Adapun dimensi-dimensi kesehatan sosial
mencakup seperti hubungan yang harmonis antar individu,
penerimaan di lingkungan sosial, partisipasi aktif dalam kegiatan
sosial, kesejahteraan sosial, dan adaptasi sosial yakni kemampuan
menyesuaikan diri dengan perubahan.
64
Dimensi-dimensi ini
apabila ada pada diri manusia akan membentuk kemkamuran sosial
individu yang lebih baik. Selain itu, kunci dari kesehatan sosial
adalah interaksi yang baik dan tidak melanggar norma apapun.
62
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an ...188-189.
63
A. Iskandar, Sosiologi Kesehatan (Suatu Telaah Teori dan Empirik)…31-36.
64
Riny Natalina, "Tiga Aspek Dalam Kesehatan Sosial", Jurnal Forum Kesehatan: Media
Publikasi Kesehatan Ilmiah 1, 11 (Februari 2021), 11.
36

Dalam pandangan Islam, kesehatan sosial dipandang lebih
mendalam sebagai bagian penting dari kehidupan yang harmonis
dan seimbang. Kesehatan sosial menurut islam menekankan
pentingnya interaksi yang baik dengan semua makhluk hidup.
Interaksi tersebut meliputi interkasi yang baik sesama manusia,
interaksi yang baik dengan binatang serta interaksi yang baik
dengan lingkungan. Hal ini meliputi: Pertama, interaksi yang baik
sesama manusia. Islam mendorong umatnya untuk menjalin
hubungan yang harmonis dan saling menghormati. Ini termasuk
nilai-nilai seperti membangun keadilan, persaudaraan, kasih
sayang, tolong menolong, empati, dan saling memberi dukungan
dalam kehidupan sehari-hari.
65
Kedua, interaksi yang baik dengan
binatang. Dalam Islam, menjaga kesejahteraan hewan adalah
bagian dari tanggung jawab manusia. Memperlakukan hewan
dengan baik, tidak menyiksa, dan memberikan hak-hak mereka
merupakan bentuk interaksi yang seharusnya dijunjung tinggi.
66
Ketiga, interaksi dengan lingkungan. Islam mengajarkan perlunya
menjaga kelestarian lingkungan sebagai bagian dari ibadah.
Manusia diharapkan untuk tidak merusak alam dan menjaga
sumber daya alam agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
67
Dengan demikian, kesehatan sosial dalam pandangan islam
65
Edo Alvizar Dayusman dkk, “Kemanusiaan dan Kesejahteraan Sosial Dalam Pemikiran Isam
Kontemporer”, Tajdid: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan 1,7 (April 2023), 123
66
Sira Abdul Rahman, “Religion and Animal Walfare An Islamic Perspective”, Animals 11, 7
(Februari 2017), 2 of 6 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5332932/
67
Dwi Runjani Juwita, “Fiqh Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Islam”, El-Wasathiya: Jurnal
Studi Agama 1, 5 (Juni 2017), 40.
37

mencakup upaya untuk menciptakan keseimbangan dan harmoni
dalam semua aspek kehidupan, baik di dalam komunitas manusia,
dengan makhluk hidup lainnya, maupun dengan lingkungan
sekitar. Interaksi yang baik ini sangat penting untuk mencapai
masyarakat yang sejahtera dan berkelanjutan.
Quraish Shihab juga berpendapat tentang kesejahteraan
sosial, yakni keadaan masyarakat yang sejahtera dan tidak
mengalami gangguan dan kesulitan berupa hambatan dari
masyarakat. Beliau menggambarkan bahwa, keadaan sejahtera
dianalogikan seperti gambaran al-Qur’an mengenai keadaan
sejahtera di surga. Kondisi tersebut adalah suasana surga yang
penuh dengan ketenangan, keharmonisan, kesucian, keikhlasan
serta mereka dapat hidup dengan keimanan yang begitu kuat.
Beliau juga mengartikan, dalam konteks masa kini kesejahteraan
diartikan sebagai kondisi di mana seseorang terbebas dari rasa
takut akan penindasan, kelaparan, kekurangan air, penyakit,
kebodohan, dan kekhawatiran terhadap masa depan. Lebih lanjut,
beliau menjelaskan bahwa sistem kesejahteraan sosial dalam Islam
tidak hanya terbatas pada yang sifatnya pada materi atau finansial
saja, melainkan keuangan hanyalah salah satu bentuk dari berbagai
macam dukungan yang dianjurkan dalam Islam.
68
Prinsip
kesejahteraan ini mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk
68
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an ...127-129.
38

dukungan moral, spiritual dan sosial, yang bertujuan untuk
menciptakan keseimbangan dan keadilan dalam masyarakat.
3.Tafsir Tematik
Tafsir tematik atau tafsir maud}u>‘i termasuk salah satu dari
empat metode yang digunakan dalam penafsiran al-Qur’an. Kata tafsir
adalah masdar dari kata fasara (رﺳﻓ) yang terdiri dari huruf fa', sin,
dan ra yang berarti memberikan penjelasan yang terang. Sedangkan
kata maud}u>‘i berasal dari kata wadha’a (ﻊﺿو) yang berarti
meletakkan. Kemudian kata maud}u>‘i (ع
ضوم
) merupakan isim maf’ul
yang berarti dibicarakan, atau tema yang menjadi inti dalam suatu
pembicaraan.
69
Menurut Quraish Shihab, tafsir tematik adalah
pendekatan yang berfokus pada satu tema tertentu lalu mencari
pandangan berdasarkan al-Qur’an. Secara umum, langkahnya meliputi
pengumpulan ayat-ayat terkait, menganalisisnya secara mendalam,
mengaitkan ayat umum dengan yang khusus, serta memperkaya
dengan hadits-hadits, lalu menyusun kesimpulan yang komprehensif
dan menyeluruh tentang tema tersebut.
70
Adapun menurut al-Farmawi,
tafsir maud}u>‘i adalah menghimpun ayat-ayat al-Qur’an yang
memiliki tema yang sama yakni membicarakan satu topik masalah
tertentu, kemudian menyusun berdasarkan kronologi ayat dan asbabun
nuzul-nya. Lalu, penafsir mulai memasukkan keterangan serta
69
Irsyad Al-fikri Ys dan Deden Rohmanudin, “Sebab-Sebab Historis Lahirnya Metode Maudu’i
dalam Tafsir”, Jurnal Iman dan Spiritualitas 3, 1, (September 2021), 360.
70
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir: Syarat, Ketentuan dan Aturan yang Patut Anda Ketahui
dalam Memahami Ayat-Ayat al-Qur’an, (Tanggerang: Lentara Hati, 2013), 385.
39

penjelasan dan mengambil suatu kesimpulan yang dimaksud.
Sehingga, bisa memahami maksud terdalam dari ayat tersebut.
71

Cikal bakal tafsir tematik telah ada sejak masa zaman Nabi
Muhammad SAW, meskipun nama tersebut belum dikenal secara
formal. Nabi sering menjelaskan ayat-ayat al-Qur’an dengan ayat lain,
sehingga penafsiran tematik secara sederhana sudah diterapkan sejak
zaman beliau. Mislanya, beliau pernah menjelaskan kata z}ulum
dalam QS. al-An’am [6]: 82 dengan ayat lain yakni QS. Luqman [31]:
13. Benih penafsiran ayat dengan ayat semakin tumbuh pesat sehingga
lahirlah kitab-kitab tafsir yang mengarah pada penafsiran tematik ayat
dengan ayat. Salah satunya, tafsir ath-Thabary (839-923M) dipandang
sebagai karya tafsir pertama yang muncul dalam bidang tafsir tematik.
Kemudian muncul kitab-kitab tafsir yang fokus pada penafsiran yang
bertemakan kumpulan ayat-ayat hukum (tafsir ahkam). Contohnya
adalah tafsir Ah}ka>m al-Qur’an karya Abu Bakar Ahmad bin Ali ar-
Razy al-Jashshash (305-370H) dan tafsir al-Ja>mi‘ li Ah}ka>m al-
Qur’a>n karya Abdullah Muhammad bin Ahmad al-Anshary al-
Qurthubi (671H). Adapun ulama’ tafsir juga menjelaskan bahwa,
dalam satu kesatuan surah akan ada hubungan pembahasan dari awal
ayat hingga akhir. Meskipun dalam ayat tersebut berbicara tentang
pembahasan yang berbeda-beda. Ulama’ tafsir tersebut salah satunya
adalah Imam Abu Ishaq Ibrahim bin Musa asy-Syatibhiy (720-790H)
71
Abd. al-Hayy al-Farmawi/ Penerjemah: Suryan A.Jamrah, Metode Tafsir Mawdhu’iy: Sebuah
Pengantar/ Abd. al-Hayy al-Farmawi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994), 36.
40

dalam menafsirkan satu surah penuh yakni surah al-Mu’minu>n.
Kemudian, Mahmud Syaltut (1893-1963M) juga mengarang kitab
dengan menggunakan metode yang sama.
72
Menurut al-Farmawi, tafsir
tematik memiliki dua bentuk dalam model penafsirannya: Pertama,
membahas satu surah secara keseluruhan dengan menjelaskan makna
umum dan khususnya, serta menjelaskan hubungan antara berbagai
masalah yang di kandung dalam surah tersebut, sehingga terlihat
sebagai satu kesatuan surah yang utuh dan cermat. Kedua,
mengumpulkan ayat-ayat dari beberapa surah yang membahas tema
yang sama. Ayat-ayat ini disusun dan dianalisis menggunakan metode
tafsir tematik.
73

Bentuk kedua dari metode tafsir tematik banyak dibahas oleh para
ulama tafsir di Universitas Al-Azhar, Mesir. Mereka berpendapat
bahwa Syekh Ahmad Sayyid Al-Kummy adalah pencetus metode
tematik yang berbeda dari yang diperkenalkan oleh para ulama
sebelumnya. Beliau menjabat sebagai ketua jurusan tafsir di Fakultas
Ushuluddin Al-Azhar dan saat itu dijadikan sebagai salah satu mata
kuliah di fakultas tersebut. Setelah itu, munculah beberapa kitab tafsir
yang menerapkan metode yang sama dan dikembangkan. Di antaranya
adalah al-Futu>h}at al-Rahba>niyah fi at-Tafsi>r al-Maudu>‘i li
al-A>yat al-Qur’aniyah karya Syekh al-Husaini Abu Farhan. Selain
72
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir…387.
73
Suryan A.Jamrah, Metode Tafsir Mawdhu’iy: Sebuah Pengantar/ Abd. al-Hayy al-Farmawi…
35-36.
41

itu, juga diterbitkan buku-buku yang menjelaskan metode tersebut
seperti al-Bida>yah at-Tafsir Al-Maud}u>‘i karya Abdul Hayy Al-
Farmawi.
74

Menurut al-Farmawi, penyebab kurangnya perhatian terhadap
tafsir tematik di masa lalu adalah: Pertama, karena para penafsir saat
itu belum menggunakan metode tafsir tematik, sebab spesialisasi
seperti mengkaji satu bahasan tema belum menjadi tujuan utama dalam
kajian mereka. Kedua, Para penafsir zaman dulu tidak merasa perlu
melakukan tafsir tematik karena mereka hafal al-Qur’an dan memiliki
pemahaman mendalam tentang berbagai ilmu keislaman. Mereka
mampu menghubungkan ayat-ayat dengan mudah dan menjelaskan
maknanya berkat keahlian mereka yang luas. Oleh karena itu, ada dua
alasan juga mengapa tafsir tematik semakin penting saat ini. Pertama,
perkembangan zaman membuat masalah manusia lebih kompleks,
sehingga tafsir tematik membantu menjelaskan hukum dan makna al-
Qur’an yang relevan dengan isu sosial, politik, ekonomi, dan moral.
Hal ini membantu umat memahami bahwa al-Qur’an selalu relevan
dalam setiap aspek kehidupan dan memiliki hukum yang jelas. Kedua,
tafsir tematik diharapkan dapat menghilangkan tuduhan negatif dari
Barat dan orientalis yang sering melakukan kajian al-Qur’an secara
tidak tematik atau salah.
75
74
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir…388.
75
Suryan A. Jamrah, Metode Tafsir Mawdhu’iy: Sebuah Pengantar/ Abd. al-Hayy al-Farmawi…
41-44.
42

Dalam tulisan ini, penulis menggunakan metode tafsir tematik M.
Quraish Shihab yang telah sedikit dielaborasi. Beliau menekankan
bahwa pentingnya berangkat dari permasalahan atau problem social.
76
Adapun langkah-langkah metodis sebagai berikut:
1.Menentukan topik atau tema yang akan dibahas.
2.Mengumpulkan ayat-ayat al-Qur’an yang terkait dengan topik
tersebut.
3.Mengkaji setiap ayat yang berhubungan dengan tema yang dipilih,
sambil memperhatikan latar belakang turunnya ayat (asba>b al-
nuzu>l).
4.Menyusun urutan ayat-ayat berdasarkan kronologi turunnya,
sehingga jelas perbedaan antara periode makki> dan madani>.
5.Memahami hubungan ayat-ayat tersebut dengan suratnya masing-
masing (muna>sabah ayat).
6.Menyusun pembahasan secara sistematis, lengkap, dan sempurna.
7.Melengkapi pembahasan dengan hadits, riwayat sahabat, atau
sumber-sumber lain yang relevan jika dianggap perlu, agar
pembahasan semakin jelas dan sempurna.
8.Mengkompromikan ayat-ayat yang mengandung makna umum dan
khusus (‘am-kha>s), mut}laq dan muqayyad atau ayat yang
76
M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur'an: Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan
Masyarakat, (Bandung: Mizan, 2013), 177-179.
43

bertentangan, hingga tercipta satu kesimpulan yang utuh mengenai
pandangan al-Qur’an terhadap tema yang sedang dibahas.
77
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam melakukan penelitian tentang konsep pola hidup sehat
menurut Tafsi>r al-Mis{ba>h}, peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif dengan jenis library research (kepustakaan). Yakni
mengumpulkan semua data yang terkait dengan tema pola hidup sehat,
ayat al-Qur’an hadits, kitab tafsir, buku-buku, kamus, artkel terkait dan
jurnal-jurnal penelitian terdahulu.
78
Kemudian menganalisa semua data yang telah dikumpulkan
menggunakan metode deskriptif analitis. Yakni suatu metode yang
dilakukan dengan mengumpulkan seluruh data kemudian, data tersebut
disusun, diolah dan dianalisis untuk mendapatkan suatu gambaran secara
detail dan tersusun serta membuat kesimpulan untuk umum.
79

Adapun jenis penelitian dalam suatu penafsiran yang digunakan
untuk memperoleh informasi terkait ayat-ayat pola hidup sehat adalah
77
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir…389-390.
78
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Penerbit Alfabeta,
2013), 78.
79
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,...206.
44

menggunakan metode tematik atau maud}u>’i. Yakni suatu metode
penafsiran untuk mengumpulkan ayat-ayat al-Qur’an yang memiliki topik
atau tema yang sama dengan memperhatikan asbabun nuzul, korelasi ayat
kemudian menambahi keterangan dengan merujuk pada hadits ataupun
pendapat ulama’, lalu mengambil suatu kesimpulan.
80
B.Sumber Data
1.Data Primer
Sumber primer adalah data yang didapatkan secara langsung,
kemudian data tersebut diolah dan dianalisis secara mendalam dan
menjadi data utama dalam penelitian ini. Sumber data primer dalam
penelitian ini adalah al-Qur’a>n al-Kari>m dan Tafsi>r al-
Mis{ba>h} karya Muhammad Quraish Shihab.
2.Data sekunder
Sumber sekunder adalah data pendukung yang berfungsi untuk
menguatkan data utama dalam sebuah penelitian.
81
Sumber data
sekunder dalam penelitian ini adalah buku, artikel dan jurnal-jurnal
terdahulu yang terkait dengan tema pola hidup sehat.
C.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah teknik
dokumentasi. Menurut Sugiyono, dokumen adalah rekaman peristiwa yang
telah terjadi dan dapat berupa tulisan, gambar, atau hasil karya bersejarah
80
Abd. al-Hayy al-Farmawi, penerjemah: Suryan A. Jamrah, Metode tafsir Maudhu’i, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada), 36.
81
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,...141.
45

seseorang.
82
Kelebihan dari teknik dokumentasi adalah sumber yang akurat
dan konsisten, serta dapat di analisa berulang kali tanpa mengalami
transformasi. Teknik dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan melalui
tiga langkah utama:
1.Mengumpulkan data yang relevan dari literatur yang diperlukan.
Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan seluruh data terkait tema
pola hidup sehat, menelaah ayat-ayat al-Qur’an dan mengumpulkan
referensi terkait yang relevan.
2.Mengelompokkan data sesuai dengan sistematika pembahasan.
3.Menganalisis kembali untuk setiap data yang telah dikumpulkan,
kemudian dibuat kesimpulan.
D.Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data model Miles dan
Huberman, yang meliputi langkah-langkah berikut:
1.Data Collection (Pengumpulan Data)
Dalam penelitian kualitatif, data dikumpulkan melalui observasi,
wawancara mendalam, dan dokumentasi, serta kombinasi ketiganya
(triangulasi). Pada tahap awal, peneliti mengamati situasi sosial atau
objek secara umum dan mencatat semua hal yang dilihat serta
didengar. Oleh karenaitu, peneliti akan mendapatkan data yang sangat
banyak dan beragam.
83
82
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV Alfabeta, 2017), 124-125.
83
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif...134.
46

2.Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti menyederhanakan, memilih informasi yang
penting, memusatkan perhatian pada hal-hal utama dan mencari tema
serta pola. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas dan memudahkan peneliti dalam proses pengumpulan data
berikutnya.
84
3.Data Display (Penyajian Data)
Data disajikan dalam bentuk ringkasan, bagan, atau hubungan antar
kategori. Dalam penelitian kualitatif, penyajian paling umum adalah
teks naratif. Tujuan dari penyajian data adalah untuk memudahkan
pemahaman dan merencanakan langkah berikutnya.
85
4.Conclusion Drawing (Penarikan Kesimpulan)
Langkah terakhir adalah membuat kesimpulan yang bisa
dipertanggung jawabkan serta bisa menjawab dari latar belakang yang
dipaparkan. Kesimpulan merupakan temuan baru yang sebelumnya
belum pernah ditemukan, sehingga jelas hasil dari penelitian tersebut.
86
E. Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan metode
triangulasi, yaitu pemeriksaan data dari berbagai sumber, teknik, dan
waktu. Triangulasi terbagi menjadi tiga jenis: sumber, teknik, dan waktu.
Triangulasi sumber dengan cara mengecek kembali sumber data yang
diperoleh, triangluasi teknik dengan cara validasi data dengan berbagai
84
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif...135-136.
85
Sugiyono,...137-139.
86
Sugiyono,...141-142.
47

metode, seperti wawancara dan observasi. Tujuannya untuk mengecek
keakuratan data, dan triangulasi waktu adalah validasi data dengan
mengumpulkan informasi dari waktu yang berbeda.
87

F.Tahap-Tahap Penelitian
Berikut tahapan penerapan teori dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.Mengidentifikasi ayat-ayat yang relevan dengan konsep pola hidup
sehat.
2.Mengumpulkan dan memahami ayat-ayat al-Qur’an yang membahas
pola hidup sehat.
3.Menentukan ayat-ayat yang mencakup komponen-komponen
kesehatan serta polanya.
4.Menganalisis ayat-ayat dengan pendekatan teori pola hidup sehat.
5.Menjelaskan hasil analisis pola hidup sehat yang ditemukan dalam
ayat-ayat terkait.
6.Menyusun kesimpulan berdasarkan data yang telah dianalisis, sehingga
dapat memberikan jawaban atas fokus penelitian.
87
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif...191.
48

BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
Pada bab ini, penulis menguraikan ragam pola hidup yang mendukung
kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Merujuk pada ayat-ayat al-Qur’an dan
perspektif tafsir al-Misbah karya M. Quraish Shihab. Sebuah tafsir kontemporer
yang membahas berbagai isu sosial masyarakat, termasuk kesehatan. Pertama,
disusun dengan membagi pembahasan pola hidup sehat ke berbagai aspek, serta
menghimpun ayat-ayat al-Qur’an yang relevan. Aspek-aspek pola hidup sehat
mencakup kesehatan jasmani, rohani, dan sosial. Kedua, penulis mengkaji dari
sudut pandang tafsir al-Misbah karya M. Quraish Shihab terhadap ayat-ayat yang
telah disusun pada penjelasan pertama.
A.Indikator Ayat-Ayat Pola Hidup Sehat dalam Al-Qur'an.
Islam hadir dengan tujuan untuk memelihara agama, jiwa, akal,
harta dan keturunan. Dalam kaidah ushuliyah disebut maqa>s}id al-
syari‘ah atau “lima tujuan utama” syariat islam berdiri. Tiga di antara
prinsip ini yakni pemeliharaan jiwa, akal, dan keturunan erat kaitannya
dalam bidang kesehatan.
88
Oleh karenanya, Islam sangat kaya dengan
anjuran-anjuran terkait menjaga kesehatan khususnya melalui langkah
preventif seperti praktik pola hidup sehat.
Dalam literatur keagamaan dijelaskan bahwa kata “sehat wal afiat”
memiliki makna yang berbeda. Quraish Shihab berpendapat bahwa mata
yang sehat merupakan mata yang berfungsi tanpa menggunakan kacamata,
88
Ahsin W. Al-Hafidz, Fiqh Kesehatan, (Jakarta: Amzah, 2007), 1.
48
49

sedangkan mata yang afiat berfungsi sesuai peciptaan-Nya yakni melihat
objek yang bermanfaat dan menghindari yang terlarang.
89
Ini sejalan
dengan hadits-hadits nabi SAW, ditemukan banyak sekali doa-doa yang
berisi permohonan afiat, disamping permohonan untuk sehat badan.
Adapun dalam kajian literatur fikih Islam, hampir semua kitab
fikih secara konsisten membahas persoalan kesehatan dan kebersihan.
Bahkan, hampir dapat dipastikan bahwa setiap kitab fikih memulai
pembahasannya dengan menguraikan bab tentang t}aha>rah (bersuci)
dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Islam juga memiliki bab-bab pokok
yang berbicara tentang kesehatan. Aspek-aspek tersebut dirangkum dalam
sebelas jenis, yaitu sebagai berikut: 1. Sanitation and personal hygiene
(kesehatan lingkungan dan kesehatan perorangan), 2. Epidemiologi
(pencegahan penyakit menular), 3. Memerangi reptil, serangga, dan hewan
yang dapat menularkan penyakit, 4. Nutrition (kesehatan makanan), 5. Sex
Hygiene (kesehatan seks), 6. Mental and Psychic Hygiene (kesehatan
mental dan jasmani), 7. Body Building (olahraga), 8. Occupational
Medicine (kesehatan kerja), 9. Geriatris (memelihara manula), 10.
Maternal and Child Health (kesehatan ibu dan anak), 11. Ketentuan untuk
menjaga kesehatan dan memberikan layanan dispensasi.
90

Sedangkan dalam ilmu kesehatan, menurut WHO sehat adalah
kondisi dimana dikatakan sehat bukan sekedar terhindar dari rasa sakit
secara fisik saja, melainkan adanya keselarasan fungsi dari aspek
89
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i Atas Pelbagai Persoalan Umat,
(Bandung: Mizan, 1997), 183.
90
Ahsin W. Al-Hafidz, Fiqh Kesehatan,…5-9.
50

kesehatan jasmani, ruhani dan sosialnya.
91
Berdasarkan pengertian ini,
istilah kesehatan dalam konteks ilmu kesehatan terbagi menjadi beberapa
kategori yakni kesehatan fisik, kesehatan mental, dan kesehatan
lingkungan atau sosial.
Secara umum, al-Qur’an mengandung banyak ayat al-Qur’an yang
secara implisit menganjurkan untuk selalu menjaga berbagai aspek
kesehatan sebagai satu kesatuan yang penting. Ayat tersebut tergambar
pada QS. at-Taubah [9]: 107-108 sebagai berikut:
َ
نْيَب ًقْيِرْفَتَّو اًرْفُكَّو اًراَرِض اًدِجْسَم اْوُذَخَّتا َنْيِذَّلاَوۢا
ه
َلْوُسَرَو َهّٰللا َبَراَح ْنَمِّل اًداَصْرِاَو َنْيِنِمؤُْمْلا
ُٗ
لْبَق ْنِم
َ
نْوُبِذٰكَل ْمُهَّنِا ُدَهْشَي ُهّٰللاَو ٰنْسُحْلا لَّا
ِا آَنْدَرَا ْنِا َّنُفِلْحَيَلَوۗى ۗ
١٠٧ِ
لَّوَا ْنِم ىٰوْقَّتلا ىَلَع َسِّسُا ٌدِجْسَمَل ًدَبَا ِهْيِف ْمُقَت لَا ۗا
ُ
هّٰللاَو ْوُرَّهَطَتَّي ْنَا َنْوُّبِحُّي ٌلاَجِر ِهْيِف ْيِف َمْوُقَت ْنَا ُّقَحَا
ٍ
مْوَيۗا ِۗه

َنْيِرِّهَّطُمْلا ُّبِحُي
١٠٨
Artinya: 107. (Di antara orang-orang munafik itu) ada yang mendirikan
masjid untuk menimbulkan bencana (pada orang-orang yang beriman),
(menyebabkan) kekufuran, memecah belah di antara orang-orang
mukmin, dan menunggu kedatangan orang-orang yang sebelumnya telah
memerangi Allah dan Rasul-Nya. Mereka dengan pasti bersumpah, “Kami
hanya menghendaki kebaikan.” Allah bersaksi bahwa sesungguhnya
mereka itu benar-benar pendusta (dalam sumpahnya). 108. Janganlah
engkau melaksanakan salat di dalamnya (masjid itu) selama-lamanya.
Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama lebih
berhak engkau melaksanakan salat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-
orang yang gemar membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang
membersihkan diri.
92
QS. at-Taubah ayat 107-108 mengisahkan kaum munafik yang
mendirikan masjid bukan karena ketakwaan, tetapi karena iri hati dan
keinginan untuk merusak kaum muslim. Ayat ini juga menegaskan bahwa
91
A. Iskandar, Sosiologi Kesehatan (Suatu Telaah Teori dan Empirik), (Bogor : PT Penerbit IPB
Press, 2012)…5.
92
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Cordoba, 2021), 204.
51

Allah SWT menyukai orang-orang yang menyucikan diri. Asba>bun
nuzu>l ayat 107 yakni menukil dari al-Qurthubi bahwa, keluarga Bani
‘Amr bin Auf telah membangun Masjid Quba dan mengundang Rasulullah
dan undangannya diterima oleh Rasul untuk shalat dimasjid tersebut. Hal
ini membuat Bani Ghanim bin ‘Auf iri hati sehingga mereka membangun
masjid serupa untuk menandinginya. Namun, turunlah ayat ini untuk
melarang Rasul SAW untuk shalat di masjid itu. Rasul pun
memerintahkan masjid tersebut dihancurkan sebagai peringatan atas niat
buruk pendiriannya.
93
Kemudian, di akhir ayat 108 menjelaskan bahwa
betapa Allah SWT sangat menyukai orang yang menyucikan diri dari
hadas kecil dan hadas besar sebelum sholat. Dua ayat ini berarti
memperhatikan aspek kebersihan fisik, mental dan sosial. Aspek fisik
dilihat dari menjaga kesucian sebelum sholat, aspek mental dilihat melalui
menjaga hati yang bersih, dan aspek sosial selalu mengusahakan hubungan
yang harmoni.
Adapun, wahyu kedua yang diturunkan allah SWT menekankan
tentang kesehatan dan kebersihan yakni QS. al-Mudatsir [74]: 4-5
berbunyi:

ِّهَطَف َكَباَيِثَوْۖر
٤
ُجْهاَف َزْجُّرلاَو ْۖر
٥
Artinya: 4. Pakaianmu, bersihkanlah!, 5. Segala (perbuatan) yang keji,
tinggalkanlah!
94
93
Imam As-Suyuti Penerjemah Andi Muhamad Syahril, dkk, Asbabun Nuzul: Sebab-sebab
Turunnya Ayat Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2014), 287-288.
94
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…575.
52

Ayat tersebut juga mengandung pesan untuk menjaga kesucian
pakaian, hati dan jiwa. Ini menggambarkan betapa penting nya menjaga
berbagai aspek kesehatan untuk mewujudkan kesejahteraan menyeluruh.
Nampaknya, aspek-aspek kesehatan yang telah dipaparkan diatas
baik dalam pandangan islam maupun ilmu kesehatan cenderung mengarah
pada anjuran untuk selalu menjaga kesehatan secara fisik, mental dan
sosial. Untuk mempermudah identifikasi indikator pola hidup sehat dalam
al-Qur’an, penjelasan berikut akan disajikan secara tematik melalui
berbagai aspek kesehatan. Hal ini mencakup penentuan kosakata dalam
bahasa arab serta menghimpun ayat-ayat al-Qur’an yang relevan dengan
setiap variabel tersebut.
1.Kesehatan Jasmani
Berdasarkan ilmu kesehatan, secara umum kesehatan fisik
diartikan sebagai keadaan di mana organ, jaringan, sel, serta sistem
tubuh bekerja secara optimal.
95
Kondisi ini sering disebut sebagai
kebugaran fisik. Dalam pandangan islam, Rasulullah SAW pernah
bersabda:
ُّ
يِعاَزْو
لْأَ
ا اَنَرَبْخ
أَ
: ِهللا ُدْبَع اَنَرَبْخ
أَ
: ٍلِتاَقُم ُنْبا اَنَثَّدَح
َ
ةَمَلَس وُب
أَ
يِنَثَّدَح :َلاَق ٍريِثَك يِب
أَ
ُنْب ىَيْحَي يِنَثَّدَح :َلاَق
ِ
نْب وِرْمَع ُنْب ِهللا ُدْبَع يِنَثَّدَح :َلاَق
ِ
نَمْحَّرلا ِدْبَع ُنْب
ْ
مَل
أَ
،ِهللا َدْبَع اَي : ِهللا ُلوُسَر يِل َلاَق« :
ِ
صاَعْلاﷺ
ا
َي ىَلَب :ُتْلُقَف ،َلْيَّللا ُموُقَتَو َراَهَّنلا ُموُصَت َكَّن
أَ
ْرَبْخ
أُ
،
ْمَنَو ْمُقَو ،ْرِطْف
أَ
َو ْمُص ،ْلَعْفَت لَاَف :َلاَق ،ِهللا َلوُسَر
َّ
ن
إَِو ،اًّقَح َكْيَلَع َكِنْيَعِل َّن
إَِو ،اًّقَح َكْيَلَع َكِدَسَجِل َّن
إِ
َف
َّ
ن
إَِو ،اًّقَح َكْيَلَع َكِرْوَزِل َّن
إَِو ،اًّقَح َكْيَلَع َكِجْوَزِل
95
A. Iskandar, Sosiologi Kesehatan (Suatu Telaah Teori dan Empirik)...36.
53

ِّ
لُكِب َكَل َّن
إِ
َف ،
ٍ
ماَّي
أَ
َةَثلَاَث ٍرْهَش َّلُك َموُصَت ْن
أَ
َكِبْسَحِب
،
ِهِّلُك ِرْهَّدلا ُماَيِص َكِلَذ َّن
إِ
َف ،اَهِلاَثْم
أَ
َرْشَع ٍةَنَسَح
ُ
دِج
أَ
يِّن
إِ
،ِهللا َلوُسَر اَي :ُتْلُق ،َّيَلَع َدِّدُشَف ُتْدَّدَشَف
َ
دُواَد ِهللا ِّيِبَن َماَيِص ْمُصَف :َلاَق ؟ًةَّوُق
،
ِهْيَلَع ْدِزَت لَا
َو
َ
فْصِن :َلاَق ؟ َدُواَد ِهللا ِّيِبَن ُماَيِص َناَك اَمَو :ُتْلُق
ُ
تْلِبَق يِنَتْيَل اَي :َرِبَك اَمَدْعَب ُلوُقَي ِهللا ُدْبَع َناَكَف ،ِرْهَّدلا

ِّيِبَّنلا َةَصْخُرﷺ

Artinya: Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash, ia berkata: Nabi SAW
mendengar bahwa aku terus-menerus berpuasa dan shalat malam,
maka beliau pun mengirim utusan kepadaku, atau aku bertemu beliau,
lalu beliau bersabda, “Benarkah aku diberitahu bahwa engkau
berpuasa di siang hari dan shalat malam?” Aku menjawab, “Benar,
wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Jangan lakukan itu!
Berpuasalah dan berbukalah, shalatlah dan tidurlah, sesungguhnya
tubuhmu memiliki hak atasmu, matamu memiliki hak atasmu, istrimu
memiliki hak atasmu, dan tamumu memiliki hak atasmu. Cukuplah
bagimu berpuasa tiga hari setiap bulan, karena satu kebaikan itu
dibalas sepuluh kali lipat, maka itu sama seperti puasa sepanjang
tahun.” Namun aku memaksa lebih, dan beliau pun memberatkan
kepadaku. Aku berkata, “Wahai Rasulullah, aku merasa kuat.” Maka
beliau bersabda, “Kalau begitu, berpuasalah seperti puasa Nabi Allah
Dawud, dan jangan lebih dari itu.” Aku bertanya, “Bagaimana puasa
Nabi Allah Dawud itu?” Beliau menjawab, “Puasa setengah tahun
(sehari puasa, sehari tidak).” Maka Abdullah bin Amr pun berkata
setelah usianya menua, “Duhai, seandainya aku menerima keringanan
dari Nabi SAW.”
96
Hadis di atas mengajarkan pentingnya menjaga kesehatan fisik.
Orang yang berupaya melampaui batas dalam beribadah dilarang jika
mengabaikan kesehatannya. Islam menekankan keseimbangan dalam
beribadah, di mana menjaga kesehatan jasmani merupakan bagian dari
ketaatan, agar tubuh tetap mampu melaksanakan ibadah dengan baik.
Selain itu, diskursus dalam literatur keagamaan terkait kesehatan fisik
dimulai dengan menempatkan prinsip bahwa pencegahan atau
penjagaan diri lebih efektif daripada pengobatan. Prinsip ini sering
96
Muhammad bin Isma’il Abu Abdillah al-Bukhari al-Ju’fi, Shahih Bukhari Juz 3, (Beirut: Dar al-
Tuq An-Najah,1442 H), 39 https://shamela.ws/book/1681/3153
54

dikaitkan dengan nilai-nilai spiritual, seperti rasa syukur atas nikmat
kesehatan, tanggung jawab atas diri sendiri, dan upaya meningkatkan
kualitas hidup.
97
Maka, aspek-aspek kesehatan jasmani yang
digambarkan oleh al-Qur’an akan dipaparkan sebagai berikut:
a.Menjaga Pola Makan dan Pola Minum
Menurut Kementrian Kesehatan pola makan sehat adalah
perilaku mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang untuk
menjaga kesehatan tubuh. Perilaku ini melibatkan pengaturan porsi
serta jenis makanan yang dikonsumsi. Sehingga, tubuh
mendapatkan nutrisi yang cukup untuk memelihara kesehatan,
mendukung status gizi yang baik, serta mencegah atau membantu
pemulihan dari penyakit.
98
Sejalan juga, dalam ringkasan laporan
Komisi EAT-Lancet menyatakan bahwa pola makan yang sehat
mencakup asupan kalori yang optimal, dengan mayoritas terdiri
dari berbagai jenis makanan nabati, sedikit makanan hewani, lemak
tak jenuh (bukan lemak jenuh), serta minim makanan olahan dan
gula tambahan.
99
Oleh karena itu, memastikan asupan nutrisi yang
tepat melalui pola makan yang sehat adalah langkah yang krusial
dalam menjaga keseimbangan tubuh.
97
Ashadi L. Diab, Maqashid Kesehatan dan Etika Medis Dalam Islam (Sintesis Fikih dan
Kedokteran), (Yogyakarta: Deepublish, 2017), 216.
98
Kementrian Kesehatan, “Pola Makan Yang Sehat”, kemkes.go.id, 27 Juni 2024,
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3467/pola-makan-yang-sehat diakses 18 Oktober 2024.
99
Ringkasan Laporan Komisi EAT-Lancet, Pola Makan Sehat dari Sistem Pangan Berkelanjutan.
Komisi EAT-Lancet merupakan tinjauan ilmiah lengkap pertama tentang pola makan sehat dari
sistem pangan berkelanjutan. Komisi ini terdiri dari 37 ilmuwan terkemuka dari 16 negara.
55

Pencarian kata makan dalam al-Qur’an merujuk pada kosa
kata bahasa arab yakni term لكأ dan ماع
ّ
طلا
dimana kata tersebut
dalam kamus bahasa arab memiliki arti makan.
100
Sedangkan kata
minum dalam al-Qur’an merujuk pada term برش yang memiliki
arti minum.
101
Kata لكأي - ل
gكأ
dengan berbagai derivasinya di ulang
sebanyak 110 kali dalam al-Qur’an.
102
Sedangkan kata ماع
ّ
طلا
dengan
berbagai derivasinya disebutkan sebanyak 48 kali dalam al-
Qur’an.
103
Selanjutnya, kata بر
ggش
dengan berbagai derivasinya
disebutkan sebanyak 39 kali dalam al-Qur’an.
104
Namun, pada
penjelasan berikutnya akan difokuskan pada ayat-ayat yang
memberikan petunjuk tentang cara menjaga pola makan dan pola
minum, yang akan diuraikan sebagai berikut:
1)Asupan Gizi yang Berkualitas dan Bermanfaat.
Untuk mendukung aktivitas dan menjaga kesehatan, tubuh
memerlukan makanan dan mineral sebagai sumber energi.
Tubuh membutuhkan beragam nutrisi, seperti karbohidrat,
protein hewani dan nabati, lemak, serta vitamin dan mineral.
105
Penjelasan mengenai asupan gizi terkandung dalam QS. Abasa
[80]: 24-32 sebagai berikut:
100
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia (Surabaya: Penerbit Pustaka
Progresif, 2007), 32.
101
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir...705.
102
Muhammad Fu‘ad ‘Abd al-Ba>qi, Al-Mu‘jam al-Mufahras li Alfa>z{ al-Qur’a>n al-
Kari>m, (Mesir: Darul Kitab Mishriyah, 1945), 35-36.
103
Muhammad Fu‘ad ‘Abd al-Ba>qi,...425-426.
104
Muhammad Fu‘ad ‘Abd al-Ba>qi,...378
105
HA Pasaribu, "Pembahasan Literatur pada Makanan dalam Perspektif Islam dan Kesehatan",
Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia 2, 8 (Desember 2023), 16-17.
56

ه
ِماppَعَط ىٰلِا ُناَppسْنِ
لْاا ِرppُظْنَيْلَف
٢٤َء
َمْلا اَنْبَبَص اَّنَا اۤ
ا
ًّبَص
٢٥اًّ
قَش َضْرَلْاا اَنْقَقَش َّمُث
٢٦ا
ًّبَح اَهْيِف اَنْتَبْنَاَف
٢٧ا
ًبْضَقَّو اًبَنِعَّو
٢٨لًا
ْخَنَّو اppًنْوُتْيَزَّو
٢٩ى
َدppَحَّو اۤ
َ
قِ
ا
ًبْلُغ
٣٠ ا
ًّبَاَّو ًةَهِكاَفَو
٣١ْ
مُكِماَعْنَلِاَو ْمُكَّل اًعاَتَم
٣٢
Artinya: 24. Maka, hendaklah manusia itu memperhatikan
makanannya. 25. Sesungguhnya Kami telah mencurahkan air
(dari langit) dengan berlimpah. 26. Kemudian, Kami belah
bumi dengan sebaik-baiknya. 27.Lalu, Kami tumbuhkan
padanya biji-bijian, 28. anggur, sayur-sayuran, 29. zaitun,
pohon kurma, 30. kebun-kebun (yang) rindang, 31. buah-
buahan, dan rerumputan. 32. (Semua itu disediakan) untuk
kesenanganmu dan hewan-hewan ternakmu.
106
QS. Abasa merupakan surah ke 80 berdasarkan susunan
mushafi dan surah ke 42 sesuai pewahyuan al-Qur’an, surah ini
termasuk surah Makiyyah. Pada ayat 24 kandungan ayat
tersebut menjelaskan bahwa Allah memerintahkan agar
manusia memperhatikan makanannya. Kemudian pada ayat
25-32, menjelaskan tentang kenikmatan berupa air yang
melimpah dan hasil bumi yang Allah ciptakan untuk manusia
agar bisa diambil manfaatnya. Kenikmatan tersebut meliputi
air yang melimpah diturunkan dari langit, tanah yang terbuka
dengan sempurna, kemudian biji-bijian yang tumbuh di
atasnya seperti anggur, sayuran, zaitun, pohon kurma, kebun-
kebun, buah-buahan, dan rerumputan. Semua disediakan
sebagai kenikmatan bagi manusia dan ternak mereka.
Oleh karena itu, memperhatikan nutrisi makanan dengan
mengonsumsi makanan alami seperti sayuran, buah-buahan,
biji-bijian sangat berhubungan dengan protein nabati yang
106
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…585.
57

dibutuhkan oleh tubuh manusia.
107
Selain itu, air merupakan
mineral esensial yang menjaga keseimbangan cairan dan
mendukung fungsi tubuh seperti pencernaan serta metabolisme
tubuh.
108
Ayat diatas juga menjelaskan, agar menjaga binatang
ternak dengan baik agar bisa diambil manfaatnya berupa
hewan protein hewani.
2)Pola Makan dan Pola Minum yang Cukup (proporsional)
Islam juga mengajarkan pada umat manusia agar jangan
makan dan minum dengan porsi berleih-lebihan. Ini terkandung
dalam QS. al-A’raf [7]: 31:

۞
ا
ْوُلُكَّو ٍدِجْسَم ِّلُك َدْنِع ْمُكَتَنْيِز اْوُذُخ َمَدٰا ْٓيِنَبٰي
ه
َّنِا ْوُفِرْسُت لَا
َو اْوُبَرْشاَوۚا
ٗ
َنْيِفِرْسُمْلا ُّبِحُي لَا
ࣖ ٣١
Artinya: 31. Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu
yang indah pada setiap (memasuki) masjid dan makan serta
minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia
tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.
109
QS. al-A’raf merupakan surah ke 7 berdasarkan susunan
mushafi dan surah ke 39 sesuai pewahyuan al-Qur’an, surah ini
termasuk surah Makiyyah berjumlah 206 ayat. Kandungan
pada ayat ini terkait etika makan dalam Islam, Allah
memerintahkan untuk makan dan minum secukupnya, tanpa
berlebihan. Artinya, sesuai porsi masing-masing. Ini
107
Cut Bidara Panita Umar, "Penyuluhan Tentang Pentingnya Peranan Protein Dan Asam Amino
Bagi Tubuh", Jurnal Pengabdian Ilmu Kesehatan 3, 1 (November 2021), 53.
108
Indah Prasetyowati Tri Purnama Sari, "Tingkat Pengetahuan Tentang Pentingnya mengkonsumsi
Air Mineral", Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia 2, 10 (November 2014), 55-56.
109
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…154.
58

mengajarkan keseimbangan dalam pola makan dan minum
serta menghindari sikap berlebih-lebihan.
3)Mengonsumsi Makanan dan Minuman yang Halal dan t}ayyib,
dan Menghindari yang Haram.
Kata halal memiliki arti sesuatu yang terbebas dari
resiko/bahaya dunia dan akhirat. Sedangkan kata t}ayyib
memiliki arti sehat, proposional, bergizi dan aman.
110
Dua kata
ini merupakan indikator utama yang Islam ajarkan dalam
penentuan kualitas makanan dan minuman. Ini terkandung
dalam QS. al-Baqarah [2]: 168 sebagai berikut:
ا
ًبِّيَط لًاٰلَح
ِ
ضْرَلْاا ىِف اَّمِم اْوُلُك ُساَّنلا اَهُّيَاي
لَا
َّو
ِ
نٰطْيَّشلا ِتٰوُطُخ اْوُعِبَّتَت
ه
َّنِا

ٌنْيِبُّم ٌّوُدَع ْمُكَل
١٦٨
Artinya: 168. Wahai manusia, makanlah sebagian (makanan) di
bumi yang halal lagi baik dan janganlah mengikuti langkah-
langkah setan. Sesungguhnya ia bagimu merupakan musuh yang
nyata.
111
QS. al-Baqarah merupakan surah ke 2 berdasarkan susunan
mushafi dan surah ke 87 sesuai pewahyuan al-Qur’an, surah ini
termasuk surah Madaniyyah berjumlah 286 ayat. Kandungan
dalam ayat ini adalah menekankan pentingnya mengonsumsi
makanan dan minuman yang halal (sesuai dengan syariat) dan
t}ayyib (baik serta bermanfaat bagi kesehatan).
110
Ahsin W. Al-Hafidz, Fiqh Kesehatan,…165.
111
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…25.
59

b.Memperhatikan Pola Tidur atau Istirahat
Tidur adalah proses fisiologis yang kompleks di mana
tubuh dan pikiran beristirahat dalam jangka waktu tertentu.
Manusia menghabiskan sekitar sepertiga dari hidupnya untuk tidur,
dan tidur yang cukup dengan durasi serta waktu yang tepat sangat
penting untuk kelangsungan hidup.
112
Menurut Kementerian
Kesehatan, tidur yang cukup dapat mencegah penyakit seperti
stres, diabetes, dan jantung. Orang dewasa dianjurkan tidur 7-8 jam
per hari dan durasi tidur disesuaikan dengan usia masing-masing.
113
Pencarian kata tidur dalam al-Qur’an merujuk pada kosa
kata bahasa arab yakni term لي
ّللا
dan مو
ggّنلا
yang masing-masing
memiliki makna sendiri. Dalam kamus bahasa arab kata لي
ّللا
memili arti malam.
114
Sedangkan kata مو
gّنلا
dalam kamus bahas arab
memiliki arti tidur.
115
Kata لي
ّللا
dengan berbagai variasinya di ulang
sebanyak 92 kali dalam al-Qur’an.
116
Sedangkan kata مو
ّنلا
dengan
berbagai variasinya di ulang sebanyak 9 kali dalam al-Qur’an.
117
Penjelasan berikut akan berfokus pada ayat-ayat al-Qur’an yang
memberikan panduan mengenai pentingnya memperhatikan pola
112
National Library of Medicine, "Physiology, Sleep Patterns", 1 Mei 2023, https://www. ncbi.
nlm.nih.gov/books/NBK551680/ diakses 20 Oktober 2024.
113
Kementrian Kesehatan, “Lama Waktu Tidur yang Dibutuhkan oleh Tubuh”, kemkes.go.id,
https://upk.kemkes.go.id/new/lama-waktu-tidur-yang-dibutuhkan-oleh-tubuh diakses 20 Oktober
2024.
114
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir...1302.
115
Al-Munawwir...1478.
116
Muhammad Fu‘ad ‘Abd al-Ba>qi,...656-657.
117
Fu‘ad ‘Abd al-Ba>qi,...729.
60

tidur dan waktu istirahat. Ayat tersebut dijelaskan dalam QS. ar-
Rum [30]: 23 sebagai berikut:
ه
ِتٰيٰا ْنِمَو
ه
ِلْضَف ْنِّم ْمُكؤَُغِتْباَو ِراَهَّنلاَو ِلْيَّلاِب ْمُكُماَنَماۤ

َنْوُعَمْسَّي
ٍ
مْوَقِّل ٍتٰيٰلَا َكِلٰذ ْيِف َّنِا
٢٣
Artinya: 23.Di antara tanda-tanda (kebesaran dan kekuasaan)-Nya
ialah tidurmu pada waktu malam dan siang serta usahamu mencari
sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran dan kekuasaan
Allah) bagi kaum yang mendengarkan.
118

QS. ar-Rum merupakan surah ke 30 berdasarkan susunan
mushafi dan surah ke 84 berdasarkan pewahyuan al-Qur’an, surah
ini termasuk surah Makiyyah berjumlah 60 ayat. Kandungan
dalam ayat ini adalah tidur malam dan tidur siang merupakan tanda
kebesaran Allah sebagai rahmat dan sarana istirahat bagi manusia.
Islam mengajarkan pola tidur yang seimbang antara istirahat dan
aktivitas untuk menjaga kesehatan. Karena dalam ayat tersebut
disebutkan waktu malam dan waktu siang sebagai anjuran untuk
menjaga keseimbangan.
Nabi Muhammad SAW juga menganjurkan tidur siang atau
sering disebut dengan tidur qailullah dalam salah satu hadits.
Manfaatnya untuk menjaga kebugaran dan produktivitas,
meningkatkan fungsi kognitif (daya pikir), memberikan relaksasi
pada tubuh serta meningkatkan kemampuan memori .
119
c.Meningkatkan Kekuatan Fisik atau Olahraga
118
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…406.
119
Irham Riad dan Muhammad Zainal Khadafi, "Qailullah (Tidur Siang) dalam Tradisi Sunnah:
Manfaatnya Bagi Kesehatan dan Produktivitas", Jurnal Religion: Jurnal Agama, Sosial, dan
Budaya 6, 1 (2023), 1310-1311.
61

Olahraga adalah aktivitas fisik yang melibatkan gerakan
tubuh secara sistematis dan terarah, dilakukan dengan maksud dan
tujuan tertentu.
120
Menurut WHO, aktivitas fisik adalah setiap
gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka dan selalu
memerlukan energi dalam prosesnya. Aktivitas fisik dengan
intensitas sedang hingga tinggi terbukti meningkatkan kesehatan.
Menurut WHO, peningkatan aktivitas fisik memberikan
kesejahteraan, mendukung pencapaian target global PTM, serta
memiliki tujuan berkelanjutan. Individu yang kurang aktif
memiliki risiko kematian 20% hingga 30% lebih tinggi
dibandingkan mereka yang cukup aktif.
121
Kementrian Kesehatan memberikan anjuran kepada
masyarakat untuk olahraga minimal 3-5 hari dalam seminggu
dengan intensitas waktu 30 menit perhari. Menurut Kementerian
Kesehatan, manfaat olahraga meliputi peningkatan daya tahan
tubuh, peningkatan fungsi otak, dan pengurangan stres. Jenis-jenis
olahraga yang dianjurkan antara lain jalan cepat, senam, lari,
berenang, bersepeda, dan jogging.
122

Pencarian kata olahraga dalam al-Qur’an merujuk pada
kosa kata bahasa arab yakni term ة
ّوgggقلا
yang memiliki arti
120
Apri Agus, Olahraga Kebugaran Jasmani (Sebagai Suatu Pengantar), (Padang: Sukabina
Press, 2012 ), 20.
121
World Health Organization (WHO), “Physical Activity”, who.int, 26 Juni 2024,
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/physical-activity diakses 21 Oktober 2024
122
Kementrian Kesehatan, “Ini Segudang Manfaat Berolahraga”, kemkes.go.id, 4 April 2023,
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2295/ini-segudang-manfaat-berolahraga diakses 21
Oktober 2024.
62

kekuatan.
123
Menggunakan kata ة
ّوقلا
karena dalam al-Qur’an tidak
ada istilah khusus yang spesifik menggambarkan olahraga. Kata
ة
ّوقلا
dengan berbagai derivasinya di ulang sebanyak 53 kali dalam
al-Qur’an.
124
Namun, penjelasan berikut akan menyoroti ayat-ayat
al-Qur’an yang mengajarkan pentingnya melatih kekuatan atau
olahraga. Ayat tersebut terkandung dalam QS. al-Anfal [8] : 60:
ِ
لْيَخْلا ِطاَبِّر ْنِمَّو ٍةَّوُق ْنِّم ْمُتْعَطَتْسا اَّم ْمُهَل اْوُّدِعَاَو
ه
ِب َنْوُبِهْرُت
ٖلَا

ِ
هِنْوُد ْنِم َنْيِرَخٰاَو ْمُكَّوُدَعَو ِهّٰللا َّوُدَع ْۚم
ْ
يِف ٍءْيَش ْنِم اْوُقِفْنُت اَمَو ُهُمَلْعَي ُهّٰللَا ُهَنْوُمَلْعَتْۗم ْۚم

َنْوُمَلْظُت لَا ْمُتْنَاَو ْمُكْيَلِا َّفَوُي ِهّٰللا ِلْيِبَس
٦٠
Artinya: 60. Persiapkanlah untuk (menghadapi) mereka apa yang
kamu mampu, berupa kekuatan (yang kamu miliki) dan pasukan
berkuda. Dengannya (persiapan itu) kamu membuat gentar musuh
Allah, musuh kamu dan orang-orang selain mereka yang kamu
tidak mengetahuinya, (tetapi) Allah mengetahuinya. Apa pun yang
kamu infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas secara penuh
kepadamu, sedangkan kamu tidak akan dizalimi.
125
QS. al-Anfal merupakan surah ke 8 berdasarkan susunan
mushafi dan surah ke 88 berdasarkan pewahyuan al-Qur’an. Surah
ini termasuk pada surah Madaniyyah dengan jumlah 75 ayat.
Kandungan dalam ayat ini adalah Allah SWT memerintahkan kaum
muslimin untuk melatih fisik dan mempersiapkan kekuatan dalam
menghadapi musuh. Persiapan ini mencakup iman yang kuat,
dengan memperhatikan latihan fisik dan kesiapan mental. Dalam
rangka memupuk kekuatan fisik, kaum muslimin dianjurkan untuk
melakukan aktivitas olahraga secara rutin.
123
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir...1176.
124
Fu‘ad ‘Abd al-Ba>qi,...587-588.
125
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…184.
63

Rasulullah SAW juga bersabda dalam suatu hadits yakni
sebagai berikut:
ا
َنَثَّدَح :لَااَق .ٍرْيَمُن ُنْباَو َةَبْيَش يِب
أَ
ُنْب ِرْكَب وُب
أَ
اَنَثَّدَح
ن
ع ،نامثع نب ةعيبر نع َسيِرْد
إِ
ُنْب ِهَّللا ُدْبَع
ي
ِب
أَ
ْنَع ،
ِ
جَرْع
لْأَ
ا نع ،نابح نب ىيحي نب دمحم
ملسو هيل
ع هللا ىلص هللا ُلوُسَر َلاَق:َلاَق ،َةَرْيَرُه
نم
ؤملا نم هللا ىلإ بحأو ريخ يوقلا نمؤملا"
ك
عفني ام ىلع صرحا .ريخ لك يفو .فيعضلا
:
لقت لاف ءيش كباصأ نإو .زجعت لاو .هللاب نعتساو
.هللا رد
ق :لق نكلو .اذكو اذك ناك تلعف ينأ ول
ناطيشلا
لمع حتفت ول نإف .لعف ءاش امو
".
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda:”Mukmin yang kuat lebih
baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah.
Namun, pada keduanya terdapat kebaikan. Bersemangatlah
terhadap apa yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan
kepada Allah, dan janganlah merasa lemah. Jika sesuatu
menimpamu, janganlah berkata: “Seandainya aku melakukan ini
dan itu, tentu akan terjadi begini dan begitu, tetapi katakanlah: Ini
adalah takdir Allah, dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi.
Karena sesungguhnya ucapan “seandainya” membuka pintu
perbuatan setan.” (Hadits Shahih, Diriwayatkan oleh Imam
Muslim No. 2664).
126
d.Menjaga Kebersihan Diri
Kementrian Kesehatan telah menawarkan berbagai upaya
untuk menjaga kebersihan, salah satunya melalui gerakan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Gerakan PHBS adalah
serangkaian tindakan yang dilakukan oleh individu, keluarga serta
komunitas untuk memelihara kesehatan dan mencegah timbulnya
126
Muslim bin al-Hajjaj Abu al-Hasan al-Qusyairy an-Naisaburi, Al-Musnad As-Shahih Al-
Mukhtashar Bi Naqli Al-’Adl’ An Al-‘Adl Ilaa Rasulillah SAW (Shahih Muslim), (Kairo: Isa al-Bab
Al -Halaby, 1373 H), Jilid 4 hal. 52.
64

penyakit.
127
PHBS meliputi perilaku-perilaku positif yang
berhubungan dengan menjaga kebersihan diri.
Kebersihan diri (Personal Hygiene) merupakan tindakan
untuk menjaga kebersihan bertujuan untuk kesejahteraan fisik dan
mental.
128
Kebersihan diri seseorang umumnya tercermin dari
penampilan yang bersih dan rapi, serta usaha yang konsisten dalam
merawat tubuh setiap hari. Adapun cara menjaga kesehatan diri
meliputi: menjaga kebersihan tubuh mencakup mandi secara rutin,
menjaga kebersihan anggota badan (tangan, rambut, kaki, kulit,
gigi, kuku, mata, dan telinga), mencuci pakaian secara berkala,
membudayakan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Pencarian kata bersih dalam al-Qur’an merujuk pada kosa
kata bahasa arab yakni term رهطي -رهط yang memiliki arti suci dan
bersih.
129
Al-Qur’an sering menggambarkan kata bersih dengan
menggunakan term رهط (suci). Kata رهط dengan berbagai
derivasinya di ulang sebanyak 34 kali di dalam al-Qur’an.
130
Namun, pada penjelasan selanjutnya akan di fokuskan pada ayat
yang memiliki indikator tentang kebersihan diri dan kebersihan
lingkungan. Ayat tersebut terkandung dalam QS. al- Maidah [5]: 6
sebagai berikut:
127
Peraturan Menteri Kesehatan RI, Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat,
(Jakarta: Nomer.2269/MENKES/PER/XI/2011), 7.
128
Nina Karlina dkk, “Sosialisasi Pemeliharaan Personal Hygiene dan Proteksi Diri di Lingkungan
Perumahan”, Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 1, 4 (April 2021), 50.
129
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir...868.
130
Fu‘ad ‘Abd al-Ba>qi,...428-429.
65

ا
ْوُلِسْغاَف ِةوٰلَّصلا ىَلِا ْمُتْمُق اَذِا آْوُنَمٰا َنْيِذَّلا اَهُّيَآٰي
ْ
مُكِسْوُءُرِب اْوُحَسْماَو
ِ
قِفاَرَمْلا ىَلِا ْمُكَيِدْيَاَو ْمُكَهْوُجُو
ْ
نِاَو ْوُرَّهَّطاَف اًبُنُج ْمُتْنُك ْنِاَو ْيَبْعَكْلا ىَلِا ْمُكَلُجْرَاَوۗا ِۗن
َ
نِّم ْمُكْنِّم ٌدَحَا َءَج ْوَا ٍرَفَس ىٰلَع ْوَا ىٰٓضْرَّم ْمُتْنُكاۤ
ا
ْوُمَّمَيَتَف ًءَم اْوُدِجَت ْمَلَف َءَسِّنلا ُمُتْسَمٰل ْوَا ِطِٕىَغْلااۤ اۤ اۤ
ا
َمُهْنِّم ْمُكْيِدْيَاَو ْمُكِهْوُجُوِب اْوُحَسْماَف اًبِّيَط اًدْيِعَصۗ
ُ
دْيِرُّي ْنِكٰلَّو
ٍ
جَرَح ْنِّم ْمُكْيَلَع َلَعْجَيِل ُهّٰللا ُدْيِرُي
ه
َتَمْعِن َّمِتُيِلَو ْمُكَرِّهَطُيِل
ٗ
َنْوُرُكْشَت ْمُكَّلَعَل ْمُكْيَلَع
٦
Artinya: 6.Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berdiri
hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan
tanganmu sampai ke siku serta usaplah kepalamu dan (basuh)
kedua kakimu sampai kedua mata kaki. Jika kamu dalam keadaan
junub, mandilah. Jika kamu sakit, dalam perjalanan, kembali dari
tempat buang air (kakus), atau menyentuh perempuan, lalu tidak
memperoleh air, bertayamumlah dengan debu yang baik (suci);
usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak
ingin menjadikan bagimu sedikit pun kesulitan, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu
agar kamu bersyukur.
131
QS. al-Maidah merupakan surah ke 5 berdasarkan susunan
mushafi dan surah ke 112 sesuai pewahyuan al-Qur’an. Surah ini
termasuk surah Madaniyah berjumlah 120 ayat. Asba>bun nuzu>l
ayat ini adalah al-Bukhari meriwayatkan melalui jalur Amru bin al-
Harits dari Abdurrahman bin Qasim dari ayahnya dari Aisyah, ayat
ini turun berkenaan dengan hilangnya kalung Aisyah ra ketika
hendak ke madinah lalu turunlah ayat tentang panduan wudhu
apabila hendak sholat bersamaan dengan perintah turunnya
tayamum.
132
Kandungan ayat ini adalah menegaskan pentingnya
menjaga kebersihan sebelum melaksanakan shalat dengan
131
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…108.
132
Imam As-Suyuthi: Penerjemah: Andi Muhammad Syahril dan Yasir Maqasid, Asbabun An-
Nuzul, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2014), 193-194.
66

melakukan wudhu, mandi besar, atau tayammum. Wudhu
mencakup membersihkan wajah, tangan, kepala, dan kaki,
menunjukkan perhatian Islam terhadap kebersihan anggota tubuh.
Dalam situasi tertentu, mandi besar diwajibkan untuk
membersihkan seluruh tubuh. Ketika air tidak tersedia, tayammum
menjadi penggantinya, menunjukkan bahwa menjaga kebersihan
tetap diutamakan meskipun dalam kondisi terbatas.
2.Kesehatan Ruhani
Dalam ilmu kesehatan, aspek kesehatan ruhani sering disebut
sebagai kesehatan mental. Menurut WHO, kesehatan mental adalah
kondisi sejahtera yang memungkinkan seseorang mengatasi tekanan
hidup, menyadari potensinya, belajar dan bekerja dengan baik, serta
berkontribusi bagi masyarakat. Hal ini dapat mendukung kemampuan
pengambilan keputusan, membangun hubungan sosial, serta dapat
hidup bermakna. WHO juga menjelaskan, faktor kesehatan mental
dipengaruhi oleh beberapa aspek yakni aspek psikologis dan biologis
seperti keterampilan mengolah emosional, genetika, penggunaan zat
terlarang, serta kondisi buruk seperti kemiskinan dan
ketidaksetaraan.
133
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 adalah salah satu regulasi
di Indonesia yang mengatur tentang kesehatan jiwa. UU ini mengatur
agar setiap orang dapat mencapai kesehatan jiwa yang optimal, baik
133
World Health Organization (WHO), “Mental Health”, who.int, 17 Juni 2022,
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-health-strengthening-our-response
diakses 23 Oktober 2024.
67

dalam hal pencegahan, penanganan, perawatan, maupun pemulihan
bagi penderita gangguan jiwa.
134
Sebelum UU ini diberlakukan di
Indonesia, penderita gangguan jiwa sering mengalami diskriminasi,
seperti dipasung. Namun, saat ini pelaksanaan kesehatan jiwa harus
didasarkan pada prinsip keadilan, kemanusiaan, manfaat,
perlindungan, dan non-diskriminasi. Dewasa ini telah terjadi
pergeseran paradigma dalam bidang penyembuhan kesehatan mental
yang mengutamakan upaya preventif atau upaya pencegahan. Dalam
konteks ini, sangat diperlukan pendekatan yang lebih holistik
mencakup berbagai aspek termasuk pendekatan agama atau spritual.
Pendekatan ini dinilai efektif mampu menangani gangguan mental baik
berupa pencegahan ataupun pengobatan.
135

Setiap ahli memiliki perspektif berbeda sesuai disiplin dan metode
analisisnya, sehingga menciptakan keragaman dalam mendefinisikan
konsep kesehatan mental. Kesehatan mental dalam pandangan Barat
didefinisikan sebagai kondisi di mana individu bebas dari gangguan
jiwa seperti neurosis dan psikosis, serta mampu berfungsi dengan baik
dalam kehidupan sehari-hari. Konsep ini mencakup prinsip-prinsip
untuk menjaga kesehatan ruhani, pencegahan, dan promosi kesehatan
mental. Dukungan sosial menjadi salah satu indikasi dalam membantu
individu mengatasi stres dan tantangan hidup.
136
Penanganan kesehatan
134
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa.
135
Widiya A Radiani, "Kesehatan Mental Masa Kini dan Penanganan Gangguanya Secara Islami",
Journal of Islamic and Law Studies 1, 3 (Juni 2019), 103-104.
136
Mursidin, "Kesehatan Mental Dalam Perspekti al-Qur'an", Jurnal Cendekia Sambas 1, 1 (Juni
2021), 62.
68

mental di Barat juga mengandalkan diagnosis dan klasifikasi. Dimana
kesehatan mental di Barat, sering kali diukur dan dinilai menggunakan
kriteria diagnostic. Yakni prosedur atau alat yang diatur dalam
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM).
Manual ini menyusun prosedur ilmiah tentang gangguan mental yang
terus diperbarui dengan melibatkan lebih dari 200 pakar di bidangnya.
Panduan buku ini berisi pembahasan seperti seperti depresi,
kecemasan, skizofrenia, beserta gejala yang terkait sehingga
memudahkan diagnosis dan perawatan.
137
Dan masih banyak lagi
pendekatan terapeutik yang dilakukan di Barat termasuk terapi
psikologis, penggunaan obat-obatan serta program rehabilitasi.
Dalam perspektif Islam, al-Qur’an menjadi sumber utama dalam
membahas ketentraman jiwa dan macam-macam gangguan jiwa yang
harus dihindari. Menurut Quraish Shihab, al-Qur’an banyak sekali
membahas mengenai gangguan-gangguan terhadap jiwa serta
memberikan solusinya. Orang-orang yang memiliki iman yang lemah
digambarkan oleh al-Qur’an sebagai orang yang memiliki penyakit di
dalam hatinya. Penyakit ini berupa kebodohan yang membuat
seseorang terjebak dalam keraguan dan kebimbangan. Gangguan jiwa
ini memiliki banyak jenis dan tingkatannya. Sikap sombong, benci,
dendam, fanatisme, dan kikir muncul akibat adanya ketidak
seimbangan dalam sifat mereka. Sedangkan rasa takut, cemas,
137
American Psychiatric Association, "Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders
(DSM-5-TR)", psychiatry.org, https://www.psychiatry .org/psychiatrists/practice/dsm diakses 24
Oktober 2024.
69

pesimisme, dan rendah diri disebabkan oleh kekurangan mental yang
dialami seseorang. Akhirnya beliau menyimpulkan bahwa pandangan
Islam tentang penyakit mental mencakup berbagai aspek mendalam
dan spesifik, yang boleh jadi tidak terjangkau oleh ilmu kesehatan
modern.
138
Adapun pembahasan al-Qur’an mengenai kesehatan mental
meliputi: ketenangan hati dengan mengingat Allah SWT, tawakal atau
berserah diri kepada Allah, sabar dalam menghadapi cobaan, rasa
syukur sebagai penyembuh jiwa, menghindari kecemasan berlebihan,
memaafkan sebagai terapi jiwa serta seimbang antara dunia dan
akhirat. Masing-masing poin tersebut telah dijelaskan dalam al-Qur’an
dan akan dipaparkan sebagai berikut:
a.Ketenangan Hati Dengan Mengingat Allah SWT
Pencarian kata ketenangan dalam al-Qur’an merujuk pada
kosa kata bahasa arab yakni term ركذ yang memiliki arti
mengingat.
139
Korelasi kata ketenangan dengan mengingat adalah
dalam konteks ini yakni mengingat Allah SWT sebagai pemberi
ketenangan. Kata ركذ beserta seluruh derivasinya disebut sebanyak
292 kali dalam al-Qur’an.
140
Namun, pada penjelasan selanjutnya
akan di fokuskan pada ayat yang memiliki indikator ketenangan
jiwa. Adapun ayat tersebut terkandung dalam QS. ar-Ra’ad [13]:
28 sebagai berikut:
138
M. Quraish shihab, Wawasan Al-Qur’an…188-189.
139
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir...448.
140
Fu‘ad ‘Abd al-Ba>qi,...270-275.
70

ِ
هّٰللا ِرْكِذِب لَاَا ِهّٰللا ِرْكِذِب ْمُهُبْوُلُق ُّنِٕىَمْطَتَو اْوُنَمٰا َنْيِذَّلاۗ

ُبْوُلُقْلا ُّنِٕىَمْطَتۗ
٢٨
Artinya: 28. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya
dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram.
141
QS. ar-Ra’ad merupakan surah ke 13 berdasarkan susunan
mushafi dan surah ke 96 sesuai pewahyuan al-Qur’an. Surah ini
termasuk golongan surah Madaniyah berjumlah 43 ayat. Ayat ini
menekankan bahwa dzikir atau mengingat Allah adalah kunci
utama ketenangan hati. Ketenangan hati penting untuk kesehatan
mental yang optimal, karena membantu seseorang lebih kuat
menghadapi tekanan hidup dan lebih bijaksana dalam mengelola
emosi. Dzikir atau mengingat Allah berperan sebagai terapi yang
meningkatkan ketahanan mental, menyeimbangkan emosi, dan
menumbuhkan rasa syukur.
b.Tawakal (Berserah Diri Kepada Allah SWT)
Pencarian kata tawakal dalam al-Qur’an merujuk pada kosa
kata bahasa arab yakni term ىق
ّتا
yang memiliki arti menjadi orang
yang bertaqwa kepada Allah.
142
Kata ىق
ّتا
beserta seluruh
derivasinya diulang sebanyak 243 dalam al-Qur’an.
143
Akan tetapi,
pada penjelasan selanjutnya akan difokuskan pada ayat yang
memuat tentang tawakal. Ayat tersebut yakni QS.ali-Imron [3]:
102 sebagai berikut:
141
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…252.
142
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir...1577.
143
Fu‘ad ‘Abd al-Ba>qi,...758-761.
71

ه
ِتىٰقُت َّقَح َهّٰللا اوُقَّتا اوُنَمٰا َنْيِذَّلا اَهُّيَآٰي
ْٖ
مُتْنَاَو لَّا
ِا َّنُتْوُمَت لَا
َو

َنْوُمِلْسُّم
١٠٢
Artinya: 102. Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan
janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.
144
QS. ali-Imron merupakan surah ke 3 berdasarkan susunan
mushafi dan surah ke 89 sesuai pewahyuan al-Qur’an. surah ini
termasuk golongan surah Madaniyah berjumlah 200 ayat. Ayat ini
menegaskan bahwa pentingnya takwa dan iman yang kuat sebagai
landasan kesehatan mental. Takwa memberi ketenangan hati yang
mendalam, sementara iman menumbuhkan harapan dan sikap
optimisme. Orang yang bertakwa akan selalu berusaha
mengendalikan diri, baik dalam pikiran, ucapan, maupun perbuatan
serta terdorong untuk berbuat baik. Sehingga keputusasaan dapat
dicegah dan kestabilan emosi lebih terjaga.
c.Sabar Dalam Menghadapi Cobaan
Pencarian kata sabar dalam al-Qur’an merujuk pada kosa
kata bahasa arab yakni term رب
ggص
yang memiliki arti sabar atau
tabah hati.
145
Kata رب
gggص
beserta seluruh derivasinya diulang
sebanyak 83 kali dalam al-Qur’an.
146
Namun, pada penjelasan
selanjutnya akan difokuskan pada ayat yang memuat idikasi sifat
sabar dalam al-Qur’an. ayat tersebut terkandung dalam QS. al-
Baqarah [2]: 153 sebagai berikut:
144
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…63.
145
Al-Munawwir...760.
146
Fu‘ad ‘Abd al-Ba>qi,...399-401.
72

َ
عَم َهّٰللا َّنِا ِةوٰلَّصلاَو ِرْبَّصلاِب اْوُنْيِعَتْسا اوُنَمٰا َنْيِذَّلا اَهُّيَايۗ

َنْيِرِبّٰصلا
١٥٣
Artinya: 153. Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah
pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya
Allah beserta orang-orang yang sabar.
147
QS. al-Baqarah merupakan surah ke 2 berdasarkan susunan
mushafi dan surah ke 87 sesuai pewahyuan al-Qur’an. Surah ini
termasuk golongan surah Madaniyah berjumlah 286 ayat.
Kandungan ayat ini adalah pentingnya sifat sabar dan shalat
sebagai sumber ketenangan dan kekuatan mental. Kesabaran dalam
ayat ini berarti menerima ujian dengan lapang dada yang
membantu mengurangi stres dan menjaga emosi agar tetap
terkendali. Shalat mendekatkan manusia pada Allah serta
menghadirkan ketenangan batin yang mendalam. Dalam ayat ini,
menegaskan bahwa janji Allah SWT selalu bersama orang-orang
yang sabar. Menjadikan seseorang memperoleh rasa aman dan
memberikan harapan hidup sehingga kesehatan mental lebih stabil
dan positif.
d.Rasa Syukur Sebagai Penyembuh Jiwa
Pencarian kata syukur dalam al-Qur’an merujuk pada kosa
kata bahasa arab yakni term رك
ggش
yang memiliki arti berterima
kasih.
148
Dalam konteks ini, memiliki maksud berterima kasih
kepada Allah atas segala kenikmatan yang telah diberi. Kata -ركش
ركشي beserta seluruh derivasinya diulang sebanyak 70 kali dalam al-
147
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…23.
148
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir...734.
73

Qur’an. Namun, penjelasan berikutnya akan difokuskan pada ayat-
ayat yang menunjukkan indikator syukur dalam al-Qur’an. Ayat
tersebut terkandung dalam QS. Ibrahim [14]: 7 sebagai berikut:
ْ
يِباَذَع َّنِا ْمُتْرَفَك ْنِٕىَلَو ْمُكَّنَدْيِزَلَا ْمُتْرَكَش ْنِٕىَل ْمُكُّبَر َنَّذَاَت ْذِاَو

ٌدْيِدَشَل
٧
Artinya: 7.(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan,
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah
(nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),
sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras”
149
QS. Ibrahim merupakan surah ke 14 berdasarkan susunan
mushafi dan surah ke 72 sesuai pewahyuan al-Qur’an. Surah ini
termasuk golongan surah Makiyah berjumlah 52 ayat. Kandungan
ayat ini menekankan bahwa bersyukur akan mendatangkan lebih
banyak nikmat. Syukur bukan hanya ucapan melainkan sikap
menghargai segala nikmat dari Allah SWT. Dalam konteks
kesehatan mental, bersyukur membantu mengelola emosi negatif,
mengurangi stress dan meningkatkan kebahagiaan. Sikap ini juga
menumbuhkan optimisme dan memudahkan seseorang menghadapi
tantangan hidup.
e.Menghindari Kecemasan Berlebihan
Pencarian kata kecemasan berlebihan dalam al-Qur’an
merujuk pada kosa kata bahasa arab yakni term ف
ّلك
yang memiliki
arti membebani atau tugas yang berat.
150
Korelasinya adalah
kecemasan berlebihan biasanya digambarkan dengan beban yang
149
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…256.
150
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir...1225.
74

dirasa sangat berat. Kata ف
ّلك
beserta seluruh variasinya disebut
sebanyak 8 kali dalam al-Qur’an.
151
Akan tetapi pada keterangan
selanjutnya akan difokuskan pada ayat yang menjelaskan bahwa
Allah tidak akan membebani manusia melebihi kapasitasnya. Ayat
tersebut terkandung dalam QS. al-Baqarah [2]: 286 sebagai
berikut:
ا
َهْيَلَعَو ْتَبَسَك اَم اَهَل اَهَعْسُو لَّا
ِا اًسْفَن ُهّٰللا ُفِّلَكُي لَاۗ
ا
َنَّبَر اَن
أْ
َطْخَا ْوَا آَنْيِسَّن ْنِا آَنْذِخاؤَُت لَا اَنَّبَر ْتَبَسَتْكا اَمۚ ۗ
ه
َتْلَمَح اَمَك اًرْصِا آَنْيَلَع ْلِمْحَت لَا
َو
ْٗ
نِم َنْيِذَّلا ىَلَع
ه
ِب اَنَل َةَقاَط لَا اَم اَنْلِّمَحُت لَا
َو اَنَّبَر اَنِلْبَقۚ
َّٖ
نَع ُفْعاَو ۗا ۚ
ِ
مْوَقْلا ىَلَع اَنْرُصْناَف اَنىٰلْوَم َتْنَا اَنْمَحْراَو َنَل ْرِفْغاَوۗ ۗا

َنْيِرِفٰكْلا
ࣖ ٢٨٦
Artinya: 286.Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut
kesanggupannya. Baginya ada sesuatu (pahala) dari (kebajikan)
yang diusahakannya dan terhadapnya ada (pula) sesuatu (siksa)
atas (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa,) “Wahai
Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau
kami salah. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami
dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada
orang-orang sebelum kami. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau
pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya.
Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami.
Engkaulah pelindung kami. Maka, tolonglah kami dalam
menghadapi kaum kafir.”
152
Kandungan ayat ini adalah mengajarkan pada manusia
bahwa Allah tidak membebani seseorang di luar batas
kemampuannya. Setiap individu bertanggung jawab atas
perbuatannya dan akan menerima balasan yang adil. Ayat ini
mengingatkan kita untuk menerima keterbatasan diri, agar lebih
rendah hati dan tidak terlalu keras pada diri sendiri. Keyakinan
151
Fu‘ad ‘Abd al-Ba>qi,...614.
152
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…49.
75

akan keadilan Allah SWT terhadap semua hambanya dapat
meredakan perasaan marah dan kecewa, serta memberi harapan
bahwa setiap kesulitan pasti ada jalan keluar.
f.Memaafkan Sebagai Terapi Jiwa
Pencarian kata memaafkan dalam al-Qur’an merujuk pada
kosa kata bahasa arab yakni term وفعلا yang berarti memaafkan.
153
Kata وفعلا dengan seluruh derivasinya diulang sebanyak 35 kali
dalam al- Qur’an.
154
Akan tetapi pada penjelasan selanjutnya akan
difokuskan pada ayat-ayat yang menjelaskan kata memaafkan
sebagai terapi jiwa. Ayat tersebut terkandung dalam QS. asy-Syura
[42]: 43 sebagai berikut:

ِرْوُمُلْاا
ِ
مْزَع ْنِمَل َكِلٰذ َّنِا َرَفَغَو َرَبَص ْنَمَلَو
ࣖ ٤٣
Artinya: 43.Akan tetapi, sungguh siapa yang bersabar dan
memaafkan, sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan
yang (patut) diutamakan.
155
QS asy-Syura merupakan surah ke 43 bedasarkan susunan
mushafi dan surah ke 62 berdasarkan pewahyuan al-Qur’an. Surah
ini termasuk golongan surah Makiyah berjumlah 53 ayat.
Kandungan ayat ini adalah menekankan pentingnya sikap sabar dan
pemaaf sebagai tanda kekuatan dan kemuliaan. Menahan amarah
dan memaafkan kesalahan orang lain dapat mengurangi beban
emosional dan meredakan stres. Sikap memaafkan berarti
melepaskan rasa dendam atau sakit hati, yang mendukung
153
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir...951.
154
Fu‘ad ‘Abd al-Ba>qi,...466.
155
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…487.
76

kedamaian batin dan ketenangan jiwa. Selain itu, sabar dan pemaaf
adalah kunci penting dalam membangun dan mempertahankan
hubungan yang sehat dengan orang lain.
3.Kesehatan Sosial
Aspek kesehatan sosial adalah salah satu elemen yang telah
disebutkan oleh WHO sebagai bagian penting dalam memelihara
kesehatan dan kesejahteraan. Kesehatan sosial adalah keadaan
sejahtera di mana individu mampu membina hubungan positif,
beradaptasi dalam masyarakat, dan berperan aktif demi kesejahteraan
bersama.
156
Konsep definisi kesehatan sosial, sebenarnya selalu
merujuk pada definisi sehat menurut WHO yang menyatakan bahwa
aspek sosial merupakan salah satu bagian integral dari kesehatan.
Namun, ada penelitian terbaru yang menjelaskan mengenai definisi
kesehatan sosial secara spesifik. Kesehatan sosial adalah kemampuan
individu dalam membangun hubungan yang berkualitas dan cukup
bermakna dalam lingkungan tertentu untuk memenuhi kebutuhan akan
interaksi sosial yang berarti.
157
Dimensi kesehatan sosial secara umum
meliputi: hubungan interpersonal, partisipasi sosial (keterlibatan),
dukungan sosial, menghargai pebedaan budaya, kesejahteraan ekonomi
serta memahami lingkungan sosial.
158
156
A. Iskandar, Sosiologi Kesehatan (Suatu Telaah Teori dan Empirik), (Bogor: PT Penerbit IPB
Press, 2012), 31.
157
David Matthew Doyle, "On social health: history, conceptualization, and population
patterning", Health Psychology Riview 3, 18 (2024), https://www.tandfonline.com/doi/full
/10.1080/17437199.2024.2314506
158
Riny Natalina dkk, "Tiga Aspek Penting Dalam Kesehatan", Media Publikasi Kesehatan Ilmiah
1,11 (Februari, 2021), 11.
77

Dalam pandangan Islam, kesehatan sosial diartikan sebagai upaya
untuk menciptakan kesejahteraan melalui hubungan yang baik, adil,
dan seimbang dengan manusia, alam, dan makhluk hidup lain. Ajaran
Islam memberikan panduan moral dan etika sosial yang bertujuan
untuk menciptakan masyarakat yang damai, peduli, dan bertanggung
jawab. Quraish Shihab menggambarkan kesejahteraan sosial seperti
kondisi surga yang digambarkan dalam al-Qur’an. Yakni tempat Nabi
Adam as dan istrinya tinggal sebelum turun ke bumi untuk
menjalankan tugas kekhalifahan. Masyarakat surga berada dalam
keadaan damai dan harmonis, bebas dari dosa, segala sesuatu teratur
dan bermakna, tanpa adanya hal yang sia-sia serta aktivitas yang selalu
bermanfaat.
159
Quraish Shihab menjelaskan bahwa untuk membangun
kesehatan sosial diperlukan penguatan akidah dan etika dalam
masyarakat agar tercapai keseimbangan. Kesejahteraan dalam Islam
mendorong penyerahan penuh kepada Allah (h}ablu minalla>h),
serta tanggung jawab kepada sesama makhluk hidup (h}ablu
minanna>s) sebagai bentuk amanah dan ibadah.
160
Dalam al-Qur’an memuat banyak ayat yang secara mendalam
menekankan pentingnya kesehatan sosial, bahkan dengan cakupan
yang spesifik dan mendalam. Al-Qur’an tidak hanya menyoroti
hubungan antar manusia, tetapi juga memperhatikan hubungan dengan
159
M.Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an (Tafsir Maudhu’I atas Pelbagai Persoalan Umat),
(Bandung: Mizan,1997), 127-128.
160
M.Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an...129-130.
78

lingkungan dan makhluk hidup lainnya yang merupakan bagian
integral dari keseimbangan sosial yang diajarkan dalam Islam.
Anjuran-anjuran al-Qur’an mengenai kesehatan sosial meliputi:
menjaga persaudaraan dan kedamaian sosial, larangan mengolok-olok
dan menghina orang lain, menghindari prasangka buruk dan fitnah,
menegakkan kebenaran dan keadilan, berbuat baik dan saling
membantu dalam kehidupan bermasyarakat, sikap dermawan dan
peduli terhadap sesama, serta menjaga keseimbangan lingkungan alam.
Setiap poin tersebut telah dijelaskan dalam al-Qur’an dan akan
dipaprkan pada penjelasan berikutnya:
a.Menjaga Persaudaraan Dan Kedamaian Sosial
Pencarian kata persaudaraan dalam al-Qur’an merujuk pada
kosa kata bahasa arab yakni term ةوخأ yang memiliki arti saudara.
161
Kata ةوخأ beserta seluruh variasinya disebutkan sebanyak 96 kali
dalam al-Qur’an.
162
Akan tetapi, pada penjelasan berikutnya akan
difokuskan ada ayat yang memuat penjelasan mengenai pentingnya
menjaga persaudaraan sebagai wujud kesehata sosial. Ayat tersebut
terkandung dalam QS. al-Hujurat [49]: 10 sebagai berikut:
ْ
مُكَّلَعَل َهّٰللا اوُقَّتاَو ْمُكْيَوَخَا َنْيَب اْوُحِلْصَاَف ٌةَوْخِا َنْوُنِمؤُْمْلا اَمَّنِا

َنْوُمَحْرُت
ࣖ ١٠
Artinya: 10. Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara,
karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan
bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati.
163
161
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir...12.
162
Fu‘ad ‘Abd al-Ba>qi,...23-24.
163
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…516.
79

QS. al-Hujurat merupakan surah ke 49 berdasarkan susunan
mushafi dan surah ke 106 sesuai pewahyuan al-Qur’an. Surah ini
termasuk golongan surah Madaniyah berjumlah 18 ayat.
Kandungan QS al-Hujurat ayat 10 adalah memberikan pedoman
untuk membentuk masyarakat yang harmonis dan sehat. Ayat ini
menekankan bahwa orang-orang beriman adalah saudara yang
harus menjaga kedamaian, persaudaraan, dan empati dalam
interaksi sosial. Nilai-nilai ini penting untuk kesehatan sosial,
karena dengan menjaga solidaritas dan harmoni, masyarakat dapat
mengurangi konflik dan memperkuat ikatan sosial.
b.Larangan Mengolok-olok dan Menghina Orang Lain
Pencarian kata mengejek dalam al-Qur’an merujuk pada
kosa kata bahasa arab yakni term رخس yang memiliki arti menghina
atau memperolok.
164
Kata رخ

beserta seluruh derivasinya diulang
sebanyak 41 kali dalam al-Qur’an.
165
Namun, pada penjelasan
selanjutnnya akan ditekankan ada ayat yang memuat penjelasan
mengenai larangan memperolok/larangan menghina orang lain.
Ayat tersebut yakni QS. al-Hujurat [49]: 11 sebagai berikut:
س
َع
ٍ
مْوَق ْنِّم ٌمْوَق ْرَخْسَي لَا اْوُنَمٰا َنْيِذَّلا اَهُّيَاي
ْ
نَا ى
َّ
نُكَّي ْنَا ىٰسَع ٍءَسِّن ْنِّم ٌءَسِن لَا
َو ْمُهْنِّم اًرْيَخ اْوُنْوُكَّياۤ اۤ
َّ
نُهْنِّم اًرْيَخ
ِ
باَقْلَلْااِب اْوُزَباَنَت لَا
َو ْمُكَسُفْنَا اْوُزِمْلَت لَا
َو
ِ
ناَمْيِ
لْاا َدْعَب ُقْوُسُفْلا ُمْسلِاا َسئِْب
ْ
بُتَي ْمَّل ْنَمَو

َنْوُمِلّٰظلا ُمُه َكِى وُاَفٰۤل
١١
164
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir...618.
165
Fu‘ad ‘Abd al-Ba>qi,...347-348.
80

Artinya: 11.Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu
kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka
(yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang
mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan
(mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan
(yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang
mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling
memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan
adalah (panggilan) fasik setelah beriman. Siapa yang tidak
bertobat, mereka itulah orang-orang zalim.
166
Asba>bun nuzu>l ayat ini ialah diceritakan dari Abu
Jabairah bahwa pada masa jahiliyah, masyarakat sering
menggunakan berbagai julukan. Suatu ketika, Rasulullah
memanggil seorang laki-laki dengan julukan yang biasa
dipanggilkan pada dirinya. Lalu, seseorang berkata kepada
Rasulullah, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya dia tidak suka
dipanggil seperti itu.” Maka Allah SWT menurunkan ayat ini,
yang berbunyi, “Janganlah kamu memanggil mereka dengan
sebutan yang tidak semestinya.”
167
Oleh sebab itu, QS Al-Hujurat
ayat 11 berisi larangan untuk mengejek, merendahkan, atau
memanggil seseorang dengan julukan yang buruk yang dapat
menimbulkan perselisihan. Ayat ini diturunkan sebagai teguran
terhadap beberapa sahabat Nabi yang dalam beberapa keadaan,
saling mengejek atau menggunakan panggilan yang kurang baik.
c.Menghindari Prasangka Buruk dan Fitnah
166
Al-Qur’an dan Terjemahnya…516.
167
Imam As-Suyuthi; Penerjemah: Andi Muhammad Syahril dan Yasir Maqasid, Asbabun An-
Nuzul, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2014), 498.
81

Pencarian kata prasangka dalam al-Qur’an merujuk pada
kosa kata bahasa arab yakni term ّ
نظلا
yang memiliki arti
menyangka atau mengira.
168
Kata ّ
نظلا
beserta seluruh variasinya
diulang sebanyak 69 kali dalam al-Qur’an.
169
Namun, pada
penjelasan berikutnya akan ditekankan ada ayat yang memuat
larangan prasangka buruk. Ayat tersebut terkandung dalam QS. al-
Hujurat [49]: 12 sebagai berikut:
َ
ضْعَب َّنِا ِّنَّظلا َنِّم اًرْيِثَك اْوُبِنَتْجا اوُنَمٰا َنْيِذَّلا اَهُّيَاٰي
ا
ًضْعَب ْمُكُضْعَّب ْبَتْغَي لَا
َو اْوُسَّسَجَت لَا
َّو ٌمْثِا ِّنَّظلا
ُ
هْوُمُتْهِرَكَف اًتْيَم ِهْيِخَا َمْحَل َلُك
أْ
َّي ْنَا ْمُكُدَحَا ُّبِحُيَا
َ
هّٰللا اوُقَّتاَو

ٌمْيِحَّر ٌباَّوَت َهّٰللا َّنِا
١٢
Artinya: 12. Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak
prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah
mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara
kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara
kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?
Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah!
Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha
Penyayang.
170
Asba>bun nuzu>l ayat ini berkaitan dengan Salman al-
Farisi yang pernah makan lalu tertidur hingga mendengkur. Hal ini
dihubungkan dengan penjelasan Imam al-Qurthubi tentang dua
orang sahabat Nabi SAW yang menggunjing Salman. Disebutkan
bahwa kedua sahabat tersebut menggunjingkan Salman. Kemudian,
Nabi SAW berkata kepada mereka, “Mengapa aku melihat ada
warna kehijauan di mulut kalian berdua?” Mereka menjawab,
168
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir...883.
169
Fu‘ad ‘Abd al-Ba>qi,...439-440.
170
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…517.
82

“Demi Allah, kami belum makan apa pun hari ini, baik daging
maupun lainnya.” Nabi SAW pun menjawab, “Namun, kalian
telah memakan dagingnya Salman” sebagai perumpamaan bahwa
mereka telah menggunjingnya.
171

Oleh karena itu, kandungan ayat ini adalah larangan untuk
berprasangka buruk, mencari-cari kesalahan orang lain, dan
menggunjing sesama muslim. Ayat ini mengajarkan pentingnya
menjaga kehormatan orang lain dan melarang perilaku yang dapat
merusak keharmonisan serta kepercayaan dalam masyarakat.
d.Menegakkan Kebenaran dan Keadialan
Pencarian kata keadilan dalam al-Qur’an merujuk pada
kosa kata bahasa arab yakni term لد
gعلا
yang memiliki arti adil.
172
Kata لد
ggعلا
beserta seluruh derivasinya diulang sebanyak 27 kali
dalam al-Qur’an.
173
Namun, pada keterangan selanjutnya akan
difokuskan pada ayat yang memuat penjelasan mengenai
menegakkan kebenaran melalui sikap keadilan di masyarakat. Ayat
tersebut terkandung dalam QS al-Maidah [5]: 8 sebagai berikut:
ْ
سِقْلاِب َءَدَهُش ِهّٰلِل َنْيِماَّوَق اْوُنْوُك اْوُنَمٰا َنْيِذَّلا اَهُّيَاٰيِۖط اۤ
َ
وُه ْوُلِدْعِا اْوُلِدْعَت لَّاَا ىٰٓلَع
ٍ
مْوَق ُنٰاَنَش ْمُكَّنَمِرْجَي لَا
َوۗا ۗ

َنْوُلَمْعَت اَمِب ْيِبَخ َهّٰللا َّنِاَهّٰللا اوُقَّتاَو ٰوْقَّتلِل ُبَرْقَاٌۢر ۗ ۖى
٨
Artinya: 8.Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu
penegak (kebenaran) karena Allah (dan) saksi-saksi (yang
bertindak) dengan adil. Janganlah kebencianmu terhadap suatu
kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlakulah adil
karena (adil) itu lebih dekat pada takwa. Bertakwalah kepada
171
Imam As-Suyuthi; Pen: Andi Muhammad Syahril dkk, Asbabun An-Nuzul...499.
172
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir...905.
173
Fu‘ad ‘Abd al-Ba>qi,...448-449.
83

Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu
kerjakan.
174
QS al-Maidah merupakan surah ke 5 berdasarkan susunan
mushafi dan surah ke 112 sesuai pewahyuan al-Qur’an. surah ini
termasuk golongan surah Madaniyah berjumlah 120 ayat.
Kandungan QS Al-Maidah ayat 8 mengajarkan pentingnya berlaku
adil dan menjunjung keadilan dalam segala keadaan, bahkan
terhadap orang yang tidak disukai. Allah SWT memerintahkan
orang beriman untuk menjadi saksi yang jujur dan adil, karena
sikap adil mendekatkan kepada takwa. Ayat ini menekankan bahwa
keadilan harus ditegakkan tanpa dipengaruhi oleh perasaan benci
atau suka terhadap orang lain. Keadilan ini mendukung kesehatan
sosial dengan membangun rasa aman, sehingga tercipta
keharmonisan dan kesejahteraan bersama.
e.Berbuat Baik dan Saling Membantu
Pencarian kata berbuat baik dalam al-Qur’an merujuk pada
kosa kata bahasa arab yakni term نسح yang memiliki arti
baik.
175
Kata نسح beserta seluruh derivasinya diulang sebanyak 195
kali dalam al-Qur’an.
176
Namun, pada penjelasan selanjurnya akan
difokuskan pada ayat yang memiliki kriteria berbuat baik antar
sesama manusia sebagai gambaran dari kesehatan sosial. Ayat
tersebut terkandung dalam QS. an-Nisa’ [4]: 36 sebagai berikut:
174
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…108.
175
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir...264.
176
Fu‘ad ‘Abd al-Ba>qi,...203-205.
84

۞
ه
ِب اْوُكِرْشُت لَا
َو َهّٰللا اوُدُبْعاَو
ٖا
ًناَسْحِا
ِ
نْيَدِلاَوْلاِبَّو أًـْيَش
ى
ِذ ِراَجْلاَو
ِ
نْيِكٰسَمْلاَو ىٰمٰتَيْلاَو ىٰبْرُقْلا ىِذِبَّو
ِ
نْباَو ِبَجْلاِب ِبِحاَّصلاَو ِبُنُجْلا ِراَجْلاَو ىٰبْرُقْلاْۢن
َ
ناَك ْنَم ُّبِحُي لَا َهّٰللا َّنِا ْمُكُناَمْيَا ْتَكَلَم اَمَو ْيِبَّسلاۗ ِۙل

ًرْوُخَف لًااَتْخُمۙا
٣٦
Artinya: 36. Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah
kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak ya tim, orang-
orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat,
ibnu sabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat
membanggakan diri.
177
QS. an-Nisa’ merupakan surah ke 4 berdasarkan susunan
mushafi dan surah ke 92 sesuai pewahyuan al-Qur’an. surah ini
termasuk golongan surah Madaniyah berjumlah 176 ayat.
Kandungan surah ini adalah mengajarkan pentingnya sikap
dermawan dan menghindari sifat kikir serta mengingat bahwa harta
adalah titipan Allah. Dalam konteks kesehatan sosial, ayat ini
mendorong solidaritas dan kepedulian antar individu. Dengan
menumbuhkan rasa empati dan saling membantu sehingga
meningkatkan kesejahteraan bersama.
f.Menjaga Keseimbangan Ekosistem Alam
Pencarian kata keseimbangan alam merujuk pada kosa kata
yang antonim yakni kerusakan lingkungan alam. Kata kerusakan
merujuk pada kosa kata bahasa arab yakni pada term داسفلا yang
memiliki arti kerusakan.
178
Kata دا
gسفلا
beserta seluruh derivasinya
177
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…84.
178
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir...1055.
85

diulang sebanyak 50 kali dalam al-Qur’an.
179
Namun, pada
penjelasan selanjutnya akan difokuskan pada ayat yang memiliki
penjelasan mengenai larangan merusak keseimbangan alam. Ayat
tersebut terkandung dalam QS. ar-Rum [30]: 41 sebagai berikut:
ى
ِدْيَا ْتَبَسَك اَمِب ِرْحَبْلاَو ِّرَبْلا ىِف ُداَسَفْلا َرَهَظ

َنْوُعِجْرَي ْمُهَّلَعَل اْوُلِمَع ْيِذَّلا َضْعَب ْمُهَقْيِذُيِل
ِ
ساَّنلا
٤١
Artinya: 41.Telah tampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah
membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan
mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
180
QS. ar-Rum merupakan surah ke 30 berdasarkan susunan
mushafi dan surah ke 84 sesuai pewayuan al-Qur’an. Surah ini
termasuk golongan surah Makiyah berjumlah 60 ayat. Kandungan
ayat ini adalah mengingatkan bahwa kerusakan di darat dan laut
yang disebabkan oleh perbuatan manusia. Seperti polusi dan
eksploitasi sumber daya alam yang dapat mengganggu kesehatan
sosial masyarakat. Ketika lingkungan rusak kesehatan fisik warga
akan terancam, yang menyebabkan meningkatnya penyakit yang
bersumber dari air atau udara yang tercemar. Selain itu, ayat ini
mengisyaratkan pentingnya pengelolaan sumber daya secara
bijaksana agar tidak menciptakan ketimpangan dan konflik sosial.
Tanggung jawab bersama dalam menjaga keseimbangan alam
menjadi bagian dari menjaga kesehatan dan keharmonisan sosial
yang berkelanjutan.
179
Fu‘ad ‘Abd al-Ba>qi,...518-519.
180
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya…408.
86

87

B.Sekilas tentang Tafsir Al-Misbah Karya M. Quraish Shihab
1.Biografi Muhammad Quraish Shihab
Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab lahir pada hari Rabu, 16
Februari 1944 di Kabupaten Sidden Rappang, Sulawesi Selatan. Beliau
adalah anak keempat dari 12 bersaudara yang dilahirkan oleh Prof.
Abdurrahman Shihab dan Asma Aburisy. Sejak kecil, Quraish
dipengaruhi pendidikan oleh ayahnya yang merupakan seorang ahli
tafsir dan akademisi. Ayahnya pernah menjabat sebagai rektor di dua
perguruan tinggi Islam terkemuka di Makassar, yaitu IAIN Alauddin
dan Universitas Muslim Indonesia (UMI).
181
Quraish Shihab mengakui
bahwa ayahandanya memiliki pengaruh yang sangat besar dalam
menumbuhkan rasa cintanya terhadap studi al-Qur’an. Ditengah
kesibukan Prof. Abdurrahman Shihab, ia selalu menyempatkan
waktunya dengan mengajak anak-anaknya duduk bercengkrama
bersama, sesekali dengan memberikan nasihat. Salah satu nasihat yang
paling sering di sampaikan adalah “rasakan keagungan al-Qur'an
sebelum engkau mendekatinya dengan nalar”. Belakangan diketahui
bahwa, nasihat ini adalah ungkapan dari Syaikh Muhammad Abduh,
tokoh pembaharu Islam. Dan masih banyak petuah-petuah lain yang
yang diajarkan kepada putra-putrinya. Selain itu, kesuksesan Quraish
Shihab dalam kariernya tidak lupa didukung penuh oleh keluarga yang
selalu mendampinginya. Istrinya Fatmawati yang selalu memberikan
181
Official Website M Quraish Shihab, “Profil Singkat M Quraish Shihab”, quraishshihab.com,
https://quraishshihab.com/profil-mqs/ diakses 01 November 2024.
88

cinta dan dukungan, serta anak-anak mereka Najela, Najwa, Nasywa,
Nahla, dan Ahmad juga turut berperan dalam perjalanan
keberhasilannya.
182
Perjalanan pendidikan M. Quraish Shihab dimulai dari
menyelesaikan pendidikan dasar di SD Lampobattang, Makassar dan
lulus pada usia 11 tahun. Selanjutnya beliau melanjutkan SMP
sekaligus pesantren di Darul Hadits al-Faqihiyah, kota Malang.
Kemudian, di usia 14 tahun sekitar tahun 1958, beliau melanjutkan
pendidikan di Kairo Mesir dan diterima di kelas II Tsanawiyah Al-
Azhar. Pada tahun 1967, Quraish Shihab berhasil meraih gelar Lc (S1)
di Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir dan Hadits, Universitas Al-
Azhar. Setelah itu, pada tahun 1969 beliau melanjutkan studinya lagi
di fakultas yang sama dan memperoleh gelar M.A (S2) dengan
spesialisasi bidang tafsir al-Qur'an. Tesisnya berjudul al-I’jaz al-
Tasyri’i li al-Qur’an al-Karim. Kemudian setelah menyelesaikan
pendidikan magister, beliau sempat kembali ke Indonesia dan diberi
amanah untuk memegang beberapa jabatan penting. Walaupun beliau
sudah berkarier, semangatnya untuk melanjutkan pendidikan sangatlah
tinggi, sesuai nasihat ayahnya agar meraih gelar doktor. Pada tahun
1980, Quraish kembali ke Kairo untuk melanjutkan studi doktoral di
Universitas Al-Azhar. Dua tahun kemudian, yakni tahun 1982 ia
berhasil meraih gelar doktor dalam bidang ilmu-ilmu al-Qur’an dengan
182
Yayat Suharyat dan Siti Asiah, “Metodologi Tafsir Al-Misbah”, Jurnal Pendidikan Indonesia 5,
2 (September 2022), 304.
89

predikat summa cum laude. Disertasinya berjudul Nadhm al-Durar li
al-Biqa’i, Tahqiq wa Dirasah, yang mendapat penghargaan tingkat
pertama (Mumtaz Ma’a Martabat al-Syaraf al-Ula).
183
Oleh karena itu,
beliau menjadi orang pertama dari Asia Tenggara yang berhasil meraih
gelar tersebut.
Sepulang Quraish Shihab ke tanah air Indonesia pada tahun 1984,
beliau ditugaskan di Fakultas Ushuluddin dan Program Pascasarjana
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kemudian, di tahun 1992 hingga
1998 beliau menjabat sebagai rektor IAIN, yang kini dikenal sebagai
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beberapa wewenang di luar kampus
yang pernah diamanahkan kepada Quraish Shihab, antara lain: Ketua
Majelis Ulama’ Indonesia Pusat tahun 1984, anggota Lajnah Pentashih
al-Qur’an Departemen Agama tahun 1989, pengurus Konsorsium
Ilmu-Ilmu Agama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, pengurus
Perhimpunan ilmu-ilmu al-Qur'an dan Syari'ah, asisten ketua umum
Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) serta Direktur
Pendidikan Kader Ulama (PKU), salah satu program MUI yang
bertujuan membina calon ulama’ di Indonesia. Diluar kesibukannya
yang begitu luar biasa, beliau juga mendapat amanah pada akhir
pemerintahan Orde Baru tepatnya tahun 1998, yakni beliau diangkat
sebagai Menteri Agama oleh Presiden Suharto. Kemudian, pada
183
Uun Yusufa, Tafsir di Indonesia, (Jember: STAIN Jember Press, 2014), 123-125.
90

tanggal 17 Februari 1999 beliau mendapatkan amanah sebagai Duta
Besar Indonesia di Mesir.
184

Meskipun demikian, Prof. Quraish Shihab tetap aktif menulis karya
baik berupa buku ataupun artikel ilmiah. Selain itu, beliau juga aktif
dalam berdakwah dimasyarakat baik perorangan ataupun media massa
yang kemudian hasilnya dicetak menjadi karya buku. Diantara karya-
karyanya yang berhubungan degan studi al-Qur’an sebagai berikut:
Tafsir al-Manar, Keistimewaan dan Kelemahannya (1984), Filsafat
Hukum Islam (1987), Membumikan al-Qur'an: Fungsi dan Peranan
Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat (1994), Studi Kritik Tafsir al-
Manar (1994), Wawasan al-Qur'an: Tafsir Maudhu'i terhadap
Pelbagai Masalah Umat (1996), Tafsir al-Qur'an Al-Karim: Tafsir
Surat-Surat Pendek Berdasarkan Urutan Turunnya Wahyu (1997),
Menyingkap Ta'bir Ilahi: al-Asma' al-Husna dalam Perspektif al-
Qur'an (1998), Fatwa-Fatwa Seputar al-Qur'an dan Hadis (1999),
Tafsir al-Misbah (2000), dsb.
185
2.Karakteristik Tafsir Al-Misbah
Tafsir al-Misbah adalah karya monumental Muhammad Quraish
Shihab yang terdiri dari 15 juz. Penulisan tafsir ini memakan waktu
sekitar empat tahun, mulai dari tahun 2000 hingga 2004. Makna al-
Misbah adalah lampu, pelita, atau lentera yakni suatu benda yang
memberi cahaya bagi mereka yang berada dalam kegelapan. Nama ini
184
Atik Wartini, “Corak Penafsiran M.Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah” Hunafa: Jurnal
Studia Islamika 1, 11, (Juni, 2014), 116.
185
Uun Yusufa, Tafsir di Indonesia,...126-127.
91

dipilih dengan dua alasan utama: pertama, sesuai fungsinya sebagai
penerang dari kegelapan menuju kebenaran. Kedua, sebagai sarana
untuk membantu umat Islam di Indonesia yang ingin memahami al-
Qur’an namun sering terhambat oleh keterbatasan waktu dan akses
terhadap referensi yang tepat. Banyak fenomena di masyarakat yang
menafsirkan surat-surat al-Qur’an berdasarkan hadis dha’if. Misalnya,
mengaitkan surah al-Waqi’ah dengan rezeki. Dengan tafsir ini, beliau
berupaya menyajikan makna al-Qur’an secara akurat sesuai dengan
pesan yang benar.
186
Tafsir al-Misbah berlandaskan dua sumber utama yakni: ijtihad
penulis serta pendapat ulama’, baik dari masa lampau maupun
kontemporer. Selain itu, Quraish Shihab juga merujuk pada ayat-ayat
al-Qur’an dan hadits Nabi SAW. Dengan demikian, tafsir al-Misbah
cenderung dikategorikan sebagai tafsir bil ra'yi, yakni tafsir yang lebih
banyak berlandaskan pada ijtihad dan pemikiran mufassir serta
pandangan ulama’ setelah generasi tabi'in. Tafsir al-Misbah disusun
dari surah al-Fatihah hingga surah an-Nass mengikuti urutan mushaf
Utsmani. Penjelasannya mencakup analisis mendalam terkait bahasa,
asba>bun nuzu>l, keterkaian antar-ayat dan antar-surat, serta
keselarasan berbagai aspek. Karena mengikuti urutan ayat dengan
analisis lengkap, sehingga tafsir al-Misbah termasuk pada metode
tahlili (menafsirkan dengan mengupas setiap aspek dan makna ayat).
187
186
Uun Yusufa, Tafsir di Indonesia, ...128-129.
187
Yusuf Budiana dan Sayyid Nurlie Gandara, "Kekhasan Manhaj Tafsir Al-Misbah karya M.
Quraish Shihab", Jurnal Iman dan Spiritualitas 1, 1 (Maret 2021), 88.
92

Tafsir al-Misbah merupakan tafsir kontekstual yang menggunakan
contoh dan ilustrasi dari kondisi saat ini sehingga pembaca lebih
mudah memahami isi tafsir. Terdapat dua corak utama dalam tafsir ini
yakni al-ada>bi al-ijtima‘i dan aspek lug|awi. Setiap surah diawali
dengan penentuan tema/tujuan pokok surah yang mencerminkan
kekhasan dari corak al-ada>bi al-ijtima‘i.
188
Selain itu, Atik Watini
mengemukakan bahwa pendekatan kajian sains merupakan salah satu
pertimbangan yang digunakan dalam penafsiran beberapa ayat di
Tafsir al-Misbah.
189
Sehingga, tafsir ini diharapkan mampu
menjelaskan kandungan ayat-ayat al-Qur’an sebagai pedoman untuk
mengatur aspek sosial dalam masyarakat secara mendalam.
C.Analisis Penafsiran M. Quraish Shihab Tentang Konsep Pola Hidup
Sehat Dalam Tafsir Al-Misbah.
Gambaran konsep pola hidup sehat secara umum terdapat pada QS
at-Taubah [9]: 107-108 yang menjelaskan tentang larangan memiliki
berbagai penyakit hati, dan Allah SWT sangat menyukai orang-orang yang
menjaga kesucian. Dua ayat ini mempunyai keterkaitan yang secara
implisit menyoroti aspek penting pada pola hidup sehat. Dalam tafsir al-
Misbah, Quraish Shihab menjelaskan bahwa, kata دج
ggسم
pada ayat 107
berasal dari akar kata دوجس yang berarti tunduk dan patuh dengan hormat
kepada Allah SWT. Fungsi masjid tidak hanya sebagai tempat shalat,
tetapi juga pusat kegiatan bermanfaat yang mendorong kepatuhan kepada
188
Uun Yusufa, Tafsir di Indonesia,...131.
189
Atik Wartini, “Corak Penafsiran M.Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah”...123.
93

Allah SWT. Beliau menjelaskan bahwa, Masjid Nabawi pada zaman
Rasulullah SAW memiliki setidaknya ada sepuluh fungsi strategis yang
mendukung kehidupan umat Islam. Fungsi tersebut sebagai tempat ibadah,
pendidikan, bantuan sosial, konsultasi masyarakat, latihan militer, fasilitas
kesehatan, pengadilan, sumber informasi, bahkan sebagai perlindungan
dan lokasi penahanan. Dalam konteks saat ini, beberapa fungsi telah
diambil alih lembaga lain agar lebih terstruktur. Namun, pada dasarnya
masjid tetap harus menjadi pusat yang menuntun umat manusia menuju
ketaatan kepada Allah SWT.
190
Ini menunjukkan bahwa masjid berfungsi
sebagai sarana memperkuat kesehatan sosial. Masjid menjadi pusat
interaksi yang dapat meningkatkan solidaritas antar sesama, mempererat
hubungan sosial, dan menciptakan lingkungan yang mendukung
kesejahteraan bersama.
Kemudian pada ayat 108, Allah SWT memuji kaum yang
membangun masjid atas dasar ketakwaan dan memuji jamaahnya karena
sangat menjaga kesucian. Quraish Shihab menjelaskan bahwa masjid yang
dibangun atas dasar ketakwaan, penuh dengan ketulusan, manfaat, dan
ketaatan kepada Allah SWT. Di ayat tersebut, terdapat kata مقتلا diartikan
bukan sebagai larangan shalat, tetapi larangan shalat di masjid kaum
munafik dan lebih dianjurkan di Masjid Nabawi atau Masjid Quba yang
didirikan atas dasar ketakwaan. Quraish juga menafsirkan bahwa, ayat ini
sebagai peringatan untuk selalu menjaga niat dari penyakit hati seperti
190
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an (Vol 5),
(Jakarta: Lentera hati, 2005), 716-717.
94

riya’ dan pamrih dalam melakukan kebaikan.
191
Karena dapat
menimbulkan perpecahan umat Islam serta mengganggu mental dan sosial
seseorang.
Kemudian dalam menafsirkan “dan Allah menyukai orang-orang
yang menyucikan diri” menurut Quraish Shihab kesucian memiliki dua
arti yakni kesucian lahir dan batin. Kesucian lahir diartikan karena Allah
SWT memuji jamaah masjid Quba tentang penyucian. Diriwayatkan oleh
Abu Daud bahwa nabi SAW bertanya “Apa yang sedang kalian
kerjakan?”, mereka menjawab “Kami membersihkan sisa buang air besar
dan kecil dengan air”. Hal ini menunjukkan bahwa, kaum muslim
dianjurkan menjaga kebersihan lahiriah meliputi kebersihan masjid dan
kesucian fisik jamaah. Kemudian, kesucian batin dianalogikan dengan
sifat pembangun Masjid Quba yakni ketakwaan, bukan penyakit hati
lainnya.
192
Oleh karenanya, dua ayat diatas menunjukkan indikasi betapa
pentingnya menjaga aspek kesehatan jasmani, kesehatan ruhani dan
kesehatan sosial sebagai satu kesatuan yang utuh. Kesehatan jasmani dapat
dilihat melalui cara menjaga kebersihan dan kesucian sebelum sholat,
kesehatan mental dapat dilihat melalui anjuran untuk selalu menghindari
berbagai penyakit hati, serta kesehatan sosial dapat dilihat dengan cara
sesorang membangun hubungan yang harmonis pada setiap elemen
masyarakat.
1.Kesehatan Jasmani
191
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Vol 5)...718-720.
192
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Vol 5)...721.
95

a)Menjaga Pola Makan dan Pola Minum
Dalam menjaga pola makan dan pola minum penulis
membagi dalam beberapa kategori penting sebagai berikut:
1)Asupan Gizi yang Berkualitas dan Bermanfaat (QS. Abasa
[80]: 24-32)
Quraish Shihab menafsirkan bahwa QS. Abasa ayat 24-32
mengandung pesan tentang pentingnya memperhatikan
keseimbangan gizi makanan dan nikmat berupa berbagai jenis
tumbuhan yang disediakan Allah SWT.
193
Kata رظني ditafsirkan
sebagai ajakan untuk memperhatikan atau merenungkan
makanan yang dikonsumsi, terutama dalam hal kualitas asupan
gizi. Perintah ini menuntut pengamatan secara lahiriah (fisik)
dan batiniah (pemahaman mendalam) agar manusia benar-
benar mempertimbangkan manfaat makanan tersebut bagi
kesehatan.
194
Dengan merenungkan asal usul dan kandungan
gizi makanan, manusia diharapkan lebih bersyukur dan
menjaga kesehatannya sebagai bentuk tanggung jawab atas
nikmat yang diberikan Allah SWT.
Kemudian pada ayat 25-32 ditafsirkan dengan berbagai
nikmat berupa air, sayuran dan buah-buahan serta rerumputan
sebagai makanan hewan. Dimana hewan dapat diambil
manfaatnya oleh manusia sebagai protein hewani. Air berfungsi
193
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an...140.
194
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Vol 15)...71.
96

sebagai mineral, sedangkan sayuran dan buah-buahan berfungsi
sebagai sumber protein nabati (serat). Beberapa jenis tanaman
yang disebutkan adalah biji-bijian, anggur, sayuran, pohon
zaitun, pohon kurma dan berbagai buah-buahan yang lain.
195
Meskipun tidak menggunakan istilah ilmu kesehatan modern,
ayat ini mengindikasikan bahwa makanan halal dan bergizi
merupakan cara Allah menjaga kesehatan umat manusia.
2)Pola makan dan Pola Minum yang Proporsional (QS. al-A’raf
[7]: 31)
Menurut Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbah, penggalan
akhir ayat ini menjelaskan tentang adab ketika makan dan
minum tidak boleh melampaui batas. Kata وبر
ggggشاواولكو
mengandung makna anjuran untuk mengonsumsi “makanan”
yang halal, lezat, bergizi, dan bermanfaat bagi tubuh. Dan
perintah “minumlah” dalam ayat ini mencakup minuman yang
disukai, asalkan tidak memabukkan atau merusak kesehatan.
Makanan dan minuman tersebut diharapkan tidak hanya
memiliki kehalalan dari segi agama, tetapi juga memberikan
dampak positif bagi kesehatan. Kemudian kata ه
ggّنا وفرggستلاو
نيفرسملا
ّبحيلا
berarti larangan berlebihan dalam mengkonsumsi
sesuatu. Artinya, Allah tidak menyukai orang yang melampaui
batas, terutama dalam hal makan dan minum. Quraish shihab
menafsirkan bahwa sesungguhnya Allah tidak akan
195
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Vol 15)...72-73.
97

memberikan rahmat dan ganjaran kepada orang-orang yang
berlebihan.
196
Karena berlebihan berdampak buruk bagi
kesehatan dan melanggar prinsip kesederhanaan dalam agama
Islam.
Selain itu, Quraish Shihab secara keseluruhan berpendapat
bahwa penggalan akhir ayat ini mencerminkan prinsip agama
Islam mengenai kesehatan yang juga diakui oleh para ilmuwan.
Prinsip ini merupakan perintah makan dan minum yang tidak
berlebihan atau melampaui batas. Kondisi ini dapat disesuaikan
dengan masing-masing individu karena kebutuhan gizi setiap
orang berbeda. Oleh karena itu, Quraish menyimpulkan bahwa
ayat ini mengajarkan sikap proporsional dalam makan dan
minum.
197
3)Mengonsumsi Makanan dan Minuman yang Halal dan t}ayyib
(QS. al-Baqarah [2]: 168)
Pada ayat ini Quraish Shihab menafsirkan bahwa, rahmat
Allah berupa ajakan mengonsumsi makanan halal yang tersedia
di bumi ditujukan kepada seluruh manusia baik mukmin
maupun kafir. Quraish menjelaskan bahwa makanan halal
adalah makanan yang tidak melanggar syariat agama Islam.
Dalam Islam, makanan halal dapat dibagi menjadi empat
kategori yakni: wajib, sunnah, mubah, dan makruh. Misalnya,
196
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Vol 5)...75.
197
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Vol 5)...76.
98

suatu makanan mungkin halal pad kondisi kesehatan tertentu,
dan bisa jadi kurang tepat bagi kondisi kesehatan orang lain.
Ada juga makanan halal yang kurang bergizi, sehingga
manfaatnya tidak maksimal. Beliau menjelaskan bahwa ayat ini
menekankan untuk memilih makanan yang tidak hanya halal,
tetapi juga sehat dan bernutrisi. Adapun yang dimaksud
makanan haram menurut Quraish terdiri dari dua macam yakni:
Pertama, yang haram karena komposisi zatnya seperti daging
babi, bangkai, dan darah. Kedua, yang haram bukan karena
zatnya, tetapi karena faktor lain, seperti makanan yang
didapatkan tanpa memperoleh izin pemiliknya (mencuri).
198
Makanan halal adalah makanan yang tidak termasuk dalam
kedua kategori tersebut. Islam menetapkan pola makan dan
minum yang berfokus pada kehalalan demi menjaga kesehatan
jasmani, kesucian jiwa, dan kemaslahatan hidup manusia.
198
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Vol 1)...380.
99

b)Memperhatikan Pola Tidur atau Istirahat (QS. ar-Rum [30]: 23)
Pada ayat ini Quraish Shihab menafsirkan bahwa
penciptaan langit dan bumi telah melahirkan sistem yang
ditetapkan oleh Allah yakni adanya waktu malam dan siang. Di
antara tanda kekuasaan-Nya, Allah menjadikan tidur di waktu
malam dan mencari rezeki di waktu siang. Dampak dari tidur
adalah untuk memulihkan tubuh dan menjaga keseimbangan
manusia. Menurut beliau tidur tidak bisa dipaksakan datangnya,
dan tidak bisa dihindari saat sudah waktunya. Hal ini menunjukkan
bahwa tidur adalah bagian dari takdir Allah yang mengatur ritme
kehidupan manusia.
Lebih lanjut, Quraish menjelaskan bahwa, para ilmuwan
hingga saat ini belum mengetahui secara pasti mengapa manusia
tiba-tiba merasa mengantuk dan tertidur. Bahkan, fenomena mimpi
dan fenomena tidur lainnya masih memerlukan banyak kajian yang
mendalam. Ini menunjukkan bahwa tidur adalah salah satu bukti
kebesaran dan kekuasaan Allah dalam menjaga keseimbangan dan
kesehatan manusia. Dalam ayat ini terdapat kata هل
gggضف
yang
bermakna pemberian atau anugerah. Menurut beliau kata tersebut
dipahami sebagai suatu pemberian yang melebihi kadar kebutuhan
manusia. Oleh karenanya, tidur dianggap sebagai anugerah dari
Allah yang seharusnya digunakan dengan bijak.
199
Waktu tidur
yang teratur akan membantu seseorang merasa lebih segar dan
199
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Vol 11)...39-40.
100

bertenaga, sehingga dapat menjalankan aktivitas kehidupan dengan
lebih baik.
c)Meningkatkan Kekuatan Fisik atau Olahraga (QS. al-Anfal [8]: 60)
Menurut Quraish Shihab, ayat ini menekankan tentang
perintah untuk mempersiapkan segala jenis kekuatan yang bisa
digunakan dalam menggentarkan musuh. Beliau menjelaskan arti
kata “kekuatan” diartikan oleh banyak ulama’ degan makna yang
berbeda-beda, seperti kekuatan fisik, persenjataan, hingga
pengetahuan (strategi) yang digunakan untuk mempertahankan diri
dari serangan musuh. Namun, Quraish Shihab dalam tafsirnya
menjelaskan bahwa kata ة
ّوق
dalam ayat ini merujuk pada perintah
untuk mempersiapkan kekuatan yang selaras dengan sabda
Rasulullah SAW. Menurut Rasulullah makna ة
ّوggق
secara khusus
diartikan sebagai panah atau keterampilan memanah. Rasulullah
bersabda, “Kekuatan itu adalah memanah” dan beliau
mengulanginya tiga kali. Latihan ini menunjukkan bahwa
pentingnya keterampilan memanah dalam menjaga kekuatan fisik
dan keamanan masyarakat.
Selain itu, Quraish Shihab juga menegaskan bahwa perintah
mempersiapkan kekuatan harus disesuaikan dengan perkembangan
ilmu dan kemajuan zaman. Artinya, bentuk kekuatan yang
dipersiapkan tidak terbatas pada keterampilan memanah atau
berkuda seperti di masa Rasulullah SAW. Namun, pandangan ini
101

menunjukkan bahwa upaya menjaga dan meningkatkan kekuatan
adalah perintah yang dinamis, yang aplikasinya dapat berubah
mengikuti kebutuhan dan tantangan zaman.
200
Dalam konteks
modern, pesan ini relevan sebagai dorongan untuk beraktivitas
fisik melalui olahraga, melatih keterampilan fisik, dan membangun
daya tahan tubuh sebagai bagian dari menjaga kesehatan dan
kekuatan diri di masyarakat. Sehingga, aktivitas fisik menjadi
bagian penting dalam menjaga kesehatan jangka panjang.
d)Menjaga Kebersihan Diri (QS. al- Maidah [5]: 6)
Menurut Quraish Shihab ayat ini menjelaskan tentang tata
cara bersuci sebelum sholat meliputi wudhu, mandi dan tayamum.
Ayat ini berisi ajakan sekaligus tuntunan (tata cara) bersuci yang
benar. Tuntunan berwudhu ketika berhadats kecil dimulai dari niat,
membasuh muka, membasuh kedua tangan hingga siku, mengusap
sebagian kepala, membasuh kedua kaki sampai mata kaki. Adapun
tuntunan mandi dalam keadaan berhadats besar dengan cara mandi
yakni membasahi seluruh bagian badannya. Dan apabila tidak
mendapatkan air, maka bersuci dengan cara tayamum dengan
menggunakan debu yang suci dan dibasuhkan pada wajah dan
kedua tangan.
Lebih lanjut, Quraish Shihab menafsirkan ayat ini bahwa
Allah SWT tidak ingin memberikan kesulitan dalam ibadah kepada
manusia, tetapi justru ingin memberikan kemudahan. Dengan
200
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Vol 5)...485.
102

bersuci, Allah membersihkan mereka secara lahir dan batin serta
melimpahkan nikmat yang sempurna, sehingga mereka terdorong
untuk bersyukur. Terdapat kata اولسغاف yang berarti mengalirkan air
pada anggota tubuh yang ingin dituju saat bersuci dengan cara
wudhu dan mandi. Beliau menjelaskan kata “basuhlah” tidak
sekadar mencipratkan air, tetapi memastikan air mengalir dengan
cara menggosok pada anggota tubuh untuk memastikan kebersihan
lebih sempurna.
201
Wudhu dan mandi adalah cara dalam Islam
untuk menjaga kebersihan lahiriah. Dengan membersihkan atau
membasuh tubuh dari kotoran secara rutin, (paling tidak 5x sehari)
bisa menghilangkan dari bibit penyakit serta melancarkan
peredaran darah dan mengurangi ketegangan otot. Sementara itu,
tayamum berfungsi sebagai bentuk bersuci dengan menjaga
kebersihan batin, mengarahkan hati kepada Allah dengan kesiapan
jiwa yang bersih dan ikhlas.
2.Kesehatan Ruhani
a)Ketenangan Hati Dengan Mengingat Allah SWT (QS. ar-Ra’ad
[13]: 28)
Menurut Quraish Shihab ayat ini menjelaskan bahwa
ketenangan hati dapat dicapai melalui mengingat Allah SWT. Kata
ركذ berarti mengucapkan dengan lidah. Arti ini kemudian
berkembang menjadi makna “mengingat”, karena mengingat
sesuatu sering kali berawal dari penyebutan atau pengucapan
201
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Vol 3)...34-36.
103

melalui lidah. Dengan demikian, mengingat Allah (dhikrulla>h)
bukan hanya melafalkan kalimat pujian atau doa, tetapi juga
mencakup kesadaran hati dan pikiran yang mengarah pada
kedekatan kepada-Nya. Sehingga, kata للهاركذ diartikan sebagai
penyebutan keagungan Allah, seluruh rahmat dan siksa-Nya,
balasan surga dan neraka serta penyebutan seluruh perintah dan
larangan-Nya. Selain itu, Quraish juga menjelaskan bahwa
mengingat Allah SWT akan memberikan ketenteraman hati.
Karena, seseorang menyadari bahwa segala sesuatu berada dalam
kekuasaan Allah, ia tidak merasa cemas berlebihan atau terguncang
oleh masalah hidupnya. Ketenangan hati ini muncul karena adanya
keyakinan bahwa Allah selalu mengawasi, mendengar doa, dan
akan memberikan solusi serta keteguhan di saat-saat sulit.
Ketenangan ini juga berkaitan dengan pengendalian diri dan
kemampuan untuk menempatkan harapan dan ketakutan hanya
kepada Allah, bukan pada hal-hal duniawi yang sifatnya
sementara.
202
Oleh karena itu, agar seseorang senantiasa merasakan
ketenangan hati, ia perlu meyakini dalam dirinya bahwa ada
kekuatan yang tidak tertandingi yang selalu hadir mendampingi
dan senantiasa memenuhi harapan manusia.
b)Tawakal (Berserah Diri Kepada Allah SWT) (QS.ali-Imron [3]:
102)
202
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Vol 3)...599-601.
104

Menurut Quraish Shihab ayat ini menjelaskan tentang
ajakan untuk orang-orang beriman agar bertakwa kepada Allah
dengan sebenar-benarnya takwa. Ayat ini juga mengingatkan agar
seseorang tidak meninggal dunia kecuali dalam keadaan Islam,
yaitu dalam keadaan menyerahkan diri secara total kepada Allah
SWT. Kata هتقت
ّقح
diartikan dengan sebenar-benarnya takwa atau
puncak dari ketakwaan. Yakni mengikuti seluruh perintah-Nya dan
tidak sekalipun menentang, selalu mengingat-Nya tanpa lupa
sejenak pun, dan mensyukuri setiap nikmat-Nya tanpa
mengingkarinya. Dari keterangan tersebut Quraish menjelaskan
bahwa redaksi “sebenar-benarnya takwa kepada-Nya”
menunjukkan bahwa takwa yang dituntut adalah yang harus selaras
dengan kebesaran, keagungan, dan karunia yang diberikan Allah
SWT.
QS. ali-Imron ayat 102 ini menguraikan puncak ketakwaan
sejati. Sementara itu dalam proses bertakwa Quraish menafsirkan
ayat ini berkorelasi dengan QS. At-Taghabun ayat 16 bahwa
“Bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan
dengarkanlah dan taatlah...”. Hal ini mengingatkan bahwa untuk
tidak mengabaikan takwa sedikitpun. Karena setiap orang memiliki
kapasitas untuk bertakwa, meski dalam tingkatan yang berbeda-
beda.
203
Keadaan takwa adalah kondisi di mana seseorang
senantiasa menjaga hubungan baik dengan Allah melalui ketaatan,
203
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Vol 2)...167-168.
105

keikhlasan, dan kesadaran akan kebesaran-Nya. Takwa bukan
hanya mengenai tindakan, tetapi juga tentang menjaga hati dan niat
agar selalu selaras dengan ajaran-Nya. Allah mengajak umat-Nya
untuk bertakwa sesuai kemampuan masing-masing, tanpa paksaan,
agar mereka tetap berada di jalan yang benar dan mendapatkan
ketenangan serta kebahagiaan sejati.
c)Sabar Dalam Menghadapi Cobaan (QS. al-Baqarah [2]: 153)
Menurut Quraish Shihab ayat ini mengandung ajakan untuk
bersabar dan bertakwa dalam menghadapi ujian hidup. Ayat ini
menyebutkan bahwa Allah memerintahkan umat-Nya untuk
mencari pertolongan melalui sabar dan salat. Kata رب
ّggصلا
oleh
Quraish diartikan sebagai sabar yang mencakup banyak hal.
Seperti sabar dalam menghadapi ejekan dan godaan, sabar dalam
menjalankan perintah dan menjauhi larangan, sabar dalam
menghadapi cobaan dan kesulitan, serta sabar dalam berjuang
untuk menegakkan kebenaran dan keadilan.
Kemudian di akhir ayat ini menyatakan “sesungguhnya
Allah bersama orang-orang yang sabar”, menurut Quraish Shihab
ini merupakan isyarat bahwa jika seseorang menghadapi kesulitan
maka harus bersabar, berjuang dan menyertakan Allah dalam setiap
langkahnya. Beliau menjelaskan bahwa kesabaran yang disertai
dengan kebersamaan dengan Allah akan membawa pada
pertolongan-Nya. Tanpa kesabaran dan ketergantungan kepada
106

Allah, kesulitan dapat semakin besar bahkan dipengaruhi oleh
godaan setan dan hawa nafsu manusia.
204
Oleh karena itu,
kesabaran dapat membantu seseorang agar tetap merasa tenang,
menghindari perasaan cemas berlebihan, marah serta putus asa saat
menghadapi kesulitan. Ketergantungan pada Allah mengantarkan
pada rasa aman dan harapan, memperkuat ketahanan mental, dan
mengurangi dampak negatif dari stres dan depresi. Sehingga,
individu dapat menghadapi tantangan hidup dengan lebih positif
dan tangguh.
d)Rasa Syukur Sebagai Penyembuh Jiwa (QS. Ibrahim [14]: 7)
Menurut Quraish Shihab ayat ini mengajarkan bahwa
bersyukur akan mendatangkan tambahan nikmat dari Allah,
sementara mengingkari nikmat-Nya akan mendatangkan azab atau
kehancuran. Beliau menjelaskan arti “syukur” berarti membuka
atau menampakkan sedangkan lawannya adalah “kufur” yang
berarti menutup atau menyembunyikan. Hakikat syukur menurut
beliau adalah menunjukkan rasa terima kasih dengan menggunakan
nikmat Allah pada tempat yang semestinya dan sesuai dengan
kehendak penciptaan allah SWT. Setiap nikmat yang diberikan
oleh Allah mengharuskan kita untuk merenungkan tujuan
pemberian tersebut dan menggunakannya dengan cara yang sesuai
dengan maksud Allah.
204
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Vol 1)...363.
107

Quraish menjelaskan bahwa seseorang yang mensyukuri
nikmat-Nya maka akan terus ditambah nikmat-nikmat yang lain.
Sebaliknya seseorang yang mengkufuri nikmat-Nya boleh jadi
akan mengundang pada kekurangan yang membawa kepada
kemiskinan, penyakit, kelaparan, kecemasan, dan ketakutan.
205
Oleh karenanya, mensyukuri nikmat dapat memperkuat rasa
optimisme dan meningkatkan rasa puas terhadap hidup. Hal ini
membantu seseorang untuk lebih menghargai apa yang
dimilikinya, mengurangi perasaan kekurangan, serta menciptakan
pola pikir yang lebih positif dan tenang.
e)Menghindari Kecemasan Berlebihan (QS. al-Baqarah [2]: 286)
Pada ayat ini Quraish Shihab berpendapat bahwa, akhir
ayat surah al-Baqarah secara tegas menjelaskan bahwa Allah SWT
tidak akan membebani hamba-Nya sesuai kadar kemampuannya.
Penegasan ini bertujuan agar umat manusia tidak hidup dalam
kesia-siaan dan kehampaan, seperti yang dialami oleh Bani Israil.
Menurut beliau, setiap tugas yang diberikan kepada umat manusia
dapat digolongkan dalam tiga kemungkinan: pertama, tugas yang
mudah dan dapat diselesaikan dengan sesuai kemampuan. Kedua,
tugas yang di luar kemampuan untuk diselesaikan. Ketiga, tugas
yang dapat dikerjakan meskipun dengan susah payah dan terasa
sangat berat. Namun, Allah tidak menghendaki adanya kesulitan
205
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Vol 7)...22-23.
108

yang berlebihan bagi hamba-Nya, asalkan mereka menyadari dan
berusaha sebaik mungkin.
Kemudian Quraish Shihab juga menegaskan bahwa ayat ini
mengandung tuntunan doa yang sangat luar iasa mendalam, yang
menjadi pengingat bagi umat manusia untuk memohon pertolongan
kepada Allah dalam menghadapi segala ujian dan tugas hidup. Doa
tersebut adalah Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika
kami lupa atau kami berbuat salah. Ya Tuhan kami, dan janganlah
Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana
Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan
kami, dan janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak
sanggup kami memikulnya. Dan maafkanlah kami, ampunilah
kami, dan kasihanilah kami. Engkaulah Pelindung kami, maka
tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. Quraish menjelaskan
bahwa permohonan yang dipanjatkan oleh orang beriman
menunjukkan kedekatan mereka terhadap Allah SWT. Kedekatan
ini secara tidak langsung diakui oleh-Nya dan diabadikan dalam
kitab suci al-Qur’an. Demikianlah, doa ini mengajarkan umat
untuk mengakui keterbatasan diri, memohon kemudahan, serta
meminta pengampunan dan pertolongan Allah dalam menghadapi
ujian hidup.
f)Memaafkan Sebagai Terapi Jiwa (QS. asy-Syura [42]: 43)
109

Menurut Quraish Shihab ayat ini menjelaskan tentang
kesabaran dan kemampuan memaafkan. Dimana yang disebutkan
dalam ayat ini adalah sifat-sifat yang sangat luhur dan utama di
mata Allah SWT. Ayat ini menekankan pentingnya sikap
pengendalian diri ketika seseorang menghadapi perbuatan buruk
dari orang lain. Beliau menjelaskan bahwa memaafkan adalah
tingkatan tindakan yang lebih tinggi daripada bersabar. Sabar
adalah menahan diri dari kemarahan, sementara memaafkan berarti
menghapus dampak emosional dari kesalahan orang lain dan tidak
menyimpan dendam. Menurut beliau ayat ini mengisyaratkan
bahwa orang yang mampu memaafkan menunjukkan kekuatan jiwa
dan pengendalian diri yang lebih tinggi.
206
Sikap memaafkan
mencerminkan ketakwaan dan ketulusan hati. Tidak semua orang
mampu melakukannya terutama ketika mereka memiliki kuasa
untuk membalas. Oleh karena itu, dengan memaafkan seseorang
menunjukkan kualitas moral dan spiritual yang tinggi yang
mendekatkannya pada ketentraman ridha Allah SWT.
3.Kesehatan Sosial
a)Menjaga Persaudaraan Dan Kedamaian Sosial (QS. al-Hujurat
[49]: 10)
Menurut Quraish Shihab ayat ini menegaskan pentingnya
persaudaraan dan perdamaian di antara umat Islam. Ayat ini
menyebutkan bahwa orang-orang beriman itu adalah saudara,
206
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Vol 12)...515-516.
110

sehingga setiap muslim memiliki kewajiban untuk menjaga
persaudaraan. Quraish Shihab menjelaskan bahwa persaudaraan
dalam Islam bersifat ganda yakni bisa jadi karena hubungan
kekeluargaan (senasab) dan hubungan saudara karena persamaan
iman (seiman). Dengan demikian, ketika terjadi perselisihan di
antara persaudaraan ini, kaum muslimin harus mengupayakan
perdamaian. Kaum muslimin diharapkan untuk mendamaikannya
dengan segera, sehingga tidak berkembang menjadi konflik yang
lebih besar.
Selain itu Quraish Shihab juga menjelaskan bahwa ayat di
atas dengan jelas menyiratkan bahwa pentingnya persatuan dan
kesatuan. Hubungan yang harmonis di antara anggota masyarakat
baik dalam skala kecil maupun besar, akan membawa rahmat bagi
semua pihak. Sebaliknya, perpecahan dan kerenggangan hubungan
hanya akan mendatangkan bencana bagi mereka, yang pada
akhirnya bisa berujung pada konflik berdarah dan perang
saudara.
207
Ini menunjukkan bahwa persaudaraan dan kedamaian
akan membawa masyarakat lebih mudah bekerja sama dalam
menghadapi tantangan, memperkuat solidaritas, menciptakan rasa
aman, dan membangun lingkungan sosial yang tangguh. Sehingga,
harmoni sosial dapat terwujud dan kesejahteraan dapat tercapai
bersama.
207
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Vol 13)...248-249.
111

b)Larangan Mengolok-olok dan Menghina Orang Lain (QS. al-
Hujurat [49]: 11)
Menurut Quraish Shihab ayat ini menjeleskan mengenai
hal-hal yang perlu dihindari ketika bersosial, untuk mencegah
timbulnya pertengkaran. Tindakan-tindakan yang perlu dihindari
adalah larangan memperolok saudara dengan merendahkan,
memanggil dengan sebutan yang mengejek serta perbuatan
menghina atau mencela. Sikap seperti ini dapat merusak hubungan
dan menimbulkan permusuhan dan kebencian. Pada ayat ini
terdapat kata yang menunjukkan larangan perbuatan misalnya kata
رخسيلا ،اوزبانتلا ،زملتلا yang pada kesemuanya memiliki arti tindakan
yang tidak boleh dilakaukan karena dapat menyakiti orang lain.
Kata رخسيلا oleh Quraish Shihab dimaknai sebagai larangan
memperolok-olok dengan menyebutkan kekurangan orang lain dan
menertawakan baik melalui ucapan ataupun tingkah laku.
Kemudian kata زملتلا beliau mengartikan sebagai ejekan secara
langsung baik secara isyarat, ucapan ataupun tingkah laku. Namun,
pada kata ini lebih mengarah ke ancaman yang boleh jadi bentuk
penganiayaan. Adapun makna lainnya pada kata ini adalah
larangan mengejek diri sendiri. Yang terakhir adalah kata اوزبانتلا
dimaknai sebagai larangan memberi atau memanggil dengan gelar
buruk apalagi sampai mengandung makna kefasikan.
208
Semua hal-
hal yang telah dilarang ini dapat merusak ikatan persaudaraan dan
208
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Vol 13)...251-253.
112

dapat menimbulkan kebencian dimasyarakat. Oleh karenanya,
Islam mendorong agar setiap muslim menjaga martabat dan
perasaan saudara mereka demi terciptanya hubungan yang saling
menghormati dan harmonis.
c)Menghindari Prasangka Buruk dan Fitnah (QS. al-Hujurat [49]: 12)
Menurut Quraish Shihab ayat ini menjelaskan tentang
larangan menghindari segala prasangka ataupun dugaan yang tidak
terbukti sehingga mengarah pada fitnah dan kebohongan besar.
Dalam ayat ini, terdapat larangan menggunjing atau membicarakan
aib orang lain, karena perbuatan ini diperumpamakan dengan
memakan daging saudara sendiri yang sudah mati. Selain itu,
beliau juga menjelaskan dugaan/prasangka adalah sesuatu yang
dosa karena tidak memiliki fakta yang cukup untuk membuktikan
kebenarannya. Namun, ada jenis dugaan yang juga diperbolehkan
yakni dugaan mengenai rincian hukum-hukum dalam agama untuk
mencapai kebenaran. Kemudian beliau juga menjelaskan tentang
upaya mengenai larangan mengganggu kerahasiaan orang lain,
karena setiap individu berhak menyembunyikan hal-hal yang tidak
ingin diketahui orang lain. Adapun pengertian ghibah menurut
beliau adalah membicarakan seseorang yang tidak hadir, dengan
sesuatu yang tidak disukai oleh orang tersebut. Jika yang
dibicarakan tidak benar, itu disebut kebohongan besar, yang dapat
merusak nama baik dan kehormatan orang yang dituduh.
209
209
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Vol 13)...255-256.
113

Sehingga, hal-hal yang telah di sebutkan diatas dapat merusak
nama baik dan kehormatan seseorang yang dituduh.
Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa hakikat yang
diharapkan dari keberadaan masyarakat adalah terciptanya
hubungan yang harmonis antar anggotanya, di mana setiap orang
dapat bergaul dengan rasa aman dan damai. Setiap individu
seharusnya dikenali sebagai seseorang yang disenangi, bukan
dibenci atau dihindari. Namun, jika seseorang dikenal karena sifat
yang mengundang kebencian atau aibnya terumbar, maka
hubungan dengan orang lain akan mudah terputus. Oleh karenanya,
tindakan diatas tidak boleh dilakukan karena melemahkan ikatan
sosial dalam masyarakat.
210
210
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Vol 13)...257-258.
114

d)Menegakkan Kebenaran dan Keadialan (QS al-Maidah [5]: 8)
Menurut Quraish Shihab ayat ini menyerukan tentang nilai
keadilan dan ketakwaan, serta menegaskan bahwa keadilan harus
ditegakkan tanpa memandang kelompok tertentu. Beliau juga
menjelaskan bahwa keadilan lebih dekat dengan ketakwaan.
Menurut Quraish, perlu digaris bawahi bahwa keadilan merupakan
prinsip inti dalam ajaran Islam. Tidak seperti agama lain yang
mungkin menjunjung kasih sebagai prinsip tertinggi, namun Islam
menempatkan keadilan di atas kasih. Ini karena kasih sayang, jika
diterapkan secara berlebihan, bisa berdampak buruk. Misalnya jika
kita merasa kasihan pada seorang penjahat, kita mungkin enggan
menjatuhkan hukuman yang pantas untuknya karena sikap kasih
yang berlebihan.
Quraish Shihab menjelaskan bahwa, keadilan adalah
menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Jika seseorang
memang memerlukan kasih, maka keadilan bagi kita untuk
memberikan kasih sayang pada tempatnya. Namun, jika seseorang
melakukan pelanggaran yang memerlukan hukuman berat, maka
kasih tidak seharusnya menghalangi penegakan hukum. Dalam
kasus ini, yang diperlukan adalah keadilan, yaitu memberikan
hukuman yang sesuai apabila melakukan pelanggaran.
211
Dengan
demikian, keadilan akan menciptakan keseimbangan dan ketertiban
dalam masyarakat yang harmonis.
211
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Vol 3)...41-42.
115

e)Berbuat Baik dan Saling Membantu (QS. an-Nisa’ [4]: 36)
Menurut Quraish Shihab ayat ini menekankan pentingnya
ketakwaan dan menganjurkan agar setiap orang berbuat baik
kepada semua pihak. Beliau menjelaskan bahwa perintah berbuat
baik yang digambarkan dengan kata انا
ggسحا
yang berarti sesuatu
yang membawa kegembiraan dan kebaikan, serta disukai oleh
orang lain. Kata انا
ggسحا
digunakan dalam beberapa konteks salah
satunya adalah bermakna berbuat baik atau berbakti kepada orang
tua. Dalam ayat ini diungkapkan dengan kalimat نيدلولبو اناسحا yang
berarti berbuat baik kepada kedua orang tua. Ihsan dalam konteks
ini, diartikan sebagai menunjukkan sikap sopan santun dalam
ucapan dan tindakan terhadap orang tua, ukurannya sesuai dengan
norma yang berlaku di masyarakat. Misalnya memenuhi kebutuhan
mereka sesuai batas kemampuan seorang anak agar mereka merasa
senang.
212
Selain itu, menurut beliau ayat ini juga memperingatkan
agar tidak mengabaikan perintah untuk selalu berbuat baik kepada
siapapun. QS. An-Nisa’ ayat 36 juga memperluas lingkup
perbuatan baik kepada keluarga, kerabat, anak yatim, orang miskin,
tetangga dekat maupun jauh, teman sejawat, musafir, dan hamba
sahaya. Perintah ini mencakup sikap peduli dan perhatian yang
tidak hanya berlaku kepada orang tua tetapi juga kepada sesama,
menunjukkan nilai-nilai kebajikan dan kesejahteraan sosial yang
212
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Vol 2)...527-528.
116

dianjurkan dalam Islam.
213
Dengan demikian, sikap peduli ini dapat
memperkuat hubungan sosial dan menciptakan kesejahteraan
bersama, Dimana setiap individu merasa dihargai dan kebutuhan
mereka terpenuhi.
f)Menjaga Keseimbangan Ekositem Alam (QS. ar-Rum [30]: 41)
Menurut Quraish Shihab ayat ini menjelaskan bahwa,
kerusakan yang terjadi di darat dan laut adalah akibat dari ulah
manusia. Ini menjadi peringatan agar manusia selalu menjaga
keseimbangan alam dengan penuh tanggung jawab. Ayat ini
mengarahkan kita untuk memahami pentingnya sistem
keberlanjutan dalam menjaga ekosistem yang telah Allah ciptakan
secara seimbang. Keberlanjutan berarti menggunakan sumber daya
alam dengan bijak untuk menjamin ketersediaannya bagi generasi
mendatang.
Lebih lanjut Quraish Shihab menjelaskan bahwa, Allah
menciptakan semua makhluk dalam hubungan yang saling terkait,
menghasilkan keseimbangan dan keserasian di alam raya.
Gangguan pada harmoni ini, seperti perusakan atau penyimpangan
akan berdampak pada seluruh alam, termasuk manusia.
Ketidakseimbangan di satu bagian akan mempengaruhi bagian
lainnya dan menciptakan dampak negatif secara menyeluruh.
Dalam kehidupan manusia, penyimpangan dari aturan Allah
menyebabkan krisis moral, kekejaman dan gangguan sosial, yang
213
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Vol 2)...530-531.
117

dapat berujung pada bencana alam, seperti kekeringan, banjir, atau
gempa bumi. Semua ini menjadi peringatan agar manusia kembali
pada jalan yang benar. Dengan demikian, menjaga alam sangatlah
penting, karena ketidakseimbangan lingkungan dapat mengancam
kesejahteraan masyarakat. Krisis moral dan bencana yang timbul
darinya akan menghalangi terciptanya lingkungan sosial yang sehat
dan harmonis.
214
Sehingga, perlunya kesadaran dari semua pihak
agar tercipatanya ekosistem yang berkelanjutan.
214
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Vol 11)...78-79.
118

BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
Adapun hasil dari penelitian ini memperoleh dua kesimpulan
sebagai berikut:
1.Pola hidup sehat dalam al-Qur’an dipaparkan secara holistik mencakup
kesehatan jasmani, mental, dan sosial. Kesehatan jasmani meliputi
anjuran makan dan minum yang halal dan seimbang, menjaga
kebersihan, tidur yang cukup, dan berolahraga. Dalam dimensi mental,
al-Qur’an menekankan ketenangan hati, tawakal, sabar, syukur, dan
menghindari kecemasan. Sementara kesehatan sosial mencakup
larangan menghina, berprasangka buruk, dan menegakkan keadilan,
mempererat persaudaraan, serta menjaga lingkungan. Konsep pola
hidup sehat dalam al-Qur’an diarahkan untuk menciptakan kehidupan
seimbang dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
2.Menurut tafsir al-Misbah, pola hidup sehat dipahami dengan
pendekatan yang interpretatif dan terintegrasi, mencakup tiga dimensi
utama yakni jasmani, mental, dan sosial. Pada aspek kesehatan
jasmani, Quraish Shihab menegaskan bahwa tubuh manusia adalah
amanah dari Allah SWT. Sehingga menjaga kesehatan, seperti
menerapkan pola makan sehat, proporsional, dan tayyib, serta menjaga
kebersihan, adalah bentuk tanggung jawab spiritual. Dalam dimensi
kesehatan mental, beliau menekankan pentingnya ketenangan batin
117
119

yang lahir dari keimanan dan ketakwaan, dengan mengedepankan sifat
sabar, syukur, dan ikhlas sebagai pilar utama kesehatan jiwa.
Sementara pada aspek kesehatan sosial, beliau memberikan perhatian
besar pada terciptanya hubungan yang harmonis di masyarakat,
melalui penguatan persaudaraan, penegakan keadilan, penghormatan
terhadap sesama, serta penjagaan terhadap lingkungan sebagai bagian
dari ibadah kepada Allah. Dengan demikian, menurut Quraish Shihab,
pola hidup sehat bukan hanya persoalan duniawi tetapi juga memiliki
dimensi spiritual yang kuat, bertujuan untuk menciptakan
keseimbangan hidup yang membawa manusia pada kesejahteraan dan
kedekatan dengan Allah SWT
B.Saran
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara
teoritis maupun praktis, serta menambah khazanah keilmuan. Bagi peneliti
selanjutnya, disarankan untuk memperluas cakupan teori dan mendalami
analisis agar lebih komprehensif. Penulis menyadari adanya keterbatasan
dalam penelitian ini, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan untuk perbaikan di masa depan.
120

DAFTAR PUSTAKA
Buku
Agama RI, Kementerian. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: Cordoba, 2021.
Agus, Apri. Olahraga Kebugaran Jasmani (Sebagai Suatu Pengantar). Padang:
Sukabina Press, 2012.
Al Hafidz, Ahsin W. Fikih Kesehatan. Jakarta: Amzah, 2007.
al-Ba>qi, Muhammad Fu‘ad ‘Abd. Al-Mu‘jam al-Mufahras li Alfa>z{ al-
Qur’a>n al-Kari>m. Mesir: Darul Kitab Mishriyah, 1945.
al-Bukhari al-Ju’fi, Muhammad bin Isma’il Abu Abdillah. Shahih Bukhari Juz 8.
Beirut: Dar al-Tuq An-Najah, 1442 H. https://shamela.ws/book/1681/9625
al-Farmawi, Abd. al-Hayy. Penerjemah: Suryan A.Jamrah. Metode Tafsir
Mawdhu’iy: Sebuah Pengantar/ Abd. al-Hayy al-Farmawi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1994.
an-Naisaburi, Muslim bin al-Hajjaj Abu al-Hasan al-Qusyairy. Al-Musnad As-
Shahih Al-Mukhtashar Bi Naqli Al-’Adl’ An Al-‘Adl Ilaa Rasulillah SAW
(Shahih Muslim). Kairo: Isa al-Bab Al -Halaby, 1373 H.
Anwar, Rosihon. Dkk. Pengantar Studi Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2019.
Ashadi L, Diab. Maqashid Kesehatan dan Etika Medis Dalam Islam (Sintesis
Fikih dan Kedokteran). Yogyakarta: Deepublish, 2017.
As-Suyuti, Imam. Penerjemah Andi Muhamad Syahril. Dkk. Asbabun Nuzul:
Sebab-sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2014.
Choesni, Tb. Achmad. Dkk. Statistik JKN: Fakta dan Data Capaian Program
Jaminan Kesehatan Nasional 2015-2019. Jakarta: Dewan Jaminan Sosial
Nasional (DJSN) dan BPJS Kesehatan, Statistik JKN 2015-2019, 2021.
E, Supriyanto. Pengantar Ilmu Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset, 2005.
Iskandar, A. Sosiologi Kesehatan (Suatu Telaah Teori dan Empirik). Bogor: PT
Penerbit IPB Press, 2012.
Kesehatan RI, Kementrian. Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit, Rencana Aksi Nasional: Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tidak Menular 2015-2019. Jakarata Pusat: Percetakan Negara, 2017.
121

_____. Hasil Utama RISKESDAS 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan: 2018.
Laksono P, Maryadi Herry. Dkk. Kesehatan untuk Semua: Strategi Diplomasi
Kesehatan Global Indonesia. Jakarta Pusat: Badan Pengkajian dan
Pengembangan Kebijakan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia,
2018.
Pekik Irianto, Djoko. Pendidikan Kebugaran Jasmani yang Efektif dan Aman.
Yogyakarta: Lukman Offset, 2000.
Penyusun, Tim. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember: UIN Kiai Haji
Achmad Siddiq Jember, 2022.
Ringkasan Laporan Komisi EAT-Lancet, Pola Makan Sehat dari Sistem Pangan
Berkelanjutan.
Shihab, M. Quraish. Kaidah Tafsir : Syarat, Ketentuan dan Aturan yang Patut
Anda Ketahui dalam Memahami Ayat-Ayat al-Qur’an. Tanggerang: Lentara
Hati, 2013.
_____. Membumikan al-Qur'an: Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan
Masyarakat. Bandung: Mizan, 2013.
_____. Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an. Jakarta:
Lentera hati, 2005.
_____. Wawasan Al-Qur’an (Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat).
Bandung : Mizan, 1997.
Soewondo, Prastuti. Dkk. Kajian Kebijakan Implementasi Layanan Penyakit
Tidak Menular (PTM) Katastropik Pada Era Jaminan Kesehatan Nasional
2015-2018. Jakarta Pusat: Tim Nasional Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan (TNP2K), November 2021.
Sudaryono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Mix Method. Depok:
Rajawali Pers, 2019.
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta, 2017.
_____. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit
Alfabeta, 2013.
Suhardjo, Konsep Dasar Pola Hidup Sehat. Jakarta: Salemba Medika, 2011.
Sumarsono, HM Sonny. Metode Riset Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2004.
122

Takdir Ilahi, Mohammad. Revolusi Hidup Sehat ala Rasulullah. Yogyakarta:
Katahati, 2015.
Yusufa, Uun. Tafsir di Indonesia. Jember: STAIN Jember Press, 2014.
Skripsi dan Tesis
Indra, M. Rahyuna. “Perintah Menjaga Makanan dan Minuman Dalam Al-Qur'an
dan Relevansinya dengan Pola Hidup Sehat (Studi Tematik)”. Skripsi,
Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau, 2022.
Rasyid Ridha, Muhammad Arif. “Epistemologi Tafsir Tematik Jama'i Kementrian
Agama Tentang Pola Hidup Sehat”. Tesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
2020.
Wahyudi, M Nur. “Pola Hidup Sehat dalam Perspektif Al-Qur’an”. Skripsi,
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2015.
Jurnal
Abidin, Ahmad Zainal dan Fahmi Muhammad. “Tafsir Ekologis dan Problematika
Lingkungan (Studi Komparatif Penafsiran Mujiyono Abdillah Dan
Mudhofir Abdullah Terhadap Ayat-Ayat Tentang Lingkungan)”. Jurnal
Studi Al-Qur’an dan Tafsir 4, 1 (November 2020).
Al-fikri Ys, Irsyad dan Deden Rohmanudin. “Sebab-Sebab Historis Lahirnya
Metode Maudu’i dalam Tafsir”. Jurnal Iman dan Spiritualitas 3, 1,
(September 2021).
Budiana, Yusuf dan Sayyid Nurlie Gandara. "Kekhasan Manhaj Tafsir Al-Misbah
karya M. Quraish Shihab". Jurnal Iman dan Spiritualitas 1, 1 (Maret 2021).
Budiana, Yusuf. “Kekhasan Manhaj Tafsir Al-Misbah Karya M. Quraish Shihab”.
Jurnal Iman dan Spiritualitas 1. 1 (Maret 2021).
Dayusman, Edo Alvizar. Dkk. “Kemanusiaan dan Kesejahteraan Sosial Dalam
Pemikiran Isam Kontemporer”. Tajdid : Jurnal Pemikiran Keislaman dan
Kemanusiaan 1,7 (April 2023).
Dharmawana, Caroline dan Niken Bayu Argaheni. “Dampak Kesehatan Mental
Terhadap Sistem Kekebalan Tubuh Selama Pandemi Covid-19”.
PLACENTUM Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya 9, 2 (Surakarta
2021).
Doyle, David Matthew. "On social health: history, conceptualization, and
population patterning". Health Psychology Riview 3, 18 (2024).
https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/17437199.2024.2314506
123

Fitriani, Nur Nadya dan Alya Azahra Maulida. “Mengatur Pola hidup Sehat
dengan Berpuasa Menurut Ajaran Islam”. Jurnal Religion: Jurnal Sosial,
Agama dan Budaya 1, 6 (2023).
Juwita, Dwi Runjani. “Fiqh Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Islam”. El-
Wasathiya: Jurnal Studi Agama 1, 5 (Juni 2017).
Karlina, Nina. Dkk. “Sosialisasi Pemeliharaan Personal Hygiene dan Proteksi Diri
di Lingkungan Perumahan”. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 1, 4
(April 2021).
Lestari dan Nadia Rista. “Pengaruh Kesehatan Mental Terhadap Efektivitas
Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran IPS Di SMP Negeri 20
Bekasi”. Reseacrh and Development Journal of Education 9, 2 (Oktober
2023).
Mursidin. "Kesehatan Mental Dalam Perspekti al-Qur'an". Jurnal Cendekia
Sambas 1, 1 (Juni 2021).
Natalina, Riny. Dkk. "Tiga Aspek Penting Dalam Kesehatan". Media Publikasi
Kesehatan Ilmiah 1,11 (Februari, 2021).
Panita Umar, Cut Bidara. "Penyuluhan Tentang Pentingnya Peranan Protein Dan
Asam Amino Bagi Tubuh". Jurnal Pengabdian Ilmu Kesehatan 3, 1
(November 2021).
Pasaribu, HA. "Pembahasan Literatur pada Makanan dalam Perspektif Islam dan
Kesehatan". Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia 2, 8 (Desember 2023).
Pranata, Dedy dan Noortje Anita Kumaat. "Pengaruh Olahraga dan Model Latihan
Fisik Terhadap Kebugaran Jasmani Remaja". Jurnal Kesehatan Olahraga
(2), 10 (Juni, 2022).
Pratama, Yudha Hafidh. Dkk. "Kesehatan Mental Dalam Pandangan Islam".
Jurnal Riset Rumpunan Ilmu Kedokteran 2, 2 (Oktober 2023).
Purnama Sari, Indah Prasetyowati Tri. "Tingkat Pengetahuan Tentang Pentingnya
mengkonsumsi Air Mineral". Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia 2, 10
(November 2014).
Radiani, Widiya A. "Kesehatan Mental Masa Kini dan Penanganan Gangguanya
Secara Islami". Journal of Islamic and Law Studies 1, 3 (Juni 2019).
Rahman, Sira Abdul. “Religion and Animal Walfare An Islamic Perspective”.
Animals 11, 7 (Februari 2017), 2 of 6 .
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5332932/
124

Raisa Attansyah, Muhammad. Dkk. “Pola Hidup Sehat dan Relevansinya dengan
Ibadah Perspektif Pendidikan Islam”. Kuttab: Jurnal Ilmu Pendidika Islam
7, 1 (Maret, 2023).
Ria Puspitasari. “Pola Hidup Sehat Menurut Al-Qur'an (Kajian Maudhu’i
Terhadap Ayat-ayat Kesehatan)”. Jurnal Inovatif 8, 1 (Februari, 2022).
Riad, Irham dan Muhammad Zainal Khadafi. "Qailullah (Tidur Siang) dalam
Tradisi Sunnah: Manfaatnya Bagi Kesehatan dan Produktivitas". Jurnal
Religion: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya 6, 1 (2023).
Suharyat, Yayat dan Siti Asiah. “Metodologi Tafsir Al-Misbah”. Jurnal
Pendidikan Indonesia 5, 2 (September 2022).
Tamimi, Tatang Muslim dan Wahyudin. “Manhaj Al-Tafsir Al-Misbah Karya
Quraisy Shihab”. Bayani: Jurnal Studi Islam 2, 1 (Juli, 2022).
Wartini, Atik. “Corak Penafsiran M. Quraish Shihab Dalam Tafsir Al-Misbah”.
Hunafa: Jurnal Studia Islamika 11, 1 (Juni 2014).
Website
American Psychiatric Association. "Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders (DSM-5-TR)". Diakses 24 Oktober 2024.
https://www.psychiatry.org/psychiatrists/practice/dsm
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). "About Hygiene, Sanitation,
and Environmentally Related Hyginie (WASH)". Diakses 8 Oktober 2024.
https://www.cdc.gov/hygiene/about/index.html
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Diakses 11 Maret 2024.
https://kbbi.web.id/konsep #google_vignette
KBBI Daring. Diakses 14 September 2024. https://kbbi.web.id/hidup
_____. Diakses 14 September 2024. https://kbbi.web.id/perspektif
_____. Diakses 14 September 2024. https://kbbi.web.id/pola
Kementrian Agama. “Menag : Fatwa Dapat Jadikan Islam Shalihun li Kulli
Zaman wa Makan”. Diakses 05 Maret 2024 .
https://kemenag.go.id/nasional/menag-fatwa-dapat-jadikan-islam-shalihun-
li-kulli-zaman-wa-makan-6dq1vn
Kementrian Kesehatan. “5 Cara Meninngkatkan Kualitas Tidurmu Agar Esok
Pagi Lebih Bugar” . Diakses 8 Oktober 2024 .
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1012/5-cara-meningkatkan-
kualitas-tidurmu-agar-esok-pagi-lebih-bugar
125

_____. “Ini Segudang Manfaat Berolahraga”. Diakses 8 Oktober 2024.
https://yankes.kemkes.go.id/viewartikel/2295/ini-segudang-manfaat-
berolahraga
_____. “Lama Waktu Tidur yang Dibutuhkan oleh Tubuh”. Diakses 20 Oktober
2024 https://upk.kemkes.go.id/new/lama-waktu-tidur-yang-dibutuhkan-
oleh-tubuh
_____. “Masalah dan Tantangan Kesehatan Indonesia Saat ini” Diakses 2 Maret
2024. https://kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/masalah-dan-tantangan-
kesehatan-indonesia-saat-ini
_____. “Penyakit Tidak Menular Kini Ancam Usia Muda”. Diakses 04 Maret
2024. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20200704
/4434329/penyakit-tidak-menular-kini-ancam-usia-muda/
_____. “Pola Makan Yang Sehat” . Diakses 08 Oktober 2024.
https://yankes.kemkes.go.id/ view_artikel/3467/pola-makan-yang-sehat
National Library of Medicine. "Physiology, Sleep Patterns". Diakses 20 Oktober
2024 https://www. ncbi. nlm.nih.gov/books/NBK551680/
Official Website M Quraish Shihabp. “Profil Singkat M Quraish Shihab”. Diakses
01 November 2024. https://quraishshihab.com/profil-mqs/
Pusiknas Bareskrim Polri. ‘’Kasus Penemuan Mayat dan Bunuh Diri Meningkat
di 2023”. Diakses 10 Maret 2024. Kasus Penemuan Mayat dan Bunuh Diri
Meningkat di 2023 | Pusiknas Bareskrim Polri
Supriatin, Titin. “Diduga Patah Hati, Mahasiswa S2 Ilmu Alquran dan Tafsir UIN
Sunan Kalijaga Gantung Diri”. Diakses 10 September 2024.
https://www.merdeka.com/peristiwa/diduga-patah-hati-mahasiswa-s2-ilmu-
alquran-dan-tafsir-uin-sunan-kalijaga-gantung-diri-180119-mvk.html
World Health Organization (WHO). “Bunuh Diri”. Diakses 22 Mei 2024.
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/suicide
_____. “Mental Health”. Diakses 23 Oktober 2024. https://www. who.int/news-
room/fact-sheets/detail/mental-health-strengthening-our-response
_____. “Penyakit Tidak Menular” . Diakses 2 Maret 2024 .
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/noncommunicable-
diseases
_____. “Physical Activity”. Diakses 21 Oktober 2024 https://www.who.int/news-
room/fact-sheets/detail/physical-activity
126

Peraturan Undang-Undang dan Fatwa MUI
Fatwa Majelis Ulama’ Indonesia (MUI) tentang Kependudukan, Kesehatan dan
Pembangunan. Jakarta : 30 Oktober 1983.
Peraturan Menteri Kesehatan RI, Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat. Jakarta: Nomer.2269/MENKES/PER/XI/2011.
Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) Nomor 18 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Jiwa. Pasal 1 Ayat 1.
Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan. Pasal 1 Ayat 1.
127

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Dewi Aisyah
NIM : 201104010007
Program Studi : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Fakultas : Ushuluddin Adab dan Humaniora
Institusi : UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
Saya menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa hasil penelitian ini
bebas dari unsur penjiplakan karya ilmiah atau karya penelitian milik orang lain,
kecuali yang telah dikutip secara tertulis dalam naskah ini dan tercantum dalam
daftar pustaka.
Jika di kemudian hari terbukti bahwa dalam hasil penelitian ini terdapat
unsur penjiplakan atau ada klaim dari pihak lain, saya siap untuk diproses sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa adanya
paksaan dari pihak mana pun.
Jember, 17 November 2024
Dewi Aisyah
201104010007
128

BIODATA PENULIS
A.Biodata Diri
Nama : Dewi Aisyah
Tempat, Tgl lahir: Banyuwagi, 26 Mei 2002
Alamat : RT.004 RW.001, Jatisari, Wringinagung,
Gambiran, Banyuwangi.
Email : [email protected]
Program Studi : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Fakultas : Ushuluddin Adab dan Humaniora
Institusi : UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
B.Riwayat Pendidikan:
TK Dharmawanita 1 (2007-2008)
SDN 02 Wringinagung (2008-2014)
SMP Plus Darussalam (2014-2017)
MA Al-Amiriyyah Darussalam (2017-2020)
C.Pengalaman Organisasi
Osis SMP Plus Darussalam (2015-2016)
IPPNU Darussalam Putri Utara (2017-2019)
ICIS UIN Khas Jember (2021-2023)
Pengurus PPM As-Sholihah (2022-2024)
129