Konsep spesies dan pembatasan spesies dalam biology

Spesies merupakan unit dasar keanekaragaman hayati dan evolusi.
Pemahaman tentang konsep spesies penting untuk semua cabang biologi — mulai dari taksonomi, ekologi, evolusi, hingga farmakologi dan konservasi.

Tidak ada satu konsep yang universal untuk semua organisme.
Setiap konsep spesies (biologis, morfologis, filogenetik, ekologis, genetik, dan lainnya) dikembangkan untuk menjawab kebutuhan tertentu dan memiliki kelebihan serta keterbatasan masing-masing.

Pendekatan klasik dan modern saling melengkapi.

Konsep morfologis dan biologis masih digunakan dalam identifikasi dasar dan studi lapangan.

Konsep filogenetik, genetik, dan integratif lebih sesuai untuk analisis molekuler dan sistematika modern.

Evolusi adalah inti dari semua konsep spesies.
Semua konsep modern (terutama Evolutionary, Phylogenetic, dan General Lineage Concept) menempatkan spesies sebagai garis keturunan independen yang berevolusi secara terpisah.

Delimitasi spesies adalah proses dinamis.
Penentuan batas spesies bukan keputusan tunggal, tetapi hasil integrasi bukti dari morfologi, genetik, ekologi, perilaku, dan distribusi geografis.

Konsep spesies integratif menjadi pendekatan paling disarankan.
Konsep ini menggabungkan beragam data — morfologi, molekuler, ekologi, dan perilaku — untuk menghasilkan delimitasi yang lebih akurat dan reprodusibel.

Implikasi praktis bagi biosistematika dan konservasi:

Konsep spesies yang tepat memengaruhi klasifikasi taksonomi dan prioritas konservasi.

Salah menentukan batas spesies dapat menyebabkan bias dalam data biodiversitas, farmakologi, maupun kebijakan lingkungan.

1. Dr. Mildawati,M.Si Konsep-Konsep Spesies & Pembatasan Spesies

2. Konsep Spesies dan Singkatannya yang Telah distandarisasi (Ariyanti, 2003) Morphological MSC 12. Genotypic Cluster Definition GCD 2. Genetic GSC 13. Hennigian HSC 3. Agamospecies ASC 14. Internodal ISC 4. Biological BSC 15. Non-dimensional NDSC 5. Cohesion CSC 16. Phenetic PhSC 6. Cladistic ClSC 17. Phylogenetic PSC 7. Composite CpSC 18. Polythetic PtSC 8. Ecological EcSC 19. Recognition RSC 9. Evolutionary Significant Unit ESU 20. Reproductive Competition RCC 10. Evolutionary ESC 21. Successional SSC 11. Genealogical Concordance GCC 22. Taxonomic TSC

3. Campbell (2003) mengemukakan beberapa konsep spesies, antara lain: 6. Konsep spesies morfologi 4. Konsep spesies ekologis 2. Konsep Spesies pengenalan 5. Konsep spesies evolusioner 3. Konsep spesies kohesi Konsep spesies biologis

4. Konsep Spesies Biologis Spesies memiliki kemampuan untuk saling mengawini satu sama lain Menghasilkan keturunan yang dapat hidup dan fertil jika dikawini dengan spesies lain Contoh : manusia dengan simpase

5. 2. Konsep Spesies Pengenalan Kumpulan sikap dan ciri yang unik untuk keberhasilan perkawinan Individu untuk mengenali pasangan kawinnya Berfokus pada sifat dan ciri yang dipengaruhi olek seleksi alam dan hanya spesies seksual 3. Konsep Spesies Kohesi Berfokus pada mekanisme yang mempertahankan bentuk fenotip Meliputi sistem reproduksi, seleksi dan tautan gen yang membuat zigot berkembang dan memiliki ciri khas Dapat diterapkan pada organisme yang bereproduksi secara aseksual Konsep ini menekankan pada adaptasi untuk mempertahankan spesies tertua tetap utuh

6. 4. Konsep Spesies Ekologi Spesies dibedakan pada tempat dimana mereka hidup dan apa yang mereka lakukan Dibedakan oleh peranan unik yang posisi dan fungsi spesifiknya di dalam lingkungan Contoh : Kolam air tawar dengan keadaan faktor kimia, biologi dan fisik yang khas

7. 5. Konsep Spesies Evalusioner Spesies sebagai suatu urutan populasi tetua dan keturunannya berkembang secara bebas dari kelompok lain Masing-masing spesies memiliki peranan yang unik dan terpisah dri lingkungan Setiap peran tertentu melibatkan seleksi alam 6. Konsep Spesies Morfologi Menekankan perbedaan anatomi yang dapat terukur antar spesies. Sebagian besar spesies yang diidentifikasi oleh para ahli taksonomi telah dikelompokkan menjadi spesies terpisah berdasarkan kriteria morfologi

8. B. Pembatasan Spesies Dalam ilmu biosistematika dan evolusi, pembatasan spesies adalah proses yang kompleks dan kadang-kadang kontroversial untuk mengidentifikasi, mendefinisikan, dan mengklasifikasikan spesies organisme.

9. Pendekatan Morfologi: Salah satu metode tradisional dalam pembatasan spesies adalah melalui analisis morfologi, yaitu membandingkan penampilan fisik organisme. Jika organisme memiliki karakteristik morfologis yang berbeda secara signifikan, mereka mungkin dianggap sebagai spesies yang berbeda.

10. Pendekatan Genetika: Dalam era genetika molekuler, metode ini menjadi semakin penting. Pembatasan spesies dapat didasarkan pada perbedaan genetik, seperti analisis DNA atau RNA. Jika organisme memiliki perbedaan genetik yang cukup besar, mereka mungkin dianggap sebagai spesies yang berbeda.

11. Pendekatan Perilaku: Beberapa ilmuwan menggunakan perilaku sebagai faktor dalam pembatasan spesies. Misalnya, organisme yang tidak dapat berkomunikasi atau berkembang biak bersama mungkin dianggap sebagai spesies yang berbeda.

12. Pendekatan Ekologi: Beberapa penelitian menggunakan peran ekologi dalam pembatasan spesies. Jika dua kelompok organisme menghuni ekosistem yang berbeda atau mengisi peran ekologi yang berbeda, mereka mungkin dianggap sebagai spesies yang berbeda.

13. Pendekatan Evolusioner: Beberapa ilmuwan melihat sejarah evolusi untuk mengidentifikasi spesies. Jika dua kelompok organisme memiliki garis keturunan yang berbeda dalam sejarah evolusi, mereka mungkin dianggap sebagai spesies yang berbeda.

14. Pendekatan Kladistik: Analisis kladistik (atau filogenetik) memeriksa hubungan filogenetik antara organisme. Jika organisme membentuk klade (kelompok monofiletik) yang berbeda dalam pohon filogenetik, mereka mungkin dianggap sebagai spesies yang berbeda.

15. Pendekatan Integratif: Pendekatan yang lebih modern sering kali menggunakan kombinasi beberapa metode di atas, dikenal sebagai pendekatan integratif, untuk membatasi spesies. Ini mencoba menggabungkan bukti dari berbagai aspek biologi dan ekologi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang spesies.

16. Claridge, M.F., H.A. Dawah, and M.R. Wilson. 1997. Species, The Units of Biodiversity. CHAPMAN & HALL, London, UK. Mayr, E., and P.D. Ashlock. 1991. Principles of Syatematic Zoology. Second Edition.McGRAW-HILL, INC. Sajeewa, S., N., Maharachchikumbura., Sajeewa, S., N., Danny, Haelewaters., Danny, Haelewaters., Rekhani, H., Lawrence., Ratchadawan, Cheewangkoon., Marc, Stadler. (2021). Integrative approaches for species delimitation in Ascomycota. Fungal Diversity, doi: 10.1007/S13225-021-00486-6 Per, Alström., Per, Alström., Jip, van, Linschooten., Paul, F., Donald., Gombobaatar, Sundev., Bengt, Oxelman., Urban, Olsson. (2021). Multiple species delimitation approaches applied to the avian lark genus Alaudala.. Molecular Phylogenetics and Evolution, doi: 10.1016/J.YMPEV.2020.106994 Thomas, H., G., Ezard., Paul, Nicholas, Pearson., Andy, Purvis. (2010). Algorithmic approaches to aid species' delimitation in multidimensional morphospace.. BMC Evolutionary Biology, doi: 10.1186/1471-2148-10-175 Elvira, Hörandl. (2022). Novel Approaches for Species Concepts and Delimitation in Polyploids and Hybrids. Plants, doi: 10.3390/plants11020204 Beatriz, Mello., Júlio, F., Vilela., Carlos, G., Schrago. (2018). Conservation phylogenetics and computational species delimitation of Neotropical primates. Biological Conservation, doi: 10.1016/J.BIOCON.2017.11.017 Daftar Pustaka

17. Thanks! Please keep this slide for attribution