KRITERIA KETUNTASAN BELAJAR, KENAIKAN KELAS, DAN KELULUSAN SD NEGERI 081/VIII WANAREJA
PENGERTIAN Kriteria ketuntasan , kenaikan kelas , dan kelulusan adalah konsep yang berkaitan dengan penilaian dan evaluasi prestasi siswa di lingkungan pendidikan . Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-masing kriteria :
DASAR HUKUM 1. Keputusan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan teknologi RI Nomor 262/M/2022 tentang perubahan atas keputusan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nomor 56/M/2022 tentang pedoman penerapan kurikulum dalam rangka pemulihan pembelajaran . 2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 7 Thun 2022 tentang standar isi pada Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Jenjang Pendidikan Menengah . 3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 16 Tahun 2022 tentang Standar Proses pada Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan jenjang Pendidikan Menengah . 4. Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Nomor 21 Tahun 2022 tentang Standar Penilaian pada Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan jenjang Pendidikan Menengah 5. Permendikbud Nomor 5 Tahun 2022 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pada Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Jenjang Pendidikan Menengah . 6. Permendikbud RI Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekskul Wajib 7. Keputusan Kepala Badan Standar , Kurikulum , dan Asesmen Pendidikan Kementrian Pendidikan,Kebudayaan , Riset dan Teknologi Nomor 033/H/KR/2022 Tentang Perubahan Atas KeputusanKepala Badan Standar , Kurikulum , dan Asesmen Pendidikan Kementrian Pendidikan,Kebudayaan , Riset dan Teknologi Nomor 008/H/KR/2022 Tentang Capaian Pembelajaran PadaPendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah Pada Kurikulum Merdeka; 8. Keputusan Kepala Badan Standar , Kurikulum , dan Asesmen Pendidikan Kementrian Pendidikan,Kebudayaan , Riset dan Teknologi Nomor 009/H/KR/2022 Tentang Dimensi , Elemen , danSubelemen Profil Pelajar Pancasila Pada Kurikulum Merdeka;
Ini adalah standar minimal yang harus dicapai oleh seorang siswa untuk dianggap telah menyelesaikan suatu tahap pendidikan , seperti satu tahun ajaran atau tingkat pendidikan tertentu . Kriteria ketuntasan berupa penilaian terhadap penilaian sikap , pengetahuan , keterampilan dan kompetensi yang diajarkan selama periode tertentu . Jika siswa tidak memenuhi kriteria ketuntasan , ia perlu mengikuti tindakan remedial atau perlu mengulang tahap pendidikan tersebut . Kriteria Ketuntasan
Ini adalah standar yang harus dipenuhi oleh siswa agar dapat naik ke tingkat pendidikan berikutnya . Kenaikan kelas sering kali berkaitan dengan pencapaian kriteria ketuntasan untuk tahun ajaran atau tingkat pendidikan tertentu . Jika siswa tidak memenuhi kriteria kenaikan kelas , siswa harus mengulang tingkat pendidikan yang sama atau mengikuti program remedial. Kenaikan Kelas
Ini adalah kriteria yang harus dicapai oleh siswa agar memenuhi syarat untuk lulus dari suatu tingkat pendidikan atau institusi pendidikan tertentu , seperti lulus dari sekolah . Kelulusan melibatkan pemenuhan persyaratan akademik dan non- akademik , termasuk penyelesaian mata pelajaran yang ditentukan , ujian akhir , proyek akhir , dan lain sebagainya Kelulusan
Ketiga kriteria ini sangat penting dalam memberikan arah dan tujuan bagi siswa dalam mencapai pencapaian akademik mereka . Mereka membantu mengukur prestasi siswa , memberikan panduan bagi guru dan lembaga pendidikan , serta memberikan kerangka kerja untuk evaluasi dan pengambilan keputusan terkait pendidikan . Setiap lembaga pendidikan atau sistem pendidikan mungkin memiliki kriteria ketuntasan , kenaikan kelas , dan kelulusan yang berbeda sesuai dengan kebijakan dan tujuan mereka sendiri .
Kriteria Kenaikan kelas diserahkan pada satuan Pendidikan. Pendidik diharapkan mampu menjalankan fungsi asessmen / penilaian secara optimal. Sehingga mampu mendiagnostik perkembangan peserta didik . Hasil diagnostic ini digunakan untuk rujukan dalam melakukan tindak lanjut . Pendidik dan satuan Pendidikan diberikan keleluasaan untuk menentukan kriteria kenaikan kelas dengan mempertimbangkan : Laporan kemajuan Belajar Laporan pencapaian Projek P5 Portofolio Peserta Didik Ekstrakurikuler Prestasi Akademik dan non akademik Penghargaan Peserta didik Tingkat Kahadiran Mekanisme kenaikan kelas dan kelulusan
Penentuan kenaikan kelas dilakukan dengan mempertimbangkan laporan kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian peserta didik pada semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain selama 1 ( satu ) tahun ajaran . Untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dapat berdasarkan penilaian sumatif . Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik untuk kenaikan kelas dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan Pembelajaran terdiferensiasi sesuai tahap capaian peserta didik menjadi salah satu praktik yang dianjurkan dalam Kurikulum Merdeka . Penggunaan fase dalam Capaian Pembelajaran adalah salah satu alasan mengapa peserta didik dapat terus naik kelas bersama temanteman sebayanya meskipun ia dinilai belum sepenuhnya mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam Capaian Pembelajaran di fase sebelumnya atau tujuan pembelajaran yang ditargetkan untuk dicapai pada kelas tersebut . Mekanisme kenaikan kelas dan kelulusan
Penentuan kenaikan kelas dilakukan dengan mempertimbangkan laporan kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian peserta didik pada semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain selama 1 ( satu ) tahun ajaran . Untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dapat berdasarkan penilaian sumatif . Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik untuk kenaikan kelas dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan Pembelajaran terdiferensiasi sesuai tahap capaian peserta didik menjadi salah satu praktik yang dianjurkan dalam Kurikulum Merdeka . Penggunaan fase dalam Capaian Pembelajaran adalah salah satu alasan mengapa peserta didik dapat terus naik kelas bersama temanteman sebayanya meskipun ia dinilai belum sepenuhnya mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam Capaian Pembelajaran di fase sebelumnya atau tujuan pembelajaran yang ditargetkan untuk dicapai pada kelas tersebut . Mekanisme kenaikan kelas dan kelulusan
Siswa Tidak Naik Kelas Apabila terdapat tujuan pembelajaran pada mata pelajaran tertentu yang tidak tercapai sampai saatnya kenaikan kelas , maka pada rapor peserta didik tersebut dituangkan nilai aktual yang dicapai dan dideskripsikan bahwa peserta didik tersebut masih memiliki tujuan pembelajaran yang perlu ditindaklanjuti di kelas berikutnya . Dalam proses penentuan peserta didik tidak naik kelas perlu dilakukan musyawarah dan pertimbangan yang matang sehingga opsi tidak naik kelas menjadi pilihan paling akhir apabila seluruh pertimbangan dan perlakuan telah dilaksanakan . Banyak penelitian menunjukkan bahwa tinggal kelas tidak memberikan manfaat signifikan untuk peserta didik , bahkan cenderung memberikan dampak buruk terhadap persepsi diri peserta didik (Jacobs & Mantiri , 2022; OECD, 2020; Powell, 2010). 11
Siswa Tidak Naik Kelas Di berbagai negara, kebijakan tinggal kelas secara empiris tidak meningkatkan prestasi akademik peserta didik , terutama yang mengalami kesulitan belajar . Hal ini menunjukkan bahwa mengulang pelajaran yang sama selama satu tahun tidak membuat peserta didik memiliki kemampuan akademik yang setara dengan teman-temannya , melainkan tetap lebih rendah . Hal ini dimungkinkan karena yang dibutuhkan oleh peserta didik tersebut adalah pendekatan atau strategi belajar yang berbeda , bantuan belajar yang lebih intensif , waktu yang sedikit lebih panjang , namun bukan mengulang seluruh pelajaran selama setahun . Di berbagai negara, kebijakan tinggal kelas secara empiris tidak meningkatkan prestasi akademik peserta didik, terutama yang mengalami kesulitan belajar.
Siswa Tidak Naik Kelas Dalam hal terjadi kasus luar biasa , jika terdapat banyak mata pelajaran yang tidak tercapai oleh peserta didik dan/ atau terkait isu sikap dan karakter peserta didik , maka satuan pendidikan dapat menetapkan mekanisme untuk menetapkan peserta didik tidak naik kelas . Namun demikian , keputusan ini sebaiknya dipertimbangkan dengan sangat hati-hati mengingat dampaknya terhadap kondisi psikologis peserta didik . Di berbagai negara, kebijakan tinggal kelas secara empiris tidak meningkatkan prestasi akademik peserta didik, terutama yang mengalami kesulitan belajar.
Siswa Tidak Naik Kelas Dengan demikian , kebijakan tidak naik kelas adalah kebijakan yang tidak efisien . Peserta didik harus mengulang semua mata pelajaran untuk jangka waktu satu tahun penuh , padahal mungkin bukan itu yang menjadi kebutuhan belajar mereka . Di berbagai negara, kebijakan tinggal kelas secara empiris tidak meningkatkan prestasi akademik peserta didik, terutama yang mengalami kesulitan belajar.
Alternatif Solusi Siswa Tidak Naik Kelas Berikut ini adalah contohcontoh isu yang biasanya menjadi faktor pendorong keputusan tidak naik kelas , serta alternatif solusi yang lebih sesuai dengan perkembangan dan kesejahteraan (well-being) peserta didik . 15
16
Alternatif Solusi Siswa Tidak Naik Kelas 17
Mekanisme kelulusan pada penerapan kurmer Untuk Menilai pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai dasar kelulusan dapat berdasarkan penilaian sumatif , yang dapat dilakukan dalam bentuk tes tulis , tugas untuk performa , portofolio atau kombinasi . Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik untuk kelulusan dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar anak dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran . Penilaian Sumatif yang diselenggarakan oleh Satuan Pendidikan dilaksanakan pada semester ganjil dan semester genap pada akhir jenjang dengan mempertimbangkan capaian kompetensi lulusan . Seperti halnya kenaikan kelas , penentuan kelulusan ditentukan oleh satuan Pendidikan.
Mekanisme kelulusan pada penerapan kurmer Penentuan Kelulusan dari Satuan Pendidikan dilakukan dengan mempertimbangkan laporan kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian peserta didik pada semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain pada : Kelas V dan Kelas VI (Nilai raport Semester 9,10,11,12)
Peserta didik dinyatakan lulus dari sekolah : Menyelesaikan seluruh program pembelajaran Mengikuti penilaian Sumatif Akhir Jenjang (SAS II) Memenuhi capaian Kompetensi Lulusan Dinyatakan LULUS dalam Keputusan RAPAT PLENO DEWAN GURU yang minimal dihadiri 90% Guru.
Capaian kompetensi lulusan Capaian kompetensi lulusan kelas 6 Kurikulum Merdeka mencakup penguasaan pengetahuan dasar , keterampilan praktis , kemampuan berpikir kritis , pembentukan sikap positif , kemampuan berkomunikasi , pemanfaatan teknologi dan literasi digital, serta penguatan karakter kebangsaan dan global. Peserta didik diharapkan mampu memahami konsep-konsep penting , melakukan kegiatan praktis , menganalisis masalah , dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis . Selain itu , mereka juga diharapkan memiliki kemampuan berinteraksi , mengkomunikasikan ide, dan berpartisipasi aktif dalam diskusi .
Pranala luar 22 Aspek-aspek Capaian Kompetensi Lulusan : Penguasaan Pengetahuan Dasar: Memahami konsep-konsep dasar dari berbagai mata pelajaran , seperti matematika , bahasa , ilmu pengetahuan alam , dan sosial . Pengembangan Keterampilan Praktis : Memiliki keterampilan praktis yang relevan dengan mata pelajaran , seperti menulis , berbicara , menghitung , dan menyelesaikan masalah .
Pranala luar 23 Aspek-aspek Capaian Kompetensi Lulusan : Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis : Mampu menganalisis , mengevaluasi , dan membuat keputusan berdasarkan informasi yang ada . Pembentukan Sikap Positif : Memiliki sikap positif terhadap diri sendiri , belajar , dan lingkungan sekitar .
Pranala luar 24 Aspek-aspek Capaian Kompetensi Lulusan : Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis : Mampu menganalisis , mengevaluasi , dan membuat keputusan berdasarkan informasi yang ada . Pembentukan Sikap Positif : Memiliki sikap positif terhadap diri sendiri , belajar , dan lingkungan sekitar .
Pranala luar 25 Aspek-aspek Capaian Kompetensi Lulusan : Kemampuan Berkomunikasi Efektif : Mampu menyampaikan informasi dan gagasan dengan jelas dan efektif , baik secara lisan maupun tulisan. Pemanfaatan Teknologi dan Literasi Digital: Mampu menggunakan teknologi untuk belajar , berkomunikasi , dan mengakses informasi . Penguatan Karakter Kebangsaan dan Global: Menghargai keberagaman , memiliki semangat persatuan , dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa .
Pranala luar 26 Contoh Capaian Pembelajaran pada Fase C ( Kelas 5 dan 6 SD): Pendidikan Agama dan Budi Pekerti : Peserta didik mampu menerapkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari , memiliki sikap toleransi dan menghargai keberagaman , serta berakhlak mulia . Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan : Peserta didik mampu memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila, memiliki rasa cinta tanah air, dan berperilaku sesuai dengan hukum .
Pranala luar 27 Contoh Capaian Pembelajaran pada Fase C ( Kelas 5 dan 6 SD): Bahasa Indonesia: Peserta didik mampu membaca berbagai jenis teks dengan baik , memahami isi teks , dan mengungkapkan gagasan secara lisan dan tulisan. Matematika : Peserta didik mampu melakukan operasi hitung , menyelesaikan masalah matematika , dan memahami konsep-konsep dasar matematika .
Pranala luar 28 Contoh Capaian Pembelajaran pada Fase C ( Kelas 5 dan 6 SD): Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPS): Peserta didik mampu mengamati gejala alam , melakukan percobaan sederhana , dan memahami konsep-konsep dasar IPA dan IPS.
Pranala luar 29 Capaian kompetensi ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi guru dalam merancang pembelajaran yang relevan dan bermakna bagi peserta didik , serta mempersiapkan mereka untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya .