AUDIT FORENSIK Oleh : Herawaty , S.E., CCFA Rini Rosa, S.E., M.S,Ak , CCFA INSPEKTORAT DAERAH PROVINSI JAMBI
PENGENALAN DAN PEMAHAMAN RESIKO FRAUD SERTA JENIS-JENISNYA Fraud adalah Tindakan Peyimpangan yang sengaja dilakukan atau tindakan pembiaran yang dirancang untuk mengelabui / menipu / memanipulasi pihak lain agar pihak lain menderita kerugian dan atau pelaku kecurangan memperoleh keuntungan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung Resiko Fraud adalah resiko yang dialami oleh suatu entitas karena factor terjadinya kecurangan yang disengaja , baik kerugian yang bersifat materi maupun non materi dimana kerugian materi diukur dari segi nilai finansial dengan mengacu pada mata uang dipakai dan non material menyangkut dengan kerugian yang bersifat non keuangan seperti menurunya kepercayaan public pada perusahaan
FAKTOR PENDORONG SESEORANG MELAKUAN FRAUD
RESIKO FRAUD DAN PEMETAANNYA Resiko Fraud : Tingkat Kerentanan yang dihadapi organisasi / entitas terkait dengan terpenuhinya salah satu unsur dalam segitiga fraud (Motif/ Niat , kesempatan dan Rasionalisasi ), yang jika terjadi berdampak pada kerugian keuangan , kinerja dan reputasi organisasi / entitas baik secara langsung maupun tidak langsung .
4 TEORI FRAUD
TEORI FRAUD (FRAUD DIAMOND) 4
3 TEORI FRAUD
5 Strategi Antri Fraud di Organisasi
PEMAHAMAN AUDIT FORENSIK Audit Forensik : Terdiri dari dua kata, yaitu audit dan forensik . Audit adalah tindakan untuk membandingkan kesesuaian antara kondisi dan kriteria . Sementara forensic adalah segala hal yang bisa diperdebatkan di muka hukum / pengadilan . Menurut Association of Cerified Fraud Examiners (ACFE) : Forensic accounting/auditing merujuk kepada fraud examination. Dengan kata lain keduanya merupakan hal yang sama , yaitu “Forensic accounting is the application of accounting, auditing, and investigative skills to provides quantitative financial information about matters before the courts”.
PEMAHAMAN AUDIT FORENSIK Dengan demikian , Audit Forensik bisa didefenisikan sebagai : Tindakan menganalisa dan membandingkan antara kondisi dilapangan dengan kriteria , untuk menghasilkan informasi atau bukti kuantitatif yang bisa digunakan di muka pengadilan . Karena sifat dasar dari audit forensic yang berfungsi untuk memberikan bukti di muka pengadilan , maka funsi utama dari audit forensic adalah untuk melakukan audit investigasi terhadap tindak criminal dan untuk memberikan keterangan ahli (litigation support) di pengadilan . Auditor forensic, seringkali harus memberikan bukti pada sidang akhirnya .
Tujuan Audit Forensik
KARAKTERISTIK AUDIT FORENSIK Audit Forensik dapat bersifat : Proaktif Reaktif Proaktif , artinya audit forensic digunakan untuk mendeteksi kemungkinan-kemungkinan resiko terjadinya fraud ataiu kecurangan Reaktif , artinya aduit akan dilakukan ketik ada indikasi ( bukti ) awal terjadinya fraud. Audit tersebut akan menghasilkan “red flag” atau sinyal atas ketidakberesan . Dalam hal ini , audit forensic yang lebih mendalam dan invetigatif akan dilakukan .
PERBANDINGAN ANTARA AUDIT FORENSIK DAN AUDIT TRADISIONAL (KEUANGAN) URAIAN AUDIT KEUANGAN AUDIT FORENSIK Waktu Berulang Tidak Berulang Lingkup Laporan Keuangan secara umum Spesifik Hasil Opini Membutkikan Fraud ( kecurangan ) Hubungan Non-Adversarial Adversarial ( Perseteruan Hukum ) Metodologi Teknik Audit Eksaminasi Standar Standar Audit Standar Audit dan Hukum Positif Praduga Professional Bukti Awal
PERBANDINGAN ANTARA AUDIT FORENSIK DAN AUDIT TRADISIONAL (KEUANGAN) Perbedaan yang paling teknis antara Audit Forensik dan Audit Keuangan adalah pada masalah metodologi . Dalam audit tradisional , mungkin dikenal ada beberapa teknis audit yang digunakan . teknik-teknik tersebut antara lain adalah prosedur analitis , analisa dokumen , observasi fisik , konfirmasi , review dan sebagainya . Namun , dalam audit forensic, teknisk yang digunakan sangatlah kompleks
TEKNIK-TEKNIK AUDIT FORENSIK Teknik-teknik yang digunakan dalam audit forensic banyak yang bersifat mendeteksi fraud secara lebih mendalam dan bahkan hingg ke level mencari tahu siapa pelaku fraud. Oleh karena itu teknik audit forensic mirip teknik yang digunakan detektif untuk menemukan pelaku tindak criminal. Teknik-teknik yang digunakan antara lain adalah : Metode kekayaan Bersih Penelusuran jejak uang / aset Deteksi pencucian uang Analisa tanda tangan Analisa kamera tersembunyi (Surveillance) Wawancara mendalam Digital Forensic, dan sebagainya .
PRAKTEK AUDIT FORENSIK
GAMBARAN PROSES AUDIT FORENSIK 1 04
I. PENELAAHAN INFORMASI AWAL 1 04 Sumber Informasi : informasi awal sebagai dasar penugasan audit forensic/ invetigatif dan biasanya berasal dari salah satu atau gabung dari sumber-sumber informasi berikut : Pengaduan masyarakat , LSM atau Fokus group Media Massa, cetak , visual dan terbitan berkala lainnya Pihak lembaga pengatur (regulator) serperti : Bappam -LK, Bank Indonesia, Departemen teknis dll Pihak apparat penegak hukum : kejaksaan , kepolisian , KPK, pengadilan dan sebagainya Hasil audit regular seperti audit operasional , audit kepatuhan , audit kinerja atau jenis audit lainnya yang temuannya perlu dikembangkan lebih lanjut karena diduga mengandung unsur-unsur melawan hukum dan merugikan keuangan negara Khusus terhadap informasi yang bersumber dari pengaduan masyarakat dan media massa , umumnya masih memerlukan penelaahan lebih medalam untuk menentukan apakah cukup alasan untuk dilakukan audit forensic/ investigatif
I. PENELAAHAN INFORMASI AWAL 1 04 2. Pengembangan Hipotesis Awal : Hipotesis awal disusun untuk menggambarkan perkiraan suatu tindak kecurangan itu terjadi . Dalam hipotesa awal diungkapkan berbagai aspek yang berkaitan dengan tindak kecurangan , dengan menjawab berbagai pertanyaan berikut : Apa yang menjadi masalah , atau indikasi fraud apa yang terjadi di organisasi ? Siapa yang diduga sebagai pelaku indikasi korupsi potensial ? Dimana indikaasi fraud dianggap terjadi ? Bilamana indikasi fraud terhadi ? Bagaimana indikasi fraud terjadi ?
I. PENELAAHAN INFORMASI AWAL 1 04 3. Menyusun Hasil Telaah Informasi Awal : Hasil penelaahan informasi awal dituangkan dalam bentuk resume penelaahan informasi awal , sehingga tergambar secara ringkas mengenai : Gambaran Umum Organisasi , ( dalam gambaran umum dijelaskan pula mengenai kuat lemahnya pengendalian yang ada , meliputi pengendalia intern, pengendalian manajemen , lingkungan pengendalian organisasi dan latar belakang terjadinya suatu tindak kecurangan ) Indikasi bentuk-bentuk penyimpangan , berisisi uraian mengenai dugaan penyimpangan-penyimpangan , baik terhadap peraturan perundang-udangan yang ada , maupun terhadap standar operasional dan proseudr yang berlaku dan pihak - pihak yang berperan secara lansgung maupun tidak langsung dalam indikasi penyimpangan tersebut Besarnya estimasi potensi nilai kerugian negara yang terindikasi Hipotesis , merupakan gambaran atau matriks duggan scenario terjadinya kasus berikut gambaran dugaan modus operandi
I. PENELAAHAN INFORMASI AWAL 1 04 3. Menyusun Hasil Telaah Informasi Awal : e. Pihak-pihak yang diduga terlibat Rekomengasi penanganan , rekomendasi ini berisi tindaklanjut yang diperlukan atas hasil telaahan yang dapat berupa : Layak untuk dilanjutkan dengan audit forensic/ investigative,biasanya keputusan tersebut diambil karena materi pengaduan cukup informasit , yakni telah menyajikan gambaran tentang penyimpangan , pihak-pihak yang diduga terlibat serta memuat informasi lainnya , sehingga dapat dijadikan dasar penyusunan Program Kerja Audit (PKA) Dapat dilanjutkan dengan audit invetigatif /forensic setelah dipenuhi terlebih dahulu kekurangan informasi melalui pengumpulan data atau informasi tambahan Tidak cukup alasan untuk dilanjutkan pada audit forensic/ invetigatif
II. PERENCANAAN 1 04 Penetapan Sasaran , Ruang Lingkup dan Susunan Tim : Sasaran dan ruang lingkup ditentukan berdasarkan hasil penelaahan informasi awal . Penyusunan Program Kerja Audit, PKA disusun untuk dapat mengungkapkan hal-hal berikut : Unsur melawan hukum / melanggar hukum Unsur memperkaya diri atau orang lain atau suatu korporasi Unsur merugikan keuangan negara atau perekonomian negara Unsur menyalah gunakan wewenang Alat Bukti / barang bukti yang cukup untuk membuktikan unsur-unsur di atas Kasus posisi dan modus operandi Pihak-pihak yang diduga terlibat / bertanggungjawab
II. PERENCANAAN 1 04 3. Jangka waktu dan anggaran biaya . 4. Perencanaan Audit Investigati dengan metode SMEAC(Situation , Mission, Execution, Adminstratios & Logistics, Communication) 5. Pelaksanaan Audit Pembicaraan Pendahuluan Pelaksanaan Program Kerja Audit Penerapan teknik audit investigative Melakukan obeservasi dan pengujian fisik Mendokumentasikan hasil observasi dan pengujian fisik Melakukan Wawancara Penandatangan Berita Acara Pendokumentasian dan Evaluasi Kecukupan Bukti
III. PELAKSANAAN 1 04 Pelaksanaan Audit Pembicaraan Pendahuluan Pelaksanaan Program Kerja Audit Penerapan teknik audit investigative Melakukan obeservasi dan pengujian fisik Mendokumentasikan hasil observasi dan pengujian fisik Melakukan Wawancara Penandatangan Berita Acara Pendokumentasian dan Evaluasi Kecukupan Bukti
IV PELAPORAN 1 04 Laporan hasil audit investigative harus disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan guna keperluan : Dalam rangka kerja sama antar unit pengawasan internal dengan lembaga penegakan hukum untuk menindaklanjuti adanya indikasi tindak pidana korupsi . Dengan demikian laporan hasil audit invetigatif harus mudah dipahami oleh penggunanya , dalam hal ini para staf lembaga penegakan hukum yang terkait . Memudahkan pejabat yang berwenang dan atau pejabat obyek yang diperiksa dalam mengambil tindakan sesuai dengan peraturan yang berlaku Kepada siapa laporan hasil audit disampaikan tergantug pada materi hasil audit, apabila ditemukan penyimpangan yang mengandung unsur TPK atau perdata , laporan disampaikan kepada : Instansi Penyidik ( kejaksaan / kepolisian ) yang akan digunakan sebagai informasi / bahan penanganan lebih lanjut Atasan langsung dani pejabat yang diaudit
V TINDAK LANJUT 1 04 Apabila dari hasil audit forensic/investigative terdapat indikasi tindak penyimpangan yang mengandung unsur-unsur TPK, maka tim mengeksposekan materi yang tertuang dalam laporan . Ekspose dilakukan secara intern dilingkungan unit pengawasan dan dihadap pejabat yang terkait . Persiapan sebagai Pemberi Keterangan Ahli