Kuljar Tanaman Hias Krisan KLP 8 UYYUDRY6RYTRXTY.pptx
MuhaeminYudhistira1
0 views
16 slides
Oct 07, 2025
Slide 1 of 16
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
About This Presentation
UYVUITUYTYUTCVYUT
Size: 1.37 MB
Language: none
Added: Oct 07, 2025
Slides: 16 pages
Slide Content
“KULTUR JARINGAN TANAMAN HIAS KRISAN” Kelompok 8 Muhaemin Yudistira (220013301034) Nur Amalia (220013301040)
Latar Belakang Teknik kultur jaringan adalah salah satu solusi yang dapat digunakan untuk memperbanyak krisan secara efisien dan mendapatkan varietas baru krisan yang lebih baik dan tahan terhadap penyakit atau kondisi lingkungan tertentu. Teknik ini telah banyak digunakan di seluruh dunia dan terus dikembangkan untuk meningkatkan efisiensinya serta membuatnya lebih terjangkau bagi petani dan produsen.
Rumusan Masalah 01 02 04 03 Bagaimana hasil pertumbuhan kultur jaringan bunga krisan dalam medium MS control? Bagaimana hasil pertumbuhan kultur jaringan bunga krisan dalam MS dengan perbandingan NAA : BAP = 1:4? Bagaimana hasil pertumbuhan kultur jaringan bunga krisan dalam MS dengan perbandingan NAA : BAP = 1:1? Bagaimana hasil pertumbuhan kultur jaringan bunga krisan dalam MS dengan perbandingan NAA : BAP = 4:1?
T eknik kultur jaringan krisan adalah metode yang efisien dan terkontrol untuk memperbanyak tanaman krisan secara aseptik . Teknik ini memiliki keuntungan dalam produksi tanaman hias krisan , namun juga membutuhkan penanganan yang tepat dan berhati-hati untuk menghindari risiko kontaminasi dan kerugian finansial . Bab 2 Tinjauan Pustaka Teknik Kultur Jaringan Tanaman Krisan
Morfologi Tanaman Krisan 01 02 03 04 Tanaman krisan merupakan tanaman tahunan atau tanaman tahunan pendek yang biasanya tumbuh hingga ketinggian 30-90 cm. Batang tanaman krisan tegak dan berkulit tipis, dengan daun yang berwarna hijau gelap dan halus . Bunga krisan memiliki bentuk yang beragam tergantung pada varietasnya , dengan ukuran bunga biasanya antara 2-6 cm. Bunga krisan memiliki banyak kelopak ( daun mahkota ) yang tersusun dalam beberapa baris, dengan warna yang bervariasi dari putih , merah , oranye , kuning , hingga ungu . Buah krisan berbentuk bulat dan kecil , berisi biji kecil yang berwarna coklat .
Klasifikasi tanaman krisan : - Kingdom: Plantae - Divisi: Magnoliophyta - Kelas : Magnoliopsida - Ordo: Asterale - Famili : Asteraceae - Genus: Chrysanthemum - Spesies : Chrysanthemum sp. Klasifikasi Tanaman Krisan
K euntungan utama dari penggunaan teknik kultur jaringan krisan adalah kemampuan untuk memperbanyak tanaman secara cepat dan terkontrol . M enghasilkan tanaman yang seragam dan bebas dari penyakit dan hama . Tanaman yang dihasilkan dari kultur jaringan juga memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang berbeda . Keuntungan & Tujuan Kultur Jaringan Krisan
Persiapan benih , Pemotongan eksplan , Pertumbuhan jaringan , Pembibitan dan aklimatisasi Prosedur Teknik Kultur Tanaman Krisan
Adapun alat yang digunakan yaitu LAF/ Entkas , Bunsen, Petridish dan botol-botol kultur, peralatan diseksi yaitu pinset besar / kecil dan pisau . ALAT Adapun bahan yang digunakan yaitu eksplan daun krisan ( Chrysantum grandiflora ) yang berasal dari bibit yang dikecambahkan dengan steril , aquades steril , media kultur (yang dibuat sebelumnya ), spritus dan alkohol 70%. BAHAN Metode Kerja
Penanaman eksplan Membuka plastik penutup media kultur Mengambil daun yang ada dan ditempatkan pada cawan petri yang steril Memotong bagian daun hingga habis , sisakan hanya bagian batang saja Menanamnya di media kultur baru dengan pinset . Setelah digunakan , pinset selalu dibakar di atas api Menepatkan hingga 3 ruas batang dalam 1 botol dalam 1 botol kultur Selama penanaman , mulut botol harus selalu dekat dengan api untuk menghindari kontaminasi Pemeliharaan pasca tanam Tempatkan botol-botol media berisi eksplan ditempatkan di rak-rak kultur Lingkungan di luar botol harus dijaga suhu , kelembaban dan cahayanya Penyemprotan botol-botol kultur dengan spritus dilakukan 2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi Mengamati saat hari kemunculan akar , tunas, dan kalus (HST) setiap hari Mengamati jumlah akar , tunas dan daun 1 minggu sekali . Prosedur Kerja
Hasil dan Pembahasan Pertumbuhan kultur jaringan pada tiap minggu dalam masing-masing medium berbeda - beda . Pada minggu ke-1 botol 4 terdapat kontaminasi bakteri sehingga tidak lagi diamati pada minggu-minggu selanjutnya , sedangkan pada botol lainnya kondisinya baik-baik saja . Pada minggu ke-2 tidak terdapat tanaman yang terkena kontaminasi bakteri , mulai terlihat daun , akar dan kalus pada masing-masing botol . Pada minggu ke-3 pertumbuhan dari daun , akar dan kalus semakin bertambah dan terlihat jelas bagian daunnya melebar , bagian akarnya terjadi perbanyakan dan pertumbuhan kalus pun semakin menggulung dan melebar . Pada minggu ke-4 botol ke-8 terkena kontaminasi jamur , namun pada botol-botol lainnya pertumbuhan daun semakin melebar , pertumbuhan akar semakin banyak , pertumbuhan kalus semakin menggulung dan melebar .
Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian , kombinasi auksin dan sitokinin pada beberapa konsentrasi menunjukkan pertumbuhan kalus yang optimal. Hal ini sesuai dengan pernyataan Campbell, et al. (2002) bahwa pemberian auksin saja tanpa sitokinin dalam kultur jaringan hanya menyebabkan sel - sel akan membesar tanpa proses pembelahan sel , sehingga tidak memberi pengaruh apapun . Namun , jika auksin dan sitokinin digunakan secara bersamaan , maka sel-sel akan membelah diri secara optimal.
Berdasarkan rumusan masalah , maka dapat disimpulkan bahwa : Hasil pertumbuhan bunga dalam medium di setiap minggu nya terjadi peningkatan pertumbuhan diindikasikan dengan terbentuknya batang , akar dan daun , proses pertumbuhan tersebut berbeda di setiap botolnya , namun terdapat juga 2 botol yang terkena kontaminasi yaitubotol 4 dan botol 8. Hasil pertumbuhan kultur bunga krisan dalam MS apabila dengan perbandingan NAA : BAP = 1:4 maka pertumbuhan shoot system akan lebih optimal diindikasikan dengan pertumbuhan batang yang optimal. Kesimpulan
Hasil pertumbuhan kultur bunga krisan dalam MS apabila dengan perbandingan NAA : BAP = 1:1 maka pertumbuhan shoot system dan root system akan sebanding , diindikasikan dengan pertumbuhan batang dan akar yang optimal. Hasil pertumbuhan kultur bunga krisan dalam MS apabila dengan perbandingan NAA : BAP = 4:1 maka pertumbuhan root system akan lebih optimal diindikasikan dengan pertumbuhan akar yang optimal. Kesimpulan
Daftar Pustaka Campbell, N. A., J. B. Reece, & L.G Mitchell. 2002. Biologi Edisi 5, Jilid 2 . Erlangga : Jakarta. Hardiyanto , A., Solichatun ., & Mudyantini . 2004. Pengaruh Variasi Konsentrasi Naftalen Asetat terhadap Pertumbuhan dan Kandungan Flavonoid Kalus Daun Dewa. Biofarmasi . 2(2). Kustiani , Edy. 2020. Teori dan Praktek Kultur Jaringa . Kediri: UNIK Press. Mastuti , Retno . 2017. Dasar- dasar Kultur Jaringan Tumbuhan . Malang. UB Press. Mehedi, Md. 2020. Impact of Different Explants and Growth Regulators on In Vitro Regenation of Chrysanthemum. Asian Journal of Biochemistry, Genetics and Moleculars Biology . 4(4). Rahmah . 2018. Media Ekstrak Buah Untuk Pertumbuhan Planlet Anggrek Vanda Tricolor Secara In Vitro. Journal of Biological Sciences . 8(1). Sunarno , B. 1992. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango , Herbarium Bogoriense . Puslitbang Biologi LIPI: Bogor. Varesa , W. 2010. Induksi Kalus Daun Pegangan . Universitas Andalas : Padang