MAKALAH Kelompok 7 ALIRAN PENERIALISME KONSEP FILSAFAT UMUM DAN IMPLIKASINYA(1)(1).pdf

scurillous22 7 views 14 slides Oct 25, 2025
Slide 1
Slide 1 of 14
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14

About This Presentation

Buat kan pptx dengan templat yang bagus dan baik


Slide Content

MAKALAH
ALIRAN PENERIALISME KONSEP FILSAFAT UMUM DAN
IMPLIKASINYA
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Filsafat
Kependidikan.
Dosen Pengampu :
BAPAK SOPYAN HENDRAYANA, S.Pd.,M.Pd.
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 7 :
ALDI FIRMANSYAH
255060142
MUHAMMAD FAKHRI
255060124
AFDHAL JUNIAR RAHMA WIJAYA
255060138
HAFIZH SHIDIQ WAHYUDIN
255060148
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
2025

ii
KATA PENGATAR
Alhamdulillah, segala Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat
Allah SWT yang Maha Pemurah dan Maha Bijaksana,karena dengan rahmat dan
ridhonya kami dapat menyelasaikan penyusunan makalah pengajuan judul
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Aliran Perenialisme,konsep filsafat
umum,dan inpmlikasinya”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan
serta menambah wawasan penulis tentang salah satu aliran filsafat pendidikan yang
berpengaruh besar dalam dunia pendidikan modern.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sopyan Hendrayana,
S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu yang telah memberikan arahan,
bimbingan, dan motivasi selama proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan karena keterbatasan yang ada pada diri penulis. Oleh karna
itu,penulis mengharapkan adanya saran dan kritik dari pembaca yang bersifat
membangun untuk menjadi lebih baik lagi untuk kedepannya.
Akhir kata, semoga makalah ini menjadi langkah awal yang positif dan
bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat. Dengan Penuh harap semoga
makalah ini dapat di terima, dan bermanfaat bagi penulis dan bembaca.
Bandung, 25 Oktober 2025
Penyusun
Kelompok 7

iii
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah .........................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................2
2.1. Pengertian dan Latar Belakang Perenialisme................................................2
2.3. Tokoh Tokoh dan Gagasan Utama................................................................2
2.4. Konsep Filsafat Umum Perenialisme...........................................................3
2.5. Implikasi perenialisme dalam pendidikan.....................................................9
BAB III PENUTUP ..............................................................................................10
3.1. KESIMPULAN ...........................................................................................10
3.2. SARAN .......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................11

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Filsafat pendidikan merupakan dasar berpikir yang melandasi tujuan, isi, dan proses
pendidikan. Salah satu aliran filsafat pendidikan yang memiliki pengaruh besar
adalah Perenialisme. Aliran ini menekankan pentingnya nilai-nilai abadi dan
kebenaran universal yang telah teruji sepanjang sejarah manusia. Di tengah
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat, Perenialisme
mengingatkan bahwa pendidikan tidak boleh kehilangan arah dan nilai-nilai moral
yang hakiki.
Perenialisme muncul sebagai reaksi terhadap aliran progresivisme yang dianggap
terlalu menekankan perubahan dan pengalaman individu. Para tokohnya percaya
bahwa pendidikan harus berorientasi pada pelestarian nilai-nilai klasik yang
membentuk watak manusia yang rasional, bermoral, dan berbudaya.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan aliran Perenialisme?
2. Siapa tokoh-tokoh utama dalam aliran ini dan apa gagasan pokoknya?
3. Bagaimana konsep filsafat umum dalam Perenialisme?
4. Apa implikasi aliran Perenialisme terhadap pendidikan?
1.3. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk :
1. Menjelaskan pengertian dan latar belakang Perenialisme.
2. Menguraikan tokoh-tokoh utama serta gagasan mereka.
3. Menganalisis konsep filsafat umum aliran Perenialisme.
4. Menjelaskan implikasi Perenialisme dalam bidang pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian dan Latar Belakang Perenialisme
Kata Perenialisme
“kekal”. Secara terminologis, Perenialisme adalah aliran filsafat pendidikan yang
berpendapat bahwa pendidikan harus berpusat pada nilai-nilai dan
kebenaran abadi yang bersifat universal serta tidak berubah oleh waktu dan
tempat.
Perenialisme muncul pada awal abad ke-20 sebagai reaksi terhadap
pragmatisme dan progresivisme yang menekankan perubahan sosial dan
pengalaman praktis.
Aliran ini meyakini bahwa manusia memiliki hakikat yang tetap, yaitu sebagai
makhluk rasional. Oleh sebab itu, pendidikan harus diarahkan untuk
mengembangkan akal budi agar manusia mampu mengenali kebenaran dan
keindahan yang universal.
2.3. Tokoh Tokoh dan Gagasan Utama
Beberapa tokoh penting dalam aliran Perenialisme antara lain :
1.

Hutchins menekankan pentingnya pendidikan liberal (liberal education)
yang berfokus pada pengembangan intelektual dan moral manusia.
Menurutnya, kurikulum sebaiknya berisi karya-karya besar (Great Books)
yang mengandung kebenaran universal.

3
2.
Adler berpendapat bahwa tujuan utama pendidikan adalah pencapaian
kebijaksanaan melalui pemikiran rasional. Ia mengembangkan Paideia
Proposal, yaitu sistem pendidikan yang menekankan tiga kegiatan utama:
pengajaran pengetahuan, pengembangan keterampilan berpikir, dan
pembentukan karakter.
3.
Meskipun hidup jauh sebelum abad modern, Aquinas dianggap sebagai akar
filosofis Perenialisme karena menggabungkan ajaran Aristoteles dengan
nilai-nilai Kristiani, menegaskan bahwa kebenaran rasional dan spiritual
bersumber dari Tuhan dan bersifat abadi.
2.4. Konsep Filsafat Umum Perenialisme
Perenialisme berpijak pada pandangan bahwa realitas bersifat tetap, kebenaran
bersifat universal, dan nilai moral bersifat absolut. Oleh karena itu,
pendidikan tidak boleh disesuaikan dengan tren sesaat, melainkan harus
berlandaskan pada prinsip yang telah terbukti benar sepanjang sejarah.

4
Beberapa konsep penting dalam filsafat umum Perenialisme adalah:
1. Kebenaran Bersifat Abadi (Eternal Truth)
Perenialisme berpandangan bahwa kebenaran sejati tidak berubah oleh
waktu, tempat, maupun budaya. Kebenaran ini bersumber dari nilai-nilai
spiritual dan rasional yang bersifat universal, seperti keadilan, kejujuran,
kebajikan, dan kebijaksanaan.
Contoh Kebenaran Abadi Berdasarkan Nilai-Nilai Spiritual dan Rasional :
Keadilan (Justice)
Makna: Keadilan berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya dan
memperlakukan semua orang secara setara.
Contoh:

usahanya, bukan karena kedekatan pribadi.

bukan karena tekanan pihak tertentu.
→ Ini menunjukkan bahwa keadilan dihormati di setiap masyarakat
dan zaman, menjadi nilai yang abadi.
Kejujuran (Honesty)
Makna: Kejujuran adalah kesediaan untuk mengatakan dan berbuat sesuai
kenyataan, tanpa penipuan.
Contoh:

oleh pembeli, bahkan di zaman modern.

dihargai daripada yang menipu.
→ Nilai kejujuran ini berlaku universal dan tidak berubah dari masa
ke masa.

5
Kebajikan (Virtue)
Makna: Kebajikan adalah perilaku baik yang dilakukan dengan niat tulus
demi kebaikan bersama.
Contoh:


→ Kebajikan selalu dipuji dalam semua budaya dan agama karena
merupakan bentuk nyata dari moral yang tinggi.
Kebijaksanaan (Wisdom)
Makna: Kebijaksanaan adalah kemampuan menggunakan akal dan
pengalaman untuk mengambil keputusan yang benar dan adil.
Contoh:

mempertimbangkan semua sisi sebelum memutuskan.

agar anaknya tidak mengulangi kesalahan yang sama.
→ Kebijaksanaan merupakan nilai rasional dan spiritual yang tetap
relevan di setiap generasi.
Kesimpulan : Nilai-nilai seperti keadilan, kejujuran, kebajikan, dan
kebijaksanaan mencerminkan kebenaran abadi karena diakui oleh seluruh
umat manusia, tidak bergantung pada waktu atau budaya.
Nilai-nilai inilah yang menjadi dasar bagi pandangan Perenialisme, bahwa
realitas dan kebenaran sejati bersumber dari spiritualitas dan rasionalitas
yang kekal.
2. Realitas Bersifat Tetap (Metafisika)
Realitas dipandang sebagai sesuatu yang stabil dan berakar pada aspek
spiritual serta rasional. Dunia fisik memang berubah, tetapi hakikat di
baliknya bersifat tetap. Misalnya: kejujuran, keadilan, dan kebaikan selalu

6
dianggap benar di setiap zaman.
Contoh nyata:
itu tren masa kini, tetapi karena itu adalah nilai abadi yang berlaku
sepanjang masa.
3. Pengetahuan Diperoleh melalui Rasio dan Kontemplasi (Epistemologi)
Menurut Perenialisme, pengetahuan sejati tidak berasal dari pengalaman
indrawi semata, melainkan dari penggunaan akal (rasio) dan perenungan
(kontemplasi) terhadap kebenaran universal. Akal manusia dianggap
mampu menangkap nilai-nilai abadi melalui pemikiran logis dan refleksi
mendalam.
Contoh :

Seseorang belajar dari pengalaman kegagalan, lalu merenungkan
(kontemplasi) penyebab dan maknanya. Dari situ ia memperoleh
kebijaksanaan agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Misalnya, setelah gagal dalam ujian, seorang siswa merenungkan
usahanya
yang kurang dan belajar lebih disiplin untuk masa depan.

Guru tidak hanya memberi hafalan, tetapi mengajak siswa berpikir
kritis d an reflektif terhadap nilai yang diajarkan.
Misalnya, ketika belajar sejarah, siswa tidak sekadar menghafal
tanggal, tapi diajak merenungkan makna perjuangan dan nilai moral
di balik peristiwa.

Seorang tokoh spiritual memperoleh pemahaman mendalam tentang
makna hidup melalui meditasi dan perenungan batin, bukan hanya
dari ritual luar.

7
Misalnya, seorang pendeta, biksu, atau ulama yang merenungkan
ayat-ayat suci lalu menemukan makna kebenaran universal tentang
kasih, keadilan, dan kebijaksanaan.
4. Pendidikan sebagai Upaya Mewariskan Nilai Abadi (Aksiologi).
Pendidikan menurut Perenialisme bertujuan untuk menuntun manusia
mencapai kebenaran universal. Sekolah berfungsi bukan sekadar memberi
keterampilan praktis, tetapi menanamkan nilai moral, etika, dan
kebijaksanaan yang telah teruji sepanjang zaman.
Contoh :
• Dalam proses belajar mengajar:
Guru tidak hanya mengajarkan rumus matematika, tetapi juga
menanamkan nilai kejujuran saat siswa mengerjakan ujian.
Misalnya, guru mengingatkan bahwa kejujuran lebih penting
daripada nilai tinggi yang diperoleh dengan mencontek.

Sekolah menerapkan disiplin, kerja sama, dan rasa hormat sebagai
nilai-nilai moral abadi yang dibentuk melalui kebiasaan.
Misalnya,membiasakan siswa untuk datang tepat waktu,
menghormati guru, dan membantu teman yang kesulitan.
5. Guru sebagai Pembimbing Intelektual dan Moral
Guru dipandang sebagai sosok yang memiliki otoritas moral dan intelektual.
Ia bertugas membimbing siswa menuju kebenaran dan kebajikan yang
abadi, bukan sekadar mentransfer pengetahuan faktual.
Contoh:

Guru menjadi contoh nyata dalam berperilaku sopan, adil, dan
bertanggung jawab.

8
Contohnya, guru tetap memperlakukan semua siswa dengan adil
tanpa pilih kasih, sehingga siswa belajar tentang arti keadilan dari
perilakunya.

Guru membimbing siswa untuk berpikir kritis dan rasional, tetapi
tetap dengan sikap hormat dan bijaksana.
Misalnya, saat diskusi kelas, guru mengarahkan siswa agar
menyampaikan pendapat dengan logika yang benar dan tanpa
merendahkan orang lain.

Guru mengaitkan pelajaran dengan nilai moral dan spiritual, agar
siswa memahami makna hidup yang lebih dalam.
Contohnya, ketika mengajarkan karya sastra, guru mengajak siswa
merenungkan pesan moral tentang kejujuran, kasih sayang, dan
tanggung jawab.
6. Pentingnya Klasik dan Tradisi
Perenialisme sangat menghargai karya klasik (seperti tulisan Plato,
Aristoteles, dan pemikir besar lainnya) karena dianggap mengandung
kebijaksanaan abadi. Melalui studi terhadap karya klasik, peserta didik
dapat memahami nilai-nilai yang tetap relevan di sepanjang waktu.
Contoh :

Nilai-nilai luhur dari pepatah, adat istiadat, atau cerita rakyat dijaga dan
diajarkan di sekolah karena mengandung kebijaksanaan abadi.
Contoh: pepatah “berat sama dipikul, ringan sama dijinjing” mengajarkan
semangat gotong royong yang tetap relevan hingga sekarang.

9
Siswa mempelajari karya Plato “Republic” untuk memahami makna
keadilan dan pemerintahan yang ideal.
Dari karya tersebut, siswa belajar bahwa keadilan bukan sekadar aturan
hukum, tetapi keseimbangan antara akal, moral, dan tanggung jawab sosial.

Membaca Aristoteles “Nicomachean Ethics” membantu siswa mengenal
kebajikan (virtue) sebagai dasar hidup yang baik.
Siswa belajar bahwa kebahagiaan sejati dicapai melalui perilaku yang
bijaksana dan beretika.
7. Manusia sebagai Makhluk Rasional dan Spiritual
Hakikat manusia menurut Perenialisme adalah makhluk yang memiliki akal
dan jiwa. Karena itu, pendidikan harus mengembangkan kedua aspek
tersebut agar manusia mampu mencapai kebenaran dan kebajikan sejati.
2.5. Implikasi perenialisme dalam pendidikan
Penerapan penerialisme dalam Pendidikan menekankan pada :
1. Tujuan Pendidikan : Membentuk manusia rasional dan bermoral
berdasarkan nilai-nilai abadi.
2. Kurikulum
dan matematika.
3. Metode Pengajaran
refleksi mendalam.
4. Peran Guru
bukan sekadar fasilitator.
5. Pandangan terhadap Peserta Didik : Siswa dianggap memiliki potensi
rasional yang harus dikembangkan melalui latihan berpikir kritis dan etika.

10
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Perenialisme merupakan aliran filsafat pendidikan yang menekankan pentingnya
nilai-nilai dan kebenaran abadi dalam pendidikan. Tujuan utamanya adalah
membentuk manusia yang rasional, berkarakter, dan memiliki pandangan hidup
berdasarkan nilai-nilai universal.
Meskipun terkadang dianggap kurang sesuai dengan perkembangan zaman,
Perenialisme tetap relevan sebagai landasan moral dan intelektual dalam
menghadapi arus globalisasi yang serba berubah.
3.2. SARAN
Sebagai calon pendidik, kita perlu menyeimbangkan antara nilai-nilai abadi yang
ditekankan oleh Perenialisme dengan kebutuhan praktis dan dinamis pendidikan
modern agar tercipta generasi yang cerdas, bermoral, dan berbudaya.

11
DAFTAR PUSTAKA
Adler, Mortimer J. (1982). New
York: Macmillan.
Aquinas, Thomas. (1952). Summa Theologica.
Brubacher, John S. (1962). New York:
McGraw-Hill.
Gutek, Gerald L. (1988).
Boston: Allyn and Bacon.
Hutchins, Robert M. (1936). New Haven: Yale
University Press.
Kneller, George F. (1971). New York:
Wiley
Tags