makalah manajemen sumber daya manusia "Model Pengelolaan Pelatihan"

ida545926 8 views 17 slides Jan 19, 2025
Slide 1
Slide 1 of 17
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17

About This Presentation

kelompok 8 (bagian 4, bab 10)
Ida Farida (2023410064)
Ardytha suci mahardini (2023410066)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Model Pengelelolaan dan Pelatihan" in...


Slide Content

MAKALAH
"MODEL PENGELOLAAN PELATIHAN"
DOSEN PENGAMPU : Dr. Sukardi, S.E, M.M




KELOMPOK 8
● Ida Farida (2023410064)
● Ardytha Suci Mahardini (2023410066)



PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DARMA PERSADA
2024

1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Model Pengelelolaan
dan Pelatihan" ini dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) serta sebagai sarana bagi kami untuk lebih
memahami , pengelolaan sampah, ruang terbuka hijau, dan penghematan energi dan air. Dalam
makalah ini, kami menjelaskan pengertian, konsep dasar, tantangan, dan juga manfaat. Kami
juga menyertakan contoh yang terdapat pada suatu kantor / organisasi. Harapan kami, makalah
ini dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi para pembaca yang ingin mendalami topik
terkait.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa
mendatang. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca serta
menjadi referensi yang bermanfaat dalam memahami model pengelolaan dan pelatihan. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca dan dapat menambah wawasan dalam bidang
Manajemen Sumber Daya Manusia.

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. 2
BAB I ....................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN....................................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 4
1.3 Manfaat ........................................................................................................................................ 4
BAB II ...................................................................................................................................................... 5
ISI ............................................................................................................................................................ 5
2.1 Pengelolaan Sampah ..................................................................................................................... 5
2.2 Ruang Terbuka Hijau ................................................................................................................... 11
2.3 Penghematan Energi dan Air ....................................................................................................... 13
KESIMPULAN .......................................................................................................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 1

3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era globalisasi dan kesadaran lingkungan yang semakin meningkat, pembangunan
keberlanjutan menjadi salah satu isu penting yang harus diperhatikan oleh organisasi di seluruh
dunia. Perubahan iklim, pengelolaan sumber daya yang berlebihan, dan polusi adalah tantangan
yang memerlukan respons cepat dari berbagai sektor, termasuk dalam dunia bisnis. Dalam
konteks ini, perusahaan dihadapkan pada tantangan untuk tidak hanya mecapai efesiensi dan
produktivitas, tetapi juga menjalankan operasi dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.
Organisasi, sebagai entitas yang beroperasi dalam berbagai dimensi, memiliki tanggung jawab
besar dalam menciptakan dampak positif terhadap lingkungan. Salah satu cara untuk
mewujudkan hal ini adalah dengan mengintegrasikan prinsip – prinsip keberlanjutan ke dalam
manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya dalam pengelolaan pelatihan karyawan.
Pelatihan dan pengembangan karyawan adalah salah satu kegiatan penting dalam
meningkatkan kompetensi dan produktivitas. Namun, pelaksanaan pelatihan sering kali tidak
terlepas dari dampak lingkungan, seperti penggunaan sumber daya yang berlebih, konsumsi
energi, serta sampah dari materi cetakan. Oleh karena itu, pengelolaan pelatihan yang ramah
lingkungan menjadi sangat relevan dan mendesak untuk diterapkan dalam dunia kerja.
Saat ini, banyak perusahaan yang mulai mengadopsi pelatihan berbasis digital atau daring
untuk mengurangi kebutuhan perjalanan dan penggunaan kertas. Namun, penerapan konsep
pelatihan ramah lingkungan yang terintegrasi dengan prinsip Green Human Resource
Management (GHRM) masih sangat terbatas. Hal ini menunjukan bahwa masih ada peluang
besar bagi organisasi untuk mengembangkan dan menerapkan model pengelolaan pelatihan yang
lebih efektif, efesien, dan berkelanjutan, yang tidak hanya bermanfaat bagi pengembangan
komptensi karyawan, tetapi juga mendukung tujuan keberlanjutan perusahaan secara
keseluruhan.
Green Human Resource Management (GHRM) muncul sebagai konsep yang
menggabungkan prinsip – prinsip keberlanjutan dalam praktik manajemen SDM, termasuk
dalam pengelolaan pelatihan. GHRM bertujuan untuk tidak hanya meningkatkan kinerja dan
kesehjateraan karyawan, tetapi juga meminimalkan dampak negative terhadap lingkungan.

4

Dalam konteks ini, model pengelolaan sampah, ruang terbuka hijau, dan pengehematan energi
dan air.
Makalah ini bertujuan untuk mengembangkan dan mengalisis model pengelolaan
pelatihan yang ramah lingkungan dalam kerangka Green Human Resource (GHRM). Model uni
tidak hanya akan mengoptimalkan pelaksanaan pelatihan secara efesien dan keberlanjutan, tetapi
juga memperkuat budaya organisasi yang peduli terhadap lingkungan. Dengan demikian,
diharapkan pelatihan ramah lingkungan dapat menjadi bagian dari strategi keberlanjutan jangka
Panjang yang menguntungkan baik bagi organisasi maupun lingkungan secara keseluruhan.

1.2 Rumusan Masalah
1. Pengelolaan Sampah
2. Ruang Terbuka Hijau
3. Penghematan Energi dan Air

1.3 Manfaat
1. Mengetahui bagaimana pengelolaan sampah yang efektif
2. Mengetahui Ruang Terbuka Hijau untuk meningkatkan kualitas lingkungan kerja
3. Mengetahui penghematan energi dan air

5

BAB II
ISI
2.1 Pengelolaan Sampah
Persoalan tentang sampah masih menjadi salah satu tantangan yang harus segera dipecahkan
di Indonesia. Sampah yang timbul dari aktivitas yang dilakukan manusia semakin bertambah
volumenya seiring meningkatnya populasi penduduk, tingkat konsumsi, serta kemajuan
teknologi. Sampah yang tidak dikelola dengan tepat akan menimbulkan masalah lingkungan dan
kesehatan masyarakat. Penyakit berbahaya yang dapat timbul akibat sampah diantaranya adalah
diare, DBD, tifus, dan lain sebagainya. Masalah lingkungan yang juga timbul akibat sampah
adalah pencemaran udara melalui bau yang mengganggu pernapasan dan pencemaran air yang
berasal dari lindi hasil timbulan sampah yang masuk ke tanah sehingga mencemari air tanah
dan/atau sumber air disekitarnya.
Permasalahan lingkungan seperti peningkatan volume sampah dan pengelolaannya menjadi
tantangan besar bagi organisasi modern. Green Human Resource (GHRM) menwarkan
pendekatan keberlanjutan dalam berbagai aspek pengelolaan sumber daya manusia, termasuk
pengelolaan sampah di tempat kerja. Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dalam konteks
Green Human Resource Management (GHRM) bertujuan menciptakan lingkungan kerja yang
lebih hijau dan mendukung tujuan keberlanjutan organisasi.
A. Konsep Dasar Pengelolaan Sampah pada Green Human Resource Management
(GHRM)
Pengelolaan sampah yang ramah lingkungan pada Green Human Resource
Management (GHRM) mencangkup serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk
mengurangi, mengelola, dan mendaur ulang sampah di tempat kerja. Pendekatan ini
melibatkan seluruh karyawan untuk berpatisipasi aktif dalam menjaga lingkungan kerja
yang bersih dan berkelanjutan.
Prinsip dasar pengelolaan sampah dalam Green Human Resource (GHRM), yaitu:
 Reduce ( Mengurangi) : Mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan dengan
menghindari penggunaan bahan sekali pakai.
Dalam konteks Green Human Resource Management (GHRM), prinsip reduce
( pengurangan ) sampah lebih difokuskan pada pengurangan dampak lingkungan

7

yang dihasilkan oleh aktivitas bisnis dan operasional melalui manajemen
sumber daya manusia yang ramah lingkungan. Berikut adalah beberapa contoh
penerapan prinsip reduce dalam Green Human Resource Management (GHRM) :
1) Pengurangan Penggunaan Kertas
 Digitalisasi Proses Administrasi : Mendorong penggunaan sistem
manajemen dokumen elektronik, seperti e-signature, e-filing, dan
platform komunikasi digital (misalnya email, aplikasi perpesanan
internal), untuk mengurangi penggunaan kertas dalam administrasi
karyawan.
 Penyuluhan untuk Pengurangan Penggunaan Kertas :
Memberikan pelatihan kepada karyawan tentang pentingnya
mengurangi penggunaan kertas dan cara-cara untuk beralih ke
metode digital.
 Reuse ( Menggunakan Kembali) : Mengoptimalkan penggunaan barang agar
dapat digunakan Kembali.
Dalam konteks Green Human Resource Management (GHRM), prinsip
reuse ( penggunaan Kembali) berfokus pada pengurangan Kembali barang atau
sumber daya yang sudah ada, daripada membuangnya. Berikut adalah beberapa
contoh penerapan prinsip reuse dalam Green Human Resiurce Management
(GHRM) :
1) Penggunaan Kembali Peralatan Kantor
 Penggunaan Peralatan Kantor yang Dapat Digunakan
Kembali: Mendorong penggunaan peralatan kantor yang dapat
digunakan berulang kali, seperti menggunakan mug atau gelas
pribadi, botol air isi ulang, dan tas kain daripada menggunakan
produk sekali pakai.
 Menerapkan Kebijakan Penggunaan Kembali Peralatan:
Menyediakan alat tulis atau perlengkapan kantor yang dapat diisi
ulang, seperti pena isi ulang, map plastik yang dapat digunakan
kembali, atau binder untuk menyimpan dokumen.

8


2) Daur Ulang dan Penggunaan Kembali Peralatan Elektronik
 Pemeliharaan dan Penggunaan Kembali Peralatan Elektronik:
Mendorong pemeliharaan perangkat elektronik agar dapat
digunakan lebih lama, seperti komputer, printer, atau ponsel
kantor, dengan menghindari pembelian baru yang tidak perlu.
 Menyerahkan Peralatan yang Tidak Terpakai: Menggunakan
kembali perangkat elektronik yang sudah tidak digunakan di
kantor, seperti komputer atau perangkat keras, dengan memberikan
kepada karyawan yang membutuhkan atau menyumbangkannya.

 Recycle ( Daur Ulang) : Mengolah limbah menjadi bahan baru yang dapat
digunakan.
Dalam konteks Green Human Resource Management (GHRM), prinsip
recycle ( daur ulang) berfikus pada upaya mendaur ulang atau mengubah
bahan atau produk bekas menjadi sesuatu yang berguna Kembali, baik itu
untuk tujuan operasional perusahaan maupun keberlanjutan lingkungan.
Berikut adalah beberapa contoh penerapan prinsip recycle dalam Gree
Human Resource Management (GHRM) :
1) Daur Ulang Kertas
 Pengumpulan dan Daur Ulang Kertas: Menerapkan kebijakan
untuk mengumpulkan kertas bekas yang dapat didaur ulang, seperti
kertas dokumen yang sudah tidak diperlukan lagi atau kemasan
karton dari pengiriman produk atau perlengkapan kantor.
 Program Pengurangan Penggunaan Kertas: Mengurangi
penggunaan kertas dengan lebih banyak mengandalkan format
digital dan mempromosikan penggunaan kertas daur ulang di
kantor.

9


2) Daur Ulang Plastik
 Pengumpulan dan Daur Ulang Plastik: Menerapkan kebijakan
untuk mengumpulkan limbah plastik di kantor (seperti botol plastik
atau kemasan) dan mendaur ulangnya melalui perusahaan daur
ulang atau organisasi lokal.
 Pemilihan Kemasan Plastik yang Dapat Didaur Ulang:
Menggunakan plastik yang lebih mudah didaur ulang, serta
mengurangi pembelian produk dengan kemasan plastik sekali
pakai.

B. Langkah – Langkah dalam Implementasi Sistem Pengelolaan Sampah yang Efektif
Pengelolaan sampah yang efektif merupakan langkah awal dalam menciptakan
pelatihan yang ramah lingkungan. Implementasi sistem pengelolaan sampah yang baik
mencangkup :
a) Sistem Pemilihan Sampah
 Penyediaan Tempat Sampah Terpisah : Organisasi harus menyediakan tempat
sampah dengan kategori organik, anorganik dan daur ulang di lokasi pelatihan.
 Edukasi Peserta / Karyawan : Peserta / karyawan pelatihan perlu diberi
pemehaman tentang pentingnya memilah sampah dan dampaknya terhadap
lingkungan.

b) Pengurangan Sampah
 Digitalisasi Dokumen : Mengurangi penggunaan kertas dengan mengganti
dokumen fisik menjadi dokumen digital.
 Penggunaan Produk Ramah Lingkungan : Mengganti alat makan plastik sekali
pakai dengan alat makan yang dapat digunakan kembali.

10


c) Daur Ulang Limbah
 Pengomposan Sampah Organik : Sampah organik seperti sisa makanan diolah
menjadi kompos untuk mendukung ruang hijau di lingkungan kerja.
 Kerjasama Dengan Mitra Daur Ulang : Perusahaan atau organisasi bemitra
dengan pihak ketiga untuk mendaur ulang limbah sampah anorganik, seperti
plastik dan kertas dikelola oleh mitra daur ulang yang professional.

d) Monitoring dan Evaluasi
 Pengukuran Volume Sampah : Organisasi mencatat dan memantau jumlah
sampah yang dihasilkan setiap bulan.
 Evaluasi Efektivitas Program: Melakukan evaluasi rutin untuk meningkatkan
efektivitas pengelolaan sampah.
C. Tantangan dalam Implementasi Sistem Pengelolaan Sampah di Tempat Kerja
 Kurangnya Kesadaran dan Komitmen: Salah satu tantangan utama adalah
rendahnya kesadaran dan komitmen dari karyawan terhadap pentingnya
pengelolaan sampah yang baik.
 Infrastruktur yang Tidak Memadai: Tidak semua perusahaan memiliki fasilitas
dan infrastruktur yang cukup untuk mendukung sistem pengelolaan sampah yang
efektif.

D. Manfaat Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan pada Green Human Resource
Management (GHRM)

1. Lingkungan Kerja yang Bersih dan Sehat
Pengelolaan sampah yang baik menciptakan lingkungan kerja yang bersih,
nyaman dan sehat bagi karyawan.
2. Peningkatan Kesadaran Lingkungan
Karyawan menjadi lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dan
menerapkan kebiasaan ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.

11

3. Kontribusi terhadap Keberlanjutan
Dengan mengurangi sampah dan mendaur ulang, organisasi berkontribusi pada
pengurangan pencemaran lingkungan dan pelestarian sumber daya alam.

4. Citra Positif Perusahaan
Implementasi pengelolaan sampah yang ramah lingkungan meningkatkan citra
perusahaan sebagai organisasi yang peduli terhadap isu-isu lingkungan.



2.2 Ruang Terbuka Hijau
Dalam era modern ini, tanggung jawab organisasi terhadap keberlanjutan lingkungan
semakin menjadi prioritas utama. Salah satu pendekatan yang efektif untuk mendukung
keberlanjutan adalah penerapan Green Human Resource Management (GHRM). GHRM
mengintegrasikan prinsip-prinsip ramah lingkungan ke dalam pengelolaan sumber daya manusia,
termasuk menciptakan ruang terbuka hijau (RTH) di tempat kerja.
Green Open Space atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area atau jalur dalam
kota/wilayah yang penggunaannya bersifat terbuka. Dikatakan ‘hijau’ karena RTH menjadi
tempat tumbuh tanaman baik secara alamiah ataupun yang sengaja ditanami.
RTH yang ramah lingkungan di lingkungan kerja tidak hanya memberikan manfaat
ekologis tetapi juga mendukung kesejahteraan fisik dan mental karyawan. Makalah ini
membahas pentingnya ruang terbuka hijau dalam konteks GHRM, strategi implementasinya,
serta dampak positif yang dihasilkan bagi organisasi dan lingkungan.
A. Konsep Ruang Terbuka Hijau dalam Green Human Resiurce Management
(GHRM)
Ruang terbuka hijau dalam konteks GHRM adalah area di lingkungan kerja yang
didesain untuk mendukung keberlanjutan dan menciptakan suasana kerja yang sehat.
Konsep ini mencakup:

12

 Vegetasi Hijau: Penanaman pohon, tanaman hias, dan area rerumputan di
sekitar tempat kerja.
 Area Relaksasi: Penyediaan area duduk yang nyaman bagi karyawan untuk
bersantai atau bekerja di luar ruangan.
 Manajemen Ekologis: Menggunakan tanaman lokal dan metode perawatan
yang hemat energi serta air.

B. Peran Ruang Terbuka Hijau dalam Menciptakan Lingkungan Pelatihan yang Sehat
Ruang Terbuka Hijau memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan
pelatihan yang sehat dan mendukung keberlanjutan.
a) Penyediaan Ruang Hijau
 Pemilihan Lokasi Pelatihan : Pelatihan sebaiknya dilakukan di lokasi yang
memiliki ruang terbuka hijau, seperti taman atau kebun, untuk mendukung
suasana yang nyaman.
 Optimalisasi Ruang Hijau di Kantor : Jika pelatihan di kantor, taman atau area
hijau sekitar dapat dimanfaatkan sebagai tempat pelatihan.

b) Pemanfaatan Untuk Aktivitas Pelatihan
 Sesi Luar Ruangan : Kegiatan pelatihan dilakukan di luar ruangan untuk
mengurangi kebutuhan energi seperti pendingin udara dan lampu.
 Aktivitas Penghijauan : Penanaman pohon atau perawatan taman dapat menjadi
bagian dari pelatihan, melibatkan peserta / karyawan secara aktif dalam upaya
pelestarian lingkungan.

c) Manfaat Lingkungan dan Psikologis
 Peningkatan Kesejahteraan Peserta : Ruang hijau membantu mengurangi
stress, mingingkatkan konsentrasi, dan menciptakan suasana pelatihan yang
produktif.
 Kontribusi Lingkungan : Ruang hijau mendukung kualitas udara yang lebih
baik dan menjada ekosistem lokal.

13


C. Manfaat Ruang Terbuka Hijau dalam Green Human Management (GHRM)
1. Peningkatan Kualitas Udara: Tanaman di RTH membantu menyerap polutan dan
menghasilkan oksigen.
2. Meningkatkan Produktivitas: Suasana kerja yang hijau dan nyaman meningkatkan
konsentrasi serta kreativitas karyawan.
3. Kesejahteraan Mental: Interaksi dengan lingkungan hijau membantu mengurangi
stres dan meningkatkan kepuasan kerja.


2.3 Penghematan Energi dan Air
Keberlanjutan lingkungan telah menjadi salah satu prioritas utama dalam kebijakan bisnis
global. Di tengah meningkatnya tantangan perubahan iklim dan pemborosan sumber daya alam,
perusahaan dituntut untuk mengadopsi praktik ramah lingkungan yang tidak hanya bermanfaat
bagi planet ini, tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional. Penghematan energi dan air
merupakan dua aspek utama dalam strategi keberlanjutan yang dapat diterapkan di tempat kerja.
Energi dan air, meskipun sumber daya yang terbatas, sering kali digunakan secara berlebihan
dalam aktivitas sehari-hari di kantor, pabrik, dan berbagai fasilitas lainnya.
Green Human Resource Management (GHRM) merupakan pendekatan yang
mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan ke dalam manajemen sumber daya manusia.
Salah satu fokus utama GHRM adalah mendorong karyawan untuk aktif terlibat dalam
penghematan energi dan air di tempat kerja, serta mengimplementasikan kebijakan yang
mendukung efisiensi sumber daya. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan dan
menerapkan strategi yang melibatkan karyawan dalam penghematan energi dan air sebagai
bagian dari budaya organisasi yang berkelanjutan.
Untuk itu, edukasi dan pelatihan karyawan menjadi kunci dalam menciptakan budaya
perusahaan yang peduli terhadap penghematan energi dan air. Karyawan yang teredukasi dengan
baik dapat memainkan peran aktif dalam pengurangan konsumsi energi dan air, yang pada

14

gilirannya akan menghasilkan manfaat lingkungan yang lebih besar dan pengurangan biaya bagi
perusahaan.
A. Efesiensi Penggunaah Energi dan Air
Efesiensi penggunaan energi dan air adalah aspek penting dalam pelatihan yang
ramah lingkungan. Hal ini dilakukan melalui :
a) Penggunaan Teknologi Hemat Energi
 Perangkat Hemat Energi : Gunakan perangkat seperti proyektor LED, laptop
berdaya rendah, dan lampu hemat energi selama pelatihan.
 Pencahayaan Alami : Selenggarakan pelatihan di waktu dan lokasi yang
memungkinkan pencahayaan alami, sehingga mengurangi kebutuhan listrik.

b) Penglolaan dan Penghematan Air
 Fasilitas Hemat Air : Keran otomatis dan perangkat hemat air dipasang di lokasi
pelatihan untuk menghindari pemborosan.
 Pemanfaatan Air Daur Ulang : Air daur ulang dapat digunakan untuk
kebutuhan non-konsumtif, seperti menyiram tanaman di ruang hijau.
 Pengumpulan Air Hujan : Sistem tangkapan air hujan diterapkan untuk
mendukung kebutuhan ruang hijau.

c) Strategi Edukasi Penghematan Energi dan Air
 Program Penghargaan: Menyusun program penghargaan atau insentif bagi
karyawan yang berkontribusi dalam upaya penghematan energi dan air. Hal ini
dapat mendorong kompetisi sehat di antara karyawan dan memberikan motivasi
untuk menerapkan kebiasaan hemat energi dan air.
 Pemberian Informasi Secara Berkala: Memberikan informasi yang jelas
tentang kebijakan perusahaan terkait penghematan energi dan air secara berkala,
melalui email, buletin, atau pertemuan rutin.
 Melibatkan Karyawan dalam Pengambilan Keputusan: Mengajak karyawan
untuk berpartisipasi dalam perencanaan dan implementasi kebijakan penghematan

15

energi dan air. Hal ini akan memberikan rasa kepemilikan dan tanggung jawab
terhadap kebijakan yang diterapkan.

B. Manfaat Penghematan Energi dan Air
 Pengurangan Biaya Operasional: Salah satu keuntungan yang langsung terlihat
adalah pengurangan biaya operasional perusahaan yang terkait dengan konsumsi
energi dan air. Menggunakan teknologi yang lebih efisien dapat mengurangi
penggunaan energi dan air, sehingga menghemat anggaran perusahaan.
 Dampak Positif terhadap Lingkungan: Dengan mengurangi konsumsi energi
dan air, perusahaan turut berkontribusi dalam pengurangan emisi gas rumah kaca
dan pelestarian sumber daya alam.
 Peningkatan Citra Perusahaan: Perusahaan yang aktif dalam upaya
penghematan energi dan air akan dilihat lebih peduli terhadap lingkungan, yang
dapat meningkatkan reputasi perusahaan di mata publik dan konsumen.

16

KESIMPULAN
Pengelolaan sampah dalam kerangka GHRM adalah langkah strategis yang tidak hanya
mendukung keberlanjutan lingkungan tetapi juga memberikan manfaat signifikan bagi organisasi
dan karyawannya. Melalui implementasi prinsip 3R, edukasi karyawan, dan kolaborasi dengan
pihak eksternal, organisasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih hijau dan
berkontribusi pada pelestarian lingkungan global. Dengan demikian, pengelolaan sampah
menjadi elemen penting dalam upaya mencapai tujuan keberlanjutan organisasi.
Ruang terbuka hijau yang ramah lingkungan adalah elemen penting dalam GHRM yang
memberikan manfaat berkelanjutan bagi organisasi, karyawan, dan lingkungan. Dengan
perencanaan yang tepat, teknologi ramah lingkungan, dan partisipasi aktif karyawan, organisasi
dapat menciptakan lingkungan kerja yang mendukung keberlanjutan dan produktivitas. Oleh
karena itu, integrasi RTH dalam GHRM adalah langkah strategis menuju masa depan yang lebih
hijau.
Penghematan energi dan air yang ramah lingkungan adalah elemen penting dalam
GHRM yang memberikan manfaat berkelanjutan bagi organisasi, karyawan, dan lingkungan.
Melalui penerapan teknologi ramah lingkungan, kebijakan yang tepat, dan edukasi yang efektif,
organisasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang hemat energi dan air sekaligus mendukung
keberlanjutan global. Dengan demikian, penghematan energi dan air tidak hanya menjadi
tanggung jawab sosial tetapi juga investasi strategis untuk masa depan.

17


DAFTAR PUSTAKA



Damanhuri, Enri. Tri Padmi. (2006) Diktat Kuliah TL-3150 Pengelolaan Sampah Edisi
Semester 1 Tahun 2006/2007, Prodi Teknik Lingkungan, Fakultas Tenik Sipil &
Lingkungan, ITB.
Dwiyanto, Agung, (2009) Kuantitas dan Kualitas RTH di Pemukiman Perkotaan, Jurnal Teknik,
Undip Semarang.
Putri Astereizha Hani Dania (2023), Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Sebagai Strategi Kota
Sehat Pada Kawasan Perkotaan di Indonesia. Jurnal Arsitektur.
Sejati, K. (2009). Pengolahan Sampah Terpadu Dengan Sistem Node, Sub, Center Point.
Yogyakarta: Kanisius
Sholihah Khofifah Kurnia Amalia, Hariyanto Bambang (2020), Pengelolaan Sampah di
Indonesia. Jurnal Swara Bhumi.
Sukardi. (2024). Manajemen Pengetahuan Memediasi Tata Kelola, Budaya Mutu. Green
Human Resource Management. Yogyakarta: SELAT MEDIA PATNERS.