makjsbdasgdhasgcasijdnoifcbdkjfnajkdhonkasdjiasnds

muftiaamanah1 1 views 12 slides Oct 21, 2025
Slide 1
Slide 1 of 12
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12

About This Presentation

sa chsabcjdbcfjkasdnsandjaslndlasjfdaldlksamdlksjdsn;lDAVDAFDASADASDSADSDSDSADCkAS


Slide Content

BEDAH KISI-KISI dan SOAL UKMPPG Badrus Zaman, M.Pd.I Kaprodi PPG LPTK UIN Salatiga

KONSTRUKSI SOAL UKMPPG

TIPS MENGHADAPI UKMPPG

Deskripsikan masalah atau study kasus nyata karakter siswa , karakter materi , kesulitan belajar siswa , ketersediaan fasilitas pendukung , ketersediaan waktu atau kondisi lingkungan sehingga dapat dijadikan alasan untuk Pengembangan Media Pembelajaran yang dipilih Masalah yang pernah di hadapi Bagaimana menangani ( mencari solusi ) Keberhasilan solusi Hikmah yang diambil ( manfaat ) Deskripsikan masalah atau study kasus nyata karakter siswa , karakter materi , kesulitan belajar siswa , ketersediaan fasilitas pendukung , ketersediaan waktu atau kondisi lingkungan sehingga dapat dijadikan alasan untuk Pengembangan LKPD yang dipilih Masalah yang pernah di hadapi Bagaimana menangani ( mencari solusi ) Keberhasilan solusi Hikmah yang diambil ( manfaat )

Deskripsikan masalah atau study kasus nyata karakter siswa , karakter materi , kesulitan belajar siswa , ketersediaan fasilitas pendukung , ketersediaan waktu atau kondisi lingkungan sehingga dapat dijadikan alasan untuk Pengembangan Strategi Pembelajaran yang dipilih Masalah yang pernah di hadapi Bagaimana menangani ( mencari solusi ) Keberhasilan solusi Hikmah yang diambil ( manfaat ) Deskripsikan masalah atau study kasus nyata karakter siswa , karakter materi , kesulitan belajar siswa , ketersediaan fasilitas pendukung , ketersediaan waktu atau kondisi lingkungan sehingga dapat dijadikan alasan untuk Penilaian Pembelajaran yang dipilih Masalah yang pernah dihadapi Bagaimana menangani ( mencari solusi ) Keberhasilan solusi Hikmah yang diambil ( manfaat )

Studi Kasus Pengembangan Media Pembelajaran PAI 1. Masalah yang Pernah Dihadapi Kami sebagai guru PAI mengalami kesulitan dalam membuat siswa aktif mengikuti pembelajaran . Ketika materi iman kepada kitab-kitab Allah diajarkan , siswa terlihat pasif , kurang termotivasi , dan hanya mendengarkan penjelasan guru tanpa interaksi . Selain itu , media pembelajaran yang kami gunakan masih sebatas teks dan ceramah , sehingga tidak menarik bagi siswa yang terbiasa dengan teknologi digital. 2. Bagaimana Menangani ( Mencari Solusi) Kami sebagai guru PAI kemudian mencoba mencari solusi dengan mengembangkan media pembelajaran interaktif berbasis PowerPoint yang dipadukan dengan video animasi dan kuis online (Quizizz/Kahoot) . Sebelum itu , kami mempelajari cara membuat media interaktif melalui pelatihan Media Pembelajaran dan menggali referensi dari modul PAI berbasis digital. Media tersebut kami rancang agar siswa dapat : Melihat penjelasan materi melalui gambar dan animasi . Menonton potongan video yang relevan ( misalnya sejarah turunnya kitab-kitab Allah). Berpartisipasi langsung melalui kuis berbasis game yang membuat pembelajaran lebih menyenangkan . 3. Keberhasilan Solusi Setelah diterapkan , media pembelajaran interaktif tersebut berhasil meningkatkan partisipasi dan antusiasme siswa . Siswa lebih aktif bertanya , memberikan jawaban , dan merasa tertantang saat mengikuti kuis online. Hasil evaluasi formatif juga menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap materi , dibandingkan sebelumnya ketika kami hanya menggunakan metode ceramah dan papan tulis . 4. Hikmah yang Diambil ( Manfaat ) Dari pengalaman ini , kami menyadari bahwa : Pemanfaatan media berbasis teknologi sangat penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PAI di era digital. kami harus terus berinovasi dan terbuka terhadap perkembangan teknologi agar dapat menyesuaikan dengan karakter siswa generasi sekarang . Penggunaan media interaktif bukan hanya membuat siswa senang , tetapi juga dapat menumbuhkan sikap religius dan nilai-nilai akhlak secara lebih kontekstual karena disajikan dengan cara yang dekat dengan kehidupan mereka .

Studi Kasus Pengembangan LKPD PAI 1. Masalah yang Pernah Dihadapi Seorang guru PAI di kelas IX mengalami kendala ketika menyampaikan materi zakat dan infak . Siswa seringkali hanya menghafal definisi tanpa memahami penerapan dalam kehidupan sehari-hari . Selain itu , LKPD yang digunakan sebelumnya hanya berupa soal pilihan ganda sederhana sehingga kurang mendorong keterampilan berpikir kritis dan sikap peduli sosial . 2. Bagaimana Menangani ( Mencari Solusi) Guru mencari solusi dengan mengembangkan LKPD berbasis kontekstual . LKPD ini memuat : Studi kasus tentang praktik zakat di lingkungan sekitar . Aktivitas simulasi perhitungan zakat dari hasil pertanian dan perdagangan . Diskusi kelompok mengenai hikmah zakat dalam membangun solidaritas sosial . Refleksi pribadi berupa catatan singkat “ apa yang bisa saya lakukan untuk meneladani nilai zakat dalam kehidupan sehari-hari ”. LKPD dirancang interaktif dengan gambar , tabel perhitungan , serta ruang untuk menulis pendapat . 3. Keberhasilan Solusi Setelah LKPD ini digunakan , siswa menjadi lebih antusias . Mereka dapat menghitung zakat dengan tepat , berdiskusi aktif tentang manfaat zakat, dan mulai menunjukkan sikap empati terhadap sesama . Hasil penilaian menunjukkan peningkatan ketercapaian kompetensi pada aspek pengetahuan (80%) , keterampilan (75%) , dan sikap sosial (85%) dibanding sebelumnya yang hanya fokus pada hafalan . 4. Hikmah yang Diambil ( Manfaat ) Guru menyadari bahwa LKPD yang dirancang dengan baik dapat menjadi media pembelajaran yang efektif , bukan sekadar lembar soal . Manfaat yang diperoleh adalah : Siswa lebih aktif , kritis , dan reflektif . Materi PAI lebih membumi dan kontekstual dengan kehidupan nyata . Nilai- nilai akhlak seperti empati dan kepedulian sosial dapat terbentuk lebih alami melalui aktivitas pembelajaran .

Studi Kasus Pengembangan Strategi Pembelajaran PAI 1. Masalah yang Pernah Dihadapi Kami sebagai guru PAI di kelas VIII menghadapi masalah ketika siswa terlihat pasif dalam pembelajaran materi akhlak mahmudah . Banyak siswa hanya mendengarkan ceramah tanpa terlibat aktif . Akibatnya , pemahaman siswa rendah dan perilaku yang diharapkan dari materi tidak terlihat dalam praktik sehari-hari . 2. Bagaimana Menangani ( Mencari Solusi) Guru kemudian mencari solusi dengan mengembangkan strategi pembelajaran berbasis Active Learning melalui metode Cooperative Learning tipe Jigsaw . Dalam strategi ini , siswa dibagi dalam kelompok kecil , masing-masing mempelajari bagian materi tertentu ( misalnya : sabar , syukur , tawakal , jujur ) lalu saling mengajarkan kembali kepada teman kelompoknya . Guru juga menambahkan diskusi studi kasus untuk mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari . 3. Keberhasilan Solusi Setelah strategi ini diterapkan , siswa mulai aktif berdiskusi , mengajukan pertanyaan , serta mampu memberi contoh perilaku akhlak dalam konteks kehidupan nyata , seperti bersabar ketika menghadapi ujian atau bersyukur atas hasil belajar yang dicapai . Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan partisipasi kelas sebesar 70% dan nilai rata-rata siswa meningkat dibandingkan sebelumnya . 4. Hikmah yang Diambil ( Manfaat ) Guru menyadari bahwa keberhasilan pembelajaran PAI tidak cukup hanya melalui ceramah , tetapi harus melibatkan strategi yang mendorong siswa berpikir kritis , bekerja sama , dan mengaitkan materi dengan pengalaman hidupnya . Manfaat yang diperoleh , selain peningkatan pemahaman , adalah tumbuhnya sikap tanggung jawab , kerja sama , dan penghayatan nilai akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari siswa .

Studi Kasus Pengembangan Penilaian Pembelajaran PAI 1. Masalah yang Pernah Dihadapi Kami sebagai guru PAI di kelas VIII menghadapi kendala dalam penilaian hasil belajar siswa . Selama ini , penilaian lebih dominan berupa tes tertulis pilihan ganda . Akibatnya , penilaian hanya berfokus pada aspek kognitif ( pengetahuan ), sementara ranah afektif ( sikap ) dan psikomotor ( keterampilan ) jarang tersentuh . Akibatnya , kami sebagai guru PAI sulit menilai sejauh mana siswa benar-benar mengamalkan nilai-nilai akhlak yang dipelajari . 2. Bagaimana Menangani ( Mencari Solusi) Untuk mengatasi masalah tersebut , kami sebagai guru PAI mengembangkan instrumen penilaian autentik yang mencakup tiga ranah : Kognitif : soal esai berbasis studi kasus untuk mengukur kemampuan analisis ( misalnya tentang hikmah shalat berjamaah ). Afektif : lembar observasi sikap selama kegiatan pembelajaran , misalnya sikap toleransi , tanggung jawab , dan kerja sama saat diskusi . Psikomotor : rubrik penilaian praktik ibadah, seperti kemampuan siswa melaksanakan wudhu dengan benar atau memimpin doa dalam kelompok . Kami sebagai guru PAI juga melibatkan siswa dalam penilaian diri ( self-assessmen t) agar mereka dapat merefleksi perkembangan sikap religiusnya . 3. Keberhasilan Solusi Setelah instrumen penilaian dikembangkan dan digunakan , kami sebagai guru memperoleh gambaran yang lebih komprehensif tentang perkembangan siswa . Aspek pengetahuan : siswa mampu menjawab soal analisis dengan argumentasi yang baik . Aspek sikap : kami sebagai guru PAI menemukan adanya peningkatan sikap saling menghargai antar siswa , tercatat melalui lembar observasi . Aspek keterampilan : sebagian besar siswa sudah mampu melakukan praktik ibadah sesuai tuntunan yang benar . Penilaian menjadi lebih objektif , variatif , dan sesuai tujuan pembelajaran PAI . 4. Hikmah yang Diambil ( Manfaat ) Kami sebagai guru PAI menyadari bahwa penilaian bukan sekadar mengukur hafalan , tetapi juga harus mendorong perubahan sikap dan perilaku siswa . Instrumen penilaian yang beragam mampu memberikan gambaran menyeluruh tentang capaian belajar siswa . Siswa merasa lebih dihargai karena dinilai tidak hanya dari tes tertulis , tetapi juga sikap dan praktik nyata . Penilaian autentik mendorong tercapainya tujuan utama PAI, yaitu membentuk keimanan , ketakwaan , dan akhlak mulia .
Tags