MANAF ptk_03-11-2023_65449518ed242 (1).docx

nela31557 0 views 30 slides Apr 27, 2025
Slide 1
Slide 1 of 30
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30

About This Presentation

MANAP LUBIS PERANGKAT INTRA KURIKULER KURIKULUM MERDEKA BELAJAR AL.docx
MANAP LUBIS PERANGKAT INTRA KURIKULER KURIKULUM MERDEKA BELAJAR AL.docx
MANAP LUBIS PERANGKAT INTRA KURIKULER KURIKULUM MERDEKA BELAJAR AL.docx
MANAP LUBIS PERANGKAT INTRA KURIKULER KURIKULUM MERDEKA BELAJAR AL.docx
MANAP LUBIS ...


Slide Content

PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE ULAR TANGGA HURUF
HIJAIYYAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI SISWA KELAS I SD
NEGERI MARGOLINDUK
Oleh :
MUHAMMAD FAWAID, S.Pd.I
SD NEGERI MARGOLINDUK
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN
OLAHRAGA KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2023

Kata Pengantar
ســــــــــــــــــ ِم لالهِ ال َّرح َم ِ

ن ال َّر ِح ْي ِم
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya dengan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan proposal
penelitian tindakan kelas ( PTK ) dengan judul “Efektivitas Penggunaan Metode Ular
Tangga Huruf Hijaiyyah dalam Meningkatkan Prestasi Siswa kelas I SD Negeri
Margolinduk”.
Proposal penelitian tindakan kelas ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas
Pendidikan Profesi Guru di Fakultas Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Dalam penyusunan proposal penelitian tindakan kelas ini penulis banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih dengan tulus
kepada semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal penelitian tindakan kelas ini jauh dari
sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu
penulis harapkan.
Penulis
Daftar Isi

DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ...................................................................................................................
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................
DAFTAR ISI .............................................................................................................................
BAB IPENDAHULUAN ......................................................................................................
Latar Belakang ..........................................................................................................................
A.Fokus Penelitian ............................................................................................
B.Tujuan Penelitian ...........................................................................................
C.Manfaat Penelitian..........................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................
A.Landasan Teori
1. Pengertian Efektivitas..................................................................................
2. Pengertian Efektivitas Pembelajaran...........................................................
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pembelajaran.....................
4. Pengertian Metode Pembelajaran................................................................
5. Keutamaan Permainan dalam pembelajaran ...............................................
6. Pengertian permainan Ular Tangga .............................................................
7. Keunggulan Permainan Ular Tangga...........................................................
B.Penelitian Terdahulu ...................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN............................................................................................
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ..........................................................................
B. Lokasi dan Subjek Penelitian.................................................................................
C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data.......................................................................
D. Teknik Analisa Data ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan
dengan guru sebagai pemegang peran utama. Proses belajar mengajar juga merupakan
suatu proses yang memandang serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan
timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Interaksi timbal balik antara guru dan siswa merupakan syarat utama bagi berlangsungnya
proses belajar mengajar.
Karena SD Negeri Margolinduk merupakan sekolah Negeri maka Pendidikan Agama
yang diperolah tidaklah sedetail dengan pendidikan di madrasah terutama tentang
pendidikan Baca Tulis Al-qur’an. Materi yang disampaikan hanya bersifat global dengan
jumlah jam perlajaran sangat sedikit untuk jam pembelajaran BTQ.
Pembelajaran yang kurang efektif bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Salah
satunya adalah metode pembelajaran yang tidak sesuai atau tidak menarik bagi siswa.
Ketika pembelajaran tidak menarik, siswa cenderung kehilangan minat dan motivasi.
Faktor lainnya termasuk lingkungan belajar yang kurang kondusif, baik di rumah maupun
di sekolah. Gangguan, kebisingan, atau kurangnya fasilitas yang memadai dapat
menghambat proses pembelajaran. Kurangnya keterlibatan siswa juga dapat menjadi
penyebab. Jika siswa tidak merasa terlibat dalam proses pembelajaran, kemungkinan besar
mereka tidak akan sepenuhnya memahami materi atau mengingat informasi yang
diberikan. Tentu saja, perbedaan gaya belajar antar individu juga berperan. Metode
pembelajaran yang efektif untuk satu orang mungkin tidak cocok untuk orang lain. Jadi,
fleksibilitas dalam pendekatan pembelajaran bisa membantu. Penting juga untuk
mempertimbangkan kualitas pengajaran dan keterampilan komunikasi guru. Guru yang
tidak efektif dalam menyampaikan materi atau tidak mampu memotivasi siswa dapat
menyebabkan pembelajaran yang kurang efektif.
Semua faktor ini bisa berinteraksi dan saling memperkuat, sehingga solusinya
mungkin melibatkan kombinasi perubahan dalam metode pembelajaran, lingkungan

Kurangnya Pengembangan Keterampilan Kritis:
Ketidaknyamanan dan Frustrasi:
Tingkat Kegagalan yang Lebih Tinggi:
belajar, keterlibatan siswa, dan keterampilan pengajaran guru. Kurang tepatnya pemilihan
metode pembelajaran bisa memiliki dampak yang cukup signifikan di antara akibat yang
akan muncul jika kurang tepatnya dalam pemilihan metode :
1.Pemahaman yang kurang mendalam, metode yang tidak cocok dapat menghambat
pemahaman siswa terhadap materi. Mereka mungkin tidak dapat mengaitkan
informasi dengan pengalaman atau pengetahuan sebelumnya.
2. Jika metode pembelajaran tidak efektif, siswa
mungkin mengalami kesulitan dalam menguasai materi, yang dapat berdampak pada
tingkat kegagalan atau penurunan prestasi.
3. Metode yang tidak sesuai bisa membuat siswa
merasa tidak nyaman atau frustrasi, yang dapat mempengaruhi kesejahteraan mental
dan motivasi mereka.
4. Metode pembelajaran yang tidak
mempromosikan keterampilan kritis dan pemecahan masalah dapat menghambat
perkembangan siswa dalam hal ini.
Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk terus mengevaluasi dan menyesuaikan
metode pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar siswa. Terlibatlah dalam
umpan balik dari siswa dan perhatikan respons mereka terhadap metode yang digunakan.
Dunia anak-anak memang seringkali dipenuhi dengan kegembiraan dan kekreatifan,
dan permainan adalah salah satu sarana utama di mana anak-anak dapat mengeksplorasi
dan mengekspresikan diri mereka. Permainan bukan hanya tentang bersenang-senang,
tetapi juga merupakan cara bagi mereka untuk belajar, berkembang, dan membentuk
keterampilan yang diperlukan untuk masa depan mereka. Dalam dunia permainan anak-
anak, imajinasi memainkan peran kunci. Anak-anak dapat mengubah benda-benda sehari-
hari menjadi properti permainan mereka sendiri, menciptakan cerita-cerita fantastis, dan
memasuki dunia imajinatif yang kaya. Ini tidak hanya meningkatkan kreativitas mereka,
tetapi juga membantu mereka mengembangkan keterampilan berbicara, berkomunikasi,
dan berkolaborasi dengan teman-teman mereka.
Permainan juga memberikan anak-anak kesempatan untuk belajar aturan, mengelola
konflik, dan mengembangkan keterampilan sosial. Mereka belajar bekerja sama,

memahami pentingnya aturan, dan menghormati pendapat orang lain. Permainan dalam
pembelajaran memiliki beberapa kelebihan yang menarik. Pertama, permainan dapat
membuat pembelajaran lebih menyenangkan. Saat belajar jadi menyenangkan, informasi
lebih mudah diingat dan dipahami. Selain itu, permainan juga dapat meningkatkan
keterlibatan siswa karena mereka lebih antusias untuk berpartisipasi. Kedua, permainan
membantu mengembangkan keterampilan sosial dan tim. Melalui permainan kelompok,
siswa belajar bekerja sama, berkomunikasi, dan memahami dinamika kerja tim. Ini adalah
keterampilan penting yang dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari dan dunia kerja.
Selain itu, permainan sering kali dirancang untuk mengajarkan konsep-konsep tertentu
dengan cara yang lebih konkret dan mudah dipahami. Ini bisa membantu siswa yang
mungkin kesulitan memahami materi hanya melalui pendekatan teoritis atau konvensional.
Terakhir, permainan sering kali memberikan umpan balik instan. Siswa dapat melihat hasil
dari keputusan atau langkah-langkah yang mereka ambil dalam permainan dengan cepat,
memungkinkan mereka untuk belajar dari kesalahan dan meningkatkan kinerja mereka.
Banyak permainan yang bisa di tarik sebagi metode pembelajaran. Salah satunya
permainan ular tangga. Permainan ular tangga memang memiliki sejumlah kelebihan untuk
anak-anak SD. Pertama-tama, permainan ini dapat membantu meningkatkan keterampilan
matematika dasar mereka, seperti pengenalan angka dan konsep penjumlahan. Selain itu,
bermain ular tangga juga melibatkan pengambilan keputusan cepat dan perencanaan
strategis sederhana, yang dapat membantu mengembangkan keterampilan kognitif mereka.
Selain aspek pendidikan, permainan ini juga dapat menjadi cara yang menyenangkan untuk
meningkatkan keterampilan sosial anak-anak. Mereka belajar berbagi, berkomunikasi, dan
berinteraksi satu sama lain saat bermain bersama. Hal ini juga dapat membantu dalam
pengembangan empati dan pemahaman terhadap aturan.
Selain itu, permainan ular tangga juga melibatkan unsur keberuntungan dengan dadu
yang digunakan. Ini dapat membantu anak-anak belajar mengelola kemenangan dan
kekalahan dengan cara yang positif. Terakhir, permainan ini relatif mudah dipahami dan
tidak memerlukan peralatan khusus, sehingga dapat dengan mudah dimainkan di berbagai
tempat dan situasi. Ini membuatnya menjadi pilihan yang baik untuk menghibur dan
mendidik anak-anak SD. Pada penelitian ini, penyusun memodifikasi permainan ular
tangga yang menggunakan angka di ubah menjadi huruf hijaiyah agar lebih mudah

dipahami oleh peserta didik kelas 1 SD umumnya dan di SD Negeri Margolinduk
khusunya, tempat peneliti melakukan penelitian.
B.Pembatasan dan Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas maka fokus penelitian ini secara umum
adalah : Bagaimana efektivitas penggunaan metode ular tangga huruf hijaiyyah dalam
meningkatkan prestasi siswa kelas I SD Negeri margolinduk?
Dari fokus penelitian secara umum di atas, kemudian selanjutnya dibuatlah rincian
pertanyaan sebagai berikut :
1.Faktor apa saja yang menyebabkan siswa kelas I sulit dalam memahami huruf
hijaiyah di SD Negeri Margolinduk?
2.Seberapa Efektifkah penerapan metode ular tangga hijaiyah dalam meningkatkan
pemahaman siswa kelas I SD Negeri Margolinduk?
C.Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan tentang:
1.Faktor apa saja yang menyebabkan siswa kelas I sulit dalam memahami huruf
hijaiyah di SD Negeri Margolinduk.
2.Seberapa Efektifkah penerapan metode ular tangga hijaiyah dalam meningkatkan
pemahaman siswa kelas I SD Negeri Margolinduk
D.Manfaat Penelitian
1.Manfaat
Teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya wawasan serta
dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitan sejenis.
2.Manfaat Praktis
a.Bagi Peneliti
Melalui Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan mampu meningkatkan
kualitas praktik pembelajaran di kelas, mengembangkan kinerja
profesionalisme guru, serta melatih guru untuk menjadi pemecah masalah yang
andal.

b.Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat membantu peserta didik kelas I SD Negeri
Margolinduk agar dapat meningkatkan prestasi dalam memahami huruf-huruf
hijaiyah.
c.Bagi Sekolah
Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan dapat menjadi tolak ukur
keberhasilan pihak sekolah untuk mengatasi kesulitan siswa kelas I dalam
dalam memahami huruf-huruf hijaiyah di SD Negeri Margolinduk.

BAB II
KERANGKA TEORI
A.Landasan Teori
1.Pengertian Efektivitas
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil
atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah populer
mendefinisikan efetivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau
menunjang tujuan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektif adalah
sesuatu yang ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya) sejak dimulai
berlakunya suatu Undang-Undang atau peraturan.
1
Efektivitas pada dasarnya menunjukkan pada taraf sering atau senantiasa
dikaitkan dengan pengertian efesien, meskipun sebenarnya ada perbedaan
antara keduanya. Efektivitas menekankan pada hasil yang di capai atau
senantiasa dikaitkan dengan pengertian efisien, meskipun sebenarnya ada
perbedaan diantara keduanya, efektifitas menekankan pada hasil yang di
capai.itu dengan membandingkan antara input dan outputnya.
2
Menurut Ravianto (2014:11), pengertian efektivitas adalah seberapa baik
pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan keluaran sesuai
dengan yang diharapkan. Artinya, apabila suatu pekerjaan dapat diselesaikan
sesuai dengan perencanaan, baik dalam waktu, biaya, maupun mutunya, maka
dapat dikatakan efektif.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu
keadaan yang menunjukan sejauh mana rencana dapat tercapai. Semakin
banyak rencana yang dapat dicapai, semakin efektif pula kegiatan tersebut,
sehingga kata efektivitas dapat juga diartikan sebagai tingkat keberhasilan yang
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2002. Jakarta. Balai Pustaka. Hal. 284
2
Literatur.blogspot.com/2014/12 Pengertian Efektifitas dan Landasan Teori Efektifitas
dikutip dari Siaan ,2001, Hal 24. Diakses tanggal 27 juni 2018
i

Evaluasi dan Umpan Balik:
Partisipasi Siswa:
Penerapan dalam Konteks Nyata:
Pemahaman Siswa:
Mencapai Tujuan Pendidikan:
dapat dicapai dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai.
2.Pengertian Efektivitas Pembelajaran
Efektivitas pembelajaran merujuk pada sejauh mana suatu sistem
pembelajaran mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam
konteks ini, efektivitas tidak hanya mencakup sejauh mana siswa memahami
materi pelajaran, tetapi juga sejauh mana mereka dapat mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilan yang mereka pelajari dalam situasi dunia nyata.
Berikut adalah beberapa elemen yang terkait dengan pengertian efektivitas
pembelajaran:
1. Efektivitas pembelajaran diukur oleh
sejauh mana tujuan-tujuan pendidikan dapat dicapai. Tujuan tersebut dapat
mencakup pemahaman konsep, pengembangan keterampilan, dan
pengembangan sikap positif.
2. Seberapa baik siswa memahami materi pelajaran dan
apakah mereka dapat mengaitkannya dengan pengetahuan sebelumnya.
Pemahaman yang mendalam akan membantu siswa dalam mengingat dan
mengaplikasikan informasi tersebut.
3. Efektivitas pembelajaran tidak hanya
diukur oleh kemampuan siswa untuk mengingat informasi, tetapi juga oleh
kemampuan mereka untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan
yang mereka pelajari dalam situasi dunia nyata.
4. Sejauh mana siswa terlibat dalam proses pembelajaran
juga merupakan indikator efektivitas. Partisipasi siswa mencakup
keterlibatan aktif, diskusi, dan kemauan untuk belajar.
5. Proses evaluasi yang baik dan umpan balik
yang konstruktif membantu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
siswa serta sistem pembelajaran. Ini memungkinkan penyesuaian untuk
meningkatkan efektivitas.

Fasilitas
Keanekaragaman
Keterampilan Pengajaran:
KonteksPembelajaran:
Motivasi Siswa:6. Siswa yang termotivasi cenderung belajar dengan lebih
efektif. Oleh karena itu, efektivitas pembelajaran juga dapat diukur oleh
tingkat motivasi siswa untuk belajar dan mengembangkan diri.
7. Kesesuaian metode pembelajaran dengan
karakteristik siswa dan materi pelajaran menjadi faktor penting. Efektivitas
dapat terpengaruh oleh sejauh mana konteks pembelajaran mendukung
proses pemahaman dan penerapan pengetahuan.
Penting untuk dicatat bahwa efektivitas pembelajaran bersifat
multidimensional dan dapat diukur dengan berbagai cara tergantung pada
konteks dan tujuan pembelajaran yang diinginkan. Evaluasi efektivitas
pembelajaran dapat melibatkan penilaian formatif dan sumatif serta berbagai
jenis alat evaluasi, termasuk ujian, proyek, dan observasi.
3.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pembelajaran
Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa di
antaranya termasuk:
1.
Kemampuan guru dalam menyampaikan
materi dengan jelas dan menarik sangat penting.
Guru yang termotivasi cenderung dapat memotivasi siswa untuk
belajar.
2.
Materi pembelajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari
siswa dapat meningkatkan pemahaman dan minat belajar.
Penggunaan berbagai metode pembelajaran dapat
membantu siswa dengan gaya belajar yang berbeda.
3.
Fasilitas pembelajaran yang memadai, seperti ruang kelas,
perpustakaan, dan laboratorium, dapat memengaruhi efektivitas
pembelajaran.
Lingkungan Pembelajaran:
Relevansi
Metode Pembelajaran:
Motivasi
Guru atau

Alokasi Dana:
Keragaman Kultural:
KesehatanFisikdanMental:
Retroaksi:
Sistem Evaluasi:
Dukungan Orang Tua:
Gaya Belajar:
Motivasi dan Keterlibatan:
Relevansi dan Keterkaitan:
Teknologi:Integrasi teknologi dalam pembelajaran dapat meningkatkan
keterlibatan dan pemahaman siswa.
4.
Kurikulum yang relevan dengan kebutuhan
dan perkembangan siswa serta keterkaitan antar-materi dapat meningkatkan
pemahaman.
5.
Tingkat motivasi dan keterlibatan siswa dalam
pembelajaran dapat berpengaruh pada efektivitasnya.
Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda.
Penyesuaian metode pembelajaran dengan gaya belajar individu dapat
meningkatkan efektivitas.
6.
Dukungan orang tua dalam hal pembelajaran dan
kehadiran mereka dalam proses pendidikan anak dapat membantu
menciptakan lingkungan yang kondusif.
7.
Metode evaluasi yang adil dan relevan dapat memberikan
umpan balik konstruktif kepada siswa dan guru.
Proses umpan balik yang efektif dari guru kepada siswa dan
sebaliknya dapat membantu perbaikan dan pengembangan.
8.
Kesehatansiswadangurudapat
memengaruhi konsentrasi dan kinerja dalam pembelajaran.
9.
Memahami dan menghargai keragaman budaya
dapat menciptakan lingkungan inklusif.
10.
Ketersediaan dana untuk mendukung fasilitas, teknologi,
dan pelatihan guru dapat memengaruhi efektivitas pembelajaran.
Sumber Daya
Konteks Sosial dan
Kondisi Kesehatan dan
Evaluasi dan Umpan Balik:
Dukungan Keluarga:
Siswa:
Kurikulum:

Slamet Supriyadi (2013):
Prof. Dr. Hamalik (2011):
AhmadSuryadi(2009):
Anita Woolfolk (2014):
Nana Syaodih Sukmadinata (2005):
Slameto (2003):
Suryosubroto (2005):
Ketika semua faktor ini diperhatikan dan diintegrasikan dengan baik,
pembelajaran menjadi lebih efektif dan bermakna bagi siswa.
4.Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan suatu pendekatan atau cara yang digunakan
oleh guru atau pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada
siswa atau peserta didik. Berbagai ahli pendidikan memiliki pandangan dan
pengertian yang berbeda mengenai metode pembelajaran. Berikut adalah
beberapa pengertian metode pembelajaran menurut para ahli:
1. Menurut Suryosubroto, metode pembelajaran adalah
cara atau jalan yang ditempuh oleh guru dalam memperoleh tujuan
pembelajaran agar proses belajar mengajar lebih efektif.
2. Slameto mendefinisikan metode pembelajaran sebagai
suatu langkah atau cara yang dilakukan oleh guru dalam merancang dan
melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar dapat mencapai tujuan yang
diinginkan.
3. Menurut Sukmadinata, metode
pembelajaran adalah cara atau prosedur yang digunakan oleh guru dalam
proses interaksi belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu.
4. Anita Woolfolk menyatakan bahwa metode
pembelajaran melibatkan kegiatan dan tindakan yang dilakukan guru dan
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
5. Ahmad Suryadi mengartikan metode
pembelajaran sebagai cara-cara yang digunakan oleh guru untuk merancang
dan melaksanakan kegiatan pembelajaran agar mencapai tujuan pendidikan.
6. Menurut Hamalik, metode pembelajaran adalah
cara atau jalan yang ditempuh oleh guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran dengan melibatkan aktivitas peserta didik.
7. Slamet Supriyadi menyatakan bahwa metode
pembelajaran adalah cara atau langkah-langkah yang digunakan oleh guru
untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Penting untuk dicatat bahwa metode pembelajaran tidak bersifat tunggal dan
baku. Seorang guru dapat menggunakan berbagai macam metode pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan, karakteristik siswa, dan materi pembelajaran.
Metode pembelajaran yang baik adalah yang dapat mengaktifkan siswa,
merangsang pemikiran kritis, dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang
kondusif.
5.Keutamaan Permainan dalam pembelajaran
Permainan memang memiliki banyak kelebihan dalam konteks pembelajaran!
Pertama-tama, mereka dapat membuat pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan dan menarik. Saat belajar menjadi pengalaman yang
menyenangkan, orang cenderung lebih termotivasi untuk berpartisipasi dan
belajar lebih banyak.
Selain itu, permainan juga dapat meningkatkan keterlibatan siswa. Mereka
memberikan kesempatan untuk berkolaborasi, berkompetisi secara sehat, dan
membangun keterampilan sosial. Melalui permainan, siswa bisa belajar bekerja
dalam tim, mengembangkan strategi, dan meningkatkan keterampilan
pemecahan masalah.
Permainan juga bisa menjadi alat yang efektif untuk memperkuat pemahaman
konsep. Mereka memungkinkan siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan
yang mereka dapatkan dalam konteks praktis, yang dapat membantu dalam
retensi informasi.
Selain itu, permainan sering kali membangun keterampilan kritis seperti
pemikiran kreatif, analitis, dan berpikir strategis. Mereka memerlukan
pemikiran yang aktif dan sering kali memaksa pemain untuk merancang
strategi mereka sendiri.
Dan yang tak kalah pentingnya, permainan dapat mengurangi rasa takut
terhadap kegagalan. Dalam lingkungan permainan, kesalahan sering kali

Pion atau Token:
Papan Permainan:
dianggap sebagai bagian alami dari proses pembelajaran, yang dapat membantu
mengurangi tekanan dan meningkatkan kepercayaan diri.
6.Pengertian permainan Ular Tangga
Permainan Ular Tangga adalah permainan papan yang dimainkan oleh dua atau
lebih pemain. Papan permainan biasanya terdiri dari kotak-kotak yang
berurutan, yang membentuk lintasan dari awal hingga akhir permainan.
Beberapa kotak memiliki tangga yang menghubungkan kotak satu dengan yang
lainnya, sementara beberapa kotak lainnya memiliki ular yang mengarah turun
ke kotak di bawahnya.
Pemain melempar dadu dan memindahkan pion mereka sesuai dengan jumlah
yang muncul di dadu. Jika pion mendarat di kotak dengan tangga, pemain
dapat naik ke kotak yang lebih tinggi dengan cepat. Sebaliknya, jika pion
mendarat di kotak dengan ular, pemain harus turun ke kotak yang lebih rendah.
Tujuan utama permainan ini adalah mencapai akhir lintasan lebih cepat
daripada pemain lain.
Permainan ini umumnya dimainkan oleh anak-anak dan sering digunakan
sebagai sarana pembelajaran konsep angka, urutan, dan perhitungan dasar.
Namun, seringkali permainan ini juga dimainkan oleh orang dewasa sebagai
bentuk hiburan ringan.
Berikut adalah beberapa unsur utama dalam permainan Ular Tangga:
1. Papan permainan Ular Tangga terdiri dari kotak-kotak
berurutan yang membentuk jalur. Beberapa kotak memiliki tangga yang
menghubungkan ke kotak-kotak yang lebih tinggi, sementara beberapa
kotak memiliki ular yang mengarah ke kotak-kotak yang lebih rendah.
2. Setiap pemain memiliki pion atau token yang mereka
gerakkan sepanjang jalur papan permainan. Pion ini mewakili pemain dan
digunakan untuk menunjukkan posisi pemain di papan.

Objektif:
Aturan Permainan:
Dadu:3. Permainan ini biasanya menggunakan dadu untuk menentukan
jumlah langkah yang dapat diambil oleh pemain setiap giliran.
4. Aturan permainan mencakup cara bergerak, efek
tangga dan ular, dan aturan khusus lainnya. Misalnya, jika seorang pemain
mendarat di kotak yang berisi kepala ular, mereka mungkin harus mundur
ke kotak yang lebih rendah, sementara jika mereka mendarat di tangga,
mereka bisa maju ke kotak yang lebih tinggi.
5. Tujuan utama pemain adalah mencapai kotak akhir permainan
lebih cepat daripada pemain lainnya.
Permainan ini sering dimainkan oleh anak-anak dan dapat membantu
mengembangkan keterampilan seperti keterampilan berhitung,
keberuntungan, dan strategi sederhana. Ada berbagai versi permainan Ular
Tangga yang dapat dimainkan, dan seringkali aturan khusus ditambahkan
untuk memberikan variasi dan tantangan tambahan.
7.Keunggulan Permainan Ular Tangga
Permainan ular tangga memiliki sejumlah keunggulan yang membuatnya
populer dan menyenangkan. Pertama-tama, permainan ini relatif mudah
dipahami, sehingga dapat dinikmati oleh berbagai kelompok usia. Selain itu,
berikut adalah beberapa keunggulan lainnya:
1.Edukasional: Ular tangga dapat membantu pengembangan keterampilan
kognitif dan pemahaman konsep matematika dasar, seperti penjumlahan
dan pengurangan. Anak-anak dapat belajar dengan cara yang
menyenangkan dan interaktif.
2.Interaktif: Permainan ini melibatkan interaksi antara pemain. Ini
membangun keterampilan sosial, kerjasama, dan komunikasi, terutama jika
dimainkan dalam kelompok.
3.Kesempatan Belajar dari Kegagalan: Jatuh ke tangga ular dan naik ke
tangga yang lebih tinggi dapat mengajarkan konsep tentang

keberuntungan, keputusan, dan cara mengatasi kegagalan. Ini dapat
membantu membangun ketahanan mental.
4.Waktu Bersama: Ular tangga adalah permainan yang cocok dimainkan
bersama keluarga atau teman-teman. Ini menciptakan waktu bersama yang
menyenangkan dan mempererat hubungan antar pemain.
5.Fleksibilitas: Permainan ini dapat dimainkan dengan mudah dan tidak
memerlukan peralatan khusus. Hanya perlu papan permainan dan dadu. Ini
membuatnya dapat diakses dan dimainkan di berbagai tempat.
6.Keberuntungan dan Strategi: Ular tangga menggabungkan unsur
keberuntungan (dalam lemparan dadu) dan strategi (dalam pemilihan
langkah). Ini menciptakan kombinasi menarik antara keputusan pemain
dan faktor acak.
7.Kreativitas: Anda dapat memodifikasi aturan atau membuat papan
permainan sendiri, menambahkan elemen kreatif dan personalisasi ke
dalam permainan.
Ingatlah bahwa keunggulan ini bersifat umum dan dapat bervariasi
tergantung pada preferensi dan tujuan bermain masing-masing individu.
B.Penelitian Terdahulu
Dalam dunia pendidikan tentunya istilah huruf hijaiyah tidak lagi asing didengar
bahkan sejak jenjang pendidikan usia dini dikarenakan huruf hijaiyah merupakan
suatu ilmu dasar yang tidak kalah penting dengan huruf abjad. Pengenalan huruf
hiajyah ini termasuk juga pada perkembangan bahasa anak karena anak
dikenalkan dengan keaksaraan awal. Bahasa dibedakan ke dalam dua kategori
yaitu bahasa reseptif dan bahasa ekspresif. Bahasa reseptif mencakup kemampuan
anak dalam menerima informasi. Sedangkan bahasa ekspresif mencakup
kemampuan anak dalam mengeskpresikan dirinya. Bahasa reseptif mencakup dua
kemampuan yaitu kemampuan mendengar dan membaca.1 Kemampuan
mendengar dan membaca sangat penting bagi anak karena digunakan untuk
memperoleh informasi baru. Sama halnya dengan kemampuan anak membaca

kalimat dengan stimulasi pengenalan huruf maka untuk kemampuan anak dapat
membaca Al-Qur’an kelak perlu dikenalkan dengan huruf-huruf hijaiyah sebagai
wujud bahsa reseptif yang kaitannya dengan nilai agama dan moral.
Sholihat, Siti Sarah 2019 Upaya meningkatkan kemampuan membaca Huruf
Hijaiyah melalui media papan flanel: Penelitian tindakan kelas di Kelompok B
RA Nurul Islam Bekasi
3
Persamaan dari penelitian sebelumnya adalah penelitian ini sama -sama
meningkatkan kemampuan membaca pemulaan khususnya membaca huruf
hijaiyah dengan menggunakan media pembelajaran.
Perbedaan dari penelitian sebelumnya adalah penelitian ini menggunakan meode
penelitian tindakan kelas atau (PTK) dan media yang digunakan merupakan papan
flannel.
Nikmatul Fuadah 2018 Mengembangkan Kemampuan Membaca Huruf Hijaiyah
Melalui Media Puzzle Pada Anak Kelompok B Ra Afandi Kecamatan Besuki
Kabupaten Tulungagung
4
Persamaan dengan penelitian sebelumnya yaitu sama-sama ingin mengembangkan
pemulaan membaca khususnya pada pengenalan huruf hijaiyah melalui suatu
media.
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya menggunakan metode tindakan kelas
atau (PTK) model Kemmis dan Mc Taggart.
Muthia Nanda Herlina 2018 Peningkatan Mengenal Huruf Hijaiyah Melalui
Media Kartu Huruf (Penelitian Tindakan Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di PAUD
Assa dah

SerangBanten)
5
3
Sholihat, Siti Sarah, “Upaya meningkatkan kemampuan membaca Huruf Hijaiyah melalui
media papan flanel: Penelitian tindakan kelas di Kelompok B RA Nurul Islam Bekasi”
(Bandung : UIN Sunan Gunung Jati 2019)
4
Nikmatul Fuadah, “Mengembangkan Kemampuan Membaca Huruf Hijaiyah Melalui
Media Puzzle Pada Anak Kelompok B Ra Afandi Kecamatan Besuki Kabupaten
Tulungagung”, (Kediri, Universitas Nusantara PGRI, 2018)

Persamaan dengan penelitian sebelumnya adalah keduanya samasama membahas
tentang perkembangan pemulaan berbahasa khususnya pada huruf hijaiyah
melalui media pembelajaran.
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah menggunakan penelitian
tindakan kelas atau (PTK)
Pada kesempatan kali ini, penyusun akan melakukan penelitian menggunakan
metode permainan ular tangga guna meningkatkan pemahaman siswa kelas I di
SD Negeri Margolinduk pada materi huruf hijaiyah.
5
Muthia Nanda Herlina, dkk “ Peningkatan Mengenal Huruf Hijaiyah Melalui Media Kartu
Huruf (Penelitian Tindakan Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di PAUD Assa‟dah Serang-Banten)”,
(Serang :Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, 2018)

BAB III
METODE PENELITIAN
A.Jenis Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian yang sudah ditetapkan, maka jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian deskriptif kuantitatif
adalah penelitian yang menggambarkan variabel secara apa adanya didukung dengan
data-data berupa angka yang dihasilkan dari keadaan sebenarnya. Penelitian ini
menggunakan teknik pengambilan data melalui kuesioner, observasi dan wawancara.
Penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang
dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan- tujuan tertentu. Tujuan
dari penelitian adalah mendapatkan gambaran mengenai masalah-masalah yang
dihadapi serta cara mengatasi permasalahan tersebut. (Nana Syaodih Sukmadinata,
2013 : 5)
Dalam penelitian ini peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian
mulai dari awal sampai akhir penelitian, yang melibatkan guru sebagai praktisi dan
teman sejawat sebagai pengamat, sehingga penelitian ini disebut dengan Penelitian
Tindakan Partisipan. (Kuswaya Wihardit, dkk, 2000 : 4)
Menurut Bogdan dan Taylor, sebagaimana dikutip Moleong
mendefinisikan metode kuantitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara
holistic (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau
organisasi kedalam variable atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai
bagian dari suatu keutuhan. Sedangkan menurut Kirk dan Miller (dalam Moleong),
mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada
manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut
dalam bahasannya dan dalam peristilahannya.( Lexy J. Moelong, 2000 : 3)

B.Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian tentang kesulitan siswa kelas I (satu) dalam memahami huruf hijaiyah
yang dilaksanakan di SD Negeri Margolinduk Kabupaten Demak. Sekolah tersebut
terdapat siswa kelas I yang mengalami kesulitan dalam memahami huruf hiajiyah.
C.Teknik dan Alat Pengumpulan Data
a.Teknik Tes
Dalam menggunakan tes, peneliti menggunakan instrumen berupa tes atau soal-
soal tes. Soal tes terdiri dari banyak butir tes yang masing-masing mengukur satu
jenis variabel. Tes yang digunakan dapat berupa tes yang telah baku atau tes
yang dibuat oleh peneliti. Tes yang telah baku memang baik, karena tes itu telah
mempunyai validitas dan reliabilitas yang tinggi. Namun apabila peneliti akan
menggunakan tes tersebut perlu kehati-hatian, karena belum tentu tes tersebut
sesuai dengan tujuan, variabel, dan aspek-aspek yang ingin diukur. Begitu pula
jika peneliti akan menggunakan tes yang dibuat sendiri, maka yang bersangkutan
harus mempersiapkan diri dengan baik. Peneliti harus menghayati benar-benar
bagaimana cara menyusun tes yag baik, memahami dan menguasai aspek-aspek
yang diteliti, dan mampu menyusun tes yang baik. Ini berarti peneliti harus
mampu merumuskan dengan baik: (1) kisi- kisi tes; (2) mampu membuat soal;
(3) mampu melakukan uji coba dan mengolah hasilnya; serta (4) mampu
mengadministrasikan dengan baik tes yang telah disusun.
b.Teknik Pengamatan (Observasi)
Observasi adalah mengadakan pengamatan secara langsung. Observasi dapat
dilakukan secara langsung, dengan tes, kuesioner, ragam gambar, dan rekaman
suara. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin
timbul dan diamati. Pedoman observasi atau pengamatan diperlukan terutama
jika peneliti menerapkan pengamatan terfokus pada pengumpulan data. Alat
yang dapat gunakan dalam observasi antara lain daftar riwayat kelakuan, catatan
berkala, dan daftar catatan (check list) (Husaini dan Purnomo,2017).

c.Teknik Dokumentasi
Dokumentasi adalah informasi yang diperoleh melalui data-data yang tertulis
dalam dokumentasi. Dokumentasi yaitu data mengenaihal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, dan lain sebagainya. Teknik ini
digunakan untuk mendapatkan data-data yang bersifat dokumen atau tertulis
yang berkaitan dengan yang diperlukan, meliputi : data tentang gambaran
umum lokasi penelitian, keadaan guru, keadaan siswa, data nilai dan lain
sebagainya.
Peneliti menggunakan teknik dokumentasi agar mengetahui berbagai data-data
yang diperlukan, seperti halnya pelaksanaan pembelajaran daftar nilai siswa dan
berbagai data lainnya.
d.Teknik Wawancara
Wawancara adalah cara untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan tertentu. Teknik ini dilakukan dengan mengadakan tanya jawab
langsung dengan responden untuk memperoleh data. Hanafi Anshari, (2000 : 12)
Denzin dan Spradley (dalam Harun Rasyid, 2000 : 51-53) agar tidak
kehilangan makna penelitiannya dalam wawancara perlu difahami beberapa
unsur pokok yaitu:
1.Berusaha masuk setting subjek
2.Memahami bahasa dan budaya responden
3.Menentukan bagaimana subjek menampilkan diri
4.Memanfaatkan informasi
5.Berusaha memperoleh kebenaran
6.Menyusun catatan
7.Mengumpulkan bahan empirik lainnya.
Peneliti memilih menggunakan teknik wawancara karena peneliti ingin
bertanya jawab dengan siswa di SD Negeri Pucung Girisubo mengenai hafalan
surah pendek.
Alat yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah berupa pedoman
wawancara.

D.Teknik Analisis
Teknik analisis data kuantitatif deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran
atau ringkasan tentang karakteristik dasar dari suatu kumpulan data. Salah satu
teknik analisis deskriptif yang akan di gunakan oleh peneliti yaitu menggunakan
pengukuran pemusatan data (mean, median dan modus) yang kemudian peneliti
hubungkan dengan target kriteria ketuntantasa minimum pada satuan Pendidikan
di SD Negeri Margolinduk.

DAFTAR PUSTAKA
Abudin Nata (2003) Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Agama Islam,
(Jakarta: Raja Presindo Pesada), 2003, hlm. 36
Alfi, Muhammad Yaseen. (2002). Sebuah Pendekatan Linguistik Terapan untuk
MeningkatkanPenghafalanQuranSuci:Saranuntuk
Merancang Kegiatan Praktekuntuk Belajar dan
Mengajar. College Pendidikan, Universitas King Saud,
Riyadh, Arab Saudi
Anshari Hanafi, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 2000),
hlm. 12
Aji Indianto S, Kiat-Kiat Mempertajam Daya Ingat Hafalan Pelajaran,
(Yogyakarta: DIVA Press, 2015), 11.
Beni S. Ambarjaya, mengutip pendapat Connell dalam bukunya, Model- Model
Pembelajaran Kreatif, (Bandung: Tinta Emas, 2002) hlm. 25
Bobbi De Poter, Quantum Teaching, (Bandung: Kaifa, 2007), 168.
Chatrine Syarif, Menjadi Pintar dengan Otak Tengah, (Yogyakarta: PT Buku
Kuta, 2010), 111-112.
Depdikbud. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balaipustaka.
Dina Damayanti (2011). Kemampuan Membaca Surah Pendek Siswa Kelas VIII
Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Melalui Metode
Qira’ah Jahriah Di MTs Al-Mustaqim. Skripsi. Pontianak:
Universitas Muhammadiyah
Hanafi Anshari, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 2000),
hlm. 13
Ice Fitrianni (2019), Kesulitan Siswa Kelas V Dalam Menghafal Surat Pendek Di SD
Muhammadiyah I Pontianak. Skripsi. Pontianak: Universitas
Muhammadiyah
Kuswaya Wihardit, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Universitas
Terbuka,2000), hal. 4
i

Lexy J. Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung, Remaja Rosda
Karya,2000), hal. 3
Mahhub Junaidi Al Hafidz, Menghafal Al-Qur’an itu mudah, (Lamongan: CV
Angkasa Solo, 2006), hal 145
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT RemajaRosdakarya,
2000), hal. 1
Mulyadi, Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar
Khusus, (Malang: Nuha Litera, 2008), hlm. 6
NanaSyaodihSukmadinata,MetodePenelitianPendidikan,(Bandung:PT
RemajaRosdakarya, 2013), hal. 5
Novan Ardy, Wiyani. 2016. Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran PAI SMA Berbasis
Pendidikan Karakter, Yogyakarta: (Ar-Ruzz Media, 2016 : 31)
Poerdaminta, WJS. Pengantar Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka, edisi 3, 2001.
Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), hal. 51
Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2006), hlm. 179
Syamsudin Abin, Diagnosis Kesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta,2000), hlm. 307
TatangYuli,PenelitianPendidikanMatematika,
(Surabaya:Unesa University Press, 2010), hal. 101
Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional-Balai Pustaka, 2005), hal. 377
Toto Yulianto. (2013). Pengertian kesulitan belajar.http.//www.pengertian kesulitan
belajar.com. Diunduh tanggal 28 Januari 2019
Umar Tirta Harja dan Lasvia, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000,
hal.254
Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen,
(Bandung: Permana, 2006), hal. 3
Zakiah, Daradjat. Metodologi Pengajan Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001),
hlm, 264
Zakiah, Daradjat. Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta. (Bumi Askara. 2011, 28)

LK-11b : Penyusunan Instrumen PTK
NoAlat
Istrumen
Jenis Istrumen Contoh Instrumen
1.Tes Soal Ujian
Inventory
(Inventori)
2.Pengamatan
(Observasi)
Lembar
Pengamatan
Panduan
Observasi
DaftarCocok
(Check list)
3.DokumentasiDaftarCocok
(Check list)
daftar nilai
4.WawancaraPedomana
Wawacara
DaftarCocok
(Check list