Manajemen_Anestesi_Hepatobilier_MaulanaRizqiYuniar.pptx

drKiki91 0 views 20 slides Oct 09, 2025
Slide 1
Slide 1 of 20
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20

About This Presentation

Anesthetic Perioperative Management about hepatobillier disorder


Slide Content

PRESENTASI ILMIAH Manajemen Anestesi Pada Pasien Dengan Gangguan Hepatobilier dr. Maulana Rizqi Yuniar RSPAD Gatot Soebroto PPDS Anestesiologi & Terapi Intensif Universitas Jenderal Soedirman

Latar Belakang • Prevalensi penyakit hati kronik meningkat ; banyak pasien bedah memiliki sirosis / kolestasis . • Gangguan hepatobilier memengaruhi metabolisme obat , koagulasi , dan hemodinamika . • Mortalitas perioperatif meningkat ; perlu strategi anestesi yang menjaga perfusi hepatik dan menghindari hepatotoksisitas . (Mallett et al., 2021; EASL, 2025) Manajemen Anestesi pada Pasien dengan Gangguan Hepatobilier | dr. Maulana Rizqi Yuniar

Patofisiologi & Implikasi Anestesi • Penurunan aktivitas CYP450 → waktu paruh obat meningkat . • Hipoalbuminemia → fraksi bebas obat ↑ ( sensitivitas obat ↑). • Sirkulasi hiperdinamik ; portal flow sensitif terhadap MAP/CVP. • Koagulasi ‘rebalanced’: INR memanjang ≠ selalu butuh FFP. • Shunt porto-sistemik → ensefalopati ; waspadai sedasi berlebih . (Mallett et al., 2021; Northup & Caldwell, 2021; EASL, 2025) Manajemen Anestesi pada Pasien dengan Gangguan Hepatobilier | dr. Maulana Rizqi Yuniar

Praoperatif : Child–Pugh Score Parameter 1 poin 2 poin 3 poin Bilirubin (mg/dL) < 2 2–3 > 3 Albumin (g/dL) > 3,5 2,8–3,5 < 2,8 INR/PT < 1,7 1,7–2,2 > 2,2 Asites Tidak ada Ringan Sedang/berat Ensefalopati Tidak ada Grade I–II Grade III–IV (EASL, 2025) Manajemen Anestesi pada Pasien dengan Gangguan Hepatobilier | dr. Maulana Rizqi Yuniar

Praoperatif : Model for End-stage Liver Disease ( MELD ) MELD = 3.78 ln(bilirubin) + 11.2 ln(INR) + 9.57 ln( kreatinin ) + 6.43 (Mallett et al., 2021; EASL, 2025) Manajemen Anestesi pada Pasien dengan Gangguan Hepatobilier | dr. Maulana Rizqi Yuniar

Prinsip Umum Anestesi (Mallett et al., 2021; Wong et al., 2022) Manajemen Anestesi pada Pasien dengan Gangguan Hepatobilier | dr. Maulana Rizqi Yuniar Tujuan utama : Pertahankan perfusi hepatik , normotensi , normokapnia , dan oksigenasi . Premedikasi : Hindari benzodiazepin dosis tinggi ( risiko ensefalopati ). Monitoring: ECG, SpO₂, NIBP/ invasif , suhu , urine output, dan kadang BIS

Pemilihan Agen (Mallett et al., 2021; Singh et al., 2023) Manajemen Anestesi pada Pasien dengan Gangguan Hepatobilier | dr. Maulana Rizqi Yuniar Prinsip Umum Utamakan agen dengan eliminasi ekstrahepatik /organ- independen , atau yang memiliki clearance tinggi dan ikatan protein rendah . Titrasi perlahan karena hipoalbuminemia → fraksi bebas ↑; curah jantung / hiperdinamik → distribusi berubah . Gunakan monitor kedalaman (BIS/EEG proses) untuk mencegah overdosis dan fluktuasi hemodinamik .

Pemilihan Agen: Induksi Agen Dosis (dewasa) Metabolisme Catatan klinis Propofol 1–2 mg/kg (titrasi) Hepatik & ekstrahepatik Pilihan utama; waspadai hipotensi; kurangi dosis pada hipoalbuminemia Etomidate 0,2–0,3 mg/kg Hidrolisis ester Stabil hemodinamik; hindari infus lama (supresi adrenal) Ketamin 1–2 mg/kg (induksi) Hepatik → norketamin Gunakan low-dose, hati-hati pada hipertensi portal Midazolam 0,5–2 mg (prn) CYP3A4 Efek memanjang pada sirosis; gunakan minimal (Mallett et al., 2021; Singh et al., 2023) Manajemen Anestesi pada Pasien dengan Gangguan Hepatobilier | dr. Maulana Rizqi Yuniar

Pemeliharaan: Volatile Anesthetics Agen MAC Metabolisme Isu hepatotoksisitas Catatan Sevoflurane ~2.0% 3–5% Sangat jarang (idiosinkratik) Umumnya aman; jaga hemodinamik Isoflurane ~1.2% <0.2% Sangat jarang Alternatif stabil Desflurane ~6.0% <0.02% Sangat jarang Bangun cepat; hati-hati iritasi jalan napas Halothane 0.75% 20%+ Hepatotoksik klasik Hindari (Kim & Park, 2020) Manajemen Anestesi pada Pasien dengan Gangguan Hepatobilier | dr. Maulana Rizqi Yuniar

Relaksan Otot Agen Eliminasi Implikasi Rekomendasi Atracurium Hofmann + esterase Independen dari hati/ginjal Pilihan utama Cisatracurium Hofmann Stabil hemodinamik Pilihan utama Rocuronium Hepatobilier Durasi memanjang pada disfungsi hati Titrasi TOF; rencanakan sugammadex Vecuronium Hepatik/renal Akumulasi pada sirosis Hindari bila memungkinkan Sugammadex Renal Aman pada gangguan hati Hindari pada gagal ginjal berat (Fresenius Kabi, 2021; Mallett et al., 2021) Manajemen Anestesi pada Pasien dengan Gangguan Hepatobilier | dr. Maulana Rizqi Yuniar

Analgesik Non-Opioid Agen Dosis/batas Implikasi Rekomendasi Parasetamol ≤ 2 g/hari (sirosis stabil) Metabolisme hepatik; aman dosis rendah Analgesik pilihan NSAID — Risiko nefrotoksik/varises perdarahan Hindari pada sirosis /ascites Gabapentinoid Renal clearance Sedasi ↑ bila kombinasi opioid Adjunct multimodal (Singh et al., 2023) Manajemen Anestesi pada Pasien dengan Gangguan Hepatobilier | dr. Maulana Rizqi Yuniar

Agen Lokal Anestesi (Singh et al., 2023) Manajemen Anestesi pada Pasien dengan Gangguan Hepatobilier | dr. Maulana Rizqi Yuniar Agen Maksimal dosis (tanpa adrenalin) Metabolisme Implikasi hati Praktik Lidokain 4,5 mg/kg (maks 300 mg) Hepatik (CYP1A2/3A4) Clearance menurun → risiko toksisitas ↑ Turunkan dosis; gunakan ultrasound guidance Bupivakain 2–2,5 mg/kg (maks 175 mg) Hepatik Ikatan protein tinggi; toksisitas kardiak bila akumulasi Gunakan konsentrasi rendah; monitor ketat Ropivakain 3 mg/kg (maks 200–225 mg) Hepatik Sedikit lebih aman kardiak dibanding bupivakain Pilihan untuk plane blocks (TAP/ESP)

Agen Adjuvan (Singh et al., 2023) Manajemen Anestesi pada Pasien dengan Gangguan Hepatobilier | dr. Maulana Rizqi Yuniar Agen Dosis Metabolisme Implikasi Catatan Dexmedetomidine 0,2–0,7 µg/kg/jam Hepatik (UGT/CYP2A6) Kurangi dosis pada sirosis; bradikardi/hipotensi Berguna untuk sparing opioid & kontrol simpatis Ondansetron 4 mg IV Hepatik (CYP) Pada gangguan hati berat , batasi dosis total harian (mis. ≤8 mg) Antiemetik pilihan Droperidol/Haloperidol Dosis kecil Hepatik Hati-hati pemanjangan QT & sedasi Alternatif antiemetik /delirium; monitor EKG

Manajemen Intraoperatif: Hemodinamik & Cairan • Target: MAP ≥ 65 mmHg; norepinefrin lini pertama untuk hipotensi . • Pertimbangkan vasopresin pada profil vasoplegia . • Balanced crystalloid; albumin selektif ( hipoalbuminemia /paracentesis besar ). • Penilaian respons cairan dinamis (SVV/echocardiography). (Mallett et al., 2021) Manajemen Anestesi pada Pasien dengan Gangguan Hepatobilier | dr. Maulana Rizqi Yuniar

Manajemen Intraoperatif: Ventilasi & Low-CVP Ventilasi protektif : Vt 6–8 mL/kg PBW; SpO2 > 92%. PEEP rendah – moderat ; hindari PEEP tinggi yang menurunkan portal f low. Normokapnia ( EtCO ₂ 35–40 mmHg); hiperkapnia berat menurunkan aliran portal dan menaikkan tekanan vena splanchnikus . (Wong et al., 2022) Manajemen Anestesi pada Pasien dengan Gangguan Hepatobilier | dr. Maulana Rizqi Yuniar

Manajemen Intraoperatif: Koagulasi Berbasis VET • Hindari transfusi profilaksis berbasis INR saja . • Gunakan TEG/ROTEM untuk memandu FFP, trombosit , fibrinogen. • Pertimbangkan TXA pada hiperfibrinolisis atau pembedahan besar . (Northup & Caldwell, 2021) Manajemen Anestesi pada Pasien dengan Gangguan Hepatobilier | dr. Maulana Rizqi Yuniar

Manajemen Pascaoperatif • Observasi PACU/ICU: hemodinamik , fungsi hati , tanda ensefalopati . • Analgesia ‘liver-safe’: parasetamol dosis rendah , opioid pendek titrasi . • Hindari NSAID; lanjutkan pendekatan un t uk perdarahan . (EASL, 2025; Singh et al., 2023) Manajemen Anestesi pada Pasien dengan Gangguan Hepatobilier | dr. Maulana Rizqi Yuniar

Kesimpulan & Take-Home Messages (Mallett et al., 2021; Northup & Caldwell, 2021; EASL, 2025) Manajemen Anestesi pada Pasien dengan Gangguan Hepatobilier | dr. Maulana Rizqi Yuniar Pasien dengan gangguan hepatobilier berisiko tinggi komplikasi anestesi . Evaluasi menyeluruh dan pemilihan agen yang aman sangat penting . Penilaian Child-Pugh dan MELD membantu menentukan kelayakan operasi dan tingkat risiko . Prinsip utama : jaga perfusi hepatik , hindari hepatotoksisitas , koreksi gangguan koagulasi sesuai indikasi . Kolaborasi multidisiplin ( anestesi , hepatologi , bedah ) adalah kunci .

Daftar Pustaka (Harvard) 1. Mallett, S.V., Sugavanam, A., Krzanicki , D.A., Patel, S. & Hodgson, R.E. (2021) Perioperative management of patients with liver disease. BJA Education, 21(10), 325–334. 2. Wong, L.L., Tan, A. & Shah, R. (2022) Anesthetic considerations for hepatic resection surgery. BJA Education, 22(3), 145–158. 3. European Association for the Study of the Liver (EASL). (2025) EASL Clinical Practice Guidelines: Extrahepatic Abdominal Surgery in Patients with Cirrhosis. Journal of Hepatology, 82(1), 1–25. 4. O’Leary, J.G., Greenberg, C.S. & Caldwell, S.H. (2021) Management of coagulation disorders in cirrhosis: A clinical guideline. Gastroenterology, 161(5), 1661–1675. 5. Northup, P.G. & Caldwell, S.H. (2021) Periprocedural management of abnormal coagulation parameters in cirrhosis: A rebalanced perspective. J Thromb Haemost , 19(6), 1352–1365. 6. Bajaj, J.S., et al. (2023) Pharmacokinetics of anesthetic agents in liver disease: An updated review. Journal of Clinical Anesthesia, 86(4), 111004. 7. Singh, R., Lee, J. & Wang, T. (2023) Analgesia in cirrhosis: Safe practice recommendations. American Journal of Medicine, 136(2), 120–129. 8. Fresenius Kabi Medical Affairs. (2021) Cisatracurium Injection – Product Information. Fresenius Kabi Global. 9. Egan, T.D. (2022) Remifentanil pharmacology and organ-independent metabolism. ScienceDirect Topics, Elsevier. 10. Kim, J.H. & Park, S.Y. (2020) Volatile anesthetics and hepatic safety: Current concepts. Anesthesia & Pain Medicine, 15(1), 10–22. Manajemen Anestesi pada Pasien dengan Gangguan Hepatobilier | dr. Maulana Rizqi Yuniar

Terima Kasih
Tags