PENCEGAHAN PERUNDUNGAN DI SEKOLAH PUSPAGA GURINDAM Jln . Ir. Sutami Tanjungpinang - KEPRI Puspagagurindamkepri Puspagakepri Puspagagurindamkepulauanriau 0811-666-0771
APA ITU PERUNDUNGAN Diskusikan apa itu perundungan /bully.
Rumuskan dalam tiga pernyataan pendek tidak lebih dari tiga kata yang menggambarkan perilaku tersebut .
KARAKTERISTIK PERUNDUNGAN disengaja
ketidakseimbangan kekuatan KARAKTERISTIK PERUNDUNGAN
berulang KARAKTERISTIK PERUNDUNGAN
berbahaya KARAKTERISTIK PERUNDUNGAN
tidak menyenangkan tidak membahagiakan KARAKTERISTIK PERUNDUNGAN
QS. Al Hujarat : 11 Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim
Data Renstra Kemendikbud 2020 – 2024 41% anak mengalami beberapa kali bully/ perundungan dalam sebulan Data ini lebih tinggi dari rata-rata Negara OECD (Organization of EconomiC Development) yaitu sebesar 23%
BENTUK PERUNDUNGAN Verbal e.g. komentar diskriminasi , mengancam , julukan (in view) Physical e.g. stand over behavior, holding, hitting (in view) Social/ relational e.g. mengucilkan (ostracizing) Verbal e.g. meremehkan , mengancam , merendahkan (hidden) Physical e.g. memukul , bentuk kekerasan fisik lainya (hidden) Social/ relational e.g. menyebarkan rumors or personal information Verbal e.g. emails, texts, anonymous comments / post things Physical e.g. anonymous defacing webpage or profile page Social/ relational e.g. posting negative material anonymously Verbal e.g. posting negative photos / comments on website Physical e.g. defacing webpage or profile page Social/ relational e.g. exclusion from activities, ostracizing Cyber bullying/ duniamaya Tertutup Terbuka/ jelas Dunia nyata
PELAKU Siswa yang sering menggertak orang lain untuk mendapatkan pengakuan dan status teman sebaya. Perilaku perundungan diperkuat ketika mereka mengintimidasi target mereka dan ketika teman sebaya berkolusi dengan tidak menantang atau melaporkan perundungan .
Bullying yang dibiarkan akan melahirkan kejahatan yang berkelanjutan. (24% pelaku bullying kelak menjadi kriminal)
TARGET Semua usia berisiko menjadi target karena berbagai alasan termasuk: bersikap tidak tegas atau menarik diri, mis. terisolasi dengan harga diri rendah berbeda dari budaya mayoritas – etnis, latar belakang budaya atau agama atau status sosial ekonomi memiliki disabilitas, kebutuhan pendidikan khusus atau masalah kesehatan mental prestasi akademik (dianggap sebagai berprestasi tinggi atau rendah).
Bagi Korban Bullying Hanya karena orang tidak memperlakukan kita dengan baik, bukan berarti kita kehilangan nilai kita. Apa yang orang lakukan pada kita, Tidak menentukan nilai kita. Berhenti membandingkan diri kita dengan orang lain, karena setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. kalau kita tidak bisa belajar menghargai diri kita sendiri, orang lain juga tidak bisa menghargai kita. sebaliknya, kalau kita bisa belajar menghargai diri kita sendiri, kita tidak akan sembarangan dengan hidup kita.
PERAN PENONTON Pengikut (Asisten): tidak memulai, tetapi mengambil peran aktif dalam perilaku bullying. Pendukung (Penguat): Dukung perilaku bullying (secara terang-terangan atau terselubung, misalnya dengan menutup mata), tetapi tidak mengambil peran aktif dalam perilaku bullying. Pembela: tidak menyukai intimidasi dan mencoba membantu target dengan mengintervensi, mendapatkan dukungan guru (menggunakan kata-kata yang aman) atau memberikan dukungan langsung kepada target.
PERAN PENONTON Keburukan di dunia ini bukan karena banyak nya orang jahat, tapi karena banyaknya orang baik yang diam
MENCEGAH PERUNDUNGAN DAN KURIKULUM Untuk dampak maksimal, pendekatan pencegahan intimidasi harus selaras dengan praktik pengajaran yang baik dan Kurikulum Pendidikan: mengelola motivasi diri , sikap bisa melakukan, dan siswa melihat diri mereka sebagai pembelajar yang cakap berhubungan dengan orang lain – berinteraksi secara efektif dengan beragam orang dalam berbagai konteks berpartisipasi dan berkontribusi – terlibat aktif dalam masyarakat, termasuk keluarga, sekolah dan kelompok berdasarkan minat atau budaya yang sama.
MENCEGAH PERUNDUNGAN DAN KURIKULUM Pendekatan intimidasi juga harus selaras dengan bidang pembelajaran ektsra kurikuler dari kurikulum. Siswa didorong untuk menunjukkan empati dan mengembangkan keterampilan yang meningkatkan hubungan (lihat untaian hubungan dengan orang lain). Siswa belajar untuk mengambil tindakan yang bertanggung jawab dan kritis untuk berkontribusi pada komunitas dan lingkungan yang sehat (lihat untaian komunitas dan lingkungan yang sehat). Prinsip-prinsip yang mendasari toleransi dan rasa hormat terhadap orang lain dapat dijalin ke dalam semua aspek pengajaran dan pembelajaran.