materi exposé BRIEF versi profesional dan padat, lengkap dengan struktur.pdf
slinggatiga
0 views
73 slides
Oct 08, 2025
Slide 1 of 73
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
About This Presentation
Begitu saya tahu konteksnya, saya bisa bantu buat materi exposé BRIEF versi profesional dan padat, lengkap dengan struktur (tujuan, inti materi, poin diskusi, dan kesimpulan).
1.Perusahaan dan Akuntansi
2.Persamaan Akuntansi
3.Pemahaman Laporan Keuangan
4.Siklus Akuntansi
5.Penyelesaian Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
6.Akuntansi Perusahaan Dagang
7.Penyelesaian Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang (Metode Perpetual)
8.Penyelesaian Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang (Metode Periodik)
9.Pengendalian Internal
10.Akuntansi Perusahaan Manufaktur
11.Penyelesaian Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur
12.Penilaian Aspek Keuangan
13.Praktik dan Ilustrasi Analisis Laporan Keuangan
14.Langkah-Langkah Pelaporan Keuangan Bulanan/ Tahunan
2
Penyusunan Laporan Keuangan Bulanan/ Tahunan 3
4
b) Ilustrasi Metode
PERIODIK
Penyusunan Laporan Keuangan Bulanan/ Tahunan 5
6
Suatu proses, dijalankan oleh dewan komisaris, managemen, dan karyawan lain dari suatu entitas,
dirancang untuk memberikan jaminan memadai sehubungan dengan pencapaian tujuan dalam kategori
sebagai berikut:
•Keandalan pelaporan keuangan
•Kepatuhan terhadap undang-undang dan peraturan yang berlaku
•Efektivitas dan efesiensi operasional
7
Tujuan Pengendalian Internal
1.Menjaga Kekayaan Organisasi:
Pengendalian internal bertujuan untuk melindungi aset perusahaan dari penyalahgunaan dan kerugian. Hal ini termasuk
pengawasan fisik dan akuntansi terhadap harta milik Perusahaan.
2.Keandalan Laporan Keuangan:
Sistem ini dirancang untuk memastikan bahwa informasi keuangan yang dihasilkan adalah akurat dan dapat dipercaya,
yang sangat penting bagi pengambilan keputusan manajerial.
3.Efektivitas dan Efisiensi Operasional:
Pengendalian internal membantu dalam mendorong efisiensi dalam proses bisnis, sehingga organisasi dapat mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dengan lebih baik.
3.Kepatuhan Terhadap Regulasi:
Memastikan bahwa semua kegiatan operasional mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku adalah salah satu tujuan
penting dari pengendalian internal.
3.Deteksi dan Pencegahan Masalah:
Pengendalian internal juga berfungsi untuk mendeteksi masalah yang mungkin timbul dan mencegah terjadinya inefisiensi
serta penyelewengan dalam organisasi.
3.Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas:
Dengan adanya pengendalian yang baik, transparansi dalam laporan keuangan meningkat, yang pada gilirannya
meningkatkan akuntabilitas di dalam organisasi.
8
9
10
UraianAspek
a.Penilaian Salah: Manajemen dan karyawan sering kali menggunakan
penilaian yang buruk karena kurangnya informasi, waktu terbatas,
atau prosedur lain yang tidak efektif. Hal ini dapat menyebabkan
keputusan bisnis yang salah atau tugas rutin yang tidak dieksekusi
dengan baik.
b.Salah Memahami Instruksi: Petugas dapat salah memahami
instruksi, mengalami kelelahan, atau merasa bingung, sehingga
proses pelaksanaan kontrol terganggu. Modifikasi prosedur, baik
sementara maupun berkelanjutan, juga dapat memperberat
kemacetan ini.
1. Kesalahan Manusia
Abai Prosedur: Seorang manajer dengan kewenangan tinggi mungkin
mengabaikan kebijakan dan prosedur untuk kepentingan perusahaan
atau pribadi. Misalnya, mereka dapat menyembunyikan kondisi
keuangan sebenarnya untuk meningkatkan laba atau nilai pasar saham.
2. Pengesampingan
Aspek-Pengendalian
Internal
11
UraianAspek
Berkerjasama untuk Melakukan Kecurangan: Sekelompok orang dapat
berkolusi untuk melakukan kecurangan, seperti membuat pembelian
fiktif, sehingga kecurangan lebih sulit dideteksi oleh sistem
pengendalian internal yang ada. Perusahaan dapat mengantisipasi
keterbatasan ini dengan pemantauan berkala dan pengembangan
sistem pencatatan transaksi yang lebih kuat.
3. Kolusi
Biaya Pengendalian yang Tinggi: Biaya pengendalian internal tidak boleh
melebihi keuntungan normal yang akan didapatkan. Evaluasi hubungan
antara biaya dan keuntungan sering kali tidak dapat dilakukan dengan
pasti, sehingga perlu penilaian kuantitatif atau kualitatif untuk
menyesuaikan biaya dengan manfaat yang diharapkan.
4.Biaya vs Manfaat
Manual dan Otomatis: Pengumpulan data manual dapat menimbulkan
data yang kurang akurat. Meningkatkan penggunaan teknologi otomatis
dapat membantu meningkatkan ketelitian dan keakuratan data,
sehingga proses pengendalian internal lebih efektif.
5.Data yang Kurang
Akurat
Penyusunan Laporan Keuangan Bulanan/ Tahunan 12
Dapat disimpulkan, menurut sifat operasinya, Perusahaan dibagi menjadi 3 :
1. Perusahaan Jasa
2. Perusahaan Dagang
3. Perusahaan Manufaktur
13
Perusahaan Manufaktur adalah perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan baku
menjadi barang jadi dan kemudian dijual.
Di perusahaan manufaktur persediaan terdiri dari:
1.Persediaan Bahan Baku (Raw Materials Inventory)
2.Persediaan Barang Dalam Proses (Work In Process)
3.Persediaan Barang Jadi (Finished Goods Inventory)
Perusahaan jasa menjual jasa yang tidak berwujud, sedangkan perusahaan
dagang dan manufaktur menjual produk-produk yang memiliki wujud.
Pada perusahaan dagang setelah dibeli dari pemasok, barang langsung dijual
tanpa diproses terlebih dahulu.
Di perusahaan manufaktur, sebelum dapat dijual maka barang harus
diproses terlebih dahulu dari bahan mentah menjadi barang jadi.
14
Barang yang dijual dalam perusahaan manufaktur adalah barang jadi. Untuk
menghasilkan barang jadi maka diperlukan proses produksi untuk mengubah bahan
baku menjadi barang jadi. Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi/mengubah bahan
baku menjadi barang jadi dinamakan biaya produksi/biaya manufaktur.
Biaya manufaktur terdiri dari:
1.Biaya bahan baku langsung (Direct Materials) : semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari
produk jadi, dapat dengan mudah dan langsung diidentifikasikan dengan barang jadi. Contohnya adalah kayu
yang digunakan untuk membuat furniture. Kemudahan penelusuran item bahan baku tersebut ke barang jadi
merupakan pertimbangan utama dalam mengklasifikasikan suatu biaya sebagai bahan baku langsung.
Misalnya saja, jumlah paku di furniture merupakan bagian integral dari barang jadi, tetapi karena biaya dari
paku yang diperlukan untuk setiap furniture tidak signifikan, maka paku dikalsifikasikan sebagai bahan baku
tidak langsung
2.Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor) : Adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku
langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu atau dapat
diidentifikasikan langsung dengan barang jadi.
3.Overhead Pabrik (Factory Overhead) : Disebut juga sebagai overhead manufaktur, beban manufaktur, atau
beban pabrik. Adalah biaya-biaya manufaktur selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung dan
tidak dapat ditelusuri secara langsung ke barang jadi
15
16
Penyusunan Laporan Keuangan Bulanan/ Tahunan 17
18
Proses akuntansi
pada perusahaan
manufaktur
sebenarnya tidak
berbeda dengan
perusahaan jasa dan
dagang yaitu dimulai
dari pembuatan atau
penerimaan bukti
transaksi,
pencacatan kedalam
jurnal, posting ke
buku besar,
pembuatan neraca
saldo, pembuatan
neraca lajur dan
jurnal penyesuaian
pembuatan neraca
saldo setelah
penyesuaian,
penyusunan laporan
keuangan.
a. Jurnal Umum
19
a. Jurnal Umum
20
a. Jurnal Umum
21
a. Jurnal Umum
22
a. Jurnal Umum
23
a. Jurnal Umum
24
b. Posting
25
b. Posting
26
b. Posting
27
b. Posting
28
c. Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian
29
Pada akhir periode laporan keuangan harus disiapkan. Proses akhir periode ini dimulai dengan neraca saldo. Neraca
saldo yang sudah disusun diatas belum lengkap karena belum mencantumkan transaksi dan beban tertentu, atau
dengan kata lain neraca saldo tersebut belum disesuaikan. Pada sistem akuntansi berbasis akrual maka diperlukan
proses penyesuaian melalui jurnal penyesuaian.
d. Jurnal Penyesuaian
Proses penyesuaian yang dilakukan pada perusahaan manufaktur tidak berbeda dengan perusahaan dagang yaitu
terdiri dari:
1.Penyusutan Persediaan (inventory shrinkage) atau kekurangan persediaan (inventory shortage).
2.Beban akrual (accrued expenses) atau kewajiban akrual (accrued liabilities) adalah beban yang terjadi tetapi
belum dicatat dalam akun.
3.Pendapatan akrual (accrued revenues) atau aset akrual (accrued assets) adalah pendapatan yang telah
dihasilkan tetapi belum dicatat dalam akun.
4.Beban ditangguhkan (deffered expenses) atau beban dibayar di muka (prepaid expenses) merupakan pos yang
pertama kali dicatat sebagai aset tetapi diharapkan menjadi beban di kemudian hari atau selama operasi normal
bisnis.
5.Pendapatan yang ditangguhkan(deferred revenues) atau pendapatan diterima di muka (unearned revenues)
merupakan pos yang pertama kali dicatat sebagai kewajiban tetapi diharapkan menjadi pendapatan di
kemudian hari atau selama operasi normal bisnis.
6.Penyusutan aset tetap
7.Penyisihan piutang tak tertagih (bila perusahaan menggunakan metode penyisihan).
30
d. Jurnal Penyesuaian
Persediaan yang terdapat di perusahaan manufaktur terdiri dari persediaan bahan baku (raw materials
inventory), persediaan barang dalam proses (work in process) dan persediaan barang jadi (finished
goods inventory). Perusahaan mungkin saja akan kehilangan sejumlah persediaan akibat adanya
pencurian, kerusakan, kesalahan dalam pencatatan atau dalam perhitungan persediaan.
Akibat dari hal tersebut jumlah persediaan pada akhir periode bisa berbeda dari jumlah yang tersedian
dalam buku besar. Dari kasus di atas, misalkan jumlah persediaan berdasarkan perhitungan fisik untuk
masing-masing persediaan adalah sebagai berikut:
31
d. Jurnal Penyesuaian
32
d. Jurnal Penyesuaian
Setelah Jurnal penyesuaian terhadap persediaan ini di
posting ke buku-buku besar maka saldo dari persediaan
bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi telah
sama dengan hasil perhitungan fisik yaitu. Sedangkan
Saldo harga pokok penjualan yang semula sebesar Rp
119.750.000 berubah menjadi Rp 119.960.00.
Saldo inilah yang akan disajikan dalam laporan keuangan.
Penyesuaian saldo akun persediaan bahan baku dan
barang dalam proses ke harga pokok penjualan dilakukan
dengan alasan bahwa dalam metode perpetual akun yang
digunakan hanyalah akun persediaan, barang dalam proses
dan harga pokok penjualan. Tidak terdapat akun
pembelian, diskon pembelian, retur pembelian dan ongkos
angkut pembelian yang akan membentuk biaya produksi
dan harga pokok produksi. Penambahan ataupun
pengurangan terhadap bahan baku dan barang proses akan
langsung mempengaruhi besarnya harga pokok penjualan.
33
d. Jurnal Penyesuaian
Jumlah-jumlah akrual yang belum dibayar
pada akhir periode akuntansi adalah
merupakan beban dan sekaligus
kewajiban.
Contoh dari hal ini adalah beban gaji, jika
hari-hari pembayaran gaji tidak jatuh pada
hari terakhir dari periode akuntansi, maka
beban gaji akrual dan kewajiban terkait
harus dicatat didalam akun dengan
menggunakan ayat jurnal penyesuaian.
Misalnya perusahaan membayarkan upah dan gaji setiap tanggal
25 setiap bulannya, maka dari tanggal 26 sampai dengan 31
Desember sudah ada gaji yang harus diakui sebagai beban dan
kewajiban, walaupun belum dibayarkan .
34
d. Jurnal Penyesuaian
Setelah dilakukan perhitungan, gaji yang sudah menjadi beban
selama 4 hari kerja (26, 27, 30 dan 31 desember) adalah sebesar
Rp 4.160.000 terdiri dari Rp 2.356.000 untuk administrasif dan
Rp 1.050.000 untuk pemasaran, dan Rp 754.000 untuk pabrik.
Jurnal penyesuaian yang diperlukan untuk mencatat gaji akrual:
35
d. Jurnal Penyesuaian
Di akhir periode sering kali terdapat
pendapatan baik dari penjualan yang
sebenarnya sudah terjadi tetapi belum
diterima kasnya.
Contoh dari pendapatan ini misalnya
pendapatan bunga. Misalkan pada
tanggal 31 Desember terdapat
pendapatan yang masih harus diterima
sebesar Rp 543.000.
Jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut:
36
d. Jurnal Penyesuaian
Perlengkapan kantor dan asuransi dibayar di muka
adalah yang termasuk dalam beban yang
ditangguhkan (beban di bayar di muka), untuk itu
perlu dibuatkan jurnal penyesuaiannya.
Di neraca saldo tanggal 31 Desember terdapat
Perlengkapan kantor Rp 600.000. Sebagian dari
perlengakapan ini sudah digunakan dan sebagian
yang lain masih tersisa (belum digunakan).
Misalkan setelah dihitung kembali, perlengkapan
kantor yang masih tersisa ada sebesar Rp 345.000,
berarti Rp 255.000 sudah digunakan.
Perlengkapan kantor yang sudah digunakan ini menjadi beban
perlengkapan dan mengurangi saldo dari perlengkapan kantor.
Jurnal yang dibuat untuk mencatat penyesuaian ini adalah sebagai
berikut:
37
d. Jurnal Penyesuaian
Asuransi dibayar di muka yang tercantum
dalam neraca saldo adalah asuransi
untuk periode 8 bulan yaitu Desember
sampai dengan Juli.
Untuk itu harus dibuatkan penyesuaian
untuk mengakui asuransi yang sudah
menjadi beban yaitu sebesar Rp 125.000
(satu bulan). Jurnal penyesuaian yang
dibuat untuk mencatat adanya beban
asuransi ini adalah:
38
d. Jurnal Penyesuaian
Di neraca saldo terdapat akun sewa diterima di muka
sebesar Rp 2.000.000. Pendapatan ini adalah pendapatan
untuk 4 bulan pada tanggal 1 Desember yaitu untuk
Desember, Januari, Februari, Maret. Akun sewa diterima di
muka harus dikurangi Rp 500.000 dan akun pendapatan
sewa harus ditambah Rp 500.000. Jumlah Rp 500.000 ini
merupakan pendapatan sewa untuk satu bulan yaitu
bulan desember.
Ayat jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan akun ini
adalah sebagai berikut:
39
d. Jurnal Penyesuaian
Ayat jurnal penyeseuaian untuk aset tetap yang
dicatat adalah untuk mencatat penyusutan aset
tetap selain yang terdapat di pabrik, karena
penyusutan untuk aset tetap di pabrik adalah
bagian dari biaya overhead pabrik yang sudah
dicatat sebelumnya.
Misalnya penyusutan aset tetap non pabrik ini
diperkirakan sebesar Rp 1.550.000. Karena yang
dicatat hanya aset tetap non pabrik maka akun
yang didebet adalah beban penyusutan dan
kreditnya adalah akumulasi penyusutan aset
tetap. Jurnal penyesuaiannya adalah sebagai
berikut:
40
d. Jurnal Penyesuaian
Piutang usaha yang dimiliki perusahaan tidak
semuanya dijamin dapat tertagih, oleh
karena itu sebagian harus disisihkan.
Penyisihan piutang tak tertagih akan
mengurangi saldo dari piutang usaha yang
ada.
Jumlah inilah yang akan disajikan di neraca.
Jumlah yang disisihkan ini akan menjadi
beban piutang tak tertagih. Dari saldo piutang
usaha sebesar Rp 13.500.000 diperkirakan
Rp 150.000 tidak dapat tertagih dan
sebelumnya perusahaan belum membuat
penyisihan untuk piutang usahanya.
Jurnal yang akan dibuat adalah :
41
d. Jurnal Penyesuaian
Secara keseluruhan, jurnal penyesuaian adalah sebagai berikut:
42
d. Jurnal Penyesuaian
Secara keseluruhan,
jurnal penyesuaian
adalah sebagai
berikut:
43
e. Posting
44
e. Posting
45
e. Posting
46
e. Posting
47
f. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
48
g. Laporan Keuangan
49
g. Laporan Keuangan
50
g. Laporan Keuangan
51
g. Laporan Keuangan
52
g. Laporan Keuangan
53
h. Ilustrasi Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur
Penyusunan Laporan Keuangan Bulanan/ Tahunan 54
55
56
Indikatoradalah alat ukur yang digunakan untuk menilai kinerja atau pencapaian suatu tujuan.
Dalam konteks organisasi, indikator sering kali digunakan untuk mengevaluasi efektivitas
program atau kebijakan.
Polaritas, dalam konteks ini, merujuk pada arah atau kecenderungan dari nilai yang diukur.
Polaritas dapat dibedakan menjadi dua jenis utama:
1.Maximize(memaksimalkan)
Mengindikasikan bahwa tujuan yang ditetapkan harus dicapai atau bahkan dilampaui.
Misalnya, jika target kinerja adalah 12, maka capaian yang diharapkan juga harus 12 atau
lebih.
2.Minimize(meminimalkan)
Menunjukkan bahwa pencapaian yang lebih rendah dari target dapat dianggap baik dalam
konteks tertentu. Ini sering kali berlaku untuk output yang bersifat spesifik di mana
pengurangan nilai target dapat mencerminkan efisiensi atau keberhasilan dalam konteks lain.
57
Perhitungan 2018
Formula :
Total Aset Lancar Rp Juta 12.315.796
Total Liabilitas Lancar Rp Juta 3.925.649
Hasil Rasio
kali 3,14
Tahun 2018
Aktual (%)
Current Ratio [Rasio Lancar]313,73%
Standard (%)
200,00%
Kesimpulan "Kesehatan Keuangan"
>>
Baik
Polaritas :
"Semakin tinggi, semakin baik"
1.000
3.137
Interpretasi atau pandangan teoritis :
>>
Untuk setiap Rp 1000 Total
Liabilitas Lancar perusahaan
tersedia Total Aset Lancar
untuk melunasi senilai Rp
3137,26
Rasio Lancar (Current Ratio)
58
Rasio Cepat (Quick Ratio)
Perhitungan 2018
Formula :
Kas dan Setara Kas + PiutangRp Juta 10.218.510
Total Liabilitas Lancar Rp Juta 3.925.649
Hasil Rasio
kali 2,60
Tahun 2018
Aktual (%)
Quick Ratio [Rasio Cepat] 260,30%
Standard (%)
150,00%
Kesimpulan "Kesehatan Keuangan"
>>
Baik
Polaritas :
"Semakin tinggi, semakin baik"
1.000
2.603
Interpretasi atau pandangan teoritis :
>>
Untuk setiap Rp 1000 Total
Liabilitas Lancar perusahaan
tersedia Aset Lancar paling
likuid yaitu Kas dan Setara Kas
+ Piutang untuk melunasi
senilai Rp 2603,01
59
Rasio Kas (Cash Ratio)
2018Perhitungan
Formula :
7.225.876 Rp JutaKas, Bank, dan Setara Kas
3.925.649 Rp JutaTotal Liabilitas Lancar
1,84 kali
Hasil Rasio
2018Tahun
184,07%Cash Ratio
[Rasio Kas]
Aktual (%)
150,00%
Standard (%)
Baik
>>
Kesimpulan "Kesehatan Keuangan"
Polaritas :
"Semakin tinggi, semakin baik"
1.000
1.841
Untuk setiap Rp 1000 Total Liabilitas
Lancar perusahaan tersedia Kas, Bank,
dan Setara Kas untuk melunasi senilai
Rp 1840,68
>>
Interpretasi atau pandangan teoritis :
60
ROA (Return On Asset)
Perhitungan 2018
Formula :
Laba Tahun Berjalan Rp Juta 1.145.937
Total Aset Rp Juta 27.788.562
Hasil Rasio
kali 0,04
Tahun 2018
Aktual (%)
Return On Asset [ROA] 4,12%
Standard (%)
30,00%
Kesimpulan "Kesehatan Keuangan"
>>
Kurang Baik
Polaritas :
"Semakin tinggi, semakin baik"
1.000
41
Interpretasi atau pandangan teoritis :
>>
Untuk setiap Rp 1000 Total
Aset perusahaan yang
diinvestasikan, akan
menghasilkan Laba Tahun
Berjalan senilai Rp 41,23
61
ROE (Return On Equity)
Perhitungan 2018
Formula :
Laba Tahun Berjalan Rp Juta 1.145.937
Total Ekuitas Rp Juta 23.221.589
Hasil Rasio
kali 0,05
Tahun 2018
Aktual (%)
Return On Equity [ROE] 4,93%
Standard (%)
40,00%
Kesimpulan "Kesehatan Keuangan"
>>
Kurang Baik
Polaritas :
"Semakin tinggi, semakin baik"
1.000
49
Interpretasi atau pandangan teoritis :
>>
Untuk setiap Rp 1000 Total
Ekuitas perusahaan yang
diinvestasikan, akan
memperoleh Laba Tahun
Berjalan senilai Rp 49,34
62
NPM (Net Profit Margin)
Perhitungan 2018
Formula :
Laba Tahun Berjalan Rp Juta 1.145.937
Pendapatan Usaha Rp Juta 15.190.283
Hasil Rasio
kali 0,08
Tahun 2018
Aktual (%)
Net Profit Margin [Margin Laba Bersih]7,54%
Standard (%)
20,00%
Kesimpulan "Kesehatan Keuangan"
>>
Kurang Baik
Polaritas :
"Semakin tinggi, semakin baik"
1.000
75
Interpretasi atau pandangan teoritis :
>>
Untuk setiap Rp 1000
Pendapatan Usaha ,
perusahaan dapat
menghasilkan Laba Tahun
Berjalan senilai Rp 75,43
63
DAR (Debt to Asset Ratio)
Perhitungan 2018
Formula :
Total Liabilitas Rp Juta 4.566.973
Total Aset Rp Juta 27.788.562
Hasil Rasio
kali 0,16
Tahun 2018
Aktual (%)
Debt to Asset Ratio [DAR] 16,43%
Standard (%)
35,00%
Kesimpulan
>>
Baik
Polaritas :
"Semakin rendah, semakin baik"
1.000
164
Interpretasi atau pandangan teoritis :
>>
Untuk setiap Rp 1000 Total
Aset perusahaan diperoleh
dengan dana yang berasal dari
pinjaman kreditor atau
berasal dari Total Liabilitas
senilai Rp 164,34
64
DER (Debt to Equity Ratio)
Perhitungan 2018
Formula :
Total Liabilitas Rp Juta 4.566.973
Total Ekuitas Rp Juta 23.221.589
Hasil Rasio
kali 0,20
Tahun 2018
Aktual (%)
Debt to Equity Ratio [DER] 19,67%
Standard (%)
90,00%
Kesimpulan
>>
Baik
Polaritas :
"Semakin rendah, semakin baik"
1.000
197
Interpretasi atau pandangan teoritis :
>>
Untuk setiap Rp 1000 Total
Ekuitas perusahaan harus
menjamin Total Liabilitas
senilai Rp 196,66
65
Average Collection Period (ACP)
Perhitungan 2018
Formula :
Jumlah Hari hari 365
Receivable Turnover kali 5,08
Hasil Rasio
hari 72,00
Tahun 2018
Average Collection Period (ACP)72,00
Standard (hari)
25,00
Kesimpulan:
>>
Cukup Lama
Polaritas :
"Semakin rendah, semakin baik"
1.000
72.000
Interpretasi atau pandangan teoritis :
>>
Perusahaan memerlukan
waktu yang Cukup Lama
dalam penagihan piutang
66
Days In Inventory
Perhitungan 2018
Formula :
Jumlah Hari hari 365
Inventory Turnover kali 5,89
Hasil Rasio
hari 62,00
Tahun 2018
Inventory Turnover 62,00
Standard (hari)
60,00
Kesimpulan:
>>
Kurang Baik
Polaritas :
"Semakin rendah, semakin baik"
1.000
62.000
Interpretasi atau pandangan teoritis :
>>
Perusahaan memerlukan
waktu 62 hari untuk menjual
persediaan
67
Hasil dari perhitungan rasio harus diinterpretasikan dengan hati-hati:
•Rasio Tinggi: Misalnya, rasio likuiditas yang tinggi menunjukkan likuiditas yang baik,
tetapi bisa juga berarti bahwa perusahaan tidak memanfaatkan asetnya secara efisien.
•Rasio Rendah: Sebuah rasio utang yang tinggi dapat menunjukkan risiko finansial yang
lebih besar, tetapi juga bisa mencerminkan strategi pertumbuhan yang agresif jika
dikelola dengan baik.
Secara keseluruhan, analisis rasio keuangan memberikan wawasan mendalam tentang
kinerja dan posisi keuangan perusahaan, membantu pemangku kepentingan dalam
pengambilan keputusan investasi dan manajerial.
Penyusunan Laporan Keuangan Bulanan/ Tahunan 68
69
Penyusunan Laporan Keuangan Bulanan/ Tahunan 70
71
Fungsi Laporan Keuangan Bulanan/ Tahunan
1)Pemantauan Kinerja Keuangan
2)Pengambilan Keputusan yang Cepat
3)Perencanaan Keuangan
4)Evaluasi Kinerja Operasional
5)Komunikasi dengan Stakeholder
72
1)Siapkan Dokumen Sumber Pencatatan Keuangan (Data Keuangan)
2)Identifikasi dan Klasifikasikan Transaksi
3)Pemaparan Executive Summary Laporan Keuangan
4)Analisis dan Lakukan Perbaikan Berkelanjutan