MATERI HSE MANDOR PT. MAYAWANA PERSADA.pptx

jhoni53 0 views 72 slides Oct 07, 2025
Slide 1
Slide 1 of 72
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63
Slide 64
64
Slide 65
65
Slide 66
66
Slide 67
67
Slide 68
68
Slide 69
69
Slide 70
70
Slide 71
71
Slide 72
72

About This Presentation

Materi HSE


Slide Content

FCHSE Awareness Program

Outline Basic FIRE Basic K3 Basic Environment

Basic FIRE

L ogo Pencegahan kebakaran hutan dan lahan Indonesia SIPONGI Berasal dari kata Pongo Pygmaeus yaitu orang hutan (Kalimantan/Sumatra).

PENGERTIAN API DAN KEBAKARAN Panas Oksigen Reaksi Kebakar an Bahan bakar Api Suatu reaksi kimia cepat (oksidasi) yang terbentuk dari adanya 3 unsur segitiga api yang menghasilkan panas dan cahaya Kebakaran Nyala api baik kecil maupun besar pada tempat, situasi dan waktu yang tidak dikenhendaki yang bersifat merugikan dan pada umumnya sulit dikendalikan

Bahan Bakar ( Fuel ) Bahan bakar adalah sesuatu benda atau material yang dapat terbakar atau dibakar Jenis- jenis bahan bakar PADAT(Kayu, kertas , kain , plastik , dll ). CAIR (Gasoline, Solar, Oli, Alkohol dll ) GAS (LPG, Avtur /Avgas dan sejenisnya ) Udara ( Oxygen ) Udara diperlukan proses kebakaran Kandungan Gas di udara yaitu : Nitrogen (N2) + 78%. Oksigen (O2) + 21%. CO2 dan gas lain + 1 %. ( Kebutuhan O2 Manusia min 15%). Pada daerah terjadi kebakaran maka persentase O2 akan berkurang dari 21% hal ini karena dominasi CO2 Sumber panas adalah benda atau keadaan atau kejadian yang menghasilkan panas . Contoh : Sinar matahari , reaksi kimia / gesekan Sumber Panas

Hasil Dari Proses Pembakaran API DAN PANAS Api yang terjadi dan panas yang dihasilkan saling berkaitan . Bila apinya kecil , temperaturnya kecil . WARNA API CELCIUS MERAH SAMAR-SAMAR 500-550 MERAH GELAP 650-750 MERAH TERANG 850-950 MERAH KEKUNING2AN 1050-1150 MERAH KEPUTIH2AN 1250-1350 PUTIH TERANG (PERAK) 1450-1550

Asap Asap adalah dari proses pembakaran yang tidak sempurna yaitu berupa partikel-partikel yang sangat halus yang dapat dilihat dengan mata Pengaruh Asap Menghalangi penglihatan dan sakit pada mata . Mengakibatkan sesak nafas . Kemungkinan beracun ( tergantung pda material terbakar ).

FASE- FASE KEBAKARAN DALAM RUANGAN Kadar oksigen banyak Panas bergerak ke atas Suhu panas di atas 537 o C Masih memungkinkan untuk bernafas Tahap awal Kebakaran Tahap Kedua Kebakaran Kadar oksigen mulai menipis Akumulasi panas di daerah atas Suhu panas di atas 704 o C Sulit bernafas dan harus pakai masker T ahap Akhir Kebakaran Kadar oksigen tipis (< 16%) Ada kemungkinan terjadi kebakaran kembali/ flash over jika ada sumber oksigen Suhu panas masih berkisar 537 o C Sulit bernafas dan harus pakai masker

JENIS KEBAKARAN DAN METODE PEMADAMANNYA

Cara Pemadaman Api 1. Mendinginkan (Extinguishment by cooling) 2. Menurunkan persentase kandungan oksigen (Extinguishment by oxygen dilution) 3. Memisahkan bahan-bakar . (Extinguishment by fuel removal) 4. Menghalangi / memutus reaksi berantai (Chain breaking reaction / Extinguishment by Chemical Flame inhibition)

Mendinginkan Menurunkan temperatur benda/bahan yang terbakar menjadi dibawah Ignition temperature. Untuk cara ini sangat baik dengan menggunakan media air untuk pemadaman Sumber panas oksigen Bahan bakar

Menurunkan persentase kandungan oksigen Menurunkan persentase oksigen didalam udara sampai dibawah persentase minimal (dibawah 15%). Menyemprotkan gas tertentu sehingga oksigen terdesak dan berkurang sampai dibawah 15%. Menyemprotkan air dengan spray/Fog agar air mudah menguap sehingga uap air mengurangi persentase oksigen. Menggunakan selimut api (Fire blanket) pada api kecil. Bahan Bakar Sumber Panas Oksigen

Memisahkan bahan-bakar Memisahkan atau menjauhkan bahan-bakar yang belum terbakar dari tempat kebakaran agar tidak ikut terbakar atau mencegah proses terbakar ulang Menjauhkan bahan bakar dari lokasi kebakaran Melindungi bahan bakar agar tidak ikut terbakar Menghalangi mengalirnya bahan bakar ke lokasi / benda yang terbakar Mencegah berlangsungnya proses penguapan bahan bakar ( pergunakan foam) Sumber Panas Bahan Bakar Oksigen

SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN Proteksi Kebakaran Aktif APAR Sprinkler Alarm Hydrant Proteksi Kebakaran Pasif Tangga Darurat Jalur Evakuasi Arah Evakuasi Pintu Kebakaran Pressurizing Fan

Metode Pemantauan bahaya / Deteksi Kebakaran Tingkat bahaya kebakaran yang ditentukan berdasarkan pengamatan / pemantauan cuaca dan kondisi bahan bakar dengan menentukan peringkat bahayanya serta tindakan yang perlu dilakukan untuk pencegahan kebakaran sesuai dengan kondisi yang terjadi . R ain gauge alat pengukur Curah hujan Higrometer   alat   untuk mengukur tingkat   kelembapan  dan Suhu

Hot Spot Aplikasi /situs monitoring Hotspot SiPongi Hotspot atau titik panas adalah parameter yang diturunkan dari data satelit dan diindikasikan sebagai lokasi kebakaran hutan dan lahan. Untuk dapat digunakan sebagai pendeteksi kebakaran. Hotspot merupakan titik-titik panas di permukaan bumi, dimana titik- titik tersebutmerupakan indikasi adanya kebakaran hutan dan lahan. Titik Panas atau Hotspot adalah:"Indikator Kebakaran hutan yang mendeteksi suatu lokasi yang memiliki suhu relatif tinggi dibandingkan suhu disekitarnya“. Informasi Titik Panas yang selanjutnya disebut Hotspot adalah istilah untuk sebuah piksel yang memilikki nilai temperatur diatas ambang batas(threshold) tertentu dari hasil penginderaan jauh, yang dapat digunakan sebagai indikasi kejadian kebakaran hutan dan lahan.

Dimana hotspot sering muncul? Hotspot atau titik panas akan muncul pada beberapa tipe vegetasi Antara lain : Rumput atau alang-alang Semak belukar Hutan Terdegradasi Sedangkan pada jenis tanah, hotpot cenderung banyak muncul pada Jenis tanah gambut.

KELEMAHAN SISTEM PEMANTAUAN HOTSPOT MENGGUNAKAN SATELIT: Tidak Dapat Mendeteksi hotspot di wilayah yang tertutup awan atau asap. Resolusi yg rendah (sekitar 1 km persegi) memberikan informasi yg kurang Akurat tentang jumlah, luasan dan intensitas kebakaran yg terjadi. Kesalahan koordinat lokasi kebakaran yg disebabkan kesalahan di dalam Melakukan georeferensi citra bisa mencapai 3 piksel atau 3 km. 4. Perbedaan algoritma (ambang batas suhu) yg ditetapkan oleh Stasiun bumi yg berbeda menyebabkan perbedaan jumlah hotspot. Ditambah lagi bila satelit yg digunakan juga berbeda karena terkait Dengan waktu lintasan

Tingkat Kepercayaan Tingkat Kepercayaan / Confidencaial Level : nilai yang menunjukkan tingkat kepercayaan bahwa titik panas yang dipantau dari data satelit penginderaan jauh merupakan benar-benar kejadian kebakaran yang sebenarnya dilapangan . Titikl Panas terdiri atas : Titik Panas kepercayaan tinggi , dengan tingkat kepercayaan 80 – 100% ditandai warna merah pada website LAPAN. Titik Panas kepercayaan sedang , dengan tingkat kepercayaan 30 – 79% ditandai warna kuning pada website LAPAN. Titik Panas kepercayaan rendah , dengan tingkat kepercayaan dibawah 30 % diandai warna Hijau pada website LAPAN.

Prioritas Pengecekkan Hotspot Prioritas 1 : Tingkat kepercayaan ≥ 30 % Lokasi berada di dalam Konsesi Titik Panas yang bergerombol Titik panas yang terjadi berulang selama 3 hari . Prioritas 2 : Tingkat kepercayaan ≥ 30 % Lokasi berada di dalam Konsesi Prioritas 3 : Tingkat kepercayaan < 30 % Lokasi berada di dalam Konsesi

Laporan Bulanan Merupakan hasil kompilasi laporan pengecekkan lapangan titik panas , dilaporkan melalui web base https://sipongi.gakkum.kehutanan.go.id/p32/ Laporan bulanan meliputi : Nama Satelit Sumber titik panas . Tanggal titik Panas Koordinat Titik Panas Lokasi titik panas ( desa,Kecamatan,Kabupaten , Provinsi ) Tanggal dilaksanakan pengecekkan Koordinat Pengecekkan ; Lokasi Pengecekkan ( desa,Kecamatan,Kabupaten , Provinsi ) Informasi Indikasi Kebakaran . Luas Kebakaran Status Kawasan / Lahan Keterangan lainnya ( tutupan lahan,vegetasi,cuaca,yang melakukan pemadaman dll ) k

1 2 3

BASIC K3

PANDANGAN UMUM MENGENAI SISTEM K3 Membatasi Ruang Gerak Merepotkan Terlalu Teoritis Bikin Jenuh, Membosankan dll

MENGAPA HARUS IMPLEMENTASI K3? 88% kecelakaan kerja diakibatkan Unsafe Act ion 10% kecelakaan kerja diakibatkan Unsafe Condition 2% kecelakaan kerja bisa menjadi kuasa Tuhan

MENGAPA HARUS IMPLEMENTASI K3? Kecelakaan masih terjadi pada perusahaan kelas dunia yang memiliki standar keselamatan tinggi Tambang Freeport runtuh 38 tewas BP Gulf Mexico 11 tewas Kilang Pertamina Cilacap Kilang Pertamina Balongan

MENGAPA HARUS IMPLEMENTASI K3?

Pendekatan Penerapan K3 Pendekatan regulasi Persyaratan wajib dipenuhi: UU No. 1 tahun 1970 PP No. 50 tahun 2012 K3 merupakan ketentuan perundangan Pendekatan Ekonomi K3 mencegah kerugian Meningkatkan produktivitas Pendekatan Kemanusiaan Kecelakaan menimbulkan penderitaan bagi si korban/ keluarganya K3 melindungi pekerja dan masyarakat K3 bagian dari HAM

KEWAJIBAN DAN HAK MANAJEMEN Manajemen wajib: Melindungi pekerja dan orang lain di tempat kerja dari bahaya celaka dan sakit Melatih dan mendidik serta memberikan pengalaman kepada pekerja sesuai dengan tingkatan kompetensi K3 yang dibutuhkan Menjamin agar setiap alat- alat operasional termasuk mesin dapat dipakai secara aman dan efisien Menjamin proses operasional berjalan lancar dan aman Manajemen berhak untuk memperingatkan dan menegur bahkan sampai memberhentikan pekerja jika terjadi pelanggaran yang membahayakan diri pekerja, orang lain dan proses kerja

KEWAJIBAN DAN HAK PEKERJA Kewajiban Menjaga keselamatan dan kesehatan diri masing- masing setelah mendapatkan hak kondisi kerja yang aman dan Alat Pelindung Diri (APD) yang terpasang dengan baik Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang disediakan oleh manajemen . APD yang disediakan oleh manajemen, suka atau tidak suka, nyaman atau tidak nyaman, harus digunakan dalam bekerja dan tidak boleh dilepas walau sesaat karena celaka hanya membutuhkan waktu sepersekian detik saja Pekerja harus peduli dengan keadaan sekitarnya , seperti perilaku tidak aman teman sekerja, lingkungan kerja yang tidak aman, dengan cara mengingatkan dan melaporkannya kepada manajemen Hak Menolak pekerjaan yang tidak aman Menolak pekerjaan yang tidak sesuai dengan kompetensinya Menolak pekerjaan tanpa dilengkapi Alat Pelindung Diri (APD) Mendapat jaminan asuransi pada setiap pekerjaan yang melibatkannya Memperoleh Safety Induction sebelum bekerja Memperoleh hari libur atau cuti sesuai aturan yang berlaku

BAHAYA- BAHAYA K3 Bahaya K3 adalah kondisi yang berpotensi dapat menjadi sumber penyebab cedera/ luka/ kematian, kerusakan, gangguan atau kerugian Jenis Bahaya K3 Fisik Kimia Elektrikal Mekanis Psikososial Biologis Ergonomis

UPAYA PENCEGAHAN BAHAYA K3 Identifikasi dan Pengendalian Bahaya Di Tempat Kerja Pemantauan Kondisi Tidak Aman Pemantauan Tindakan Tidak Aman Pembinaan dan Pengawasan Pelatihan dan Pendidikan Konseling & Konsultasi Pengembangan Sumber Daya Sistem Manajemen Prosedur dan Aturan Penyediaan Sarana dan Prasarana

KONSEP INSIDEN, KECELAKAAN KERJA, PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN NEAR MISS Insiden Kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan dimana cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian) dapat terjadi (termasuk insiden ialah keadaan/ situasi darurat ) Kecelakaan Kerja (Accident) Kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga / tiba- tiba yang menimbulkan korban manusia, kerusakan properti dan atau pencemaran lingkungan Penyakit Akibat Kerja Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan/atau lingkungan kerja. Biasanya terjadi setelah paparan yang cukup lama/ jangka waktu yang panjang Near Miss (Hampir Celaka) Suatu kejadian yang tidak diinginkan , bilamana pada saat itu sedikit saja ada perubahan maka dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan/ kerugian

PERBUATAN TIDAK AMAN (UNSAFE ACT) & KONDISI TIDAK AMAN (UNSAFE CONDITION) Unsafe Act  suatu perbuatan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang yang berpotensi untuk mendapat cedera atau kecelakaan Unsafe condition  suatu kondisi yang tercipta oleh seseorang atau sekelompok orang dan/ atau akibat operasional/ aktivitas yang tidak terkendali berpotensi menyebabkan kecelakaan (accidental loss)

CONTOH INSIDEN, KECELAKAAN KERJA DAN NEAR MISS

PERBUATAN TIDAK AMAN (UNSAFE ACT) & KONDISI TIDAK AMAN (UNSAFE CONDITION)

EFEK DOMINO KECELAKAAN KERJA

MAKNA RAMBU- RAMBU K3 DI TEMPAT KERJA Tanda Larangan Tanda Bahaya Tanda Kewajiban Tanda Sarana Darurat Kebakaran Tanda Sarana Keselamatan, P3K dan Evakuasi Darurat Tanda Sarana/ Fasilitas Umum

JENIS ALAT PEMADAM API BANGUNAN Alat Pemadam Api Sederhana (APAS) Air Pasir Karung Alat bantu: - Ember, Kaleng Metode Pemadaman: Pendinginan Alat bantu: - Ember, Sekop Metode Pemadaman: Pembatasan Oksigen Alat bantu: - Karung goni Metode Pemadaman: Pembatasan Oksigen

JENIS ALAT PEMADAM API Alat Pemadam Api Ringan (APAR) JENIS BASAH AIR BUSA (Foam) JENIS KERING DRY POWDER CO 2

JENIS ALAT PEMADAM API Alat Pemadam Api Berat (APAB) JENIS BASAH BUSA (Foam)  Kelas A dan B JENIS KERING DRY POWDER  Kelas A, B dan C CO 2  Kelas B dan C

PERSYARATAN TEKNIS APAR/ APAB APAR/ APAB ditempatkan di area yang mudah terlihat dan diakses Belum lewat masa kadaluwarsa Untuk storage pressure, tekanan tidak boleh kurang dari batas yang telah ditentukan Segel harus dalam keadaan utuh Stiker harus dapat dibaca dan dimengerti dengan jelas Selang harus tahan tekanan tinggi dan dalam keadaan baik Tabung harus dalam keadaan baik (tidak berkarat) Tutup harus dalam keadaan baik dan terpasang dengan erat

Bagian- Bagian APAR

CARA PENEMPATAN APAR . BAGIAN PALING ATAS 120 CM 15 CM MUDAH DILIHAT DAN MUDAH DIJANGKAU TIDAK TERHALANG

CARA PENGGUNAAN APAR

SELIMUT API/ FIRE BLANKET

HYDRANT Hydrant Halaman/ Outdoor  milik satu organisasi untuk kepentingan pemadaman api di atau dari luar bangunan Hydrant Gedung/ Indoor  milik satu organisasi untuk keperluan pemadaman api di dalam bangunan

HYDRANT Resiko Sedang Resiko Berat Luas 800- 1600 M 2 2 titik hydrant, tambahan 1 titik tiap 800M 2 Luas 600- 1200 M 2 2 titik hydrant, tambahan 1 titik tiap 600M 2 Resiko Ringan Luas 1000- 2000 M 2 2 titik hydrant, tambahan 1 titik tiap 1000M 2 HIDRAN KELAS I Hidran yang outletnya berdiameter 2,5 inchi yang dipersiapkan untuk petugas pemadam atau orang yang sudah terlatih HIDRAN KELAS II Hidran yang outletnya berdiameter 1,5 inchi yang dipersiapkan untuk penghuni gedung atau orang yang belum terlatih HIDRAN KELAS III Hidran yang outletnya berdiameter 1,5 dan 2.5 inchi (perpaduan hidran kelas I dan II )

Basic Environment

Pengenalan dasar lingkungan Pendekatan Ekonomi kesatuan ruang dengan semua benda , daya , keadaan , dan makhluk hidup , termasuk manusia dan perilakunya , yang mempengaruhi alam itu sendiri , kelangsungan perikehidupan , dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Lingkungan keadaan sekeliling tempat organisasi beroperasi termasuk udara , air, tanah , sumberdaya alam , flora, fauna, manusia dan keterkaitannya . (ISO 14001)

Jenis- jenis Lingkungan Lingkungan Alam / Biotis ( terbentuk secara alami ) Lingkungan Buatan / Fisik ( terbentuk karena dibuat manusia ) Lingkungan Sosial ( terbentuk karena adanya interaksi manusia ) Contoh di dalam Perusahaan Lingkungan alam = hutan alam di estate Lingkungan buatan = tanaman produksi / perumahan estate Lingkungan sosial = lingkungan di perumahan estate

CULTURE BIOTIC ABIOTIC Pentingnya mencermati integrasi antar Ketiganya ( keterkaitan )

Tipe Lingkungan Terbaharui (renewable) Tipe lingkungan yang dapat memperbarukan diri sendiri ( atau dapat diperbarukan ). Contoh : Hutan alam , hutan tanaman industri . Tidak terbaharui (unrenewable) Tipe lingkungan yang tidak dapat memperbarukan diri sendiri . Contoh : minyak bumi , gas alam .

AMDAL A. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan – AMDAL Kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan / atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan / atau kegiatan . ( Undang-Undang No. 32 tahun 2009, PP No. 22 Tahun 2021) Dalam pelaksanaannya , AMDAL merupakan proses pengkajian terpadu yang mempertimbangkan aspek ekologi , sosial-ekonomi , dan sosial-budaya sebagai pelengkap studi kelayakan suatu rencana usaha dan / atau kegiatan .

Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL) Memuat ruang lingkup dan kedalaman kajian analisisi mengenai dampak lingkungan hidup yang akan dilaksanakan sesuai hasil proses pelingkupan . Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) Memuat telaah secara cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu rencana usaha dan / atau kegiatan , berdasarkan arahan yang telah disepakati dalam dokumen KA-ANDAL Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Memuat berbagai upaya penanganan dampak terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan / atau kegiatan . Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Memuat berbagai rencana pemantauan terhadap berbagai komponen lingkungan hidup yang terkena dampak akibat dari rencana usaha dan / atau kegiatan . Jenis Dokumen AMDAL

Isi Dokumen AMDAL KERANGKA ACUAN (KA-ANDAL) ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL) RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HDUP (RKL) RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HDUP (RPL) Memuat : Potensi dampak penting Wilayah studi Arahan kedalaman studi ANDAL, RKL, RPL Memuat : Rona LH Prakiraan dampak Evaluasi dampak Bahan masukan untuk keputusan kelayakan lingk -an Memuat : Arahan untuk pengelolaan dampak penting lingkungan Memuat : Arahan untuk pemantauan dampak penting lingkungan

Aspek dan Dampak Lingkungan Aspek Lingkungan Aktivitas atau produk atau layanan dari suatu perusahaan yang dapat berinteraksi/memberi pengaruh pada lingkungan. Semua perubahan yang terjadi pada lingkungan, yang disebabkan oleh seluruh atau sebagian aspek lingkungan dari suatu organisasi. Dampak ini dapat bersifat merugikan atau menguntungkan bagi lingkungan tersebut. Dampak Lingkungan Pengertian

Pengelolaan Lingkungan Ruang Lingkup Sempadan Sungai (Riparian) Kawasan sepanjang kiri-kanan sungai , termasuk sungai buatan / kanal / saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai . ( KepPres RI No.32 Th 1990) Kawasan Perlindungan Satwa Liar (KPSL) Suatu kawasan yang dialokasikan dikawasan hutan produksi karena berpotensi untuk menjadi tempat perlindungan satwa liar. Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah (KPPN) Suatu tipe kawasan pelestarian di dalam habitat aslinya ( In situ ) di kawasan hutan produksi untuk kepentingan pelestarian plasma nutfah baik dari jenis tumbuhan maupun hewan dan jasad renik . KPPN ( KepMenhutbun No.375/ Kpts -II/1998)

Ruang Lingkup High Conservation Value (HCV) Nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah kawasan seperti habitat satwa liar, daerah perlindungan resapan air, atau situs arkeologi dimana nilai-nilai tersebut diperhitungkan sebagai nilai yang sangat signifikan dan sangat penting secara local, regional dan global. Kawasan Fungsi Lindung Ekosistem Gambut (KFLEG) Adalah alokasi sebuah kawasan yang berfungsi untuk kawasan perlindungan flora dan fauna pada areal gambut .

Pengelolaan Sampah Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan / atau proses alam yang berbentuk padat . Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Dasar Hukum : UU No 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah Implementasi Pengelolaan Sampah di Lapangan : Penyediaan tempat penampungan sampah ( Tempat Pembuangan Akhir /TPA untuk sampah domestik ; Tempat Penyimpanan Sementara /TPS untuk sampah B3, sebelum dikirim ke pengelola B3). Pemilahan sampah ( organik , an- organik dan B3).

Tempat Penyimpanan Sementara & Tempat Pemilahan Sampah Tempat Penyimpanan Sementara Khusus Limbah B3 Progress Pembangunan

Pengelolaan LB3 ( Limbah bahan berbahaya dan beracun ) LB3 didefinisikan sebagai sisa usaha atau kegiatan yang mengandung zat atau komponen yang dapat mencemarkan , merusak , atau membahayakan lingkungan hidup , kesehatan , serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya . Pengelolaan LB3 Adalah kegiatan yang menghasilkan , mengangkut , mengedarkan , menyimpan , menggunakan , dan/ atau membuang B3. Pengelolaan B3 bertujuan untuk mencegah dan/ atau mengurangi risiko dampak B3 terhadap lingkungan hidup , kesehatan manusia , dan makhluk hidup lainnya . Dasar Hukum : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor 6 Tahun 2021 tentang Tata Cara Dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun

Implementasi Pengelolaan LB3 di Lapangan : Klasifikasi B3 LOGO BAHAYA BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) Mudah Meledak Cairan Mudah Menyala Reaktif Padatan Mudah Menyala Beracun Infeksius Korosif Berbahaya terhadap lingkungan Campuran

Implementasi Pengelolaan LB3 di Lapangan : Pihak Pertama ( Departement : Store, Plantation, Nursery dll ): Menghasilkan Pihak Ketiga (Vendor): mengangkut , mengedarkan , dan mengelola . Pihak Kedua (HSE): M enyimpan

Izin yang harus dimiliki dari Pihak Perusahaan Pengelolaan LB3 SOP penyimpanan dan/atau pengumpulan limbah B3 SOP tanggap darurat dan peralatan tanggap darurat sesuai ketentuan Izin dari MenLHK Dokumen Rincian teknis Surat Kerjasama kedua pihak PT dan Vendor

Contoh Isu Eksternal HSE No Isu Eksternal Resiko/ Dampak Perencanaan 1 Aktivitas di sekitar pabrik menimbulkan emisi udara yang cukup tinggi (tidak sesuai baku mutu) Menyebabkan penurunan baku mutu udara ambient dan penyakit akibat kerja bagi karyawan Diskusi dengan pihak- pihak tersebut untuk mengurangi dampak dari emisi, penanaman pohon di sekitar untuk kurangi dampak emisi 2 Perusahaan mendapatkan sanksi dari DLH mengenai penanganan lingkungan di area perusahaan yang tidak sesuai regulasi yang berlaku Penutupan usaha apabila tidak dilakukan perbaikan pada sanksi tersebut Bekerja sama dengan konsultan eksternal untuk memperbaiki sanksi dari DLH 3 Cuaca panas di sekitar lahan perusahaan Kebakaran lahan, polusi dari asap kebakaran Penambahan embung air untuk resapan dan tampungan air di sekitar lahan

K3 Lingkungan Ahli K3 Umum Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Air (PPPA) Ahli K3 Pemadam (Pemadam Kelas A) Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Udara (PPPU) Pemadam Kelas B- D Penanggung Jawab Limbah B3 (PLB3) Ahli K3 Kimia/ Petugas K3 Kimia Penanggung Jawab Operasional Pengolahan Air Limbah (POPAL) Ahli K3 Listrik/ Petugas K3 Listrik Penanggung Jawab Operasional Pengolahan Udara (POPU) Ahli K3 Lingkungan Kerja Operator Pengolahan Limbah B3 (OPLB3) Ahli K3 Konstruksi Petugas Pengambil Sample Air Limbah SIO Ketel Uap SIO Pesawat Angkat Angkut SIO Pesawat Tenaga Sertifikat Juru Las Sertifikat Jasa Boga Dokter & Perawat Hyperkes Internal Auditor SMK3 Petugas P3K Tenaga Kerja Bangunan Tinggi (TKBT) List Beberapa Kompetensi Wajib Sesuai Regulasi HSE

Contoh Ren cana Tanggap Darurat

Terima Kasih

Tugas Kelompok Pengertian Api dan Kebakaran ? 2. Apakah yang dimaksud dengan Hotspot? 3. Perbedaan Insiden dengan Near Miss? 4. Pengertian dari Amdal dan sebutkan isi dokumen AMDAL? 5. Perbedaan Sampah dan Limbah B3?