Materi Pertemuan I Teknologi bahan 1.pptx

HasrudinBic 0 views 10 slides Sep 30, 2025
Slide 1
Slide 1 of 10
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10

About This Presentation

Materi kuliah


Slide Content

B E T O N 1. Definisi - Beton : Bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus ( pasir ), agregat kasar ( kerikil / suplit ), semen portland dan air. - Beton bertulang : Beton yang mengandung batang tulangan dan direncanakan berdasarkan anggapan bahwa kedua bahan tersebut bekerja sama dalam memikul gaya-gaya . 2. Sejarah singkat beton bertulang - Pencipta beton bertulang yang pertama adalah Joseph Monier di Paris tahun 1860, bermula dari memasukkan jaring-jaring kawat kedalam dinding bak air (reservoir). - Tahun 1867 Joseph Monier mengambil paten atas bangunan lantai dari beton bertulang . - Tahun 1884 hak paten jatuh di Jerman dan Austria ke tangan C.A Waijss dan J. Bauschinger . C.A. Waijss berpendapat bahwa besi harus diletakkan pada bagian yang tertarik .

B E T O N - Kemudian beton bertulang banyak digunakan dimasing-masing negara antara lain : Austria : Melan – Pencipta Tulang Teguh Dr. Von Empenger – Penganjur bangunan besi tuang dibungkus besi beton sebagai tiang . Jerman : K oenen – menguraikan teori secara empiris tentang perhitungan beton bertulang . Perancis : Hennebique – Pertama menggunakan begel dan besi serong untuk menahan kekuatan lintang serta menggunakan tiang pancang dan papan dam dari beton . Amerika & Inggris : Hiatt & Kirkaldy – membuat beberapa balok beton bertulang dengan berjenis-jenis tulangan . Belanda : Van Hemmert – Mendirikan jembatan kereta api pertama dari beton bertulang .

BAHAN PEMBUAT BETON Semen Pada umumnya yang dipakai untuk konstruksi beton adalah semen portland . Semen portland pertama kali dipatenkan di Inggris pada tahun 1824. Beton yang menggunakan semen portland biasanyan memerlukan waktu 28 hari untuk mencapai kekuatan rencana dan setelah masa tersebut kekuatannya akan terus bertambah sedikit demi sedikit . 2. Agregat Halus Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat pemecah batu . Sesuai dengan syarat-syarat pengawasan mutu agregat , maka agregat halus harus memenuhi : Agregat halus harus terdiri dari butir yang tajam dan keras . Butir-butir agregat hakus harus bersifat kekal , artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca seperti terik matahari dan hujan . Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%, dimana yang diartikan dengan lumpur adlah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur lebih dari 5 % maka agregat halus harus dicuci .

BAHAN PEMBUAT BETON Agregat halus harus terdiri dari butir – butir yang beraneka ragam besarnya . Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus utnuk semua mutu beton , kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari pemeriksaan bahan-bahan yang di akui . 3. Agregat Kasar Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu ( suplit ). Pada umumnya yang dimaksud dengan agregat kasar agregat dengan besar butir lebih dari 5 mm. Sesuai dengan syarat-syarat mutu pengawasan mutu agregat untuk berbagai mutu beton , maka agregat kasar harus memenuhi : Agregat Kasar harus terdiri dari butir-butir yangkeras dan tidak berpori . Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai , apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melampaui 20% dari berat agregat seluruhnya . Agregat kasar harus kasar dan tahan , artinya tidak pecah dan hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca , matahari dan hujan .

BAHAN PEMBUAT BETON Agregat kasar tidak mengandung lumpur lebih dari 1%. Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar harus dicuci . Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton . Kekerasan dari butir-butir agregat kasar tidak boleh kehilangan berat lebih dari 50% setelah melalui pengujian persyaratan . Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya . Air Air yang digunakan untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung : minyak , asam , alkali, garam-garam , bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan .

BAHAN PEMBUAT BETON 5. Tulangan Beton lebih dominan memikul beban tekan , maka dalam hal menanggulangi beban tarik beton diberikan tulangan . Yang digunakan sebagai tulangan adalah setiap jenis baja tulangan . Pada umumnya baja tulangan yang terdapat di Indonesia dapat dibagi dalam mutu sebagai berikut : U-22 : biasa disebut baja lunak , mempunyai tegangan leleh karakteristik = 2200 kg/cm2. U-24 : biasa disebut baja lunak , mempunyai tegangan leleh karakteristik = 2400 kg/cm2 U-32 : biasa disebut baja sedang , mempunyai tegangan leleh karakteristik = 3200 kg/cm2. U-39 : yang iasa disebut baja keras , mempunyai tegangan leleh karakteristik = 3900 kg/cm2.

KELAS DAN MUTU BETON Kelas Mutu Kekuatan tekan Karakteristik (kg/cm2) I Bo - II B1 - K125 K175 K225 125 175 225 III K > 225 > 225

Beton Klas I Beton kelas I adlah beton untuk pekerjaan-pekerjaan non struktural . Untuk pelaksanaan tidak memerlukan keahlian khusus , pengawasan mutu hanya dibatasi pada pengawasan ringan terhadap mutu bahan-bahan . Beton Klas II Beton klas II adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan struktural secara umum . Didalam pelaksanaan memerlukan keahlian yang cukup . c. Beton Klas III Beton klas III adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan struktural dimana dipakai mutu beton dengan kekuatan tekan karakteristik lebih tinggi dari 225 Kg/cm2.

Hal-Hal yang mempengaruhi mutu Beton : Mutu Bahan Proporsi campuran Cara penakaran bahan Cara pencampuran Cara pengangkutan Cara pengecoran dan pemadatan Cara penyelesaian akhir dan cara peramatan

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN BETON Keuntungan antara lain : - Bentuk bangunan dapat bervariasi . Daya tahan yang tinggi terhadap api dan cuaca . Kedap ( menyerap ) suara . Material pembuat beton ( kecuali semen) mudah didapatkan . Sangat kuat dalam memikul beban tekan . b. Kerugian antara lain : Sifat permanen / tidak dapat dipindahkan . Bongkarannya tak dapat digunakan lagi . Bergantung pada cara pelaksanaan dan pengawasan .
Tags