MATERI REMAJA ANAK SEKOLAH GURU UKS.pptx

promkespuskesmassido1 7 views 30 slides Sep 15, 2025
Slide 1
Slide 1 of 30
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30

About This Presentation

BAHAN EDUKASI UNTUK KESEHATAN REMAJA BAGI GURU


Slide Content

INTEGRASI LAYANAN PRIMER Layanan Dasar Usia Sekolah & Remaja

Pengelolaan Kesehatan diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah Desa yang dilakukan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya Derajat Kesehatan Masyarakat yang setinggi ­ tingginya . SITUASI PENYELENGGARAAN KESEHATAN DI INDONESIA ? MASALAH KESEHATAN ? BAGAIAMANA MENGUKUR ?

Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) tahun 2022 masih rendah —target 100% Data sampai tanggal 13 Maret 2023 Tidak ada indikator SPM yang mencapai target 100% Target SPM akan tercapai jika pelayanan kesehatan primer kuat dengan kemudahan akses masyarakat akan pelayanan yang berkualitas 3 Sumber: Sekber SPM, Ditjen Bangda, Kementerian Dalam Negeri Capaian (%) No Indikator SPM 2021 2020 2022 1 Pelayanan kesehatan ibu hamil 1 84,51 82,54 75,83 Pelayanan kesehatan ibu bersalin 2 84,29 83,65 76,29 Pelayanan kesehatan bayi baru lahir 3 87,54 86,33 78,03 Pelayanan kesehatan balita 4 87,54 79,07 71,98 Pelayanan kesehatan usia pendidikan dasar 5 62,26 60,47 72,3 Pelayanan kesehatan usia produktif 6 49,56 52,07 61,38 Pelayanan kesehatan usia lanjut 7 60,20 62,85 68,4 Pelayanan kesehatan penderita hipertensi 8 48,22 49,53 59,69 Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus 9 72,12 71,86 73,56 10 Pelayanan kesehatan ODGJ berat 77,20 76,55 72,94 11 Persentase orang terduga Tuberkulosis 61,52 58,33 68,56 12 Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang melemahkan daya tahan tubuh manusia (HIV) 62,80 63,19 69,26 Menurun Meningkat

4 Penyakit kronis yang sebagian besar dapat dicegah menjadi penyebab utama kematian dan beban fiscal (SASARAN) Stroke Ischemic heart disease Tuberculosis Cirrhosis Diarrheal diseases Diabetes Neonatal disorders COPD Lower respiratory infect Lung cancer Hypertensive heart disease 1 2 3 4 5 6 7 8 9 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 13 10 10 Stroke Tuberculosis Cirrhosis Diarrheal diseases Diabetes COPD Hypertensive heart disease Lower respiratory infect Neonatal disorders Lung cancer 25.9% Ischemic heart disease 28.3% -26.8% 8.2% -21.2% 49.9% 10.7% 23.8% -14.4% 42.4% -43.6% % change, 2009-2019 2009 2019 2 4 6 8 10 12 0.310 Leukaemia Cardiovascular diseases Hepatic Cirrhosis 3.500 Stroke Cancer Kidney failure Thalassaemia Haemophilia 0.361 10.300 2.500 2.300 0.509 0.405 Indonesia mengalami perubahan pola penyakit penyebab kematian tertinggi 4 penyakit ini menyebabkan beban pembiayaan terbesar Sumber: Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), BPJS Kesehatan (2020)

Sebagian besar kasus kematian yang terjadi di Indonesia merupakan kasus yang dapat dicegah Penyebab kematian utama per kelompok usia (SASARAN) Dapat dicegah Sebagian dapat dicegah Kecelakaan dan lainnya 96,8% 76,4% 63,9% 72,6% Neonatal disorder Congenital birth defects Sexually transmitted infections exc. HIV Lower respiratory infections Diarrheal Cedera yang tidak disengaja Tetanus Neonatal disorder Congenital birth defects Sexually transmitted infections exc. HIV Lower respiratory infections Diarrheal Cedera yang tidak disengaja Demam berdarah Kecelakaan transportasi Kanker Tuberkulosis Cedera yang tidak disengaja Tifus dan paratifoid Sirosis dan penyakit hati kronis lainnya Self-harm and inter-personal violence Kanker Penyakit jantung Stroke Lower respiratory infections Diabetes Melitus Tuberkulosis Kecelakaan transportasi Stroke Penyakit jantung Kanker Diabetes Melitus Penyakit paru obstruktif kronis Sirosis dan penyakit hati kronis lainnya Tuberkulosis 73,5% 1 2 3 4 5 6 7 % dari total kematian Peringkat Bayi Anak-anak Remaja Usia Produktif Lansia Sumber: Institut Evaluasi Metrik Kesehatan, Kemenkes data tahun 2019

TRANFORMASI, TRANSFORMASI, TRANSFORMASI, Bagaimana merubah Menjadi lebih baik ?

Kemenkes berkomitmen untuk mentransformasi sistem kesehatan Indonesia— salah satunya berfokus pada layanan primer 6 Pilar Transformasi Outcome RPJMN bidang kesehatan Visi Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan Meningkatkan kesehatan ibu, anak, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi Mempercepat perbaikan gizi masyarakat Memperbaiki pengendalian penyakit Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Memperkuat sistem kesehatan & pengendalian obat dan makanan Edukasi Penduduk Penguatan peran kader , kampanye , dan membangun gerakan , melalui platform digital dan tokoh masyarakat Pencegahan primer Penambahan imunisasi rutin menjadi 14 antigen dan perluasan cakupan di seluruh Indonesia Pencegahan sekunder Screening 14 penyakit penyebab kematian tertinggi di tiap sasaran usia , screening stunting, & peningkatan ANC untuk kesehatan ibu & bayi Meningkatkan akses dan mutu layanan sekunder & tersier Pengembangan jejaring layanan penyakit prioritas , perbaikan tata kelola RS pemerintah Memperkuat ketahanan tanggap darurat Tenaga cadangan tanggap darurat , table-top exercise kesiapsiagaan krisis Regulasi pembiayaan kesehatan dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, dan berkelanjutan; alokasi yang adil; dan pemanfaatan yang efektif dan efisien Transformasi Sistem Pembiayaan Kesehatan Penambahan kuota mahasiswa, beasiswa dalam & luar negeri, kemudahan penyetaraan nakes lulusan luar negeri Transformasi SDM Kesehatan Pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan Transformasi Teknologi Kesehatan Meningkatkan ketahanan sektor farmasi & alat kesehatan Produksi dalam negeri 14 antigen vaksin imunisasi rutin, top 10 bahan baku obat, top 10 alkes by volume & by value b a b a b Teknologi informasi Bioteknologi Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas layanan primer Revitalisasi jejaring dan standardisasi layanan Puskesmas , Posyandu , Labkesmas & kunjungan rumah d Transformasi Layanan Primer Transformasi Layanan Rujukan Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan 1 2 3 4 5 6

8 +270 juta penduduk Indonesia mendapatkan Pelayanan Kesehatan Primer berkualitas 100% wilayah dan kondisi kesehatan penduduk termonitor secara berkala +300 ribu unit penyedia pelayanan kesehatan rimer dengan fasilitas dan SDM terstandardisasi Kemenkes telah menetapkan 3 fokus Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer 1. PWS: Pemantauan Wilayah Setempat 1. Siklus hidup sebagai fokus integrasi pelayanan kesehatan sekaligus sebagai fokus penguatan promosi dan pencegahan 3. Memperkuat Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) melalui digitalisasi dan pemantauan dengan dashboard situasi kesehatan per desa, serta kunjungan keluarga 2. Mendekatkan layanan kesehatan melalui jejaring hingga tingkat desa dan dusun , termasuk untuk memperkuat promosi dan pencegahan serta resiliensi terhadap pandemi

INDONESI A ’s CARE PATHWAY Manajemen Alur Pelayanan Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) DIREKTORAT PELAYANAN KESEHATAN PRIMER DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA T A H U N 2 0 2 3

Sasaran Masalah Kesehatan Unit Pemberi Pelayanan Puskesmas (Kecamatan) Pustu (Desa/Kelurahan) Posyandu (Dusun/RT/RW) Ibu hamil, bersalin, nifas ANC Terpadu (6x + USG oleh dokter) Kelas ibu hamil Pemberian Tambahan Asupan Gizi pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) Persalinan normal Pelayanan Pasca Persalinan (nifas) Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtPA) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut Pengobatan ANC Terpadu (K2,K3, K4, K6) Kelas ibu hamil Pemberian Tambahan Asupan Gizi pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) Pelayanan Pasca Persalinan ( nifas) Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtPA) Pengobatan sederhana Kelas ibu hamil Pemberian Tambahan Asupan Gizi pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) Bayi dan anak pra-sekolah Pelayanan Neonatal Esensial Kelas Ibu Balita Pelayanan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Pengambilan dan pengiriman sampel SHK Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Imunisasi Rutin Lengkap Pemberian Vitamin A dan obat cacing Pencegahan, deteksi dini , Tatalaksana dan rujukan balita weight faltering, underweight, gizi kurang, gizi buruk dan stunting Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Skrining kasus TBC Skrining Talasemia Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtPA) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut Pengobatan Pelayanan Neonatal Esensial Kelas Ibu Balita Pemantauan Bayi dengan Berat Lahir Rendah (BBLR) Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Imunisasi Rutin Lengkap Pemberian Vitamin A dan obat cacing Pencegahan, deteksi dini, tatalaksana dan rujukan balita weight faltering, underweight , gizi kurang, gizi buruk dan stunting Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Skrining kasus TBC Skrining Talasemia Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtPA) Pengobatan sederhana Kelas Ibu Balita Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Imunisasi Rutin Lengkap Pemberian Vitamin A dan obat cacing Deteksi dini, Pendampingan serta rujukan balita weight faltering, underweight , gizi kurang, gizi buruk dan stunting Skrining kasus TBC Usia sekolah dan remaja Skrining kesehatan (PTM & PM) Vaksinasi / Imunisasi Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja Fasilitasi UKS Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtPA) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut Pengobatan Skrining kesehatan Vaksinasi / Imunisasi Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja Pencegahan anemia Pengobatan sederhana KIE Kesehatan Remaja Pencegahan anemia Upaya standarisasi layanan di Puskesmas, Pustu, Posyandu— lintas siklus hidup Penguatan Struktur disertai Standardisasi Paket Pelayanan Kesehatan

Sasaran Masalah Kesehatan Unit Pemberi Pelayanan Puskesmas (Kecamatan) Pustu (Desa/Kelurahan) Posyandu (Dusun/RT/RW) Usia Dewasa dan Lansia Skrining Obesitas Skrining Hipertensi Skrining DM Skrining faktor risiko stroke Skrining faktor risiko penyakit jantung Skrining kanker ( Kanker Leher Rahim, Kanker Payudara, Kanker Kolorektal, Kanker Paru) Skrining PPOK Skrining TBC Skrining Indera Penglihatan 10. Skrining Malaria Skrining kebugaran Skrining Talasemia Skrining kasus kekerasan terhadap perempuan Skrining masalah kesehatan jiwa Pelayanan kesehatan reproduksi bagi calon pengantin Skrining layak hamil bagi PUS Pelayanan KB Pelayanan Penyakit Akibat Kerja Skrining Geriatri Pelayanan kesehatan gigi dan mulut Pelayanan Pengobatan Skrining Obesitas Skrining Hipertensi SKrining DM Skrining kanker (Kanker payudara, Kanker Leher Rahim, Kanker Paru) Skrining Talasemia Skrining PPOK Skrining TBC Skrining Malaria Skrining Indera Penglihatan Skrining masalah kesehatan jiwa Skrining layak hamil bagi PUS Skrining kasus kekerasan terhadap perempuan Pelayanan KB Skrining Geriatri Pengobatan sederhana Skrining Obesitas Skrining Hipertensi Skrining DM Skrining TBC Skrining PPOK Skrining Malaria Skrining Indera Penglihatan Skrining masalah kesehatan jiwa Skrining layak hamil bagi PUS Pelayanan KB Skrining Geriatri Pengendalian Penyakit Menular Pencegahan, Kewaspadaan Dini, Respon Pengawasan Kualitas Lingkungan Layanan lain Laboratorium Farmasi Kegawatdaruratan Rawat inap 1. Laboratorium dengan RDT 1. Laboratorium dengan RDT Upaya standarisasi layanan di Puskesmas, Pustu, Posyandu— lintas siklus hidup

Pilar Transformasi Layanan Primer untuk memperkuat promotif dan preventif salah satunya dengan skrining

Jadwal skrining kesehatan pada anak usia sekolah dan remaja

Jadwal skrining kesehatan pada usia dewasa dan lansia

Kepala Puskesmas Kepala TU PJ. Klaster 1 (Manajemen) PJ. Klaster 2 (Ibu dan Anak) PJ. Klaster 3 ( Usia Dewasa dan Lansia ) PJ. Klaster 4 ( Penanggulangan Penyakit Menular ) PJ. Lintas Klaster Masing-masing klaster terdiri atas penanggung jawab (PJ) dan anggota sebagai pelakana teknis. Khusus untuk Penanggung jawab klaster 1 adalah Kepala Tata Usaha. Penataan organisasi Puskesmas diarahkan untuk menjamin terselenggaranya tugas dan fungsi Puskesmas secara efektif, efisien dan akuntabel, serta selaras dengan kebijakan pemerintah daerah dan perundang-undangan. Dapat ditunjuk penanggung jawab lainnya berdasarkan kebutuhan Puskesmas dengan persetujuan kepala dinas kesehatan daerah kabupaten/kota. Permenkes 43 Tahun 2019 TIM PELAKSANA ILP

KECAMATAN PUSKESMAS KELUARGA / MASYARAKAT DESA/ KELURAHAN Berbagai jenis UKBM (belum terintegrasi) Posyandu Posyandu Remaja Pos Malaria Posbindu PTM Posyandu Lansia Pos UKK Pos TB DUSUN/ RT/RW POSKESDES POLINDES POSKESRI 7,281 83,794 ~300,000 ~273.5 juta penduduk PUSKESMAS PUSTU POSYANDU MASYARAKAT +18,000 desa/kelurahan belum memiliki Poskesdes atau Puskesmas Pembantu Masih ada kendala dalam pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan primer : SDM, sarana, prasarana, peralatan dan BMHP Penyediaan layanan dilakukan berbasis program (mis., TBC, malaria) belum berdasarkan kebutuhan per siklus hidup 191 kecamatan di Indonesia belum memiliki Puskesmas Peran LKD 1 dalam pemberdayaan masyarakat mengenai kesehatan dilakukan secara terpisah oleh berbagai UKBM 2 Tantangan Kondisi Eksisting Kondisi yang diharapkan Pelayanan kesehatan primer direstrukturisasi menjadi lebih terintegrasi 2 1 3 4 5 Masih terfragmentasi Posyandu Prima PUSTU PUSTU PUSKESMAS PEMBANTU Penataan posyandu Penataan Pustu

MPI 4. Layanan Dasar Usia Sekolah & Remaja

Kompetensi Pelayanan Usia Sekolah dan Remaja Isi piringku

Kompetensi Pelayanan Usia Sekolah dan Remaja Aktivitas fisik adalah segala macam kegiatan yang menggunakan otot tubuh Aktivitas fisik Perbedaan Aktivitas Fisik dan Olahraga Aktivitas Fisik Olahraga Bentuk kegiatan yang tidak teratur Dapat dilakukan menggunakan alat-alat yang ditemukan sehari-hari Contoh: naik-turun tangga, menyapu, mencuci, mengepel, berkebun, dll. Bentuk kegiatan yang teratur Umumnya terencana dan memerlukan alat khusus Contoh: berenang, jogging, senam, bersepeda, bermain bola, dll. Manfaat Aktivitas Fisik untuk Anak Menjaga berat badan ideal dan mencegah kegemukan saat dewasa Melancarkan aliran darah dan menjaga kesehatan jantung Menstimulasi pertumbuhan dan kepadatan tulang Meningkatkan kekebalan tubuh Mencerahkan suasana hati dan mengatasi kebosanan saat belajar Rekomendasi Aktivitas Fisik untuk Anak Usia Sekolah dan Remaja Aktivitas fisik sebaiknya dilakukan selama kurang lebih 60 menit secara terus-menerus / kontinyu Contoh Aktivitas fisik untuk Anak Usia Sekolah dan Remaja: Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) Gerakan peregangan pada pergantian jam pelajaran Optimalisasi 4L (lompat, lari, lempar, loncat) melalui permainan rakyat dan olahraga tradisional pada jam istirahat Pembiasaan jalan kaki Menari, baik menari tradisional atau moder Kompetensi Pelayanan Usia Sekolah dan Remaja

Kompetensi Pelayanan Usia Sekolah dan Remaja Pencegahan anemia (TTD) untuk remaja putri Kompetensi Pelayanan Usia Sekolah dan Remaja

Kompetensi Pelayanan Usia Sekolah dan Remaja Kompetensi Pelayanan Usia Sekolah dan Remaja

Kompetensi Pelayanan Usia Sekolah dan Remaja Kompetensi Pelayanan Usia Sekolah dan Remaja

AKSI BERGIZI

Setiap SMP/SMA/ MTs/MA agar mengisi data ketersediaan Tablet Tambah Darah sebagai dasar pengajuan/ pengadaan tahun 2025 Alokasi diberikan 1 tahun dengan jumlah masing-masing siswi mendapatkan 56 tablet ( 1 minggu 1 tablet ) Pemantauan kepatuhan minum tablet Fe bagi siswi

Kompetensi Pelayanan Usia Sekolah dan Remaja Dampak Gangguan Penggunaan NAPZA Terhadap Kesehatan B ahaya NAPZA termasuk Rokok Kompetensi Pelayanan Usia Sekolah dan Remaja

Tahapan Penyalahgunaan Narkoba Tahap Coba-Coba Hanya karena ingin tahu, pengaruh teman dan pergaulan. Pada saat ini masih sulit untuk mengenali gejala. Gejala yang mungkin dapat terlihat dari orang-orang terdekatnya seperti: Perubahan sikap dan perilaku Lebih sensitive Tampak sering resah dan gelisah Merasa berdosam bersalah dan bingung Tahap Pemula Sudah melewati tahap coba-coba, mulai memakai secara insidentil karena sudah merasakan kenikmatannya. Gejala seperti: Sikap menjadi tertutup Jiwanya resah, gelisah, kurang tenang dan lebih sensitive Hubungan dengan keluarga renggang Hanya memiliki satu atau beberapa teman akrab Tahap Berkala Stl beberapa kali akai sca insidentil , pemakai narkoba akan terdorong utk p akai lebih sering lagi & teratur misal setiap malam minggu , sebelum belajar / tampil dll . Gejal seperti : ulit bergaul d g teman baru J d lebih tertutup , sensitif , mudah tersinggung Bangun siang , agak malas,gemar bohong Keakraban dg ortu & kelg sangat kurang Tahap Ketergantungan Tahap selanjutnya , pemakai Narkoba sering p akai narkoba disertai dg dosis yg semakin bertambah . Bila tdk akan alami penderitaan & t dk bisa melakukan apa-apa . Gejala seperti : Sulit bergaul dg teman baru J adi lebih tertutup , mudah tersinggung , malas , sering bangun siang , lebih menyukai hidup m l m Pandai bohong , gemar ni pu , mencuri / mrampas Demi mendapatkan narkoba rela menjadi pelacur , bandar , merampok dll Kompetensi Pelayanan Usia Sekolah dan Remaja Kompetensi Pelayanan Usia Sekolah dan Remaja

Upaya Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA kepada Masyarakat Memberikan Edukasi kepada Masyarakat Umum Melalui kegiatan ceramah , seminar, media sosial cetak dan elektronik Memberikan Edukas i & Keterampilan kpd OrTua Mampu melakukan deteksi dini adanya perubahan emosi dan perilaku pada remaja Dialog yang berkelanjutan antara orang tua dan anak Selalu memberi contoh pada anak Melibatkan diri pada aktivitas anak Miliki jadwal kebersamaan Mampu mengajarkan konsekuensi atas suatu perbuatan Penanaman disiplin dan membuat kesepakatan Mampu mengajarkan teknik pemecahan masalah yang efektif Doakan anak Kompetensi Pelayanan Usia Sekolah dan Remaja Kompetensi Pelayanan Usia Sekolah dan Remaja

28 C E R I A C erdas intelektual , emosional dan spiritual E mpati dlm berkomunikasi efektif R ajin beribadah sesuai agama dan keyakinan I nteraksi yang bermanfaat bagi kehidupan A sah , Asih dan Asuh Tumbuh Kembang dalam Keluarga & Masy Pencegahan Terhadap Gangguan Penggunaan NAPZA Bagaimana jika anak terpapar NAPZA? Kompetensi Pelayanan Usia Sekolah dan Remaja Kompetensi Pelayanan Usia Sekolah dan Remaja

PENCATATAN PELAPORAN KEGIATAN UKS Pendataan Sasaran siswa sebagai data dasar pelayanan kesehatan terintergrasi melalui ASIK ( Aplikasi Sehat IndonesiaKu) Pemanfataan ASIK untuk pencatatan hasil pelayanan dan skrining kesehatan yang bersifat individual
Tags