materi sejarah ZAMAN JEPANG_Revisi_23-09-2021.pptx
DikaRzky
5 views
50 slides
Sep 01, 2025
Slide 1 of 50
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
About This Presentation
penjelasan mengenai zaman penjajahan jepang di indonesia sampai dengan selesai
Size: 8.4 MB
Language: none
Added: Sep 01, 2025
Slides: 50 pages
Slide Content
Pearl Harbourl , 18 Desember 1941 LINK FILM PENDEK PEARL HARBOUL
PETA JALUR MASUKNYA JEPANG KE INDONESIA
KEDATANGAN JEPANG 18 Desember 1941, Jepang melakukan pemboman terhadap pangkalan AL Amerika di Pearl Harbour ( Hawai ). Setelah itu , disampaikan pernyataan perang secara resmi terhadap Amerika Serikat . Secara serentak Jepang bergerak masuk ke Asia Tenggara dengan taktik gerak cepat . Sasarannya adalah Indo- Cina , Muang Thai, Birma , Malaya, Filipina dan Hindia Belanda (Indonesia).
KAPITULASI KALIJATI Pimpinan tentara sekutu di Jawa adalah Letnan Jendral H. Ter Poorten . Sedangkan tentara Jepang dipimpin oleh Letnan Jendral Hitosyi Imamura. Pada tanggal 8 Maret 1942, Belanda menyerah dan harus menandatangani Kapitulasi Kalijati . Pihak Sekutu diwakili oleh Letnan Jendral Ter Poorten . Hadir pula Gubemur Jendral Belanda di Indonesia, Tjarda Van Starkenborg Stachouwer . Sedangkan pihak Jepang diwakili Letnan Jendral Hitoshi Imamura .
TIGA PEMERINTAHAN MILITER JEPANG Tentara ke enam belas (Angkatan Darat ) memerintah di Jawa dan Madura, dengan pusat pemerintahan di Jakarta/Batavia . Tentara ke duapuluh lima, memerintah di Sumatera, berpusat di Bukit Tinggi Armada Selatan Kedua memerintah Kalimantan, Sulawesi, Nusatenggara , Maluku dan Papua, pusatnya di Ujung Pandang
TIGA PEMERINTAHAN MILITER JEPANG
STRUKTUR PEMERINTAHAN SIPIL JEPANG
STRUKTUR PEMERINTAHAN SIPIL JEPANG
GERAKAN 3 A Gerakan Tiga A didirikan pada tanggal 29 April 1942. Pelopor gerakan Tiga A ialah Shimizu Hitoshi . Ketua Gerakan Tiga A adalah Mr. Syamsuddin , Ketua Parindra , Jawa Barat Untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia, Jepang mempropagandakan dirinya sebagai “ saudara tua ” yang akan membebaskan bangsa Indonesia dari cengkeraman bangsa Barat. Untuk itu kemudian pemerintah pendudukan Jepang membentuk Gerakan 3 A, yaitu : 1. Nippon Cahaya Asia 2. Nippon Pelindung Asia 3. Nippon Pemimpin Asia Namun gerakan ini tidak berumur lama, karena tidak mendapat simpati dari rakyat .
PUTERA Untuk dapat menarik simpati rakyat Indonesia, Jepang membebaskan para pemimpin Indonesia seperti lr . Soekarno , Moh . Hatta , Sutan Syahrir , dari penahanan Belanda. Kemudian Empat Serangkai , yakni : Ir. Soekarno , Drs. Moh . Hatta , K.H. Mas Mansyur dan Ki Hajar Dewantara mendapat kepercayaan untuk membentuk PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat), 16 April 1943. Tujuan : untuk membujuk kaum nasionalis sekuler dan golongan intelektual agar mau mengabdi kepada kepentingan Jepang . Dalam prakteknya , para pemimpin Indonesia memanfaatkan PUTERA untuk kepentingan bangsa Indonesia.
4 SERANGKAI, PENDIRI PUTERA
JAWA HOKOKAI Dalam perkembangannya , Jepang menganggap bahwa PUTERA lebih bermanfaat bagi pihak Indonesia daripada untuk Jepang . Maka Jepang membentuk organisasi baru , yaitu Jawa Hokokai ( Himpunan Kebaktian Jawa ). Alasan pembentukan organisasi ini adalah rakyat perlu dihimpun tenaganya lahir-batin sesuai dengan Hokoseisyin ( semangat kebaktian ). Sebagai organisasi sentral , Jawa Hokokai , terdiri dari beberapa Hokokai Profesi seperti : lzi Hokokai , Fujinkai , Keimin Bunka Syidoso , dan lain-lain.
MIAI ( Majelis Islam ‘Ala Indonesia) Pemerintah Jepang mengekang aktifitas kaum nasionalis , tetapi nasionalis Islam memperoleh kelonggaran . Karena Jepang menilai golongan ini paling anti Barat dan mudah dirangkul . Maka pada November 1943, Jepang memperkenankan berdirinya MIAI ( Majelis Islam ‘Ala Indonesia) yang sebenarnya sudah ada sejak zaman Belanda.
MIAI tumbuh menjadi organisasi besar . Maka tokoh-tokoh MIAI mulai diawasi . Oktober 1943 MIAI dibubarkan dan diganti MASYUMI ( Majelis Syuro Muslimin Indonesia), yang dipimpin K.H. Hasyim Asy'ari , K.H. Mas Mansyur , K.H. Farid Ma'ruf , Kartosudarmo . K.H. Nahrowi dan Zainul Arifin. MIAI ( Majelis Islam ‘Ala Indonesia)
SEINENDAN 29 April 1943, hari ulang tahun Kaisar Jepang , diumumkan pembentukan dua organisasi pemuda , yaitu Seinendan dan Keibodan . Syarat menjadi Seinendan berusia antara 15 – 25 tahun yang kemudian diubah 14 – 22 tahun . Oktober 1944 Jepang juga membentuk Josyi Seinendan ( Seinendan Putri ) Seinendan diberikan latihan-latihan militer Dalam Seinendan kaum nasionalis menanamkan pengaruhnya . Di markas besar Seinendan duduk beberapa nasionalis muda seperti : Sukarni dan Latief Hendraningrat .
SEINENDAN
Walikota Bandung R.A. Martadinata memimpin satuan milisi Seinendan dengan berbaris paling depan .
KEIBODAN DAN FUJINKAI Keibodan merupakan barisan pembantu polisi Keibodan adalah pemuda berusia 20 – 35 tahun , kemudian diubah menjadi 26 -35 tahun . Untuk kalangan etnis Cina juga dibentuk Kakyo Keibotai . Keibodan mendapat latihan khusus di sekolah polisi di Sukabumi . Keibodan dibentuk di desa-desa yang kurang mendapat pengaruh kaum nasionalis . Di Sumatera Keibodan disebut Bogodan . Di Kalimantan disebut Borneo Konan Hokokudan . Agustus 1943 dibentuk Fujinkai ( himpunan wanita ). Usia minimun Fujinkai 15 tahun . Funjinkai diberikan latihan militer .
KEIBODAN
FUJINKAI
SUISHINTAI DAN JIBAKUTAI 1 November 1944 dibentuk Suishintai ( barisan pelopor ) Barisan pelopor dipimpin oleh kaum nasionalis Indonesia, seperti lr . Soekarno ( ketua ), R.P. Soeroso (wakil), Otto lskandardinat a , dan Dr. Buntaran Martoatmodjo . Barisan pelopor merupakan " onderbouw " dari Jawa Hokokai . 8 Desember 1944 dibentuk Jibakutai ( Barisan Berani Mati). 15 Desember 1944 dibentuk Hizbullah ( Kaikoseinen Teishintai ) , barisan semi militer dari kaum muda Islam. Di sekolah-sekolah , para pelajar diwajibkan bergabung dengan Gokutotai ( barisan pelajar ).
HEIHO April 1943 Jepang memberi kesempatan kepada pemuda Indonesia menjadi Heiho ( pembantu prajurit Jepang ). Heiho langsung ditempatkan dalam organisasi militer Jepang . Syaratnya ialah berbadan sehat , berkelakuan baik dan berusia antara 18 - 25 tahun . Heiho lebih terlatih dibandingkan Peta. Sebagian Heiho dipercaya sebagai pemegang senjata anti pesawat tank, artileri medan , dan pengemudi . Mereka juga ikut bertempur di front Solomon, Irian, dan Birma .
HEIHO
TENTARA PETA Sebelum pembentukan Peta, Jepang melatih pemuda Indonesia untuk tugas intelejen yang dipimpin Letnan Yanagawa . Latihan ini yang berkembang menjadi Seinen Dojo ( panti latihan pemuda ) di Tangerang. Panglima tentara ke-16 Letnan Jendral Kumakici Harada menghendaki agar pembentukan Peta seolah-olah merupakan usul dari bangsa Indonesia sendiri . Maka dipilihlah Gatot Mangkupraja untuk mengajukan permohonan , agar dibentuk tentara yang anggotanya terdiri dari orang Indonesia. Permohonan dikabulkan melalui Osamuseirei No. 44, 3 Oktober 1943 yang isinya menetapkan dibentuknya Tentara PETA ( Pembela Tanah Air).
TENTARA PETA Berbeda dengan Heiho , di dalam PETA terdapat jenjang kepangkatan , yaitu : 1. Daidanco ( komandan batalyon ) 2. Cudanco ( komandan kompi ) 3. Shodanco ( komandan peleton ) 4. Budanco ( komandan regu ) 5. Geyuhei ( prajurit sukarela ) Calon perwira Tentara Peta mendapat latihan militer di Bogor. Setelah lulus mereka ditempatkan di daidan-daidan Jawa , Madura, dan Bali sebagai Daidanco . Tempat latihan untuk para calon Budanco di Magelang dan di Cimahi . Tentara Peta berperan penting selama Perang Kemerdekaan Indonesia dan sesudahnya .
SISTEM EKONOMI AUTARKI Ketika Jepang menduduki Indonesia, obyek-obyek vital dan perangkat-perangkat produksi hancur , sehingga pada awal pendudukan Jepang , sebagian besar kehidupan ekonomi lumpuh . Untuk mencegah meningkatnya harga barang , dikeluarkan peraturan pengendalian harga dan pelanggarnya dijatuhi hukuman berat . Harta benda dan perusahaan disita dan beberapa perusahaan vital seperti pertambangan , listrik , telekomunikasi dan perusahaan transport langsung dikuasai pemerintah pendudukan Jepang
Jepang menerapkan sistim ekonomi Autarki , artinya setiap daerah harus dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dan harus pula dapat menunjang kebutuhan perang . Tanaman kopi, teh , dan tembukau kurang berguna untuk usaha perang Jepang . Maka perkebunan untuk ketiga tanaman tersebut diganti dengan tanaman pangan dan tanaman jarak untuk pelumas yang berguna dalam situasi perang . Kina dan Karet yang diperlukan untuk perang dipelihara dengan baik . Karena persediaan gula dianggap cukup , maka rakyat dilarang menanam tebu dan membuat gula SISTEM EKONOMI AUTARKI
Pada tahun 1944 keadaan perang semakin kritis , maka kebutuhan perang semakin meningkat pula. Maka dilancarkan kampaye pengerahan barang dan bahan makanan secara besar-besaran . Pengerahan ini dilakukan oleh Jawa Hokokai , Nogyo Kumiai ( Koperasi Pertanian ) dan instansi-instansi resmi pemerintah lainnya . SISTEM EKONOMI AUTARKI
Sejak tahun 1942 kebutuhan pangan rakyat sudah tidak mencukupi , dan terus bertambah parah . Pemerintah Jepang memerintahkan memperbesar produksi pangan dan membuka areal baru . Di Sumatera Timur dibuka 10.000 hektar ladang padi baru . Di Pulau Jawa 500.000 hektar hutan ditebang secara liar. Di Kalimantan dan Sulawesi penduduk diwajibkan menanam padi . Dari jumlah hasil panen rakyat hanya boleh memiliki 40% saja . Sedangkan yang 30% diserahkan kepada pemerintah melalui Kumiai Penggilingan Padi dan dibeli dengan harga yang telah ditentukan oleh pemerintah . Sisanya sebanyak 30% lainnya disediakan untuk bibit dan disetorkan ke lumbung desa . SISTEM EKONOMI AUTARKI
Berbagai penyakit timbul karena kekurangan gizi dan kematian meningkat . Di Wonosobo angka kematian mencapai 53%, dan Purworejo 24,7%. Sebagian besar rakyat di desa-desa memakai pakaian dari karung goni dan bagor . Bahkan ada yang menggunakan lembaran karet sebagai penutup tubuhnya . SISTEM EKONOMI AUTARKI
Untuk keperluan perang , Jepang membutuhkan tenaga kerja yang banyak untuk membangun sarana pertahanannya . Pengerahan tenaga yang semula sukarela berubah menjadi paksaan . Desa-desa diwajibkan meyediakan sejumlah tenaga Romusha menurut jatah tertentu . Panitia pengerahan romusha itu disebut Romukyokai yang ada di setiap daerah . Karena tenaga kerja Romusha umumnya petani , maka besar pengaruhnya bagi merosotnya perkonomian desa . ROMUSHA
Di tempat-tempat mereka bekerja , romusha diperlakukan dengan kasar , kesehatan dan makanan tidak terjamin , sehingga banyak diantara mereka yang meninggal . Oleh karena itu banyak orang takut menjadi romusha . Untuk menghilangkan ketakutan penduduk , sejak tahun 1943 Jepang melancarkan kampanye baru , bahwa romusha sebagai " prajurit ekonomi '' atau " pahlawan pekerja ". ROMUSHA
Pada bulan Januari 1944, Jepang memperkenalkan sistem Tonarigumi ( rukun tetangga ), yang terdiri 10-20 rumah tangga . Beberapa tonarigumi dikelompokkan menjadi kru ( desa atau kota ). Maksud diadakan tonarigumi adalah untuk mempermudah mengawasi dan mengendalikan penduduk , dan memperlancar kewajiban-kewajiban yang dibebankan pada penduduk . ROMUSHA
SEKIAN TERIMAKASIH
Hermawan , Penulis Buku Paket Sejarah SMA, Penerbit Yudhistira , Bogor - Jakarta