Materi Teknik Balut & Bebat Bidai M IRHAM.pptx

hamek3lh 0 views 31 slides Oct 07, 2025
Slide 1
Slide 1 of 31
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31

About This Presentation

p3k


Slide Content

TEKNIK BALUT DAN BEBAT BIDAI Muh Irham Syamsuri PST JARINGAN JATIM II Jombang,06 Februari 2024

PROFIL Nama : Muh Irham Syamsuri TTL : Sampang , 18 Februari 1994 Status : Menikah Email : [email protected] Pengalaman Kerja : 2016 - 2018 : CV Anugrah Teknik ( Kontraktor Wilmar Nabati yang bergerak dibidang Maintenance E/M) 2018 : PT. Giri Kontraktor Indonesia ( Kontraktor Wilmar Nabati yang bergerak dibidang Project Gedung / Sipil ) 2018 – 2019 : PT. Hasta Prajatama ( Project T/L 150kV Topoyo – Pasang Kayu Sulawesi Barat) 2019 – 2020 : PT. Surveyor Indonesia Project PLN PUSMANPRO UPMK II ( PST Jar NTB ) 2020 – 2021 : PT. Boma Bisma Indra ( Project Epc MRMP Bulog ) 2021 – Sekarang : PT. Surveyor Indonesia Project PLN PUSMANPRO UPMK II ( PST Jar Jatim II )

DEFINISI Pembalutan / bebat adalah penutupan suatu bagian tubuh yang cedera dengan bahan tertentu dan dengan tujuan tertentu .

TUJUAN Menahan sesuatu seperti : menahan penutup luka menahan pita traksi kulit menahan bidai Memberikan tekanan,terhadap : kecenderungan timbulnya perdarahan atau hematom adanya ruang mati (dead space ) Melindungi bagian tubuh yang cedera . Memberikan "support" terhadap bagian tubuh yang cedera .

Manfaat Bebat Menopang suatu luka Mengimobilisasi luka Memberikan tekanan . Menutup luka . Menopang bidai ( dibungkuskan pada bidai )

Prinsip Pembalutan Balutan harus rapat rapi jangan ter l alu erat karena dapat mengganggu sirkulasi . Jangan terlalu kendor sehingga mudah bergeser atau lepas . Ujung-ujung jari dibiarkan terbuka untuk mengetahui adanya gangguan sirkulasi . Bila ada keluhan balutan terlalu erat hendaknya sedikit dilonggarkan tapi tetap rapat, kemudian evaluasi keadaan sirkulasi

Tipe Pembebat : Strectable roller bandage Terbuat dari kain , kasa , flanel , atau bahan elastik . Kebanyakan terbuat dari kasa karena mudah menyerap air dan darah , serta tidak mudah longgar . Jenis-jenisnya : Lebar 2,5 cm  : digunakan untuk jari tangan , kaki Lebar 5 cm      : digunakan untuk leher dan pergelangan tangan Lebar 7,5 cm   : digunakan untuk kepala , lengan atas , fibula, kaki Lebar 10 cm    : digunakan untuk daerah femur dan pinggul Lebar 10-15 cm : digunakan untuk dada, abdomen, punggung .

Lanjutan .. 2. Triangle cloth Berbentuk segitiga dan terbuat dari kain masing-masing panjangnya 50-100 cm . Digunakan untuk bagian tubuh yang berbentuk lingkaran , atau untuk menyokong bagian tubuh yang luka . Biasa dipakai pada luka kepala , bahu , dada, tangan , kaki, lengan atas .

MACAM BAHAN PEMBALUTAN Pembalut segitiga ( mitella ) Terbuat dan kain tipis, lemas , kuat , biasanya berwama putih . Bentuk segitiga sama kaki- tegak lurus dengan panjang kaki- kakinya 90 cm - 100 cm. (40 inch ). Cara memakainya bisa dilebarkan atau dilipat-lipat sehingga berbentuk dasi (Cravat) atau seperti kain pramuka . Penggunaannya bisa untuk pembalut biasa , tourniquet, penahan bidai atau penyangga . Pembalut pita Pembalut bentuk pita ada bermacam-macam : a. Pembalut kasa gulung Biasanya untuk pembalut luka sederhana atau pembalut gips . Pembalut kasa dipakai bila diperlukan pembalut yang kaku dan kuat misalnya untuk penutup kepala , bidai . Disamping itu bisa juga dibuat dari kain katun atau kain flanel , dan seringkali dipakai untuk tujuan PPGD.

Lanjutan . . b . Pembalut elastik Bisa dipakai untuk berbagai tujuan: penahan, penekanan, pelindung dan penyangga, sehingga pemakaiannya sangat luas . c. Pembalut tricot Terdiri dari kain, seperti kain kasa sehingga agak elastik bagian tengahnya diisi kapas sehingga berbentuk bulat panjang. Pemakaiannya sebagai bebat, tekan, penahan, penyangga dan pelindung.

3. Plester Terdiri dari pita berperekat, dipergunakan untuk : melekatkan kassa penutup luka untuk fiksasi untuk adaptasi , mendekatkan tepi-tepi luka lama yang sudah bersih . Saat ini telah tersedia lembaran / anyaman berperekat yang tahan air ( Hipafix ). Untuk melekatkan penutup luka secara berkeliling dengan sedikit penekanan dan agak kedap air.

PUTARAN DASAR DALAM PEMBEBATAN Putaran spiral Digunakan untuk membebat bagian tubuh yang mempunyai lingkaran sama , misal : lengan atas , kaki Putaran dibuat dengan sudut kecil 30   dan setiap putaran menutup 2/3 lebar bandage dari putaran sebelumnya

Lanjutan . . b.   Putaran sirkuler Biasanya digunakan untuk mengakhiri pembebatan , juga untuk menutup bagian tubuh yang berbentuk silinder / tabung misalnya pada bagian proksimal jari kelima . Biasanya tidak digunakan untuk menutup daerah luka karena menimbulkan ketidaknyamanan Bebat ditutupkan pada bagian tubuh sehingga setiap putaran akan menutup dengan tepat bagian putaran sebelumnya .

Lanjutan . . c.    Putaran berulang Digunakan untuk menutup bagian bawah dari tubuh misalnya tangan , jari , atau pada bagian tubuh yang diamputasi Bebat diputarkan secara sirkuler di bagian proksimal . Kemudian ditekuk membalik dan dibawa ke arah sentral menutup semua bagian distal. Kemudian bagian inferior, dengan dipegang tangan yang lain dibawa kembali ke arah kiri dari bagian sentral bebat . Pola ini dilanjutkan bergantian ke arah kanan dan kiri , saling tumpang tindih , tetapi pada putaran awal dengan 2/3 lebar bebat . Bebat kemudian diakhiri dengan dua putaran sirkuler yang bersatu di sudut lekukan dari bebat .

Lanjutan . . d. Putaran angka delapan Biasanya digunakan untuk membebat siku , lutut , tumit . Bebat diakhiri dengan dua putaran sirkuler menutupi bagian sentral sendi . Kemudian bebat dibawa menuju ke atas persendian , membuat putaran seperti angka delapan . Setiap putaran dilakukan ke atas dan ke bawah dari persendian dengan menutup putaran sebelumnya dengan 2/3 lebar bebat . Lalu diakhiri dengan dua putaran sirkuler di atas persendian .  

TEKNIK PEMBALUTAN Pembalut Segitiga 1. Untuk kepala " Capitalum parvum triangulare " (triangle of head or scalp) . - Untuk pembungkus kepala / penahan rambut “ Fascia Nadosa ” - Untuk fiksasi cedera tulang / sendi pada wajah 2 . Untuk pembalut mata/ telinga / perdarahan temporal 3. Untuk pembalut sendi bahu , sendi panggul 4. Untuk pembalut punggung /dada, penyangga buah dada 5. Untuk pembalut sendi siku/lutut/tumit/pergelangan tangan 6. Untuk pembalut tangan /kaki 7. Untuk penyangga lengan / bahu

KEPALA

PEMBALUTAN DI BAHU

DADA

PEMBALUTAN SIKU

LENGAN

SIKU DAN LUTUT

BIDAI Bidai adalah alat yang dipakai untuk mempertahankan kedudukan atau letak tulang yang patah . Alat penunjang berupa sepotong tongkat , bilah papan , tidak mudah bengkok ataupun patah , bila dipergunakan akan berfungsi untuk mempertahankan , dan menjamin tidak mudah bergerak sehingga kondisi patah tulang tidak makin parah .

TANDA TANDA PATAH TULANG/FRAKTUR a .    Bagian yang patah mengalami pembengkakan (edema ) b.    Daerah yang patah terasa nyeri (dolor ) c.     Terjadi perubahan bentuk pada bagian yang patah d.    Anggota badan yang patah mengalami gangguan fungsi ( functiolaesa )

MACAM-MACAM BIDAI Splint improvisasi Tongkat : kayu , koran , majalah Fiksasi lengan dengan badan , ekstremitas bawah b. Splint konvensional Universal splint atas bawah   a . Periksa bagian tubuh dengan teliti . Periksa juga status vaskuler , neurologis , serta jangkauan gerakan b. Pilihlah bidai yang tepat PERSIAPAN PEMBIDAIAN

PRINSIP PEMBIDAIAN Prinsip pembidaian melalui 2 sendi . Sebelah proksimal dan distal dari fraktur Pakaian yang menutup bagian yang cedera dilepas , periksa adanya luka terbuka atau tanda-tanda patah dan dislokasi . Periksa dan catat ada tidaknya gangguan vaskuler dan neurologis pada bagian distal yang mengalami cedera sebelum dan sesudah pembidaian . Tutup luka dengan kasa steril . Pembidaian dilakukan pada bagian proksimal dan distal daerah trauma ( dicurigai patah atau dislokasi ). Jangan memindahkan penderita sebelum dilakukan pembidaian kecuali ada di tempat berbahaya . Beri bantalan yang lembut pada pemakaian bidai yang kaku . Periksa hasil pembidaian supaya tidak terlalu longgar atau ketat . Periksa respon fisik yang bersangkutan / korban

SYARAT-SYARAT BIDAI Ukuran meliputi lebar dan panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan Panjang bidai diusahakan melampaui dua sendi yang membatasi bagian yang mengalami patah tulang . Usahakan bidai dengan lapisan empuk agar tidak membuat sakit Bidai harus dapat mempertahankan kedudukan dua sendi tulang yang patah Bidai tidak boleh terlalu kencang atau ketat

TERIMA KASIH
Tags