materu SCIENTiiIFIC-PR000OBLEM-SOLVING.pptx

AdibMaulida 7 views 32 slides Sep 12, 2025
Slide 1
Slide 1 of 32
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32

About This Presentation

scientific problem solving


Slide Content

SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING (SPS) & Manajemen Konflik

PENGERTIAN Scientific Problem Solving adalah pengolahan dari masalah-masalah berdasarkan bahan-bahan yang ada untuk kemudian dipecahkan , diatasi dan diselesaikan dengan pendekatan ilmiah .

Fungsi Scientific Problem Solving (SPS) - Menyelesaikan masalah secara objektif dan terstruktur - Melatih pola pikir kritis dan analitis - Membentuk budaya diskusi dan kolaborasi - Menumbuhkan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan

PROBLEM / MASALAH Masalah adalah kenyataan / realitas yang menunjukkan adanya jarak antara rencana dan pelaksanaan , antara Apa yang diharapkan dengan apa yang menjadi kenyataan . Jarak tersebut biasanya dapat berupa : Ketimpangan , Kelangkaan , Kekurangan , Staknasi / Berhenti , Ketidaktahuan dll .

KLASIFIKASI MASALAH masalah dapat diklasifikasikan dalam dua ( 2 ) kelompok besar yaitu : 1. Masalah Sederhana   dengan kriteria sebagai berikut : -    Masalah Kecil -    Berdiri Sendiri -    Tidak berpautan dengan masalah lain -    Mempunyai konsekuensi kecil -    Pemecahannya / Solvingnya tidak membutuhkan pemikiran yang berat Pola yang digunakan dalam memecahkan kasus / problema sederhana pada umumnya berdasarkan : Intuisi / firasat , Pengalaman , kebiasaan , fakta dan informasi yang sederhana ,  wewenang yang melekat pada jabatan .

2.    Masalah Rumit dengan kriteria sebagai berikut : -    Masalahnya besar -    Tidak berdiri sendiri -    Berkaitan dengan masalah lain -    Mengandung konsekuensi yang tinggi -    Pemecahannya perlu pemikiran dan berkelompok . Untuk mencari solusi dari problematika yang tergolong rumit , masalah dapat dikelompokkan dalam dua (2) jenis , yaitu : Structured Problem : adalah masalah yang jalan faktor penyebabnya bersifat rutin ( berulang-ulang ). Sehingga pemecahannya dapat dilakukan dengan proses pengambilan keputusan yang bersifat kontinyu , dan dibakukan . Misalnya : kenaikan pangkat , kenaikan gaji , pengangkatan kader fungsional dll . Unstructured Problem : adalah masalah yang timbul sebagai hal khusus yang menyimpang dari masalah organisasi secara umum , tidak rutin , faktor penyebab dan konsekuensinya tidak jelas , timbulnya bersifat insidential . Sehingga penyelesaiannya memerlukan cara dan teknik khusus . Misal : konflik internal berkepanjangan , adanya persaingan bursa kaderisasi

TEORI-TEORI SCIENTIFIC PROBLEM  SOLVING Metode pemecahan masalah dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan , yakni : 1)  Pendekatan ilmiah , yaitu scientific problem solving. Metode pemecahan masalah yang menggunakan teori ilmiah dan sistematika ilmu . Melalui observasi , pengumpulan data, pengolahan , dan uji validitas data. Pendekatan ilmiah pada umumnya berkaitan dengan masala- masalah keilmuan , tetapi dapat diterapkan dalam organisasi , terutama secara operasional dalam melihat latar belakang munculnya masalah dan langkah-langkah pemecahannya .

2) Pendekatan fungsional-organis , yaitu pendekatan fungsional organisasi yang mempertemukan antara penyebab dan akibat yang ditimbulkan , baik berkaitan dengan perencanaan maupun pelaksanaan kegiatan organisasi . 3)      Pendekatan kekuasaan , yaitu mengambil alih semua persoalan dan menyusun kembali tugas dan kewajiban angghota organisasi secara propossional . Dalam pendekatan ini biasanya terjadi mutasi , pemecatan dan pendelagasian wewenang secara sepihak yang dilakukan langsung oleh pimpinan utama .

4)  Pendekatan filosofis , yaitu pemecahan masalah melalui tahapan pemikiran yang sistematis , yang dimulai dari pemecahan masalah yang sebenarnya , penerapan metode pemecahan dan penelusuran kembali tujuan dari alternative pemecahan yang ditetapkan . 5) Pendekatan destruktif-rekonstruktif , yakni pemecahan masalah yang ekstrem , yaitu membubarkan organisasi dan melakukan pembaharuan . Biasanya , oganisasi yang bermasalah berganti nama dan manajemen .

LANGKAH-LANGKAH PROBLEM SOLVING Persoalan merupakan akibat yang tidak diinginkan atau penyimpangan dari apa yang seharusnya terjadi ( seperti digambarkan dalam rencana , tujuan , harapan atau patokan ). Pemecahan masalah dapat dilakukan dengan melakukan langkah-langkah berikut : Analisis situasi dan identifikasi masalah . Yaitu meneliti dan mencermati keadaan dan peristiwa yang sedang dialami . Kemudian melakukan dan mengidentifikasi masalahnya agar memudahkan pencarian solusi . Analisis masalah dan mencari peneyebab masalah . Setiap masalah ditafsirkan dan dicari faktor-faktor yang menjadi penyebabnya

Analisis keputusan dan menyusun tindakan . Melakukan pengambilan keputusan dan melakukan langkah-langkah konkret untuk memulai suatu tindakan sesuai keputusan . Analisis persoalan potensial dan mengamankan tindakan . Permasalahan yang paling krusial diselesaikan lebih dahulu dan mengamankan tindakan dari pengaruh yang mengakibatkan munculnya masalah baru . Pelaksanaan pemecahan masalah dan tindakan . Seluruh masalah yang sudah terpecahkan dijadikan barometer untuk tindakan berikutnya

ANALISIS SWOT

STRATEGI PENYELESAIAN BERDASARAKAN SWOT Strategi SO (Strength-Opportunity) Gunakan kekuatan organisasi untuk memanfaatkan peluang . Strategi WO (Weakness-Opportunity) Perbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang . Strategi ST (Strength-Threat) Gunakan kekuatan organisasi untuk mengatasi ancaman . Strategi WT (Weakness-Threat) Kurangi kelemahan dan hindari ancaman .

Selain itu , untuk memecahkan masalah secara sistematis maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Menetapkan apa yang seharusnya terjadi , misalnya dalam bentuk rencana , jadwal kerja , standar kerja , tujuan atau target yang harus ducapai . 2. Menentukan ( mengidentifikasikan ) persoalan yang terjadi . 3. Memilih persoalan yang segera harus ditanggulangi dan persoalan yang masih dapat ditunda pemecahannya .

4. Merumuskan perincian persoalan yang segera harus dipecahkan untuk lebih mengenal persoalan itu ( deskripsi persoalan ). 5. Menentukan fakta atau hal yang mungki merupakan sumber dari sebab-sebab persoalan tersebut . 6. Menentukan kejadian , atau perubahan yang bersangkut paut dengan persoalan , atau merupakan sebab yang mungkin dari persoalan . 7. Menganalisis masing-masing sebab yang mungkin itu untuk mengetahui apakah ada hubungannya dengan segi persoalan yang terinci . 8. Memilih sebab yang paling pasti menimbulkan persoalan yaitu sebab yang paling mungkin menjelaskan terjadinya persoalan sesuai dengan perincian .

Manajemen Konflik

Konflik Konflik adalah situasi di mana satu , dua orang atau lebih menunjukkan ketidaksetujuan terhadap isu yang berkembang dalam organisasi,situasi yang menunjukkan antagonisme di antara satu dengan yang Lain.

2 MACAM AKIBAT KONFLIK Konflik Fungsional : Konflik yang menimbulkan akibat positif. Meningkatkan kreatifitas, semangat kerja, pengambilan keputusan akan lebih baik, berusaha untuk mencari pendekatan baru, memperjelas pandangan masing-masing individu Konflik Disfungsional/Destruktif : Konflik yang menimbulkan akibat negatif Menimbulkan kecemasan pada diri individu, meningkatkan ketegangan dalam berhubungan dengan individu lain, menimbulkan rasa tidak percaya dan curiga, individu cenderung hanya memperhatikan kebutuhan pribadi, adanya penolakan dalam bekerjasama

Tingkatan Konflik

Konflik Interpersonal ( antar individu ) Konflik ini sangat mempengaruhi emosi seseorang. Ada kebutuhan untuk melindungi citra diri ( self- image ) dan harga diri ( self esteem ) dalam pandangan org lain Kepribadian atau sifat yang beda akan menimbulkan koflik jenis ini, begitu pula kalau terjadi kegagalan komunikasi dan adanya perbedaan persepsi Timbul dari berbagai sumber, seperti : perubahan dalam organisasi, perbedaan nilai, perbedaan pandangan, ancama terhadap status

Konflik Intraindividu (diri sendiri) Adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus Konflik intraindividu juga bisa disebabkan oleh tuntutan tugas yang melebihi kemampuan . Ada tiga macam bentuk konflik intraindividu yaitu : Approach-approach Conflict , dimana seseorang mengalami konflik karena diperhadapkan pada dua tujuan yang sama-sama menguntungkan atau sama-sama disukai , karena memiliki daya tarik yang sama juga .

Sebagai contoh , di waktu yang sama , seseorang harus membuat pilihan menerima promosi jabatan yang sudah lama didambakan atau pindah tempat tugas ke tempat lain dengan iming-iming gaji yang besar . Avoidance-avoidance Conflict . Di sini , seseorang menghadapi situasi yang mengharuskan ia terpaksa memilih di antara dua alternatif yang sama-sama tidak disukai atau sama-sama dianggap buruk . Contoh kongkrit , Laboratorium Sistem Informasi disediakan opsi untuk pindah ke gedung yang angker atau tetap di gedung yang lama dan sumpek . Approach-avoidance conflict . Pada kasus ini , seseorang harus menghadapi situasi dimana waktu ia memilih , ia harus menghadapi konsekwensi yang saling bertolak belakang . Misalnya , orang itu akan memperoleh gaji yang sangat besar , tapi harus pindah ke tempat terpencil yang sangat tidak disukai .

Konflik dalam kelompok Terjadi karena perbedaan pandangan , loyalitas kelompok , dan persaingan utuk memperoleh sumber daya yang terbatas Dlm sebuah organisasi selalu ada keterbatasan sumber daya , sementara kebutuhan dan keinginan berbagai kelompok di dalamnya sangat beragam . Kondisi ini mendorong terjadinya konflik . Manfaat konflik dalam konteks organisasi adalah : Bersifat Fungsional adl konflik yang mendukung tercapainya tujuan dan meningkatkan kinerja kelompok Bersifat Disfungsional : konflik yang menghambat kinerja kelompok

Konflik antar Organisasi Dampak dari dua kelompok organisasi yang bersaing : Setiap kelompok menilai kelompok lain sebagai musuh Setiap kelompok mulai mengalami distorsi ( gangguan ) dalam persepsi ; kelompok cenderung melihat yang baik hanya berdasarkan kelompoknya sendiri . Rasa bermusuhan dgn kelompok lain meningkat , sebaliknya interaksi dan komunikasi dgn kelompok lain jadi menurun Jika kelompok di paksa untuk berinteraksi cenderung hanya mendengarkan saja .

ADA TIGA PANDANGAN TENTANG KONFLIK Pandangan tradisional : keyakinan bahwa semua konflik harus dihindari Pandangan relasi manusia : keyakinan bahwa konflik adalah suatu hasil yang natural & tidak dapat dihindari dalam suatu kelompok/organisasi Pandangan interaksionis : keyakinan bahwa konflik tidak hanya kekuatan positif dalam suatu keluarga atau orang, tetapi sangat diperlukan untuk berkinerja secara efektif

4 strategi penyelesaian konflik apabila sebuah konflik sudah terjadi : Menghindar ( avoiding ) : menarik diri secara fisik dan mental dari konflik yang terjadi Memperhalus ( smoothing ) : mengakomodasikan kepentingan pihak lain Memaksa ( forcing ) : menggunakan taktik kekuasaan untuk memenangkan konflik Mengahadapi konflik ( confronting ) : menghadapi konflik secara langsung dan menyelesaikannya dengan cara memuaskan semua pihak .

KEGAGALAN MENANGANI KONFLIK Kurangnya pemahaman sumber konflik Kurang menguasai cara-cara penyelesaian konflik Kurang percaya diri akan kemampuannya dalam menyelesaikan konflik Kurang mampu mengelola ketegangan dan kondisi emosi diri Kurang berani melakukan konfrontasi

Sekian dan Terima Kasih Selamat Belajar , Berjuang dan Bertaqwa

Sesi praktikal KELOMPOK 1 : Deskripsi Masalah : Dalam 3 bulan terakhir , kehadiran anggota IPNU IPPNU dalam kegiatan rutin seperti ngaji bareng , rapat , dan diskusi keilmuan menurun drastis . Beberapa pengurus mulai merasa putus asa karena kurangnya antusiasme anggota .

KELOMPOK 2 Deskripsi Masalah : Minimnya Regenerasi Kaderisasi Dalam 1 tahun terakhir , tidak ada anggota baru yang direkrut secara aktif . Pengurus didominasi oleh kader lama yang mulai sibuk .

KELOMPOK 3 Deskripsi Masalah : Kegiatan Tidak Konsisten dan Sering Batal Kegiatan yang sudah direncanakan sering batal karena alasan teknis , seperti tempat tidak tersedia , peserta sedikit , atau dana belum siap .

KELOMPOK 4 Tidak Ada Dokumentasi dan Arsip Kegiatan Setiap kegiatan berjalan tanpa dokumentasi yang baik . Tidak ada laporan , foto , atau data yang bisa dijadikan arsip atau bahan evaluasi .
Tags