Mengidentifikasi Bahaya dan Mengendalikan Resiko.pptx
imamds1974
39 views
120 slides
Aug 27, 2025
Slide 1 of 120
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
About This Presentation
Bahaya dan mengendalikan resiko ditempat kerja, project dan lain lain
Size: 98.45 MB
Language: none
Added: Aug 27, 2025
Slides: 120 pages
Slide Content
MENGIDENTIFIKASI BAHAYA & MENGENDALIKAN RISIKO Pelatihan dan sertifikasi AHLI MUDA k3 konstruksi
O UTLINE S K K NI 1 Peraturan Terkait 2 3 Identifikasi Bahaya 4 Penilaian Risiko 5 Pengendalian Risiko 6 I B PR P
S. 942100.001.011.01 Mengidentifikasi dan Mengendalikan Risiko Unit Kompetensi KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 350 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI JASA PROFESIONAL, ILMIAH DAN TEKNIS GOLONGAN POKOK JASA ARSITEKTUR DAN TEKNIK SIPIL; ANALISIS DAN UJI TEKNIS BIDANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) KONSTRUKSI S TA N DA R K O M P E T EN SI K ER J A NASIONAL INDON E S I A (SKKNI) Elemen Kompetensi : 1. Mengidentifikasi potensi bahaya di lingkungan kerja konstruksi Menginventarisasi berbagai jenis pekerjaan konstruksi y a n g a k a n dilaksanakan . Mengkaji potensi bahaya dokumen konstruksi dan metode pelaksanaan pekerjaan . Menyusun daftar potensi bahaya sesuai urutan kerja . 2. Melakukan penilaian risiko bahaya di lingkungan kerja konstruksi Menetapkan sarana , teknik , proses dan metode penilaian risiko bahaya . Melakukan penilaian risiko bahaya . Menetapkan tingkat risiko bahaya . Melakukan pengendalian resiko bahaya di lingkungan kerja konstruksi Menyusun rencana pengendalian risiko bahaya . Melakukan pengendalian risiko bahaya . Mengevaluasi pengendalian risiko bahaya .
T U J U A N PE M BE L A J ARA N
P ERATURAN PERATURAN terkait identifikasi bahaya dan pengendalian risiko
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2021 TENTANG PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI Bagian Ketiga PASAL 7 Elemen Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi kepemimpinan dan partisipasi pekerja dalam Keselamatan Konstruksi; perencanaan Keselamatan Konstruksi ; dukungan Keselamatan Konstruksi; operasi Keselamatan Konstruksi; dan evaluasi kinerja Keselamatan Konstruksi P A S A L 9 Perencanaan Keselamatan Konstruksi merupakan kegiatan yang paling sedikit meliputi: mengidentifikasi bahaya, penilaian risiko, pengendalian, dan peluang
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bagian Ketiga Perencanaan K3 P A S A L 9.3 Dalam menyusun rencana K3 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pengusaha harus mempertimbangkan: hasil penelaahan awal; identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko ; peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya; dan sumber daya yang dimiliki
Pengetahuan Dasar Keselamatan Konstruksi LAMBANG K3 Arti ( Makna ) Tanda Palang Bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK). Bentuk lambang berupa : palang berwarna hijau dengan roda bergerigi sebelas dengan warna dasar putih Arti ( Makna ) Roda Gigi Bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani . Arti ( Makna ) Warna Putih Bersih dan suci . Arti ( Makna ) Warna Hijau Selamat , sehat , dan sejahtera . Arti ( Makna ) 11 ( sebelas ) Gerigi Roda Sebelas Bab Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja .
Pengetahuan Dasar Keselamatan Konstruksi 01 ACCIDENT FREE Keinginan untuk selamat dan terhindar dari bahaya 02 BUSSINESS INTERUPTION Keinginan untuk terhinda r dari kerugian materi akibat kecelakaan 03 COMPLIANCE WITH LAW Memenuhi ketentuan hukum 04 COSTUMER SATISFACTION Desakan dari pihak luar dan tuntutan masyarakat LATAR BELAKANG KESELAMATAN KONSTRUKSI
Pengetahuan Dasar Keselamatan Konstruksi 01 03 07 “ SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI ” Keselamatan Keteknikan Konstruksi S tandar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan (K4) Keselamatan Publik Keselamatan & Kesehatan Kerja Keselamatan Lingkungan Identifikasi Bahaya , Penilaian Risiko dan Peluang ( HIRA O) , Prosedur Kerja Aman, Analisis Keselamatan Konstruksi (AKK), RKK, RMPK, RKPPL, Program Mutu dan RMLLP Bangunan / aset konstruksi Peralatan , material Pemilik/pemberi pekerjaan Tenaga kerja konstruksi Pemasok, tamu, Subpenyedia Jasa Masyarakat di sekitar proyek Masyarakat terpapar Lingkungan kerja Lingkungan terdampak proyek Lingkungan alam Lingkungan terbangun Menjamin Objek yang Diselamatkan Pencegahan Terhadap Metode Pencegahan Kecelakaan Keteknikan Konstruksi Kecelakaan Kerja, Penyakit Akibat Kerja Kecelakaan pada Masyarakat Kecelakaan Lingkungan Kecelakaan Konstruksi MATRIKS SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Pengetahuan Dasar Keselamatan Konstruksi 01 03 07 5 ELEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI KEPEMIMPINAN DAN PARTISIPASI TENAGA KERJA DALAM KESELAMATAN KONSTRUKSI Kepedulian Pimpinan Terhadap Isu Eksternal dan Internal ; Organisasi Pengelola SMKK; Komitmen Keselamatan Konstruksi dan Partisipasi Tenaga Kerja; Supervisi, training , akuntabilitas, sumber daya, dan dukungan DUKUNGAN KESELAMATAN KONSTRUKSI Sumber d aya berupa teknologi, peralatan, material, dan biaya Kompetensi tenaga kerja Kepedulian organisasi Manajemen k omunikasi Informasi Terdokumentasi EVALUASI KINERJA PENERAPAN SMKK Pemantauan atau inspeksi Audit Evaluasi Tinjauan Manajemen Peningkatan Kinerja Keselamatan Konstruksi PERENCANAAN KESELAMATAN KONSTRUKSI Identifikasi Bahaya , Penilaian Risiko , Pengendalian dan Peluang Rencana Tindakan Keteknikan, Manajemen, dan Tenaga Kerja yang tertuang dalam Sasaran dan Program; dan Pemenuhan standar dan Peraturan Perundang-undangan Keselamatan Konstruksi OPERASI KESELAMATAN KONSTRUKSI Perencanaan i mplementasi RKK Pengendalian operasi Keselamatan Konstruksi Kesiapan dan tanggapan terhadap kondisi darurat Investigasi kecelakaan konstruksi
Pengetahuan Dasar Keselamatan Konstruksi Tingkat Ris i ko adalah perpaduan antara tingkat kekerapan ( frekuensi , probability ) dan tingkat keparahan ( besarnya akibat , severity ) yang merupakan besaran dari kemungkinan kerugian dari suatu kecelakaan atau penyakit akibat kerja Tingka t Risiko = Tingkat Kekerapan x Tingkat Keparahan Tingkat Risiko Keparahan Kekerapan 1 2 3 4 5 1 1 2 3 4 5 2 2 4 6 8 10 3 3 6 9 12 15 4 4 8 12 16 20 5 5 10 15 20 25 Keterangan 1-4 : Tingkat risiko kecil 5-12 : Tingkat risiko sedang 15-25 : Tingkat risiko besar KEKERAPAN Hampir tak pernah terjadi 1 Kecil kemungkinan terjadi 2 Mungkin terjadi 3 Sangat mungkin terjadi 4 Hampir pasti terjadi 5 KEPARAHAN Fatalitas > 1 0rang 5 Fatalitas = 1 orang 4 Rawat Inap > 1 orang 3 Rawat inap = 1 orang 2 Cukup dengan P3K 1 Contoh : Mengecor beton kolom di tepi bangunan di lt 5, bekisting kolom setinggi 4 m tidak menggunakan perancah , tidak ada tangga dan tidak ada platform dan railing pelindung , dan pekerja cor tidak menggunakan fullbody harness . MAKA: tingkat kekerapan menjadi sangat mungkin terjadi (F=4), dan jika pekerja jatuh ke tanah akan mengalami fatalitas (A=4), TR = F x A = 4 x 4 = 16, jika dilihat di tab el , Tingkat risiko > termasuk risiko besar Risiko adalah kemungkinan akibat atau kemungkinan terjadinya kerugian , yang disebabkan karena terpapar oleh suatu bahaya . B Definisi Risiko dan Tingkat Risiko
ELEMEN UTAMA DARI MANAJEMEN RISIKO PE NETAPAN TUJUAN ANALISA RISIKO IDENTIFIKASI BAHAYA EVALUASI RISIKO AKIBAT KEMUNGKINAN PENGENDALIAN RISIKO MONITOR & REVIEW KOMUNIKASI & KONSULTASI PENILAIAN RISIKO
ManajemenRisiko HI-RA-DC
IDEN T I F I K AS I BAHA Y A
Pengetahuan Dasar Keselamatan Konstruksi CONTOH SUMBER: Orang Material, Benda Alat Lokasi Metode Kerja CONTOH KONDISI: lubang lantai tanpa railing lantai licin jalan berlubang kabel listrik terkelupas, tepian lantai tanpa railing CONTOH TINDAKAN: mengemudi terlalu cepat naik tanpa tangga bekerja tanpa APD bekerja tanpa kompetensi Definisi Bahaya A Kerugian dapat berupa : Cedera ( fatalitas , luka berat , cacat , luka ringan ) Kerusakan harta benda ( alat , material, mesin dsb ) Kerusakan lingkungan ( tanah , udara , dan air) Terganggunya proses Kombin a si dari semuanya . Bahaya adalah segala kondisi yang dapat merugikan baik cidera atau kerugian lainnya ; Bahaya adalah segala sesuatu berupa sumber , kondisi atau tindakan tidak selamat yang berpotensi mengakibatkan kerugian PENGERTIAN BAHAYA & RISIKO
Pengetahuan Dasar Keselamatan Konstruksi 07 BAHAYA ORANG / TENAGA KERJA BAHAYA ALAT BAHAYA MATERIAL BAHAYA LOKASI BAHAYA METODA KERJA SUMBER BAHAYA KONSTRUKSI
BAHAYA ( hazard ) K BBI Yang (mungkin) mendatangkan kecelakaan (bencana, kesengsaraan, kerugian, dan sebagainya) Segala sesuatu (sumber/kondisi/tindakan) berpotensi merugikan/ m e n c e d e r a k a n p a d a ; (m a n u s i a , k e ru sa k a n a l a t / h a r t a ben da , gangguan proses produksi, kerusakan lingkungan An d r y K u rni a w a n , S KM . , MKKK. - 2020 Bahaya : semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) dan atau penyakit akibat kerja (PAK) potensi BAH A Y A kondisi atau keadaan baik pada orang, peralatan, mesin, pesawat, instalasi, bahan, cara kerja, sifat kerja, proses produksi dan lingkungan yang berpotensi menimbulkan gangguan, kerusakan, kerugian, kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran dan penyakit akibat kerja
Pengetahuan Dasar Keselamatan Konstruksi JENIS BAHAYA KONSTRUKSI Chemical Hazard Electrical Hazard Mechanical Hazard Psychological Hazard Biological Hazard “ A man yaitu bebas dari bahaya , bebas dari gangguan , terlindung , tidak mengandung risiko , tidak merasa takut ” Physical Hazard Ergonomic 1 2 3 4 5 6 7
Pengetahuan Dasar Keselamatan Konstruksi JENIS JENIS BAHAYA KESEHATAN BAHAYA FISIK BAHAYA KIMIA BAHAYA BIOLOGI BAHAYA ERGONOMI BAHAYA PSIKOLOGI Kebisingan Pencahayaan Tekanan Radiasi Suhu ekstrim Getaran Partikulat Flamable, eksplosif Beracun Iritan, Korosif Karsinogen, Alergen G P C Virus Serangga Bakteri Jamur, dll Salah posisi Gerakan janggal Gerak monoton Letak tidak sesuai Stress beban kerja Pelecehan, kekerasan Intoleran, dll K A D A R X W A K T U Tingkat Paparan Dosis – respon Konsentrasi Intensitas Lama paparan Tingkat Paparan Dosis – respon Konsentrasi Intensitas Lama paparan Intensitas Lama Paparan Imunitas Sensitivitas Lama Paparan Intensitas Imunitas Sensitivitas R I S I K O Tuli Buta Depresi Kanker Kelelahan Fisik Jaringan otot rusak Silikosis, asbestosis Iritasi Kulit Keracunan Cacat Pance Indera Kanker, Alergi DB, HIV, Malaria Inifeksi Bisa/Racun Alergi Sakit punggung Terkilir Carpal Syndrome Cacat permanen Gangguan mental Depresi, Gelisah Tidak konsentrasi
Jenis Bahaya Bahaya Benda Fisik (Physical Hazards) Cahaya yang intensitasnya terlalu tinggi atau rendah (terlalu terang, gelap, remang-remang, dll.); Suara bising melebihi ambang batas; S u h u terlalu panas atau terlalu dingin (ruang, benda); Tekanan terlalu tinggi atau rendah; Radiasi elektromagnetis (ultra violet, infrared, dll.); Radiasi ionisasi (rontgen, radioactive/nuklir, dll.), Getaran benda bekerja dan getaran lingkungan kerja yang melampaui ambang batas. bahaya Listrik (Electrical Hazards) Kegagalan alat pengamannya (fuse, grounding, breaker, dsb); Kelebihan beban penggunaan; Loncatan bunga api; Isolasi yang tidak sempurna Bahaya Kimiawi (Chemical Hazards) Gas, uap dan cairan serta asap berbahaya debu (Arsenik,Timbal,Silica & Cadmium)
Bahaya Benda Bergerak (KineticHazards) Benda yang bergerak lurus/linear movement (mesin penempa, mesin potong, ban berjalan, mobil,dll.); Benda bergerak berputar/rotation (roda, roda gigi, crane, gerinda, katrol,dll.); Benda bergerak tak beraturan (debu, percikan metal/ partikel/zatkimia, semprotan bertekanan, dll.); Pengangkatan/pengangkutan (beban yang terlalu berlebihan beratnya atau kecepatannya,dll.) Bahaya Benda Diam (StaticHazards) Bahaya perbedaan elevasi atau gravitasi (printer yang diletakkan diatas lemari kerja sedangkan posisi pekerja berada dibawahnya); Bahaya air (terlalu dalam, terlalu dingin, terlalu panas); Bahaya kerusakan perkakas/sarana kerja; Bahaya konstruksi (jembatan/perancah ambruk, dll.); Bahaya pemasangan (sambungan/baut tidak kuat, dll.) Bahaya Ergonomi 1. Bentuk perkakas, bentuk peralatan, cara kerja, bentuk tempat kerja dan penanganan secara manual
Berkendara Melebihi Batas Kecepatan Dipengaruhi alkohol Narkoba Bekerja di ketinggian Tanpa APD Sarana pelindung jatuh Menggunakan alat kerja/APD tak layak/tak sesuai CONTOH BAHAYA T I N D A K AN TIDAK AMAN
Pengetahuan Dasar Keselamatan Konstruksi JENIS JENIS BAHAYA KESELAMATAN Meliputi semua bahaya yang menciptakan kondisi kerja yang tidak selamat , karena terjadi kontak dengan energi tertentu . Misal : Bahaya ketinggian ( energi gravitasi ) Bahaya struktur ambruk ( energi mekanika ) Bahaya kesetrum , meledak ( energi listrik ) Bahaya benda bergerak ( energ i kinetik ) Bahaya tabrakan ( energi kinetik ) Bahaya longsor ( energi mekanik / gravitasi ) Bahaya kebakaran ( energi panas ) Bahaya terdsandung ( enegi kinetik ) Bahaya radiasi ( energi radiasi ) Bahaya lainnya yang umumnya termasuk dalam kategori bahaya fisik . BAHAYA FISIK BAHAYA KIMIA BAHAYA PSIKOLOGI Tingkat Paparan Dosis – respon Konsentrasi Intensitas Lama paparan
What are hazards in these picture ?
DEFINISI INSIDEN Pengertian Insiden ialah kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan dimana cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian) dapat terjadi. Termasuk insiden ialah keadaan darurat. Pengertian Nearmiss ialah insiden yang tidak menimbulkan cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian). Pengertian Kecelakaan Kerja ialah insiden yang menimbulkan cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian) Kecelakaan kerja N e a r mi s s
Pengetahuan Dasar Keselamatan Konstruksi 01 03 07 Kesehatan adalah kondisi fisik , mental, dan sosial yang lengkap dan bukan sekadar tidak adanya penyakit atau kelemahan . Keselamatan adalah kondisi terlindung dari bahaya , risiko , atau cedera atau kerugian Unsafe Condition & Unsafe Action Unsafe Condition adalah k ondisi pekerjaan yang belum terlindung dari bahaya , risiko dan kerugian Unsafe Action adalah perilaku atau sikap dari pekerja atau orang di tempat kerja yang tidak mematuhi / tidak sesuai dengan persyaratan , prosedur standar keselamatan dan kesehatan kerja
Pengetahuan Dasar Keselamatan Konstruksi 01 03 07 Suatu keadaan / kondisi apabila pada saat itu sedikit saja ada perubahan maka dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan ( accident ) Incident Kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga / tiba-tiba yang dapat menimbulkan korban manusia , harta benda , dan lingkungan Accident ACCIDENT DAN INCIDENT
Pengetahuan Dasar Keselamatan Konstruksi 01 03 LACK OF CONTROL BASIC CAUSES IMMEDIATE CAUSES INCIDENT LOSS LEMAH PENGENDALIAN/ PENGAWASAN PROGRAM TAK SESUAI STANDAR TAK COCOK TAK PATUH STANDAR SEBAB-SEBAB DASAR FAKTOR PERSONAL FAKTOR PEKERJAAN SEBAB LANGSUNG TINDAKAN TAK AMAN KONDISI TAK AMAN KONTAK DENGAN ENERGI ATAU BAHAN KERUGIAN MANUSIA HARTA BENDA PROSES KERJA LINGKUNGAN MASYARAKAT KECELAKAAN ADALAH AKIBAT DARI RANGKAIAN SEBAB-AKIBAT (DOMINO EFFECTS) PENYEBAB KECELAKAAN DAN AKIBAT KERUGIANNYA Referensi : Teori Domino K3 by Herbert William Heinrich
Identifikasi bahaya dilakukan dengan mempertimbangkan : peraturan dan prosedur kerja , faktor sosial (termasuk beban kerja, jam kerja, pelecehan dan intimidasi), kepemimpinan dan budaya dalam organisasi; kegiatan rutin dan non-rutin , termasuk bahaya yang timbul dari: kondisi prasarana, peralatan, material, zat berbahaya dan kondisi fisik tempat kerja; desain produk dan layanan, penelitian, pengembangan, pengujian, produksi, perakitan, pengadaan, pemeliharaan dan pembuangan; faktor manusia; cara pelaksanaan pekerjaan. (Hazard)
c. kejadian yang pernah terjadi pada periode sebelumnya, baik dari internal maupun eksternal organisasi, termasuk keadaan darurat, dan penyebabnya; potensi keadaan darurat; faktor manusia , termasuk: o r a n g ya n g mem i l ik i a k s e s k e t em p a t ke rj a d an / a t a u kegiatan Pekerjaan Konstruksi, termasuk pekerja, pengunjung, dan orang lain; orang di sekitar tempat kerja yang dapat dipengaruhi oleh kegiatan Pekerjaan Konstruksi; pekerja di lokasi yang tidak berada di bawah kendali langsung organisasi; Identifikasi bahaya (2)
f. isu lainnya , meliputi: desain dari area kerja, proses, instalasi, mesin/peralatan, prosedur operasi dan organisasi kerja, termasuk kesesuaiannya dengan kebutuhan dan kemampuan pekerja yang terlibat; situasi yang terjadi di sekitar tempat kerja yang disebabkan oleh kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan yang berada di bawah kendali organisasi; situasi yang tidak di bawah kendali organisasi dan terjadi di sekitar tempat kerja yang dapat menyebabkan cedera dan penyakit/kesehatan yang buruk bagi orang-orang di tempat kerja; g. perubahan yang terjadi atau perubahan yang diusulkan terkait organisasi, operasi, proses, kegiatan dan SMKK; h. perubahan ilmu pengetahuan dan informasi tentang bahaya. Identifikasi bahaya (3)
6 Langkah Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Sesuai Standar OSHA Kumpulkan semua informasi mengenai bahaya yang ada di tempat kerja Panduan manual pengoperasian mesin dan peralatan Material Safety Data Sheet (MSDS) Laporan inspeksi Catatan kecelakaan dan penyakit akibat kerja Pola kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang sering terjadi Hasil pemantauan terkait paparan dan rekam medis pekerja Program K3 yang ada mencakup lockout/tagout, ruang terbatas, proses manajemen keselamatan, alat pelindung diri (APD) dll. Saran dan masukan dari pekerja, termasuk survei atau notulen pada pertemuan komite K3 Hasil Job Safety Analysis (JSA).
2. Lakukan inspeksi secara langsung untuk menemukan potensi bahaya yang ada di tempat kerja Kemungkinan besar bahaya akan muncul seiring dengan adanya perubahan area/proses kerja, mesin atau peralatan tidak memadai, pengabaian tindakan pemeliharaan/perbaikan, atau tata graha yang tidak terlaksana dengan baik 3 . Lakuka n iden t i f i k a s i bahay a t e r hada p k e s eha t a n k e r j a Bahaya kesehatan akan muncul bila seseorang kontak dengan sesuatu yang dapat mengakibatkan gangguan/kerusakan bagi tubuh ketika terjadi paparan yang berlebihan. Bahaya kesehatan dapat menimbulkan penyakit yang diakibatkan oleh paparan suatu sumber bahaya di tempat kerja Potensi bahaya kesehatan : faktor kimia (pelarut, perekat, cat, debu beracun, dll.), faktor fisik (kebisingan, penerangan, getaran, iklim kerja, dll.), bahaya biologis (penyakit menular), dan faktor ergonomi (tugas monoton/berulang, postur canggung, angkat berat, dll.) Langkah Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko (2)
4. Lakukan investigasi pada setiap insiden yang terjadi Insiden di tempat kerja ─ termasuk kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, near- misses dan laporan tentang bahaya lainnya ─ memberikan indikasi yang jelas tentang di mana bahaya berada. Dengan menyelidiki insiden dan membuat laporan secara menyeluruh, akan dengan mudah mengidentifikasi bahaya yang kemungkinan besar akan mengakibatkan sesuatu yang fatal di masa mendatang. Tujuan investigasi adalah untuk menemukan akar penyebab insiden atau faktor-faktor yang memengaruhi bahaya, agar kejadian serupa tidak terulang kembali. 5 . L a k u k a n i d entifi ka s i b a h a y a y an g t e rk ai t d en g a n s i t u as i darurat dan aktivitas non-rutin keadaan darurat dapat menghadirkan bahaya yang bisa menimbulkan risiko serius bagi pekerja. Aktivitas non-rutin, seperti inspeksi, pemeliharaan, atau perbaikan juga dapat menghadirkan potensi bahaya. Rencana dan prosedur perlu dikembangkan untuk merespons secara tepat dan aman terhadap bahaya yang dapat diduga terkait dengan keadaan darurat dan aktivitas non-rutin Langkah Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko (3)
6. Kelompokkan sifat bahaya yang teridentifikasi, tentukan langkah-langkah pengendalian sementara, dan tentukan prioritas bahaya yang perlu pengendalian secara permanen Langkah berikutnya adalah menilai dan memahami bahaya yang teridentifikasi dan jenis-jenis kecelakaan atau penyakit akibat kerja yang dapat timbul akibat bahaya tersebut. Informasi ini dapat digunakan untuk mengembangkan tindakan pengendalian sementara dan menentukan proritas bahaya mana saja yang butuh tindakan pengendalian permanen Langkah Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko (4)
PENI L AIA N R ISIK O DA N G E R hampir putus ACCIDENT INSIDEN p u tus
Kemungkinan terjadinya dampak ( ce d e r a p a d a d a r i s ua t u b a h a y a manusia, kerusakan p a d a alat/material/ proses/Iingkungan k a r e n a t e r p a p a r s u at u sekitar bah a y a ) akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan K B B I risiko (Risk)
PERATURAN PEMERINTAH NO. 14 TAHUN 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi Pasal I : merubah Pasal 1 47 risiko keselamatan konstruksi risiko konstruksi yang memenuhi satu atau lebih kriteria berupa besaran risiko pekerjaan, nilai kontrak, jumlah tenaga kerja, jenis alat berat yang dipergunakan dan tingkatan penerapan teknologi yang digunakan. 48 Penilaian risiko keselamatan konstruksi Penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi adalah perhitungan besaran potensi berdasarkan kemungkinan adanya kejadian yang berdampak terhadap kerugian atas konstruksi, jiwa manusia, keselamatan publik, dan lingkungan yang dapat timbul dari sumber bahaya tertentu, terjadi pada Pekerjaan Konstruksi dengan memperhitungkan nilai kekerapan dan nilai keparahan yang ditimbulkan.
-peleset jatuh karena lantai licin -jerembab karena housekeeping buruk -kilir punggung karena cara angkat salah -ta b r a k k e n d a r aa n k a r e n a cuac a k a bu t tebal -j a t u h d a r i k eti ngg ia n k a r en a ta ng g a patah/APD cacat -sengat listrik karena kulit kabel terkelupas C o n t o h K e m u n g kina n
Contoh Pekerjaan Proyek Tingkat Risiko Kecil Keselamatan Konstruksi 5 Teknologi sederhana Pekerja tidak lebih dari 25 orang Peralatan pertukangan Potensi bahaya rendah Nilai pekerjaan kurang dari 10M
Risiko Keselamatan Konstruksi kecil; sedang; besar. bersifat berbahaya rendah berdasarkan penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan oleh Pengguna J a s a berdasarkan perhitungan; Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS sampai dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah); mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah kurang dari 25 (dua puluh lima) orang; dan/atau Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi sederhana. Risiko Kecil PERATURAN PEMERINTAH NO. 14 TAHUN 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi P a s al 84AE
Risiko sedang bersifat berbahaya sedang berdasarkan penilaian Risiko Keselamatan K o n s t ru k s i y a n g d ite ta p k a n o le h P e n gg u n a J a s a be r d s a s a r k a n p e r h i t u n g a n ; Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di atas Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) sampai dengan Rp100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah); mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah 25 (dua puluh lima) orang sampai dengan 100 (seratus) orang; dan/atau Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi madya. Risiko besar bersifat berbahaya tinggi berdasarkan penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi. Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di atas Rp100.000.000.000; mempekerjakan tenaga lebih dari 100 (seratus) orang; menggunakan peralatan berupa pesawat angkat; menggunakan metode peledakan dan/ atau menyebabkan terjadinya peledakan; Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi tinggi.
PENGETAHUAN DASAR KESELAMATAN KONSTRUKSI Identifikasi Bahaya , Penilaian Risiko , Penentuan Pengendalian Risiko , dan Peluang yang selanjutnya disebut IBPRP adalah proses mengidentifikasi bahaya , menilai dan mengendalikan risiko , serta menilai peluang . IBPRP
Konsep dasar penilaian risiko Identifikasi Bahaya A. Sumber (4M 1 E) B. jenis Orang ( Man ) Bahan ( Material ) Mesin ( Ma c h i ne ) Metode Kerja ( Method ) Lingkungan ( E n v i r o nm e n t ) 1. F i s i k a 2.Kimia Biologis Ergonomis 5 . P s i k oso s i a l Menilai R is iko K e mun g kin a n (likelihood) Konsekuensi ( C o n s e qu e n c e ) Menentukan P en ge n d a li a n Menghilangkan ( Eliminasi ) Mengganti dengan yang memiliki nilai resiko rendah ( Substitusi ) Rekayasa ( En gi nee ri n g ) Administrasi APD R = F X S frekuensi k e k e r a p an severity keparahan penilaian risiko
terjadi pada Seberapa SERI NG kecelakaan pernah suatu pekerjaan Level 5 Level 4 Level 3 Level 2 Level 1 terjadi pada Seberapa PARAH kecelakaan pernah suatu pekerjaan Level 5 Level 4 Level 3 Level 2 Level 1 SE V E R IT Y (KEPARAHAN) F R E QU EN C Y (KEKERAPAN)
Tingkat Kekerapan Deskripsi Definisi 5 Hampir pasti Besar kemungkinan terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan Kemungkinan terjadinya kecelakaan lebih dari 2 dalam 1 tahun 4 Sangat mungkin terjadi Kemungkinan akan terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan pada hampir semua kondisi Kemungkinan t erjadinya kecelakaan 1 kali dalam 1 tahun terakhir 3 Mungkin terjadi Kemungkinan akan terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan pada beberapa kondisi tertentu Kemungkinan t erjadinya kecelakaan 2 kali dalam 3 tahun terakhir 2 K em u n g k i n a n kecil terjadi Kecil kemungkinan terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan pada beberapa kondisi tertentu Kemungkinan t erjadinya kecelakaan 1 kali dalam 3 tahun terakhir 1 Hampir tidak pernah terjadi Dapat terjadi kecelakaan saat melakukan pekerjaan pada beberapa kondisi tertentu Kemungkinan t erjadinya kecelakaan lebih dari 3 tahun terakhir PENETAPAN tingkat kekerapan
Tingkat Keparahan Skala Konsekuensi Lingkungan Keselamatan Manusia (Pekerja & M a s y a r a k a t) Peralatan Material 1 Terdapat insiden yang penanganannya hanya melalui P3K, tidak k e hilanga n waktu kerja Terdapat satu peralatan yang rusak , memerlukan perbaikan dan mengakibatkan pekerjaan berhenti selama kurang dari 1 hari Tidak mengakibatkan kerusakan material Tidak mengakibatkan gangguan lingkungan PENETAPAN TINGKAT KEPARAHAN
Tingkat Keparahan Skala Konsekuensi Lingkungan Keselamatan Manusia (Pekerja & M a s y a r a k a t) Peralatan Material 2 Terdapat insiden yang mengakibatkan 1 pekerja dengan penanganan perawatan medis rawat inap, k e hilanga n waktu kerja Terdapat satu peralatan yan g rusak, memerlukan perbaikan dan mengakibatkan pekerjaan berhenti selama lebih dari 1 hari Material rusak dan perlu mendatangkan material baru yang membutuhkan waktu kurang dari 1 minggu , namun tidak mengakibatkan pekerjaan berhenti Menimbulkan pencemaran udara/air/tanah/suara yang mempengaruhi sebagian lingkungan kerja; atau T e r j ad i k e r u s aka n sebagi a n aks e s jalan di lingkungan kerja PENETAPAN TINGKAT KEPARAHAN
Tingkat K epa r a h a n Skala Konsekuensi Lingkungan Keselamatan Manusia (Pekerja & M a s y a r a k a t) Peralatan Material 3 Terdapat insiden yang mengakibatkan lebih dari 1 pekerja dengan penanganan perawatan medis rawat inap, k e hilanga n waktu kerja terdapat lebih dari satu peralatan yang rusak dan memerlukan perbaikan dan mengakibatkan pekerjaan berhenti selama kurang dari tujuh hari Material rusak dan perlu mendatangkan material baru yang membutuhkan waktu lebih dari 1 minggu dan tidak mengakibatkan pekerjaan berhenti Menimbulkan pencemaran udara/air/tanah /suara yang mempengaruhi lingkungan kerja ;atau Terjadi kerusakan lingkungan yang berhubungan dengan tumbuhan di lingkungan kerja ;atau T e r j ad i k e r u s aka n aks e s j a lan di lingkungan kerja PENETAPAN TINGKAT KEPARAHAN
Tingkat K e p a r a h a n Skala Konsekuensi Lingkungan Keselamatan Manusia ( P e k e r j a & M a s y a r a k a t) Peralatan Material 4 T i m bu l ny a f a t a lit y 1 orang m e ningg a l duni a ; Atau 1 orang cacat tetap Terdapat satu peralatan utama yang rusak total dan mengakibatkan pekerjaan berhenti selama 1 minggu Material rusak dan perlu mendatangkan material baru yang membutuhkan waktu 1 minggu dan mengakibatkan pekerjaan berhenti Menimbulkan pencemara n udara/air/tanah/suara namun tidak adanya keluhan dari pihak masyarakat;atau Terjadi kerusakan lingkungan yang berhubungan dengan flora dan fauna;atau Rusaknya sebagian aset masyarakat sekitar; atau Terjadi kerusakan sebagian akses jalan masyarakat PENETAPAN TINGKAT KEPARAHAN
Tingkat Keparahan Skala Konsekuensi Lingkungan Keselamatan Manusia (Pekerja & Ma s y a r a k a t) Peralatan Material 5 Timbulnya fatality lebih dari 1 orang meninggal dunia ; Atau Lebih dari 1 orang cacat tetap Terdapat peralatan utama yang rusak total lebih dari satu dan mengakibatkan pekerjaan berhenti selama lebih dari 1 minggu Material rusak dan perlu mendatangkan material baru yang membutuhkan waktu lebih dari 1 minggu dan mengakibatkan pekerjaan berhenti Menimbulkan pencemaran udara/air/tanah /suara yang mengakibatkan keluhan dari pihak masyarakat;atau Terjadi kerusakan lingkungan di Taman Nasional yang berhubungan dengan flora dan fauna ;atau Rusaknya aset masyarakat sekitar secara keseluruhan Terjadi kerusakan yang parah terhadap akses jalan masyarakat. PENETAPAN tingkat keparahan
Tabel B-6 Penetapan Tingkat Risiko Ahli Muda K3 Konstruksi
PENGENDA L IA N R ISIK O
Perencanaan Pengendalian Risiko Perencanaan pengendalian risiko meliputi: jenis tindakan pengendalian risiko: mengatasi risiko dan peluang; mematuhi peraturan perundang-undangan dan peraturan lainnya; mempersiapkan dan menanggapi situasi darurat cara melaksanakan tindakan pengendalian risiko: mengintegrasikan dan menerapkan tindakan ke dalam penerapan SMKK; mengevaluasi keberhasilgunaan tindakan
Perencanaan tindakan dilakukan dengan mempertimbangkan: tingkatan pengendalian dan keluaran dari penerapan SMKK; praktek terbaik yang pernah dilakukan oleh organisasi lainnya; teknologi yang digunakan (peralatan, material, metode); kemampuan keuangan; kebutuhan operasional dan bisnis PERENCANAAN PENGENDALIAN RISIKO
PERMEN KETENAGAKERJAA N RI NO. 5 TAHUN 201 8 TE N TA N G K3 LI N GK UNGAN KERJA, PASAL 5 : 2 PENGUKURAN Identifikasi bahaya dan penilaian risiko Agar tingkat pajanan berada dibawah NAB Faktor Fisika Faktor Kimia Faktor Biologi Faktor Ergonomi Faktor Psikologi Agar penerapannya memenuhi standar Lampiran Permen Ketenagakerjaan No. 5 T ah u n 2018 t e n t a n g K 3 L i n g k un g a n K e r ja PENGENDALIAN disesuaikan dengan hirarki pengendalian
NILAI AMBANG BATAS & S T A N D A R
PerMen Kesehatan RI No. 48 Tahun 2016 tentang Standar K3 Perkantoran pasal 17 PerMen Ketenagakerjaa n RI No. 5 Tahun 201 8 te n ta n g K3 Li n gk ungan Kerja, Pasal 7 : 3
Pengetahuan Dasar Keselamatan Konstruksi HIRARKI JENIS PENGENDALIAN FUNGSI CONTOH 1 Eliminasi Meniadakan Bahaya dan Risiko Menghindari bahaya dan risiko dengan menggunakan robot dan remote control 2 Substitusi Mengganti alat , material, metode , proses, tata letak , dengan yang bahaya dan risikonya lebih kecil Memasang bola lampu dengan stick sebagai ganti tangga Mengganti panel asbes dengan panel GRC 3 Rekayasa teknis Engineering Control Mencegah / mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan dengan merubah kondisi tidak selamat ( unsafe condition ) menjadi kondisi yg selamat ( safe condition ) Menggunakan perancah , tangga , platform dan railing ketika mengecor beton kolom tinggi > 2 m Memasang turap pada pekerjaan galian tanah , untuk mencegah longsor 4 Pengendalian Administratif Administrative Control Mengurangi kemungkinan & keparahan terjadinya kecelakaan , dengan merubah perilaku atau tindakan tidak selamat ( unsafe act ) menjadi tindakan selamat ( safe action ). Untuk melaksanakan pekejaan berbahaya , selain menggunakan SOP harus mengikuti prosedur ijin kerja , dengan lebih dulu melakukan AKK Pelatihan dan sertifikasi , memasang rambu rambu 5 Alat Pelindung Diri ( APD ) Melindungi dan mengurangi keparahan cedera jika kecelakaan terjadi Menggunakan fullbody harness dan life line ketika bekerja di ketinggian Menggunakan topeng ketika mengelas Dalam penetapan jenis pengendalian risiko ketika menyusun Identifikasi Bahaya Penila i n Risiko dan Peluang (IBPRP), wajib mengikuti hirarki pengendalian tersebut di atas dan jika tidak mungkin melakukan eliminasi dan substitusi , maka minimal harus menerapkan Rekayasa Teknis , Pengendalian Administratif , dan APD. C H irarki Pengendalian Risiko
Pengendalian Risiko K3 K E H A N DA L A N Eliminasi Eliminasi Bahaya Substitusi Penggantian Alat/Mesin/Bahan/Tempat Kerja yang Lebih Aman Tempat kerja / Pekerjaan Aman (Mengurangi Perancangan Modifikasi Alat/Mesin/Tempat Kerja yang Lebih Aman Bahaya) Prosedur, Aturan, Pelatihan, Administrasi Durasi Kerja, Tanda Bahaya, Tenaga Kerja Rambu, Poster, Label Aman (Mengurangi Alat Pelindung Diri Menyediakan APD kepada Tenaga Kerja Paparan) Hirarki Pengendalian Risiko/Bahaya PERLINDUNGAN Ahli Muda K3 Konstruksi
Pengetahuan Dasar Keselamatan Konstruksi 01 03 07 Full body harness Masker Rompi Sarung Tangan Helmet Pelindung Mata Celana Kerja Sepatu keselamatan Adalah setiap sarana pelindung bagi diri pekerja yang wajib digunakan untuk melindungi tubuh dari paparan bahaya secara langsung ketika melakukan pekerjaan , antara lain: Topi pelindung kepala ( helmet ), Pelindung mata spectacles/ googles , Pelindung mulut dan hidung (masker), Pelindung telinga ( ear plugs ), Pelindung / sarung tangan ( safety gloves ), Selempang penahan tubuh ( fullbody harness ), Sepatu pelindung kaki ( safety shoes ), Rompi keselamatan , Dll . ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Pengetahuan Dasar Keselamatan Konstruksi 01 03 07 Adalah semua sarana pelindung bagi para pekerja terhadap paparan bahaya ketika melakukan pekerjaan , yaitu membuat kondisi selamat ( Safe Condition ) untuk bekerja , antara lain: Pagar pelindung tapi di ketinggian ; Pagar pelindung tepi tangga naik-turun ; Safety barrier, concrete barrier ; Safety net, falling object protection ; Safety life lines ; Railing jembatan kerja ; Dll . ALAT PELINDUNG KERJA (APK)
C O N T O H KASUS HIRARKI PENGENDALIAN RISIKO P A L A N G LI N T A S A N RA M BU F L Y O V E R
Rekayasa (Engineering) Administrasi Work Practice A P D
Upaya menghilangkan sumber potensi bahaya yang berasal dari bahan, proses, operasi atau peralatan tujuan : untuk menghilangkan kemungkinan kesalahan manusia dalam menjalankan suatu sistem karena adanya kekurangan pada desain. Penghilangan bahaya merupakan metode yang paling efektif sehingga tidak hanya mengandalkan prilaku pekerja dalam menghindari risiko penghapusan benar-benar terhadap bahaya tidak selalu praktis dan ekonomis. 1. ELIMINASI Hirarki teratas dan paling efektif Contoh-contoh eliminasi bahaya yang dapat dilakukan misalnya: Pengawas harus naik tower utk mengawasi pekerjaan (potensi jatuh), diganti dengan cctv
ELIMINASI Menggunakan alat bantu menjadi salah satu pengendalian bahaya jatuh secara eliminasi Dengan menggunakan alat bantu yang sesuai, maka pekerjaan yang seharusnya dilakukan di atas dapat dilakukan dari bawah Penggunaan tongkat (galah) untuk mengecat pada dinding yang tinggi Penggunaan ekstensi pada pekerjaan pembersihan jendela Metode alternatif Melakukan pengecatan genting sebelum dipasang, hal ini dapat menghilangkan pekerjaan pengecatan di atas ketinggian Melakukan perbaikan blower AC di lantai Melakukan perakitan bangunan di bawah, setelah itu baru didirikan
2. SUBSTITUSI Metode pengendalian ini bertujuan untuk mengganti bahan, proses, operasi ataupun peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih tidak berbahaya. menurunkan bahaya dan risiko minimal melalui disain sistem ataupun desain ulang. Beberapa contoh aplikasi substitusi misalnya: Sistem otomatisasi pada mesin untuk mengurangi interaksi mesin-mesin berbahaya dengan operator menggunakan bahan pembersih kimia yang kurang berbahaya mengurangi kecepatan, kekuatan serta arus listrik mengganti bahan baku padat yang menimbulkan debu menjadi bahan yang cair atau basah
3. REKAYASA/ENGINEERING Pengendalian ini dilakukan bertujuan un t u k m e m i s a h k a n b a h a y a dar i p e k e r j a d e n g a n m e m a s a n g system pengaman pada alat, mesin dan/atau area kerja untuk mencegah terjadinya kesalahan manusia Pengendalian ini biasanya terpasang dalam suatu unit sistem mesin atau peralatan. Contoh-contoh implementasi metode ini misal adalah adanya penutup mesin/machine guard, circuit breaker, interlock system, start-up alarm, ventilation system, sensor, sound enclosure
Dalam aplikasi pengendalian bahaya, selain kita berfokus pad a h i rarki n ya tentunya d i p i kirkan pu l a kombinasi beberapa pengendalian lainnya agar efektifitasnya tinggi sehingga bahaya dan resiko yang ada semakin kecil untuk menimbulkan kecelakaan. MESIN BARU Kebisingan 100 dBA S a f e t y s i gn preventive maintenance/manual book pengukuran kebisingan secara berkala pelatihan dan penggunaan earplug yang sesuai Metode Engineer i n g c o n t r o l Kebisingan 90 dBA
4. PENGENDALIAN ADMINISTRATIF Kontrol administratif ditujukan : pengandalian dari sisi tenaga kerja yang akan melakukan pekerjaan, dengan dikendalikan metode kerja diharapkan orang akan mematuhi, memiliki kemampuan dan keahlian cukup untuk menyelesaikan pekerjaan secara aman. J e n i s p e n g e n da li a n i n i a n t a r a l a i n se l eks i k a r y a w a n , ada n y a s t a n d a r o pe r a s i b a k u ( S O P ) , pe la t i h a n , p e ng a w a s a n , mo d i f i k a s i p r i la k u , jadwal kerja, rotasi kerja, pemeliharaan, manajemen perubahan, jadwal istirahat, investigasi dll.
5. ALAT PELINDUNG DIRI meru p akan me r u pa kan ha l y an g p a l i n g t i d a k efe kt i f dalam pengendalian bahaya, hanya berfungsi untuk mengurangi risiko dari dampak bah a y a . K a r en a s i f a t n y a dihindari ketergantungan ha n y a hanya mengurangi, m engganda lk a n pe rlu a l a t pelindung diri dalam menyelesaikan setiap pekerjaan. Melindungi tenaga kerja jika usaha rekayasa (engineering) da n admin i st r atif tidak tingkatkan efektivitas b i sa d i ker j akan denga n ba i k., da n p r od u k ti v i tas ker j a , dan membuat lingkungan kerja yang aman
Iklim Kerja Kebisingan Getaran Gelombang Radio/ Gelombang Mikro Sinar Ultra Violet Medan Magnet Statis Tekanan Udara Pencahayaan Menghilangkan sumber bahaya dari tempat kerja Mengganti alat, bahan dan proses kerja yang menimbulkan sumber bahaya Mengisolasi/membatasi pajanan sumber bahaya Menyediakan system ventilasi Menyediakan air minum Mengatur/membatasi waktu pajanan Merancang tempat kerja menggunakan peralatan proteksi Penggunaan Baju Kerja yang sesuai Penggunakan APD yang sesuai Pengendalian lain sesuai perkembangan teknologi PENGENDALIAN Pengukuran dan Pengendalian FAKTOR FISIKA PERMEN KETENAGAKERJAAN RI NO. 5 TAHUN 2018 TENTANG K3 LIN G K U N G A N KE R J A , P A S A L 8
Pengukuran dan Pengendalian FAKTOR KIMIA PERMEN KETENAGAKERJAA N RI NO. 5 TAHUN 201 8 TE N T A N G K3 L I N G K U N G A N KE R J A, P A S A L 20 PENGENDALIAN Menghilangkan sumber potensi bahaya kimia Mengganti bahan kimia dengan bahan kimia lain yang tidak mempunyai potensi bahaya atau potensi bahaya lebih rendah Modifikasi proses kerja yang menimbulkan sumber potensi bahaya kimia Mengisolasi/membatasi pajanan sumber potensi bahaya kimia Menyediakan sistem ventilasi Membatasi pajanan sumber potensi bahaya kimia melalui pengaturan waktu kerja Rotasi pekerja ke pekerjaan yang tidak terdapat potensi bahaya kimia Penyediaan lembar data keselamatan bahan Penggunaan APD yang sesuai
M ik r o o rg a n i s m e da n / a t a u toksinnya A r t h o p o d a da n / a t a u toksinnya Hewan invertebrate da n / a t a u t o k s i n n y a Alergen dan toksin dari tumbuhan Binatang berbisa Binatang buas Menghilangkan sumber bahaya factor biologi di tempat kerja Mengganti bahan dan proses kerja yang menimbulkan sumber bahaya factor biologi Mengisolasi/membatasi pajanan sumber bahaya Menyediakan system ventilasi Mengatur/membatasi waktu pajanan terhadap sumber Menggunakan baju kerja yang sesuai Menggunakan APD yang sesuai Memasang rambu rambu yang sesuai Memberikan vaksinasi jika diperlukan Meningkatkan hygiene perorangan Memberikan desinfektan Penyediaan fasilitas sanitasi berupa air mengalir dan antiseptic PENGENDALIAN PERMEN KETENAGAKERJAA N RI NO. 5 TAHUN 201 8 TE N TA N G K3 LI N GK UNGAN KERJA, PASAL 22 Pengukuran dan Pengendalian FAKTOR BIOLOGI
Pengukuran dan Pengendalian FAKTOR ERGONOMI PERMEN KETENAGAKERJAA N RI NO. 5 TAHUN 201 8 TE N TA N G K3 LI N GK UNGAN KERJA, PASAL 23 Cara kerja, posisi kerja, dan postur tubuh yang tidak sesuai saat melakukan pekerjaan Desain alat kerja dan tempat kerja yang tidak sesuai dengan antropometri tenaga kerja Pengangkatan beban yang melebihi kapasitas tenaga kerja POTENSI BAHAYA menghindari posisi kcrja yang janggal memperbaiki cara kerja dan posisi kerja mendesain kembali atau mengganti tempat kerja, objek kerja, bahan dan peralatan kerja Modifikasi tempat kerja, objek kerja, bahan dan peralatan kerja Mengatur waktu kerja dan waktu istirahat Melakukan pekerjaan dengan sikap tubuh dalam posisi netral/baik Menggunakan alat bantu PENGENDALIAN
Pengukuran dan Pengendalian FAKTOR PSIKOLOGI PERMEN KETENAGAKERJAA N RI NO. 5 TAHUN 201 8 TE N TA N G K3 LI N GK UNGAN KERJA, PASAL 24 Ketidak jelasan peran Konflik peran Beban kerja berlebih secara kualitatif Beban kerja berlebih secara kuantitatif Pengembangan karir Tanggung jawab terhadap orang lain POTENSI BAHAYA Melakukan pemilihan, penempatan dan Pendidikan pelatihan tenaga kerja Mengadakan program kebugaran Mengadakan program konseling Mengadakan komunikasi organisasional secara memadai Memberikan kebebasan kepada tenaga kerja untuk memberikan masukan dalam pengambilan keputusan Mengubah struktur organisasi, fungsi dan/atau merancang kembli pekerjaan yang ada Menggunakan sistem pemberian imbalan tertentu PENGENDALIAN
Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK) K ONSU L T ANS I K ON S TR UK S I P E N G A W A S AN / MA N A J E M E N P E NY ELE N G G A R A A N K ON S TR UK S I Me mu a t t a be l i de n t i f i k a s i b ah ay a da n p e n g e nda li a n r isi k o terhadap aktivitas pengawasan pelaksanaan konstruksi sesuai tahapan pekerjaan konstruksi yang dibuat oleh P e nan g g un g Ja w a b K e s e l a m a t a n K o n s t r u ks i ( P e n y e d i a J a s a K o n s u l t a n s i K o n s t r u ks i P e n g awasa n / K o n s u l t a n s i K o n s t r u ks i M K ) d a n d i setuju i ol e h Pi m p ina n K o n s u l t a n P e n g a w a s / M K Pekerjaan Konstruksi
Laporan Rancangan Konseptual SMKK
DOKUMEN RKK
DOKUMEN RKK
NO. URAIAN KEGIATAN IDENTIFIKASI BAHAYA DAMPAK/RISIKO PENETAPAN PENGENDALIAN RISIKO Tahapan kegiatan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan pekerjaan rutin dan non-rutin Menetapkan karakteristik kondisi bahaya/tindakan bahaya terhadap aktivitas pelaksanaan konstruksi sesuai dengan peraturan terkait Paparan/konsekuensi yang timbul akibat kondisi bahaya dan tindakan bahaya terhadap aktivitas pelaksanaan konstruksi Kegiatan yang dapat mengendalikan baik mengurangi maupun menghilangkan dampak bahaya yang timbul Uraian Kegiatan Ide n tif i k asi B a h a y a Dampak/Risiko Penetapan P en g e nd a l i a n R isi k o CONTOH FORMAT TABEL IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RISIKO Pengawasan Pelaksanaan Konstruksi
28/44 LIMA ELEMEN SMKK RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK) 1 Kepemimpinan dan partisipasi tenaga kerja dalam Keselamatan Konstruksi 2 Perencanaan Keselamatan Konstruksi 3 Dukungan Keselamatan Konstruksi 4 Operasi Keselamatan Konstruksi 5 Evaluasi Kinerja Penerapan SMKK RKK
Deskripsi Risiko; Persyaratan Pemenuhan Kebutuhan; Pengendalian Awal; Penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi; Pengenalian Lanjutan; Penilaian Sisa Risiko; Keterangan . Format IBPRP Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko R ENCANA K E S EL A M A T A N K O N S T R U K S I (RKK) PE K E R J AAN K ON S T R U K S I Risiko yang dimaksud adalah Risiko Keselamatan Konstruksi untuk menentukan kebutuhan Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi , tidak untuk menentukan kompleksitas atau segmentasi pasar J a s a Konstruksi. IBPRP memuat hal-hal terkait pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang dibuat oleh Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan disetujui oleh Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi . Tahapan aktivitas dalam IBPRP sesuai dengan pekerjaan rutin (sesuai dengan Work Breakdown Structure) dan pekerjaan non-rutin (pekerjaan yang tidak terdapat pada Work Breakdown Structure).
Identifikasi Bahaya , Penilaian Risiko , Penentuan Pengendalian Risiko , dan Peluang (IBPRP) B.1 Format Tabel IBPRP Penjelasan Tabel Format IBPRP FORMAT ISI RKK PELAKSANAAN KONSTRUKSI Perencanaan Keselamatan Konstruksi
Pemasangan Perancah / scafollding
POIN TINJAUAN PADA IBPRP 109 Item uraian Pekerjaan dalam IBPRP disesuaikan dengan item pekerjaan yang ada pada Daftar Kuantitas Harga; IBPRP meninjau dampak pada Pekerja , Material, Alat & Lingkungan ; Pengendalian Risiko Awal merupakan Sasaran Khusus ; Level Keparahan ada 5 Level & Level Kekerapan juga 5 level; Tingkat Risiko Kecil 1-4, Risiko sedang 5-12, Risiko Besar 15-25 Urutan Pengendalian Risiko dimulai dengan Eliminasi , Substitusi , Rekayasa Engineering, Pengendalian Administrasi , penggunaan APD; IBPRP ditanda tangani oleh Petugas Keselamatan Konstruksi atau Pemimpin UKK dan Pemimpin Lapangan atau Kepala Proyek .
Keterangan Tabel IBPRP
Mengevaluasi Dokumen SMKK Pada Saat Pre Construction Meeting (PCM) Mendokumentasikan bahaya & risiko dukungan sumber daya sesuai peraturan DUKUNGAN KESELAMATAN KONSTRUKSI PENERAPAN DI PROYEK Gunakan format-format yang ada dalam lampiran Permen PUPR No.10 Tahun 2021 1 Sumber Daya Peralatan Material Biaya Teknologi 2 Kompetensi Tenaga Kerja 3 Kepedulian Organisasi Prosedur dan/ atau petunjuk kerja peningkatan kepedulian Keselamatan Konstruksi Analisis kebutuhan pelatihan dan sosialisasi SMKK Pelatihan 4 Manajemen Komunikasi 5 Informasi Terdokumentasi Elemen dukungan Keselamatan Konstruksi : Permen PUPR No.10 Tahun 2021
Mengevaluasi Dokumen SMKK Pada Saat Pre Construction Meeting (PCM) EVALUASI DUKUNGAN KESELAMATAN KONSTRUKSI PADA SAAT PCM YAITU SUB ELEMEN DUKUNGAN KESELAMATAN KONSTRUKSI TERHADAP PENGENDALIAN YANG ADA DI IBPRP PCM atau Pre Construction Meeting atau Rapat Pra Konstruksi atau Rapat Persiapan Pelaksanaan adalah pertemuan pertama kali antara pengguna jasa dan penyedia jasa setelah diterbitkan SPMK guna membahas berbagai hal menyangkut pelaksanaan pekerjaan
Menyusun Sub Elemen Dukungan Keselamatan Konstruksi 3. Biaya Penerapan SMKK A. Sumber Daya Lihat Sublampiran i Permen PUPR No. 10 Tahun 2021 Format laporan pelaksanaan RKK Biaya Penerapan SMKK adalah biaya yang diperlukan untuk menerapkan SMKK dalam setiap pekerjaan konstruksi . Ada 9 item biaya SMKK paling sedikit mencakup : Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) Sosialisasi, promosi, dan pelatihan Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD) Asuransi dan perizinan Personel Keselamatan Konstruksi Fasilitas sarana , prasarana, dan alat kesehatan Rambu dan Perlengkapan lalu lintas yang diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan di lapangan ( manajemen lalu lintas ) Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi sesuai lingkup pekerjaan dengan kebutuhan lapangan Kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian risiko Keselamatan Konstruksi Biaya dihitung berdasarkan kebutuhan pengendalian bahaya dan risiko