PENGERTIAN DIARE
Diare dapat diartikan suatu kondisi, buang
air besar yang tidak normal yaitu lebih dari
3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang
encer dapat disertai atau tanpa disertai
darah atau lendir sebagai akibat dari
terjadinya proses inflamasi pada lambung
atau usus.
Diare Akut
Diare akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu, berlangsung kurang
dari 14 hari, dengan pengeluaran tinja lunak atau cair yang dapat atau
tanpa disertai lendir dan darah.
Diare Persisten
Diare persisten adalah diare yang berlangsung 15-30 hari, merupakan
kelanjutan dari diare akut atau peralihan antara diare akut dan kronik.
Diare kronis
Diare kronis adalah diare hilang-timbul, atau berlangsung lama dengan
penyebab non-infeksi, seperti penyakit sensitif terhadap gluten atau
gangguan metabolisme yang menurun. Lama diare kronik lebih dari 30
hari. KLASIFIKASI DIARE
ETIOLOGI
Infeksi Faktor Makanan Faktor Psikologis
a. Enteral, yaitu infeksi
yang terjadi dalam saluran
pencernaandan merupakan
penyebab utama terjadinya
diare.
b. Parenteral, yaitu infeksi
di bagian tubuh lain di luar
alat pencernaan.
Diare dapat terjadi karena
mengkonsumsı makanan
basi, beracun dan alergi
terhadap jenis makanan
tertentu.
Diare dapat terjadi karena
faktor psikologis (rasa
takut dan cemas).Diare dapat disebabkan :
PATOGENESIS Mekanisme dasar yang
dapat menyebabkan diare :
1. Gangguan osmotic
2. Gangguan sekresi
3. Gangguan motilitas usus Buang air besar terus menerus disertai
dengan rasa muntah yang berkepanjangan
Tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau
lebih dalam sehari
Pegal pada punggung, dan perut sering
berbunyi
Mengalami dehidrasi (kekurangan cairan
tubuh)
Diare yang disebabkan oleh virus dapat
menimbulkan mual dan muntah-muntah
Badan lesu atau lemah
Panas
Tidak nafsu makan
Darah dan lendir dalam kotoran GEJALA DIARE
Feses
Pemeriksaan keseimbangan asam basa
dalam darah, dengan menentukan pH
dan cadangan alkalin atau dengan
analisa gas darah.
Pemeriksaan Intubasi deudenum untuk
mengetahui jenis jasad renik atau
parasit.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
KOMPLIKASIDehidrasi
Renjatan hipovolemik
Hipokalemia
Hipoglikemia
Intoleransi laktosa sekunder
Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik
Malnutrisi energi
PENGOBATAN
Pemberian cairan
Diatetik (pemberian makanan)
Obat-obatan
Teruskan pemberian ASI karena dapat
meningkatkan daya tahan tubuh
Menggantikan cairan dan elektrolit
yang hilang
Beri larutan oralit
PENCEGAHAN
a. Untuk mencegah diare akibat infeksi rotavirus bisa diberikan vaksin
rotavirus per-oral (melalui mulut).
b. Untuk mencegah penyebaran infeksi, sebaiknya setelah merawat bayi yang
sakit, tangan harus dicuci bersih-bersih
c. Pemberian ASI (Air Susu Ibu)
d. Pemberian makanan pendamping ASI yang bersih dan bergizi setelah bayi
berumur 6 bulan
DEFINISI OBSTIPASIObstipasi adalah penimbunan feses yang keras akibat
adanya penyakit atau adanya obstruksi pada saluran
cerna atau bisa di definisikan sebagai tidak adanya
pngeluaran tinja selama 3 hari atau lebih.
Lebih dari 90% BBL akan mengeluarkan mekonium
dalam 24 jam pertama, sedangkan sisanya akan
mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama
kelahiran. Jika hal ini tidak terjadi, maka harus
dipikirkan adanya obstipasi.
ETIOLOGI
1.Kebiasaan makan
2.Hypothyroidisme
3.Keadaan mental
4. Penyakit
organis5.Kelainan konjenital
6. Penyebab lain misalnya
karena diet yang salah tidak
adanya serat selulosa untuk
mendorong terjadinya
peristaltik. Atau pada anak
setelah sakit atau sedang
sakit dimana anak masih
kekurangan cairan.
1. Pada neonatus jika tidak mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama, pada bayi tidak
mengeluarkan 3 hari atau lebih
2.Sakit dan kejang pada perut.
3. Pada pemeriksaan rectal, jari akan merasa jepitan udara dan mekonium yang menyemprot.
4. Feses besar dan tidak dapat digerakan dalam rectum.
5. Bising usus yang janggal.
6. Merasa tidak enak badan, anoreksia dan sakit kepala
7. Terdapat luka pada anus. TANDA DAN GEJALA
1. Sering menangis
2. Susah tidur
3. Gelisah
4. Perut kembung
5. Kadang kadang muntah
6. Abdomen distensi (kembung, karena usus tidak berkontraksi) TANDA DAN GEJALA LAINNYA
PATOFISIOLOGIPada keadaan normal sebagian besar rectum
dalam keadaan kosong kecuali bila adanya
refleks masa dari kolon yang mendorong feses
kedalam rectum yang terjadi sekali atau duakali
sehari. Hal tersebut memberikan stimulus pada
arkus aferen dari refleks defekasi. Dengan
dirasakan arkus aferen menyebabkan kontraksi
otot dinding abdomen sehingga terjadilah
defekasi.
JENIS OBSTIPASI1. Obstipasi obstruksi total
Memiliki ciri tidak keluarnya feses atau flatus
dan pada pemeriksaan colok dubur didapatkan
rectum yang kosong, kecuali jika obstruksi
terdapat pada rectum.
2. Obstipasi obstruksi parsial
Memiliki ciri pasien tidak dapat buang air besar
selama beberapa hari tetapi kemudian dapat
mengeluarkan feses disertai gas. Keadaan
obstruksi parsial kurang darurat daripada
obstruksi total.
KOMPLIKASI
Perdarahan
Ulcerasi
Obstruksi parsial
Diare intermitten
Distensi kolon menghilang sensasi regangan rectum yang
mengawali proses defekasi.
PENCEGAHAN
a. Untuk mencegah diare akibat infeksi rotavirus bisa diberikan vaksin
rotavirus per-oral (melalui mulut).
b. Untuk mencegah penyebaran infeksi, sebaiknya setelah merawat bayi yang
sakit, tangan harus dicuci bersih-bersih
c. Pemberian ASI (Air Susu Ibu)
d. Pemberian makanan pendamping ASI yang bersih dan bergizi setelah bayi
berumur 6 bulan