Modul 1.pptiqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqq

satmokoheru816 6 views 48 slides Oct 24, 2025
Slide 1
Slide 1 of 48
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48

About This Presentation

12


Slide Content

HERU SATMOKO, M.Pd
Email; [email protected]

Global artinya sesuatu hal yang berkaitan dengan
dunia, internasional, atau seluruh jagat raya
(concerning the whole earth).
Bumi
Sesuatu hal ini bisa berarti masalah,
kejadian, kegiatan bahkan sikap.
Masalah, misalnya kebakaran hutan di
Kalimantan yang menyebar hingga
negara tetangga Malaysia, Singapura,
dan Brunei Darussalam.

Kejadian, misalnya Bom Bali I dan Bom Bali
II, Bom di Kedutaan Australia, Bom di Hotel
J.W Marriot dan Ritz Carlton mempengaruhi
opini masyarakat dunia terhadap bangsa
Indonesia sehingga secara stereotipe
bangsa Indonesia dicap sebagai negara
teroris.
Kegiatan, misalnya negara Pakistan yang
mengadakan uji coba nuklir mendapatkan
reaksi positif dan negatif dari negara-negara
di dunia

•Sikap, misalnya Presiden AS ke-44, Barrack
Husein Obama, yang menyatakan sikap
“menghormati umat muslim” di dunia,
mendapatkan sambutan hangat bukan hanya
dari negara-negara Islam, bahkan seluruh
dunia sehingga ia mendapatkan nobel
perdamaian.
•Ke empatnya merupakan hal-hal yang dapat
mempengaruhi dunia bukan hanya berkaitan
dengan politik saja tetapi juga berkaitan
dengan lingkungan, pendidikan, kesehatan,
kesejahteraan, dan segala aspek kehidupan.

•Sehingga, global didalam pembahasan
materi-materi, memiliki pengertian
menyeluruh, dimana dunia tidak lagi
dibatasi oleh batas negara, wilayah, ras,
warna kulit dan sebagainya.
•Globalisasi adalah suatu proses dengan
mana kejadian, keputusan dan kegiatan di
salah satu bagian dunia menjadi suatu
konsekwensi yang signifikan bagi individu
dan masyarakat di daerah yang jauh (John
Huckle (Miriam Steiner, 1996).

•Istilah globalisasi saat ini menjadi sangat
popular karena berkaitan dengan gerak
pembangunan di Indonesia, terutama berkaitan
dengan sistem ekonomi terbuka dan
perdagangan bebas.
•Era globalisasi ditandai dengan adanya
persaingan yang semakin ketat, padatnya
informasi, kuatnya komunikasi dan
keterbukaan (transparansi). Bangsa Indonesia
akan semakin jauh tertinggal dibandingkan
Negara-negara lain di dunia jika tidak memiliki
kemampuan-kemampuan tersebut

Menurut Hamijoyo dalam Mimbar (1990)
mengemukakan bahwa ciri-ciri globalisasi, antara
lain :
1. Globalisasi perlu didukung oleh kecepatan
informasi, kecanggihan teknologi, transportasi
dan komunikasi yang diperkuat oleh tatanan
organisasi dan manajemen yang tangguh.
2. Globalisasi telah melampaui batas tradisional
geopolitik. Batas tersebut harus tunduk pada
kekuatan teknologi, ekonomi, social politik dan
sekaligus mempertemukan tatanan yang
sebelumnya sulit dipertemukan.

3. Adanya ketergantungan antar negara.
4. Pendidikan merupakan bagian dari
globalisasi. Penyebaran dalam hal gagasan,
pembaharuan dan inovasi dalam struktur,
isi dan metode pendidikan dan pengajaran
sudah lama terjadi (melalui literature,
kontak antar pakar dan mahasiswa).

•Dampak positif globalisasi adalah munculnya
masyarakat megakompetisi, dimana setiap
orang berlomba berbuat yang terbaik untuk
mencapai yang terbaik.
•Untuk berkompetisi dibutuhkan kualitas yang
tinggi sehingga di era globalisasi ini
masyarakat menjadi dinamis, aktif dan kreatif
karena mengejar keunggulan dan kualitas.

•Namun, globalisasi dapat menjadi ancaman bagi
budaya bangsa. Globalisasi akan melahirkan budaya
global sehingga mengancam budaya lokal yang
menjadi karakteristik budaya nasional. Apalagi jika
tingkat pendidikan masyarakat rendah, hal ini akan
menjadi penyebab cepatnya masyarakat terseret arus
globalisasi dengan menghilangkan jati diri dan
identitas bangsa.
•Contohnya, remaja di Indonesia dapat dengan cepat
meniru gaya berpakaian, tata rambut, berperilaku
yang tidak cocok dengan jati diri bangsa Indonesia.

Tilaar (1998) mengemukakan bahwa
globalisasi telah memasuki tiga bidang
penting kehidupan manusia yaitu ekonomi,
politik dan budaya. Hal ini didukung olah
dua kekuatan yaitu bisnis dan teknologi
sebagai tulang punggung globalisasi.
Gelombang globalisasi tersebut akan
berdampak pada bisang lainnya yaitu bidang
sosial terutama karena didukung oleh
kemajuan dan teknologi transportasi dan
komunikasi modern.

Tillaar (1998) juga mengemukakan tentang ciri era
globalisasi yaitu dengan adanya masyarakat
terbuka, yang dibagi dalam dua hal, yaitu:
Dalam bidang ekonomi, ditandai dengan adanya
pasar bebas, yang menuntut kemampuan, kreasi
yang neghasilkan produk-produk berkualitas tinggi.
Dalam bidang politik, ditandai dengan
berkembangnya nilai demokrasi dalam masyarakat
yang demokratis, yaitu setiap masyarakat dimana
setiap anggotanya ikut aktif dalam kehidupan
bersama dan menciptakan kehidupan bersama
yang lebih baik.

Masyarakat yang demokratis adalah
masyarakat yang menghormati hak
asasi manusia, merupakan masyarakat
madani yang hak dan kewajibannya
dijunjung tinggi.
Tata Rambut yang tidak
Sesuai dengan Kebudayaan
Indonesia

•Perspektif adalah cara pandang atau cara
berpikir seseorang tentang suatu obyek.
• Perspektif global adalah suatu cara
pandang dan cara berpikir terhadap suatu
masalah, kejadian atau kegiatan dari sudut
kepentingan global, yaitu dari sisi
kepentingan dunia atau internasional. Oleh
karena itu, sikap dan perbuatan kita juga
diarahkan untuk kepentingan global.

•Perspektif global adalah suatu pandangan yang
timbul akibat suatu kesadaran bahwa hidup ini
adalah untuk kepentingan global yang lebih
luas. Dalam cara berpikir, seseorang harus
berpikir global, dan dalam bertindak dapat
secara lokal (think globally and act locally).
•Sebagai pendidik, guru memerlukan suatu
pendekatan yang akan menolong siswa untuk
mengarahkannya kepada kehidupan yang
kompleks dan menjauhi pengertian yang
sempit tentang ruang, ras, agama, suku,
sejarah dan kebudayaaan

 Istilah-istilah dan pemahaman yang sempit
seperti kesukuan, kedaerahan, barat-timur,
putih-hitam, dapat memunculkan benih-
benih konflik sehingga memunculkan
pertentangan dunia
Olah karena itu, guru harus menanamkan
nilai-nilai yang baik kepada peserta didik
dan pemahaman bahwa kehidupan dia dan
kita adalah merupakan bagian dari
kehidupan dunia.

•Peran guru dalam memahamkan nilai-nilai
kebaikan adalah sebagai komunikator atau
penghubung antara peserta didik dengan dunia
luar. Untuk itu seorang guru harus :
1.Tertarik dan peduli terhadap kejadian dan
kegiatan pada masyarakat (lokal, nasional,
internasional).
2.   Proaktif mencari informasi-informasi (nasional
dan internasional).
3.  Bersifat terbuka, menerima pembaharuan.
4. Mampu menyeleksi informasi sesuai dengan
kebutuhan budaya Indonesia.

•Pendidikan global merupakan upaya sistematis
untuk membentuk wawasan dan perspektif
mahasiswa dan perspektif siswa, karena
melalui pendidikan global siswadibekali materi
secara utuh dan menyeluruh berkaitan dengan
masalah global.
•Pendidikan global menawarkan suatu makna
bahwa kita hidup didalam masyarakat manusia,
dimana perkampungan global dimana manusia
saling terhubung, baik suku, bangsa dan batas
Negara tidak menjadi penghalang dan
merupakan komunitas dari perbedaan diantara
orang-orang yang berbeda bangsa.

•Pendidikan global mempersiapkan siswa untuk
memahami dan mengatasi adanya
ketergantungan global dan keberagaman
budaya, yang mencakup hubungan, kejadian
dan kekuatan yang tidak dapat diisikan
kedalam batas-batas negara dan budaya
(Hoopes,1997).
•Pendidikan global memiliki tiga tujuan yaitu:
1.Memberikan pengalaman yang mengurangi
rasa kedaerahan dan kesukuan. Tujuan ini
dapat dicapai melalui mengajarkan bahan dan
menggunakan metode yang memberikan
relatifisme budaya.

2. Memberikan pengalaman yang
mempersiapkan siswa untuk mendekatkan
diri dengang keragaman global. Kegunaan
dari tujuan ini adalah untuk mendiskusikan
tentang relatifisme budaya dan keutamaan
etika.
3. Memberikan pengalaman tentang mengajar
siswa untuk berpikir tentang mereka sendiri
sebagai individu, warga negara dan
masyarakat secara keseluruhan.

•Pendidikan global mempersiapkan masa depan
siswa dengan memberikan keterampilan analisis dan
evaluasi yang luas. Keterampilan ini akan membekali
siswa untuk memahami dan memberikan reaksi
terhadap isu internasional dan antar budaya.
•Pendidikan global juga mengenalkan siswa dengan
berbagai strategi untuk berperan serta secara lokal,
nasional dan internasional.
•Harus menyajikan informasi yang relevan untuk
meningkatkan kemampuan terlibat dalam kebijakan
publik.
•Pendidikan global mengkaitkan isu global dengan
kepentingan lokal.  Dengan demikian pendidikan
global adalah suatu pendidikan yang berusaha untuk
meningkatkan kesadaran siswa bahwa mereka hidup
pada area global yang saling berkaitan

A.Dimensi Perspektif Global
Perspektif global bertolak dari masalah
hidup sehari-hari, misalnya masalah
pendidikan, kesejahteraan, kesehatan,
pengangguran, kemiskinan, dan
sebagainya. Semua permasalahan ini
berdampak pada permasalahan global

Dalam kaitannya dengan budaya dalam era
globalisasi, Makagiansar (Mimbar,1990)
mengajukan empat dimensi, yaitu :
1.Afirmasi atau penegasan dari dimensi
budaya dalam proses pembangunan bangsa
dan masyarakat. Pembangnan akan terasa
hampa jika tidak diilhami oleh kebudayaan
bangsanya. Nilai budaya suatu bangsa
menjadi landasan bagi pembangunan suatu
Negara, serta merupakan alat seleksi bagi
pengaruh luar yang sudah tidak terkendali.

2. ereafirmasi dan mengembangkan identitas
budaya dan setiap kelompok manusia berhak
diakui identitas budayanya.
3.Partisipasi, bahwa dalam pengembangan
suatu bangsa dan Negara partisipasi dari
masyarakat sangat diperlukan.
4.Memajukan kerjasama antarbudaya. Hal ini
dimaksudkan agar ada saling mengisi,
mengilhami sehingga adanya kemajuan dan
peningkatan antar budaya bangsa.

Manfaat dan kegunaan mempelajari perspektif
global adalah :
1.Meningkatkan wawasan dan kesadaran para
guru dan siswa bahwa kita bukan hanya
penghuni satu daerah tetapi mempunyai
ketergantungan dengan orang lain di belahan
bumi yang lain. Oleh karena itu sikap kita harus
mencerminkan “ sikap ketergantungan” 
tersebut.
2.Menambah dan memperluas pengetahuan kita
tentang dunia, sehingga dapat megikuti
perkembangan dunia dalam berbagai aspek
terutama perkembangan iptek.

3. Mengkondisikan para mahasiswa untuk
berpikir integral bukan general, sehingga
suatu gejala atau masalah dapat
ditanggulangi dari berbagai aspek.
4. Melatih kepekaan dan kepedulian mahasiswa
terhadap perkembangan dunia dengan segala
aspeknya.

Tujuan diberikannya perspektif global menurut
Marryfield, 1977 adalah :
1.Mendorong mahasiswa untuk mempelajari lebih
banyak tentang materi dan masalah yang
berkaitan dengan masalah global.
2.Mendorong para guru untuk mempelajari masalah
yang berkaitan dengan masalah lintas budaya.
3.Pengembangkan dan memahami makna
perspektif global baik dalam kehidupan sehari-hari
maupun pengembangan profesinya.

Berdasarkan tujuan tersebut maka, peran guru
adalah :
1.Memberikan bekal pengetahuan kepada siswa
tentang pentingnya pengetahuan global dalam
memahami maslah-masalah tertentu.
2.Meningkatkan kesadaran dan wawasan anak
didik sebagai landasan dalam melakukan
tindakan yang berdampak global.
3.Memberikan contoh dan teladan dalam aktivitas
sehari-hari, yang mempunyai pengaruh terhadap
masalah global.

Pada pelaksanaan pembelajaran di sekolah, guru
mengalami beberapa permasalahan dalam
mengajarkan perspektif global, diantaranya:
1.Menurut kurikulum KTSP, dalam pelajaran IPS
materinya belum membahas masalah dunia, tetapi
terbatas sampai tingkat propinsi dan sedikit tingkat
Negara. Hal ini akan menyulitkan guru untuk
membicarakan dunia dengan siswa. Untuk
mengatasinya, guru dapat memulai hal-hal yang ada
dilingkungan sekitar misalnya masalah lingkungan,
penduduk, kesehatan, AIDS, dan sebagainya.

2.Masalah global adalah masalah integral yaitu suatu
permasalahan yang dapat dilihat dari berbagai bidang ilmu.
Sementara pada materi pelajaran IPS di SD masih
menitikberatkan pada materi bidang studi yaitu sejarah
dan geografi.
3.Mata kuliah perspektif global tergolong baru, para guru
belum memiliki pengalaman cukup untuk mengajar materi
persepktif global di SD.
4.Buku sumber untuk pelajaran perspektif global di SD masih
sangat kurang sehingga diperlukan kreatifitas yang tinggi
dari guru (tidak terpaku pada buku paket atau LKS).

Pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan
globalisasi
Dalam menuju era globalisasi, Indonesia harus
melakukan reformasi dalam proses pendidikan,
yaitu dengan tekanan menciptakan sistem
pendidikan yang lebih komprehensif dan
fleksibel, sehingga para lulusan dapat berfungsi
secara efektif dalam kehidupan masyarakat
global demokratis. Oleh karena itu:

pendidikan harus dirancang sedemikian rupa
agar memungkinkan para anak didik dapat
mengembangkan potensi yang dimiliki secara
alami dan kreatif dalam suasana penuh
kebebasasn, kebersamaan dan tanggung jawab.
pendidikan harus dapat menghasilkan lulusan
yang bisa memahami masyarakatnya dengan
segala faktor yang dapat mendukung mencapai
sukses ataupun penghalang yang menyebabkan
kegagalan di dalam kehidupan bermasyarakat.
Salah satu alternatif yang dapat dilakukan yaitu
dengan pengelolaan pendidikan Indonesia yang
berwawasan global.

Apa pentingnya wawasan ber-perspektif global
dalam pengelolaan pendidikan?
Perspektif global merupakan pandangan yang
timbul dari kesadaran bahwa dalam kehidupan ini
segala sesuatu selalu berkaitan dengan isu global.
Orang sudah tidak memungkinkan lagi bisa
mengisolasi diri dari pengaruh global. Manusia
merupakan bagian dari pergerakan dunia, oleh
karena itu harus memperhatikan kepentingan
sesama warga dunia.

Tujuan umum pengetahuan tentang perspektif
global adalah selain untuk menambah wawasan
juga untuk menghindarkan diri dari cara berpikir
sempit, terkotak oleh batas-batas subyektif,
primordial (lokalitas) seperti perbedaan warna
kulit, ras, nasionalisme yang sempit, dsb.
Pentingnya (urgensi) wawasan perspektif global
dalam pengelolaan pendidikan ialah sebagai
langkah upaya dalam peningkatan mutu
pendidikan nasional

dengan wawasan perspektif global kita dapat:
1. menghindarkan diri dari cara berpikir sempit dan
terkotak-kotak oleh batas subyektif sehingga
pemikiran kita lebih berkembang.
2.melihat sistem pendidikan di negara lain yang
telah maju dan berkembang.
3.membandingkannya dengan pendidikan di
negara kita, mana yang dapat diterapkan dan
mana yang sekerdar untuk diketahui saja.
4.mencontoh sistem pendidikan yang baik di
negara lain selama hal itu tidak bertentangan
dengan jati diri bangsa Indonesia.

Tentu kita masih ingat dulu ketika Malaysia
mengimpor guru-guru dari Indonesia untuk
mendidik anak-anak mereka. Namun kini justru
Malaysia-lah yang lebih maju pendidikannya dari
negara kita. Apa yang salah?
Kalau boleh dikatakan, bahwa mereka mau
belajar dan mempelajari serta terus
meningkatkan kualitas pendidikan mereka. Salah
satunya yaitu dengan melihat kondisi di
sekitarnya (negara lain, Indonesia).
Dengan demikian wawasan ber-perspektif global
sangatlah penting dalam pengelolaan pendidikan

Dalam penerapan pengelolaan pendidikan
dengan wawasan ber-prespektif global, akan
di bahas lebih ke pendidikan yang
berwawasan global.
Pendidikan yang berwawasan global ini dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu dalam perspektif
reformasi dan perspektif kulikuler

Pendidikan berwawasan global merupakan suatu proses
pendidikan yang dirancang untuk mempersediakan anak
didik dengan kemampuan dasar intelektual dan tanggung
jawab guna memasuki kehidupan yang bersifat kompetitif
dan dengan derajat saling menggantungkan antar bangsa
yang sangat tinggi.
Pendidikan harus mengkhaitkan proses pendidikan yang
berlangsung di sekolah dengan nilai-nilai yang selalu
berubah di masyarakat global. Dengan demikian, sekolah
harus memiliki orientasi nilai, di mana masyarakat tersebut
harus selalu dikaji dalam kaitannya dengan masyarakat
dunia.

Implikasi dari pendidikan berwawasan global
menurut perfektif reformasi tidak hanya
bersifat perombakan kurikulum, tetapi juga
merombak sistem, struktur dan proses
pendidikan.
Pendidikan dengan kebijakan dasar sebagai
kebijakan sosial tidak lagi cocok bagi
pendidikan berwawasan global.

Pendidikan berwawasan global harus
merupakan kombinasi antara kebijakan yang
mendasarkan pada mekanisme pasar.
Maka dari itu, sistem dan struktur pendidikan
harus bersifat terbuka, sebagaimana layaknya
kegiatan yang memiliki fungsi ekonomis.

Kebijakan pendidikan yang berada di antara
kebijakan sosial dan mekanisme pasar, memiliki
arti bahwa pendidikan tidak semata-mata di tata
dan diatur dengan menggunakan perangkat
aturan sebagaimana yang berlaku sekarang ini,
serba seragam, rinci dan instruktif.
Pendidikan juga di atur layaknya suatu Mall,
adanya kebebasan pemilik toko untuk
menentukan barang apa yang akan dijual,
bagaimana akan dijual dan dengan harga berapa
barang akan dijual. Pemerintah tidak perlu
mengatur segala sesuatu dengan rinci.

Selain itu, pendidikan berwawasan global
bersifat sistematik organik, dengan ciri-ciri
fleksibel-adaptif dan kreatif demokratis.
Bersifat sistemik-organik artinya bahwa
sekolah merupakan sekumpulan proses yang
bersifat interaktif yang tidak bisa dilihat
sebagai-hitam putih, tetapi setiap interaksi
harus dilihat sebagai satu bagian dari
keseluruhan interaksi yang ada.

Fleksibel-adaptif, artinya bahwa pendidikan lebih
ditekankan sebagai suatu proses learning daripada
teaching.
Anak didik dirangsang untuk memiliki motivasi untuk
mempelajari sesuatu yang harus dipelajari dan
continues learning. Tetapi, anak didik tidak akan
dipaksa untuk dipelajari.
Materi yang dipelajari bersifat integrated, materi satu
dengan yang lain dikaitkan secara padu dan dalam
open-sistem environment. Pada pendidikan tersebut
karakteristik individu mendapat tempat yang layak.

Kreatif demokratis, berarti pendidikan senantiasa
menekankan pada suatu sikap mental untuk
senantiasa menghadirkan suatu yang baru dan
orisinil.
Secara paedagogis, kreativitas dan demokrasi
merupakan dua sisi dari mata uang. Tanpa
demokrasi tidak akan ada proses kreatif,
sebaliknya tanpa proses kreatif demokrasi tidak
akan memiliki makna.

Untuk memasuki era globalisasi pendidikan harus
bergeser ke arah pendidikan yang berwawasan global.
Dari perspektif kurikuler pendidikan berwawasan
global berarti menyajikan kurikulum yang bersifat
interdisipliner, multidisipliner, dan transdisipliner.
 Berdasarkan perspektif reformasi, pendidikan
berwawasan global berarti menuntut kebijakan
pendidikan tidak semata-mata sebagai kebijakan
sosial, melainkan suatu kebijakan yang berada di
antara kebijakan sosial dan kebijakan yang
mendasarkan pada mekanisme pasar.
 Maka dari itu, pendidikan harus memiliki kebebasan
dan bersifat demokratis, fleksibel dan adaptif.

Pendidikan berwawasan global dapat dikaji berdasarkan
pada dua perspektif yaitu perspektif reformasi dan
perspektif kurikuler.
Berdasarkan persperktif kurikuler, pendidikan
berwawasan global merupakan suatu proses pendidikan
yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga terdidik
kelas menengah dan professional dengan
meningkatkan kemampuan individu dalam memahami
masyarakatnya dalam kaitannya dengan kehidupan
masyarakat dunia, dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1.Mempelajari budaya, sosial, politik dan ekonomi
bangsa lain dengan titik berat memahami adanya
saling ketergantungan
2.Mempelajari barbagai cabang ilmu pengetahuan
untuk dipergunakan sesuai dengan kebutuhan
lingkungan setempat, dan
3.Mengembangkan berbagai kemungkinan
berbagai kemampuan dan keterampilan untuk
bekerjasama guna mewujudkan kehidupan
masyarakat dunia yang lebih baik.

Ekonomi
Geografi
Pkn
Sejarah dan Budaya
Tags