Nilai dan etika dalam praktik profesional adalah seperangkat prinsip, norma, dan standar moral yang mengatur perilaku dan tindakan seorang profesional dalam menjalankan tugasnya. Nilai dan etika ini menjadi panduan untuk mengambil keputusan yang tepat, bertanggung jawab, dan menjaga integritas serta...
Nilai dan etika dalam praktik profesional adalah seperangkat prinsip, norma, dan standar moral yang mengatur perilaku dan tindakan seorang profesional dalam menjalankan tugasnya. Nilai dan etika ini menjadi panduan untuk mengambil keputusan yang tepat, bertanggung jawab, dan menjaga integritas serta reputasi profesi
Size: 895.61 KB
Language: none
Added: Aug 28, 2025
Slides: 25 pages
Slide Content
NILAI DAN
ETIK DALAM
PRAKTIK
PROFESIONAL
PENGANTAR
•Blackwell Publishing Asia Pty Ltd, 550
Swanston Street, Carlton, Victoria 3053,
Australia, Tel: þ61 (0)3 8359 1011# 2005
by Blackwell Publishing Ltd. 2005, Bab 8.
Reconciling Values, h. 105-119
•SETIAP PROFESI MEMPUNYAI KODE
ETIK DAN NILAI-NILAI YG BERBEDA
NILAI-NI
LAI
DALAM
IPE & IPC
Nilai, secara implisit ada dalam semua materi
IPE & IPC, secara eksplisit dibahas disini dari
sumber literatur yang lebih luas
Nilai sudah dikembangkan dalam kurikulum
interprofessional; kritik sosiologi dari profesi dalam
masyarakat modern dan bergerak untuk membentuk
nilai nilai umum utk pelayanan Kesehatan dan
pelayanan social
Nilai ini juga di tambahkan dari nilai
nilai pribadi berdasarkan Pendidikan
interprofesional
HAL-HAL
YANG
BERHUBUNG
AN DENGAN
NILAI
Sikap sebagai
nilai
Nilai-nilai yg
terinternalisasi
dl diri seseorang
Berbagai perspektif nilai diantara para pemangku
kepentingan meliputi :
•Kebijakan yang dibuat
•Pengelolah dari level rendah sampai tinggi
•Profesi-profesi
• Guru/dosen
•Mahasiswa
•Klien
•Aturan pemerintah yang berlaku
Sikap
sebagai
nilai
Banyak buku-buku Interprofesional menulis tentang sikap daripada
tentang nilai. Sikap yang akan dinilai atau di evaluasi sebagai obyek
perhatian dalam praktik IPE
Kolaborasi kecerdasan mengundang penilaian kritis untuk profesi
lain sebagai partner, penilaian bisa menghakimi yang baik atau
berprasangka.
Dapat menjadi sumber perilaku negative yang Nampak sebagai
karakter satu profesi kepada lainnya, dengan niat merusak dan
mengevaluasi
Oppenheim(11992) menyarankan bahwa nilai lebih dalam dan lebih
abadi daripada sikap atau opini/pendapat, dan merupakan urutan
tertinggi dalam jiwa manusia
Nilai lebih menetap, sudah ada sebelum perkembangan seseorang dan
mempengaruhi sekelompok sikap.
Oleh karena itu, konflik pada sikap merupakan obyek yang sama,
ditentukan oleh dasar yang berbeda dari nilai-nilai
Nilai-nilai yang terinternalisasi
•Profesi Kesehatan dan profesi social ada Bersama, dekat satu sama lain untuk sebuah konsesnsus
tentang nilai nilai dasar yang bersifat umum. Oleh karena ada perbedaan nilai-nilai dari profesi yang
berbeda-beda, dan ini mempengaruhi sikap dan perilaku anggotanya ketika berkolaborasi satu sama
lain
•Perbedaan merupakan bagian yg tak terhindarkan. Dalam proses sosialisasi sampai evaluasi awal
Pendidikan, mahasiswa diidentifikasi menurut bajunya (profesinya). Mahasiswa memilih profesi
secara tradisional.
•Nilai bersifat internal dan dianut seseorang, sesuai penghargaannya. Kenaikkan pangkat diberikan
kepada mereka yang sikap, perilaku dan nilai-nilainya baik dlm profesinya. Walaupun kadang jasa
untuk profesi tertentu berbeda, hal ini menimbulkan kecemburuan.
•Pendidikan interprofessional bekerja untuk memperbaiki sisi negative dari sosialisasi. Sosialisasi
penting untuk membentuk nilai, menyampaikan tentang perbedaan profesi sehingga diketahui
sebelum mahasiswa menjalankan praktiknya, melalui kebijakan penerimaan dan merekruitan .
Mengenal perbedaan nilai antar profesi penting. Hal ini mengundang kepercayaan public.
Nilai-nilai yang terinternalisasi (1)
•Semua program profesi didasarkan pada nilai yang diturunkan dari disiplin ilmu dan berkontribusi
kepada pengetahuan dasar ilmunya.
•Untuk memasuki perbedaan nilai antar profesi, tergantung pengalaman Pendidikan/belajar, juga
organisasi profesi , status prestise sekolah dan relative status ditempat kerja .
•Status dan penghargaan di tempat kerja dipengaruhi oleh renumerasi dan kesempatan maju dalam
karier.
•Nilai juga diberikan walau tidak sama dengan status, diterima profesi dari dirinya, tidak untuk tenaga
vokasional (D3).
•Tindakan professional mempunyai 2 motivasi meningkatkan pelayanan dan menggunakan
pengetahuan utk menambah ekonomi. Menyeimbangkan dua motivasi ini merupakan suatu yg kritis
dalam interprofessional collaborasi. Nilai berhubungan dengan vokasional dan professional
•Nilai berbeda antar profesi, mis. Spesialis lebih besar nilainya dari profesi
•Nilai berubah sejalan dengan perubahan waktu dan tempat, perlu di update sesuai situasi social. Setiap
negara nilai berbeda akibat pengaruh budaya, kebiasaan, agama dan ideologi politiknya
•
Mengekspose
perpestif nilai
yang berbeda
antara
pemangku
kepentingan
(1)
Nilai-nilai berbeda pada setiap Pendidikan interprofessional, bisa pula perbedaan
antar setiap stakeholder, pembuat keputusan, manager, profesi, dosen, mahasiswa,
klien dan hukum yang berlaku dari pada antar partisipan(mahasiswa yang praktik
Bersama).
1.Pembuat keputusan. Pembuat keputusan dari setiap negara (Kemenkes dan
Kemendikbud) membuat agenda Pendidikan interprofessional. Hal ini sebagai
alat memperkenalkan kontrol birokrasi dalam berkolaborasi. Hal ini juga
memperlihatkan arti dari efek reformasi dalam Kesehatan dan pelayanan social
yg implementasinya disebut utk flesibel dalam penempatan tenaga kerja.
Motivasi mempengaruhi pembuat keputusan dalam Pendidikan interprofessional
terjadi dalam dokumen resmi dan dana yang dialokasikan
2.Badan regulasi. MTKI (Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia), Seperti pembuat
keputusan, badan hukum yg mengatur jarang berpartisipasi langsung dalam
program perencanaan. Persetujuan mereka perlu aman dahulu sebelum program
dilaksankan . Anggota dalam badan hukum Kesehatan dan profesi pelayanan
social mendukung Pendidikan interprofessional.
Mengekspose
perpestif nilai
yang berbeda
antara
pemangku
kepentingan(2)
3. Manager pelayanan dan Pendidikan. Manajer pelayanan dianggap sebagai agent
pembuat kebijakan menukar nilai nilai yang sama. Sering nilai institusi ditempatnya
pertama daripada profesi dan anggota nya. Mereka menganggap IPE tidak
berpengaruh pada kolaborasi antar profesi KARENA menuruti tradisi dan aturan
yang biasa, berlaku utk seluruh ruangan. Kepala Diklat perlu melihat cara utk
program ini menjadi lebih rasional DPT meningkatkan ekonomi dg optimumkan
peran spesialis. Manager menuntut profesionalisme dari para praktisi, benar atau
salah, semua berfokus pada professional. Manager perlu hadir sebagai teman dan
sekutu, memperhatikan dgn bergabung dlm kelompok kecil dan atau kelompok
besar yang dirasa cocok/tertarik.
4. Profesi. Semua Nakes melihat organisasi profesi sebagai konservatif, berniat
mempertahankan identitas profesi dan pengobatan dg mengaburkan batas-batas
tradisi dan mengubah dengan peran professional. Penerimaan positif pada IPE dan
praktiknya oleh banyak profesi dan asosiasi perlu dipertahankan. IPE memberi
manfaat bagi pekerja dan klien seperti juga untuk agen pelayanan . Setiap profesi
bisa melindungi anggotanya tapi bersama pendidikan merespon kebijakan praktik.
Menerima nilai-nilai praktik, bisa mengurangi ilmu dasar yg diperoleh dari
pendidikan tetapi dapat menambah kemampuan berargumen para praktisinya dalam
ber- IPE, sehingga IPE lebih efektif di tempat kerja/bangsal
Mengekspose
perpestif nilai
yang berbeda
antara
pemangku
kepentingan(3)
5. Mahasiswa. Bagi mahasiswa nilai mewakili profesinya. Manajer dpt
mengantisipasi mahasiswa yg akan dilepaskan atau di terima dari program
perencanaan institusi Pendidikan yang mahasiswanya berpraktik yang
mempunyai MOU, dan agen pelayanan dpt mengembangkan strategi dan
kategori yang boleh praktik secara kelompok. Lebih muda kalau mahasiswa
terlibat dalam proses perencanaan, walau jarang dilakukan.
6. Organisasi profesi. Uang saku harus dibuat dalam nilai-nilai utk
membedakan, juga kebiasaan dan budaya berbeda antar organisasi profesi.
Stakeholder menetapkan nilai seorang profesi berdasarkan : peraturan/UU,
komersil atau caritative; Pendidikan, pelayanan social dan Kesehatan.
Perbedaan budaya organisasi dapat menghalangi kolaborasi, mis. Antara
Kesehatan dan pelayanan sosial
7. Klien dan Penjaga. Pelayanan berpusat pada pasien dan semua profesi
berpotensi kontribusi dalam belajar di pasien. Keterlibatan pasien adalah
pengecualian dan belum sempurna, tetapi menjadi contoh yg baik klien menjadi
bagian integral dl pengembangan program. Melibatkan klien mengingatkan utk
selalu berfocus pelayanan berpusat pada klien dan praktik yg berkualitas
setiap saat, walaupun berat.
Menyelidiki
nilai nilai
selama
praktik IPE
Mengungkap kesamaan dan perbedaan nilai antara profesi selama IPE
menyangkut bilamana, dimana dan bagaimana. Proses ini tepat dilakukan pada
program praktik dalam waktu lama karena mempunyai kesempatan utk refleksi.
Semua Pendidikan mempunyai tangga nilai-nilai, baik uniprofesional,
multiprofesional dan interprofessional edukasi.
Ada cukup waktu untuk meminta partisipan IPE menyelidik dilemma etik, dilemma moral dan
konflik. Ini membantu meningkatkan nilai personal dan professional sendiri dan dapat
membandingkan dan berdebat. Misalnya : masalah bayi tabung sampai euthanasia, tes DNA
ke perlindungan rahasia pribadi seseorang, dari respek kepada klien ke deklarasi hak asasi
manusia. Perbedaan nilai antar profesi sering membawa ke debat terbuka, namun isu yang
baik didapat secara natural dalam proses belajar mengajar dan praktik, atau pengalaman saat
bekerja.
Wawancara terhadap senior nakes, kebijakan dan pelayanan social di UGD, didapat
tema-tema nilai etik menyangkut: sharing informasi dan kerahasiaan, ijin, nilai
professional dan otonomi, hak asasi manusia, pertanggungjawaban, kebijakan dan
protocol, keamanan staf dan keamanan public. Contoh, scenario mewawancara remaja
yg diperkosa sebagai korban tdk ingin informasi ini disampaikan ke polisi, dan atau
ODGJ yang tidak mau diobati oleh perawat. Ada banyak isu etika dan moral yg
mahasiswa temukan selama praktik
Membandingkan
Kode Etik
Profesi
•Mempelajari nilai etik dalam kode etik formal
(buku-buku teori, teori dasar profesi dan praktisi
sendiri), semuanya punya hubungan dengan IPE. IPE
sebaiknya membandingkan kode etik profesi-profesi
yang berpraktik utk mengidentifikasi kesamaan dan
perbedaan antar nilai nilai profesi dengan profesinya.
•Citing Wall (1995) membuat daftar tentang 5 prinsip
umum yg ditemukan dalam kode etik:
1.Menghormati seseorang sebagai individu
2.Berusaha berbuat baik
3.Tidak melakukan kekerasan
4.Mengatakan yang benar, jika memang benar
5.Bersikap adil.
Memformulasi
Kode etik
umum berbasis
pada prinsip
berikut:
Hak-hak manusia mempunyai hak utk sehat & jaminan social
Keseimbangan perawatan pasien individual sebagai pusat , tetapi populasi
nakes juga diperhatikan sebagai profesi
Kelengkapan utk pengobatan penyakit, profesi mempunyai satu kewajiban
utk meringankan penderitaan, meminimalkan kecacatan, mencegah penyakit
dan meningkatkan Kesehatan
Kerjasama pelayanan Kesehatan sukses jika antar profesi ada Kerjasama
dalam melayani, antar satu sama lain dan dengan orang di sector lain
Perbaikkan mutu perbaikkan pelayanan Kesehatan adalah serius dan
tanggungjawab terus menerus
Aman tidak ada kekerasan
Keterbukaan jadi terbuka, jujur dan dapat dipercaya adalah vital dl
pelayanan kesehatan
Badan Hukum
Kesehatan(di UK)
mengatakan semua
profesi Kesehatan
secara pribadi
bertanggungjawab
utk keputusan dan
tindakannya , 2001
(Kita dapat
mengadopsi hal
berikut ini)
Mereka harus,
•Terbuka kepada pasien dan atau klien serta
menunjukkan penghargaan utk hargadiri mereka,
individualitas dan privacy, dan terhadap hak-hak utk
membuat keputusan terhadap pengobatan dan
pelayanan Kesehatan
•Membenarkan kepercayaan public dan kepercayaan
diri melalui jujur dan dapat dipercaya
•Bertindak cepat melindungi pasien, klien dan kolega
dari risiko kekerasan
•Menyediakan standar yg baik utk praktik dan
pelayanan
•Bekerjasama dengan kolega dari profesinya sendiri dan
profesi lain
Lembaga
akreditasi PT
(di UK),
memasukkan
nilai untuk
pelayanan
Kesehatan dan
social sebagai
berikut:
Menghargai klien dan pasien sebagai individu, hargadiri dan
privacy/hal pribadinya
Klien dan pasien berhak terlibat dalam pengambilan keputusan
tentang Kesehatan mereka dan pelayanan sosialnya
Membenarkan kepercayaan masyarakat dan kepercayaan diri
Menetapkan standar tinggi untuk praktik
Melindungi klien dan pasien dari risiko kekerasan
Bekerjasama dan kolaborasi dengan kolega
Membantu, sesuai kebutuhan, ada unsur mendidik orang lain
Perlu ada kesepakatan tentang kode etik umum utk semua
tenaga Kesehatan dan profesi pelayanan social sebagai
dasar konsultasi saat menemukan kesulitan ataupun
masalah
Kritik etika pelayanan Kesehatan,Irvine, dll(2002)
mengatakan sering mengadopsi satu dari sejumlah
pendekatan normative : prinsip dasar; konsekuensi,
deontology atau kebajikan sebagai dasar. Kadang
ditemukan berlaku untuk satu isu spesifik , namun tidak
untuk kasus lain. IPE kadang menghadapi situasi
kompleks yg membutuhkan beragam penyelesaian dengan
pendekatan berbeda dan antar profesi kesehatan
Persaingan
pada
agenda IPE
•Menjadi apakah interprofessional edukasi itu?
1.Baris penutup sebagai pengaman kepentingan pribadi kolektif pada usia
Ketika profesionalisme dan klaim para elit dan permintaan istimewa/hak
istimewa yang dituntut dibawa ancaman
2.Perpaduan profesi-profesi dalam merespon lebih efektif utk kebutuhan
yg dishare klien masing-masing profesi secara sukarela menyerahkan
hak otonomi nya utk menyadari lebih sepenuhnya nilai altruistic yg
mendasari profesionalisme umumnya yang mereka berikan
3.Suatu respon terhadap kebijakan modernisasi utk reformasi profesi,
melawan sisi negative profesionalisme yg berada di jalan reformasi dan
menguatkan tanggung jawab public
Pertama, Pernyataan ini semua dalam pengalaman tidak berhubungan dengan
nilai yg bergerak mendukung IPE. Kedua, lebih akurat karakteristik
pergerakan IPE di seluruh dunia. Ketiga, permintaan lebih utk IPE daripada
mengantar sendiri, meski bisa berkontribusi sebagai bagian dari suatu
strategi reformasi tenaga kerja
IPE harus menunjukkan tidak hanya beri efek
sebagai kendaraan menangani isu-isu antar profesi,
tetapi juga menyelesaikan persaingan persepsi
tentang yg alami dan berguna, utk modernisasi
profesionalisme.
Perbedaan persepsi dari profesi dan interprofessional,
kadang menghadapi berbagai tegangan antar profesi,
Nampak saat program perencanaan dan berlanjut
dalam pelayanan. Bahaya terletak pda kekuatan yg
mempengaruhi nilai atau penyangkalan atau
memalsukan perbedaan
Bangun
nilai
nilai
IPE
IPE terjadi pada wilayah kerja tertentu, tetapi mahasiswa, profesinya dan
agen semua saling mendukung nilai yg mempengaruhi efektivitas bekerja.
Maka IPE perlu membangun nilai dasar utk pengembangan, penyedia
pelayanan dan evaluasi. Model IPE perlu dipelajari, utk mengembangkan
konsep yg linier, saling mengunci dan saling bergantung antara individu,
tim kolaborasi, penyedia pelayanan dan pemberi pelayanan itu sendiri.
Nilai IPE diutamakan utk harmonisasi antara hubungan
dan ikatan tersebut .
Membangun nilai IPE tergantung lingkungan pembelajaran IPE
dan proses membangun. Ada 3 pilar utama : membentuk
lingkungan belajar, perspektif pada proses belajar dan konsep
yang mendasari proses pembelajaran
Pilar 1.Membentuk lingkungan belajar
•Andrologi/ pembelajaran orang dewasa. IPE berdasar pada prinsip pembelajaran orang dewasa atau androgogi. Nilai dari
pembelajaran ini adalah partisipan membawa dari perspektiv lapangan mereka dan dari pengalaman hidup. Pembelaan
pembelajaran interaktif akan kesamaan partisipan dengan pengetahuan, ketrampilan dan sikap utk bekerja mandiri dan
kolaborasi dan dg kemampuan mengetahui mana dari model praktis paling baik menurut klien dalam berbagai
situasinya
•Profesional. Nilai IPE hasil kontribusi dari setiap profesi, maka hargai kebutuhan akan pembagian kerja bukan hanya
utk mengakomodasi pertumbuhan profesionalisme relevan pengetahuan. Memperhatikan perlindungan dan penguatan
integritas dan identitas setiap profesi sementara mengenal batas harus dapat disaring dan dinegosiasikan terhadap
respon tuntutan perubahan dan harapan dari kebijakan dan kliien
•Pan-professional/wahana/wadah professional. IPE mencapai diatas rasa saling menghormati, melebihi definisi
profesionalisme dari setiap profesi dan keluarga dari profesi. Ini perlu keseimbangan antara kebutuhan umum dan
khusus, pengembangan berbasis luas dan tenaga kerja professional fleksibel dan integritas dari unsur profesi, sementara
menerima kebutuhan setiap perubahan dalam hubungan dengan yang lain
Pilar 2. Perspektif pada proses belajar
•Berpusat pada pasien/klien nilai IPE pada kontribusi klien. Diyakini bahwa oraktik yg baik
(professional dan interprofessional) adalah klien center, ini sebagai jalan utk melibatkan klien dan
pengembangan karier, pengiriman dan program evaluasi dalam pengkajian dan sebagai ko partisipan.
Ini terlihat sebagai harmonisasi antara nilai umum yg disosialisasi profesi dan mendasari nilai perawatan
klien
•Holistik IPE menantang bagian kondisi mental manusia menyangkut hal khusus yg sudah ditetapkan
sebelum. Ini butuh kesatuan pikiran, tubuh dan spirit dan orang, keluarga, tetangga,
komunitas/masyarakat social dan lingkungan. Hal ini sejajar antara system praktik dengan keluarga dan
komunitas dan dengan Gerakan ekologinya
•Orientasi pada perubahan. IPE memperhatikan untuk membuat pelayanan terbaik, menyiapkan
merangkul pendekatan baru dalam memberi pelayanan dan terbuka utk inovasi. Ini mengenal nilai
perubahan pelayanan yg dikembangkan dari kepuasan dalam bekerja dan memperbaiki penerimaan dan
pertahankan semua staf yang ada
Pilar 3. Konsep yg mendasari proses pembelajaran
Ada 3 dasar proses pembelajaran ini
1.Kolaborasi nilai IPE kolaborasi atas persaingan, tetapi cukup realistic utk mengetahui bahwa semua
profesi ini hidup Bersama. ini bekerja untuk membatasi dan melawan efek kekerasan atas persaingan
yang berlebihan antar kerangka kolaborasi yg lebih luas
2.Inklusif/mampu berbaur IPE menyalahi satu sisi inklusiv. Ini cenderung melebarkan inklusiv dalam
IPC dan praktik, kecuali disana ada alas an kuat untuk hal sebaliknya. Disini dikenal bahwa praktik dari
semua profesi memberi keuntungan dari pengawasan kritis oleh diri dan orang lain dan menguji bukti
3.Kesetaraan dan keberagaman EPE mendukung kesetaraan dan nilai keberagaman. Itu memperpanjang
aplikasi prinsip mempunyai kesempatan yg sama dan praktik anti penindasan hubungan antar profesi,
mendorong saling menghormati dan keseimbangan harga diri sebagai pembelajr , mengurangi status tyg
berbeda di tempat kerja. Hal ini menerima perbedaan, penguasaan dalam berkontribusi oleh profesi
tertentu dan membawa organisasi . Terciptanya budaya kerja antar profesi dalam IPE dibuang budaya
kerja hanya antar etnis, agama dan bangsa tertentu
Kesimpulan
Disini mengungkap nilai yang berbeda dan
tersembunyi antar profesi dan antar pengambil
kepentingan dalam IPE
Dalam keyakinan ini, sebaiknya masing-masing
profesi dikenal sebelum bekerjasama . Hal ini
akan lebih baik
Kita menuju kedepan niat utk bergerak maju dari
nilai saat ini dan kode etik praktik serta
komponen kunci dalam mengembangkan satu
nilai dasar untuk IPE