Optimalisasi Pembelajaran PAI Berbasis CTL pada Materi Fikih Munakahat.pptx
ahmadmaulana72034
0 views
13 slides
Sep 28, 2025
Slide 1 of 13
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
About This Presentation
CTL
Size: 6.88 MB
Language: none
Added: Sep 28, 2025
Slides: 13 pages
Slide Content
Optimalisasi Pembelajaran PAI Berbasis CTL pada Materi Fikih Munakahat SMA N 1 CANDIMULYO
PENDAHULUAN PENGENALAN SINGKAT TENTANG CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) CTL adalah pendekatan pembelajaran yang membantu siswa memahami makna materi pelajaran dengan mengaitkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari. Siswa aktif membangun pengetahuan mereka sendiri melalui pengalaman langsung, pemecahan masalah, dan keterlibatan sosial. PERAN GURU DALAM MERANCANG TUJUAN PEMBELAJARAN YANG SESUAI Dalam pendekatan CTL, guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber informasi, melainkan sebagai fasilitator, pembimbing, dan motivator yang membantu siswa membangun pemahaman melalui pengalaman nyata.
2. Merancang Pembelajaran Berbasis CTL 3. Gunakan Metode Aktif dan Kontekstual 4. Pemanfaatan Media Kontekstual LANGKAH-LANGKAH OPTIMALISASI PEMBELAJARAN PAI BERBASIS CTL PADA MATERI FIKIH MUNAKAHAT 1. Identifikasi Konteks Nyata Siswa 7. Evaluasi Otentik dan Reflektif 6. Integrasikan Nilai Karakter dan Life Skills 5. Proyek Mini (Project Based Learning)
1. IDENTIFIKASI KONTEKS NYATA SISWA Pahami realitas dan pengalaman siswa terkait kehidupan remaja dan keluarga. Angkat isu-isu relevan seperti pergaulan bebas, pernikahan dini, persiapan berumah tangga secara islami. Libatkan contoh kehidupan nyata, bukan hanya hukum-hukum teoritis.
2. MERANCANG PEMBELAJARAN BERBASIS CTL Gunakan komponen utama CTL: Konstruktivisme → siswa membangun sendiri pemahaman tentang hukum munakahat. Inkuiri → siswa mencari jawaban atas pertanyaan tentang pernikahan, talak, dll. Bertanya → guru dan siswa sama-sama aktif menggali informasi. Masyarakat belajar → kerja kelompok, diskusi, dan kolaborasi. Pemodelan → tampilkan figur/peran atau skenario pernikahan Islami. Refleksi → siswa diminta menyimpulkan dan mengevaluasi proses belajarnya. Penilaian autentik → tugas proyek, portofolio, presentasi, bukan hanya tes tulis.
3. GUNAKAN METODE AKTIF DAN KONTEKSTUAL Studi kasus: angkat kasus nyata tentang nikah siri, cerai lewat pesan, perjanjian pranikah, dll. Simulasi dan Roleplay: siswa memerankan wali, penghulu, mempelai dalam simulasi akad nikah. Diskusi dan debat: tentang batasan usia nikah, hak dan kewajiban dalam keluarga Islami. Observasi: ajak siswa wawancara tokoh masyarakat atau KUA (secara langsung atau daring).
4. PEMANFAATAN MEDIA KONTEKSTUAL Video dokumenter pernikahan dalam Islam, prosesi akad nikah di berbagai budaya Islam. Media sosial sebagai bahan kajian: contoh kontroversi soal pernikahan/perceraian. Infografis dan komik edukatif sebagai media bantu.
5. PROYEK MINI (PROJECT BASED LEARNING) Contoh proyek: Membuat brosur atau leaflet tentang “Syarat Sah Pernikahan dalam Islam” Menulis artikel opini: “Kenapa Remaja Harus Belajar Munakahat?” Menyusun simulasi berkas pernikahan (KTP, surat izin orang tua, dsb).
6. INTEGRASIKAN NILAI KARAKTER DAN LIFE SKILLS Tumbuhkan sikap bertanggung jawab, saling menghormati, dan menjaga kehormatan diri. Kaitkan dengan life skill: komunikasi, pengambilan keputusan, dan tanggung jawab sosial.
7. EVALUASI OTENTIK DAN REFLEKTIF Gunakan rubrik penilaian untuk menilai proyek dan presentasi. Ajak siswa menulis refleksi pribadi: “Apa makna belajar munakahat bagi saya sebagai remaja?” Beri ruang untuk penilaian diri dan antar teman.
KESIMPULAN Dengan CTL, pembelajaran fikih tidak hanya bersifat kognitif, tetapi juga menyentuh aspek afektif dan psikomotorik, membekali siswa menjadi generasi Islam yang siap menjalani kehidupan bermasyarakat dengan nilai-nilai syariat.