BASIC SAFETY TRAINING KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI KAPAL ( Safe Work Practice and Occupational Health ) Guru pengampu : Harnita , S.T.
Tujuan Instruksional Khusus : Setelah didik menyelesaikan pembelajaran ini peserta diharapkan mampu menjelaskan K3, peralatan dan perlengkapan mampu memperagakan penggunaan peralatan pencegahan kecelakaan dengan benar. 1. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI KAPAL
Peraturan- peraturan yang berkaitan dengan K3 di kapal antara lain seperti : UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja Peraturan Menteri No. 4 Tahun 1980 tentang syarat- syarat pemasangan dan pemeliharaan alat pemadaman api ringan. SOLAS 1974, beserta amandemen- amandemennya, yaitu mengenai persyaratan keselamatan kapal. STCW 1978 – Amandemen 1995, yaitu mengenai standar • pelatihan bagi para pelaut. ISM – Code, yaitu mengenai code manajemen internasional • • untuk keselamatan pengoperasian kapal dan pencegahan pencemaran. Occupational Health Tahun 1950 mengenai usaha kesehatan kerja. International Code of Practice, yaitu petunjuk- petunjuk tentang prosedur (keselamatan kerja) pada suatu peralatan, pengoperasian kapal, terminal, dll.
Menurut Undang- undang No. 1 Th. 1970, kecelakaan diartikan suatu kejadian yang tidak diinginkan yang mengakibatkan cedera terhadap manusia, kerusakan terhadap harta benda serta lingkungan kerja, meliputi : • • • • • Kecelakaan kerja Kebakaran Peledakan Penyakit akibat kerja Pencemaran lingkungan kerja PENGERTIAN K3
INSIDEN Suatu kejadian yang tidak dikehendaki yang dapat mengurangi produktifitas. KECELAKAAN KERJA Suatu kecelakaan yang terjadi pada seseorang karena hubungan kerja dan kemungkinan besar disebabkan karena adanya kaitan bahaya dengan pekerja dan dalam jam kerja
SELAMAT Secara relatif bebas dari bahaya, cidera kerusakan atau dari resiko bahaya dan sebagainya. KESELAMATAN Istilah umum untuk menyatakan suatu tingkat resiko dari kerugian- kerugian relatif bebas dari kerugian kemungkinan kerugian yang rendah.
KESELAMATAN KERJA Suatu usaha atau kegiatan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, mencegah semua bentuk kecelakaan. KESEHATAN KERJA Suatu usaha pemeliharaan tentang cara- cara peningkatan dan kesahatan tenaga kerja pada tahap yang setinggi- tingginya, baik jasmani, rohani maupun sosial. BAHAYA Suatu keadaan atau perubahan lingkungan yang mengandung potensi untuk menyebabkan cedera, penyakit, kerusakan harta.
Undang- undang No. 1 Th. 1970 tentang keselamatan kerja terdiri dari 11 Bab dan 18 Pasal, walaupun UU ini disebut UU Keselamatan Kerja, namun materi yang diaturnya mencakup juga kesehatan kerja. Undang- undang ini mempunyai sasaran dan tujuan sbb : Umum Memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja agar selalu dalam keadaan selamat dan sehat dalam melaksanakan pekerjaan, untuk meningkatkan kesejahteraan, produksi dan • produktifitas nasional. Memberikan perlindungan terhadap orang lain yang berada ditempat kerja agar selalu selamat dan sehat. Memberikan perlindungan terhadap setiap sumber produksi agar selalu dapat dipakai dan digunakan secara aman dan efisien. PERATURAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
Menurut ILO & WHO Joint Comitee on Occupational health 1950 dikatakan usaha kesehatan kerja haruslah ditujukan untuk : • • Meningkatkan dan memelihara kesehatan karyawan laut pada kondisi yang sebaik- baiknya. Menghindarkan para karyawan dari ganguan kesehatannya mungkin timbul akibat kerja. Melindungi karyawan laut dari pekerjaan- pekerjaan yang mungkin dapat mempengaruhi kesehatan. Menempatkan karyawan laut pada tempat yang sesuai dengan kondisi sosiologis masing-masing.
Peraturan IMO mengenai pencegahan kecelakaan dan kesehatan kerja, demi mencegah terjadinya kecelakaan kerja terutama untuk jaga laut, faktor kelelahan adalah menjadi perhatian, untuk itu IMO membuat petunjuk yang berkenaan dengan pencegahan kelelahan agar siap untuk melaksanakan tugas (Fitness Duty), antara lain : Maksimum jam kerja rata- rata tidak lebih 12 jam perhari. Setiap perwira dan rating yang akan diberikan tugas jaga harus minimal 10 jam istirahat dalam periode 24 jam. Jumlah jam istirahat boleh dibagi tidak lebih dari 2 • periode yang salah satu periodenya paling sedikit 6 jam lamanya. Pengecualian dari kondisi butir 1 dan 2 diatas, sepuluh jam minimal istirahat boleh dikurangi, akan tetapi tidak boleh kurang dari 6 jam secara terus menerus dan pengurangan tersebut tidak melebihi dari 2 hari dan tidak kurang dari 70 jam istirahat untuk periode 7 hari.
a. Biaya- biaya Nyata AKIBAT KECELAKAAN KERJA Kecelakaan dapat menimbulkan kerugian, baik bagi karyawan, perusahaan maupun masyarakat. Kerugian- kerugian ini dapat dialami : 1) Bagi karyawan • • Kematian/cacat tetap Persoalan kejiwaan akibat cacat tetap, kerusakan bentuk tubuh atau kehilangan harta. • salah • Kesedihan/penderitaan keluarga akibat kehilangan satu seorang anggota keluarga. Beban masa depan. Perusahaan Biaya pengobatan dan kegiatan pertolongan Biaya ganti rugi yang harus dibayar Upah yang dibayar selama korban tak bekerja Biaya lembur Hilangnya kepercayaan masyarakat Penurunan produktifitas korban setelah bekerja kembali.
Bagi Masyarakat Menimbulkan korban jiwa/cacat, kerusakan lingkungan. Kerusakan harta Lain-lain. Kerugian- kerugian diatas merupakan biaya- biaya nyata yang dapat dihitung. b. Biaya- biaya Tidak Nyata Biaya- biaya bagi perusahaan, sering dikelompokan menjadi : • • • Biaya yang diasuransikan. Kerusakan harta yang tidak diasuransikan. Biaya lain yang tidak diasuransikan Kerugian dalam bentuk biaya yang diasuransikan akan ditanggung oleh perusahaan asuransi, sedangkan biaya yang tak diasuransikan harus ditanggung sendiri oleh perusahaan yang bersangkutan.
Manajemen sering melupakan biaya yang tidak diasuransikan ini, sedang padam kenyataannya biaya- biaya ini lebih besar dari biaya yang diasuransikan. ini sering dimasukkan kedalam biaya sehingga tidak tampak sebagai biaya operasi akibat Biaya-biaya perusahaan kecelakaan. Dengan sendirinya, dukungan yang diberikan manajemen terhadap usaha pencegahan kecelakaan juga berkurang. Hal ini merupakan salah satu unsur penghambat perkembangan usaha keselamatan kerja di industri (Jasa Maritim). Kerugian yang diderita masyarakat seharusnya ditanggung oleh perusahaan. Memang di Indonesia hal pembebanan kerugian yang diderita masyarakat ini masih belum diatur secara jelas. Akibatnya masyarakatlah yang harus menanggung sebagian/seluruh bebannya.
SEBAB- SEBAB KECELAKAAN diakibatkan karena berhubungan dengan sumber tenaga, misalnya tenaga gerak, kimia, panas, listrik, dan lain- lain di atas ambang dari tubuh atau struktur bangunan. Kerugian- kerugian tersebut tidak sedikit menelan biaya. Untuk mengatasi hal demikian maka perlu sekali adanya usaha pencegahan, yaitu melalui usaha keselamatan kerja yang baik. Usaha keselatan kerja merupakan suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengendalikan terjadinya kecelakaan yang berkaitan dengan lingkungan kerja. Unsur- unsur penyebab Kecelakaan umumnya
Usaha keselamatan kerja ini mengandung beberapa tujuan, yaitu : Kemanusiaan , karena berusaha mencegah penderitaan bagi buruh serta ikut menciptakan terwujudnya kesejahteraan kerja yang merupakan idaman setiap manusia. Ekonomi , karena menghindarkan terjadinya kerugian bagi perusahaan. Sampai saat ini di Indonesia motif ekonomi masih sering dilupakan karena kesulitan untuk menghukum besarnya kerugian akibat kecelakaan. Sosial , karena menghindarkan kerugian bagi masyarakat. Hukum , karena usaha keselamatan kerja dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan hukum yang telah ditentukan pemerintah bagi perusahaan yang ada.
Unsur- unsur utama yang merupakan sub sistem dalam keseluruhan sistem perusahaan (ditinjau dari sudut keselamatan kerja) adalah : • Manusia ; tidak ada satu kegiatan yang lepas sama sekali dari unsur manusia. Mesin- mesin otomatpun masih memerlukan pengawasan manusia. Peralatan ; baik berbentuk mesin maupun alat- alat lain yang oleh manusia dalam kegiatan operasi • dipergunakan perusahaan. Bahan-bahan ; tambahan yang merupakan digunakan bahan selama baku proses maupun produksi, bahan guna menghasilkan barang akhir. • Lingkungan kerja ; yaitu lingkungan alam dimana manusia bekerja, antara lain : bahan bangunan, keadaan udara, • penerangan, kebisingan, kelembaban, dll. Manajemen (sebagai proses); yaitu suatu proses koordinasi terhadap keempat sub sistem yang lain sedemikian rupa agar dapat dicapai tujuan organisasi (perusahaan)
PENCEGAHAN KECELAKAAN menimbulkan Dari hasil penyelidikan, kecelakaan ternyata faktor manusia dalam kesalahan sehingga terjadinya kecelakaan sangat dominan. Menurut data statistik bahwa 80 - 85% kecelakaan disebabkan oleh kesalahan manusia, sehingga ada suatu pendapat bahwa akhirnya langsung atau tidak langsung semua adalah karena faktor manusia. Kalau dibatasi pada lingkup perusahaan (segi mikro), tampak bahwa terjadinya kecelakaan dikarenakan adanya ketimpangan diantara ketiga unsur utama produksi (sub sistem manusia lingkungan phisik dan manajemen) sehingga mengakibatkan terjadinya tindakan dan keadaan tidak aman. Proses Terjadinya Kecelakaan
Tetapi secara langsung terjadinya kecelakaan ditempat kerja dapat dikelompokkan secara garis besar menjadi dua penyebab, yaitu : 1.Tindakan tidak aman dari manusia ( UNSAFE ACT ), misalnya : • • • • • • • • • • • bekerja tanpa wewenang; gagal untuk memberi peringatan; bekerja dengan kecepatan salah; menyebabkan alat pelindung tak berfungsi; menggunakan alat yang rusak; bekerja tanpa prosedur yang benar; tidak memakai alat keselatan kerja; menggunakan alat secara salah; melanggar peraturan keselamatan kerja; bergurau ditempat kerja; mabuk, ngantuk, dll.
Seseorang melakukan tindakan tidak aman atau kesalahan yang mengakibatkan kecelakaan karena : Tidak tahu Yang bersangkutan tidak mengetahui bagaimana melakukan pekerjaan dengan aman dan tidak tahu bahaya- bahayanya sehingga terjadi kecelakaan. Tidak mampu/tidak bisa Yang bersangkutan telah mengetahui cara yang aman, bahaya- bahayanya, tetapi karena belum/kurang terampil atau ahli, akhirnya melakukan kesalahan dan gagal. Tidak mau kerja/peraturan dan bahaya-bahaya yang Walaupun telah mengetahui dengan jelas ada cara serta yang bersangkutan mampu/bisa melakukannya, tetapi karena kemauan tidak ada, akhirnya melakukan kesalahan atau mengakibatkan kecelakaan.
• • • • • • • 2. Keadaan tidak aman ( UNSAFE CONDITION ), misalnya : peralatan pengamanan yang tidak memenuhi syarat; bahan / peralatan yang rusak atau tidak dapat dipakai; ventilasi dan penerangan kurang; lingkungan yang terlalu sesak, lembab dan bising; bahaya ledakan/terbakar; kurang sarana pemberi tanda; keadaan udara beracun : gas, debu dan uap. Tindakan tidak aman dan keadaan tidak aman inilah yang selanjutnya akan menimbulkan insiden/kecelakan dalam bentuk : • • • • • • terjatuh terbakar/terkena ledakan tertimpa benda jatuh; terkena tegangan listrik; kontak dengan benda berbahaya atau radiasi terjepit benda.
KONSEP PENANGGULANGAN Setelah kita mengetahui sebab dan proses terjadinya kecelakaan, maka kita dapat menentukan cara penanggulangannya, baik untuk meniadakan atau mengurangi akibat kecelakaan itu. Pada masa lalu, usaha keselamatan kerja ditujukan untuk mengatasi “ UNSAFE ACT ” dan “ UNSAFE CONDITION ” yang ternyata hanya merupakan gejala dari adanya ketimpangan pada unsur sistem produksi. Karena perbaikan terhadap UNSAFE ACT dan UNSAFE CONDITION ini tidak merubah sebab utama kecelakaan (ketimpangan unsur produksi), maka perbaikan ini sangat bersifat tambal sulam dan tidak permanen. Usaha yang bersifat permanen dapat dicapai dengan melakukan pencegahan atau perbaikan terhadap ketimpangan yang ada pada ketiga unsur sistem produksi ( manusia, lingkunagn fisik dan manajemen)
Perbaikan pada unsur sistem produksi ini selain dapat mencegah terjadinya kecelakaan/insiden yang merugikan, juga dapat meningkatkan produktifitas perusahaan. 1. Pendekatan Sub Sistem lingkungan fisik. Usaha keselamatan kerja yang diarahkan pada lingkungan fisik ini bertujuan untuk menghilangkan, mengendalikan atau mengurangi akibat dari bahaya- bahaya yang terkandung dalam peralatan, bahan- bahan produksi maupun lingkungan kerja. Menurut ASSE dalam “Thje Dictionary of term used in the safety professional”, bahaya adalah suatu keadaan atau perubahan lingkungan yang mengandung potensi untuk menyebabkan cedera, penyakit, kerusakan harta benda, bahaya ini dapat berbentuk bahaya mekanik, fisik, kimia, dan listrik.
Usaha ini dapat dilakukan melalui : Perancangan mesin atau peralatan dengan memperhatikan segi- segi keselamatannya. Perancangan peralatan atau lingkungan kerja yang sesuai dengan batas kemampuan pekerja, agar tercipta “The Right Design for Human” sehingga dapat dihindari ketegangan jiwa, badan maupun penyakit kerja terhadap manusia. Pembelian yang didasarkan mutu dan syarat keselamatan kerja. Pengelolaan (pengangkutan, penyusunan, penyimpanan) bahan- bahan produksi dengan memperhitungkan standar keselamatan yang berlaku. Pembuangan bahan limbah/ballast/air got dengan memperhitungkan kemungkinan bahayanya, baik terhadap masyarakat maupun lingkungan sekitarnya.
2. Pendekatan Sub Sistem manusia. Tinjauan terhadap unsur manusia ini dapat berdiri sendiri, tetapi harus dikaitkan dengan interaksinya bersama unsur lingkungan fisik dan sistem manajemen. Dari sudut manusia secara pribadi, kita harus mengusahakan agar dapat dicapainya penempatan kerja yang benar (the right man in the right job) disertai suasana kerja yang baik. Oleh karena itu usaha pencegahan kecelakaan ditinjau dari sudut unsur manusia meliputi antara lain : a. Dari segi kemampuan, dapat dilakukan program pemilihan penempatan dan pemindahan pegawai yang baik, selain itu perlu dilaksanakan pendidikan yang terpadu bagi semua karyawan sesuai dengan kebutuhan jabatan yang ada.
Untuk diperoleh karyawan yang secara fisik mampu melaksanakan pekerjaannya dengan baik, perlu dilakukan : Uji kesehatan pra kerja Uji kesehatan tahuanan secara berkala Penempatan kerja yang baik Uji kesehatan untuk pemindahan pegawai Pengamatan keterbatasan fisik dari pekerja, dll. Sedangkan untuk memperoleh karyawan yang tepat dari segi pengetahuannya, perlu dilakukan pembinaan, baik bagi pekerja baru, maupun pekerja lainnya.
b. Dari segi kemauan, perlu dilakukan program yang mampu / mau, memberikan motivasi pada para pekerja agar bersedia bekerja secara aman. Faktor- faktor yang mempengaruhi kemauan karyawan dalam bidang keselamatan kerja antara lain : ■ ■ ■ ■ ■ Contoh yang diberikan oleh pengawas, pimpinan madya maupun pejabat teras perusahaan. Komunikasi, dalam bentuk safety contact, safety indoctrination, propaganda & publikasi keselamatan dan lain-lain. Partisipasi karyawan, seperti : safety talks, safety meeting safety observer program dan lain-lain. Enforcement, melalui penerapan peraturan keselamatan kerja dan saksi-saksinya. Hadiah (Reward) dalam bentuk “Safe Behavior Reinforcement “ maupun “Award Program”
c. Dari segi keadaan mental, seperti : marah, ketegangan kerja (stress), kelemahan mental, bioritmik, dll. Dapat diatasi melalui perencanaan alat dan kepengawasan yang baik, sehingga tercipta suasana kerja yang aman dan nyaman. 3. Pendekatan Sub Sistem manajemen. manajemen merupakan unsur penting dalam usaha penanggulangan kecelakaan, karena manajemenlah yang menentukan pengaturan unsur produksi lainnya. Dalam kaitannya dengan manajemenini, perlu digaris bawahi bahwa keselamatan kerja yang baik harus terpadu dalam kegiatan perusahaan. Ini dapat terwujud jika keselamatan kerja dipadukan dalam prosedur yang ada dalam perusahaan.
Selain usaha untuk memadukan keselamatan kerja kedalam sistem prosedur kerja perusahaan, masih diperlukan usaha- usaha lain untuk kegiatan operasi memadukan keselamatan kerja dalam perusahaan. Umumnya usaha-usaha ini dirumuskan dalam suatu program keselamatan kerja yang komponen- komponennya antara lain : Kebijakan keselamatan kerja (S afety Policy ) dan partisipasi manajemen ( Manajemen Participation ). Pembagian tanggung jawab dan pertanggungjawaban ( Accountability ) dalam bidang keselamatan kerja. Panitia keselamatan kerja ( Safety Commitee ). Peraturan standar dan prosedur keselamatan kerja. Sistem untuk menentukan bahaya, baik yang potensial melalui inspeksi, analisa kegagalan ( Fault Tree Analysis ). Analisa keselmatan ( Job Safety Observation ).
Incident Recall Techniques maupun yang telah terjadi melalui penyelidikan kecelakaan ( Accident Investigation ): Pencegahan secara teknik melalui : pengawasan teknik, perlindungan mesin, alat- alat keselamatan, perlindungan perorangan ( Personal Protective Equipment ), program medis, pengendalian lingkungan dan tata rumah tangga. Prosedur pemilihan, penempatan dan pemindahan pegawai serta program pembinaan. Program motivasi yang meliputi : indoktrinasi keselamatan kerja, pertemuan keselamatan kerja dan lain-lain. Enforcement dan Supervission. Emergency Action Plan (Rencana Tindakan Darurat). Program Pengendalian Kebakaran. Pengendalian Tntutan dan Biaya Ganti Rugi. Penilaian efektifitas program keselamatan kerja, melalui Catatan dan Analisa Kecelakaan, Pelaporan Kecelakaan Audit Keselamatan, perhitungan biaya dan lain-lain.
PERALATAN KESELAMATAN KERJA Dalam pasal 12b, c UU No. 1 th. 1970 disebutkan : Tenaga kerja diwajibkan : Memahami alat- alat pelindung diri. Memenuhi dan mentaati semua syarat- syarat keselmatan dan kesehatan kerja. Kemudian dalam pasal 13 disebutkan : Barang siapa yang akan memasuki tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk keselmatan dan kesehatan kerja dan memakai alat- alat pelindung diri yang diwajibkan. Dan perusahaan diwajibkan secara cuma- Cuma menyediakan semua alat pelindung diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya dan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut. (pasal 14)
Alat Keselamatan Kerja Ada 2 macam alat- alat pelindung/keselamatan Untuk mesin-mesin Alat sudah disediakan oleh pabrik- pabrik yang membuat dan mengeluarkan mesin- mesin itu, misalnya kap- kap pelindung dari motor listrik, klep- klep keamanan dari ketel- ketel uap, pompa- pompa dan sebagainya. Untuk para pekerja (safety Equipment) alat- alat pelindung/keselamatan untuk para pekerja (safety equipment) gunanya ialah untuk melindungi pekerja dari bahaya- bahaya yang mungkin menimpanya sewaktu menjalankan tugas.
Alat- alat pelindung keselamatan tersebut adalah : Alat- alat pelindung kepala Alat- alat pelindung muka dan mata Alat- alat pelindung badan (lengan dan Alat- alat pelindung anggota badan kaki) Alat- alat pelindung pernafasan Alat- alat pelindung pendengaran Alat- alat pelindung tengelam
Kegunaan Alat Keselamatan Kerja NAMA ALAT KESELAMATAN GUNA / PEMAKAIANNYA Topi keselamatan Pelindung batok kepala dari tertumbuk dan benda- benda jatuh Topi penyemprot pasir Pekerjaan menyemprot dengan pasir atau bekerja dalam tangki dengan memakai tali/line penolong. Kap las tangan/dipegang Pelindung muka dan mata sewaktu mengelas listrik Kap las kepala Pelindung muka, mata dan batok kepala sewaktu mengelas Pelindung muka Mengadah atau bekerja dengan ramuan- ramuan kimia Pelindung mata Mengasah, menetak, bekerja dengan ramuan- ramuan. Mengelas mata las Mengelas dengan karbit
NAMA ALAT KESELAMATAN GUNA / PEMAKAIANNYA Kaca mata karet Bekerja dengan debu-debu. Kacamata keselamatan Kerja mengecat, menetak beton dan sebagainya. Pelindung mata kedok (yang dibuka) Mengasah, menetak (terutama) bagi yang memakai kacamata Pelapis dada las dari kulit Mengelas karbit dan listrik Menempa, menuang dan kerja hangat- hangat lainnya Pelapis dada karet hitam Bekerja dengan ramuan- ramuan kimia Pelapis dada karet putih Bekerja di instalasi TEL Membersihkan tanki- tanki bensin yang mengandung TEL Sarung tangun asbes Kerja panas, tuang menuang, membengkakkan pipa, buka tutup kerangan uap yang panas.
NAMA ALAT KESELAMATAN GUNA / PEMAKAIANNYA Sarung tangan kain Kerja kotor yang ringan sekali mematri, mencat, menyemprot cat. Sarung tangan untuk kerja ringan Pekerjaan konstruksi yang ringan Pekerjaan pengangkutan yang ringan Membuka kran- kran uap. Sarung tangan untuk kerja berat Pekerja- pekerja pengangkutan yang berat , buka tutup kran- kran yang panas Bekerja dengan berani dan juga untuk tukang api. Sarung tangan las Mengelas listrik dan gas karbit Sarung tangan untukkerja berat Bekerja pada hubungan- hubungan listrik Sarung tangan karet Bekerja dengan ramuan kimia Bekerja dengan gemuk- gemuk yang kotor Sarung tangun karet putih (plastik Bekerja di instalsi TEL Membersihkan tanki- tanki bensin yang mengandung TEL
NAMA ALAT KESELAMATAN GUNA / PEMAKAIANNYA Sepatu karet panjang Bahan- bahan kimia (asam, garam, soda, asam belerang, dsb) Komponen minyak kasar (bensin, minyak dan gas) Kerja tanah dan kerja kotor lain-lain Sepatu keselamatan Pelindung jari- jari kaki dari tertumbuk atau tertimpa benda- benda jatuh/berat Sepatu karet panjang putih Bekerja di instalsi TEL Membersihkan tanki- tanki bensin yang mengandung TEL Sepatu karet panjang hitam sampai paha Pekerjaan tanah Pelindung kaki dari kulit Mengelas listrik, karbit, kulit menempa dan untuk pekerjaan tuang menuang
NAMA ALAT KESELAMATAN GUNA / PEMAKAIANNYA Topeng gas hitam Dipakai dengan canister- 2 di udara luar sekali-kali boleh dalam tanki-tangki. Canister SH untuk CO2 Canister CC untuk organik Canister GG untuk Cloor Canister A untuk Ammoniak Canister D untuk CO Topeng gas putih Dipakai diudara luar pada instalasi TEL dengan Canister CC Topeng udara segar (bloman mask) Membersihkan tanki- tanki yang belum bebas dari gas, untuk pekerjaan- pekerjaan menolong dan dilengkapi dengan tali penolong serta senantiasa memberikan udara bersih Topeng udara Untuk pekerjaan- pekerjaan menolong, blow out dan sebagainya
NAMA ALAT KESELAMATAN GUNA / PEMAKAIANNYA Topeng penahan debu Bekerja dengan debu, belerang dan dipakai di udara luar Bekerja didalam gas- gas organik diluar udara Tali pinggang keselamatan Dipakai pada pekerjaan yang tinggi 2,5 m ke atas bergas yang baik Jaring keselamatan Dipakai pada pekerjaan diatas mesin yang sedang berputar, atau dimanan tidak mungkin memakai tali pinggang keselamatan. Pengeruk Pekerjaan menemukan orang- orang yang jatuh terbenam dalam air, atau barang yang terjatuh dalam air Ear plug Dipakai untuk mengurangi suara yang masuk telinga Ear muff Dipakai untuk mengurangi suara yang bernada tinggi atau keras
NAMA ALAT KESELAMATAN GUNA / PEMAKAIANNYA Life jacket/pelampung dada (pada waktu dipakai jangan memukul si pemakai/dagu) Dipakai oleh pekerja yang bertugas diatas perairan, dimana pengguna tali pinggang keselamatan tidak mungkin dipakai Tali pinggang keselamatan Dipakai oleh pekerja yang bertugas diatas perairan, dimana pengguna tali pinggang keselamatan tidak mungkin dipakai Pelindung lengan dari kulit Mengelas listrik karbit