P3 c Penelitian-Mali-dan-Howe-Gagasan-Anak-Anak-tentang-Bumi-dan-Gravitasi.pptx

ukhtiagnes 0 views 6 slides Oct 07, 2025
Slide 1
Slide 1 of 6
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6

About This Presentation

Pembelajaran IPA SD


Slide Content

Penelitian Mali dan Howe: Gagasan Anak-Anak tentang Bumi dan Gravitasi Mengeksplorasi Miskonsepsi Anak tentang Bumi dan Gravitasi by Agnes & Srie

Konsepsi Alternatif tentang Bumi dan Gravitasi Penelitian Mali dan Howe (1979) mengungkapkan bagaimana anak-anak membentuk model mental tentang Bumi dan gravitasi. Mereka mencoba mendamaikan pengalaman sehari-hari yang menunjukkan permukaan datar dengan informasi bahwa Bumi itu bulat. 1 Bumi Datar/Persegi Anak-anak mengandalkan pengalaman langsung bahwa Bumi adalah permukaan yang datar. 2 Bumi Cakram Evolusi dari Bumi datar, mencoba mengintegrasikan gagasan "bulat" dengan tetap "datar." 3 Bumi Ganda Sintesis menarik: satu Bumi datar untuk ditinggali, satu lagi bola di langit. 4 Bola Berongga Bumi adalah bola, tetapi orang-orang hidup di permukaan datar di dalamnya. 5 Bola Diratakan Mendekati model ilmiah, namun masih percaya ada permukaan datar tempat tinggal. Miskonsepsi gravitasi berkaitan langsung: selama Bumi dianggap datar, gravitasi hanya "menarik ke bawah," bukan menuju pusat massa bola.

Pergeseran Paradigma dalam Pengajaran Sains Karya Rosalind Driver (1989), "Teaching to Promote Understanding," merevolusi pendidikan sains dengan mempromosikan pendekatan konstruktivis. Ini bukan tentang menyampaikan fakta, melainkan membantu siswa membangun pemahaman mereka sendiri secara aktif. "Mengajar seharusnya tidak tentang menuangkan pengetahuan ke dalam pikiran siswa, melainkan membantu mereka secara aktif membangun pemahaman mereka sendiri." — Rosalind Driver Driver berpendapat bahwa siswa datang ke kelas dengan "konsepsi alternatif" yang kuat. Sekadar memberikan informasi yang benar sering kali tidak efektif karena ide-ide awal ini sangat mengakar.

Prinsip Utama Pendekatan Konstruktivis Model Driver menguraikan empat fase utama untuk mendorong perubahan konseptual dan pemahaman yang lebih dalam. Menggali Ide Awal Siswa Guru mengungkap konsepsi alternatif melalui pertanyaan terbuka atau diskusi. Contoh: "Apa yang membuat lampu menyala?" Menciptakan Konteks Baru Menyajikan ide ilmiah yang menantang keyakinan lama, memicu konflik kognitif. Mendorong Rekonstruksi Ide Siswa bergulat dengan informasi baru, guru memfasilitasi pembentukan pemahaman ilmiah. Penerapan & Evaluasi Siswa menerapkan pemahaman baru, guru menilai perubahan konseptual. Pembelajaran dianggap sebagai proses sosial negosiasi pengetahuan, membutuhkan pemahaman guru terhadap perspektif siswa.

Membangun Pemahaman yang Lebih Dalam Implikasi untuk Pendidik dan Orang Tua Pahami Perspektif Anak: Akui bahwa miskonsepsi adalah upaya logis anak untuk memahami dunia. Fasilitasi Eksplorasi: Berikan kesempatan untuk pengalaman langsung yang menantang ide-ide awal. Dorong Diskusi: Ciptakan lingkungan di mana anak merasa nyaman mengungkapkan pemikiran mereka dan bernegosiasi dengan ide-ide baru. Sabar dalam Proses: Perubahan konseptual adalah proses bertahap, bukan instan. Dengan menerapkan pendekatan konstruktivis, kita dapat membantu anak-anak beralih dari model mental intuitif ke pemahaman ilmiah yang lebih akurat tentang alam semesta.
Tags