persoalan-persoalan cabang tidak boleh dianggap sebagai
persoalan utama. Hal ini sangat berbahaya, sebab ketika
umat melupakan persoalan utamanya, maka eksistensi
dirinya sebagai umat pada hakekatnya telah lenyap. Dan
ini telah menimpa umat Islam.
Inggris dengan keji dan nista berhasil
mencangkokkan kedalam tubuh umat Islam sebuah organ
asing. Seluruh organ tubuh akhirnya memberikan reaksi
untuk menolak organ asing tersebut. Demikian pula yang
terjadi pada umat Islam. Inggris berhasil membenamkan
organ asing itu ke dalam tubuh umat Islam, untuk
memalingkan seluruh potensi umat Islam melawan organ
asing tersebut (Israel). Hal ini dilakukan berulang-ulang,
hingga akhirnya energi umat terserap habis untuk
menyelesaikan persoalan-persoalan cabang yang terus
bermunculan setiap hari.
Setelah lebih dari setengah abad, persoalan
Palestina tetap menyibukkan masyarakat, menjadi
perbincangan para khathib, pemikir, umat Islam, harakah-
harakah, berbagai negara, pasukan-pasukan militer,
muktamar-muktamar, dan mass media. Jika diizinkan
berangan-angan, apa yang akan diperbincangkan oleh
masyarakat, dan apa komentar para khatib, pemikir,
radio-radio, dan media massa, harakah-harakah, dan
berbagai negara, setelah runtuhnya Daulah Khilafah serta
terpecahnya umat Islam, seandainya tidak ada persoalan
Palestina? Bukankah masyarakat luas, partai-partai
politik, harakah-harakah, muktamar-muktamar, pasukan-
pasukan militer, stasiun-stasiun radio, dan media massa
akan disibukkan dengan persoalan Khilafah? Jika ini
terjadi, apakah umat memerlukan waktu 60 tahun untuk
menegakkan Khilafah? Jawabnya, tidak! Saya berkata
seperti itu, bukan berarti saya mengerti hal-hal yang ghaib,
akan tetapi bila energi umat yang terkuras habis
membahas masalah Palestina, digunakan seluruhnya
untuk membahas kekhilafahan, maka umat tidak perlu
waktu 60 tahun untuk menegakkan Daulah Khilafah.
Sebenarnya untuk tujuan inilah negara Israel didirikan.
Dan seandainya tidak ada negara Israel, maka akibatnya
sebagaimana pernyataan Weizman, ―Seandainya tidak
ada Israel, maka tidak ada yang bisa membantu
kepentingan-kepentingan Inggris.‖
Apakah umat sadar akan hal ini, dan mau
kembali kepada persoalan umat yang sebenarnya?
Apakah umat mau menyadari bahwa menegakkan Islam
adalah persoalan utama mereka, sedangkan Palestina,
Kashmir, Afghanistan, Kurdistan, Eriteria, hanyalah
cabang dari persoalan utama kaum muslimin (yaitu
menegakkan Daulah Khilafah Islamiyyah –pen)? Apabila
umat menyadari hal ini, dan menjadikan persoalan utama