Paparan mutu rumah sakit bhayangkara Denpasar.pptx

nyomandarsana 0 views 78 slides Oct 08, 2025
Slide 1
Slide 1 of 78
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63
Slide 64
64
Slide 65
65
Slide 66
66
Slide 67
67
Slide 68
68
Slide 69
69
Slide 70
70
Slide 71
71
Slide 72
72
Slide 73
73
Slide 74
74
Slide 75
75
Slide 76
76
Slide 77
77
Slide 78
78

About This Presentation

baik


Slide Content

B KAMI BISA UNTUK SENYUM SEHAT ANDA I S A dr. Ni Made Murtini , MARS KARUMKIT BHAYANGKARA DENPASAR PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RS BHAYANGKARA DENPASAR

No  Prioritas masalah High Risk High Volume Problem Prone Ketidakpuasan pasien Kemudahan pengukuran Ketentuan pemerintah Strategis Pengalaman pasien Jumlah Ranking Nilai x Bobot = Skor Nilai x Bobot = Skor Nilai x Bobot = Skor Nilai x Bobot = Skor Nilai x Bobot = Skor Nilai x Bobot = Skor Nilai x Bobot = Skor Nilai x Bobot = Skor Rentang Nilai: 1-5 Rentang Nilai: 1-5 Rentang Nilai: 1-5 Rentang Nilai: 1-5 Rentang Nilai: 1-5 Rentang Nilai: 1-5 Rentang Nilai: 1-5 Rentang Nilai: 1-5 Bobot = 50 Bobot = 30 Bobot = 20 Bobot = 20 Bobot = 30 Bobot = 20 Bobot = 30 Bobot = 30 N B S N B S N B S N B S N B S N B S N B S N B S 1. PONEK 3 50 150 2 30 60 3 20 40 2 20 40 3 30 90 4 20 80 3 30 90 3 30 90 640 2 2. Pelayanan hiperbarik 4 50 50 2 30 60 2 20 40 1 20 20 3 30 90 1 20 20 3 30 90 2 30 60 430 8 3. Pelayanan cancer 2 50 200 1 30 90 2 20 80 1 20 20 2 30 60 2 20 40 3 30 90 1 30 30 610 5 4. Pelayanan tahanan 2 50 100 1 30 60 2 20 40 1 20 20 4 30 120 4 20 80 2 30 60 2 30 60 540 7 5. Pelayanan bedah trauma 4 50 200 3 30 90 4 20 40 3 20 60 4 30 120 3 20 60 4 30 120 3 30 90 780 1 6. Pelayanan Jantung 3 50 150 3 30 60 2 20 40 3 20 60 3 30 90 3 20 60 2 30 60 3 30 90 610 6 7. Pelayanan Stroke 4 50 100 3 30 90 3 20 60 3 20 60 3 30 90 3 20 60 3 30 90 3 30 90 640 3 8. Pelayanan pasien infeksi 3 50 150 3 30 90 4 20 80 2 20 40 2 30 60 3 20 60 2 30 60 3 30 90 630 4 Penentuan prioritas indikator mutu rumah sakit tahun 2022

INDIKATOR MUTU NASIONAL (IMN) NO INDIKATOR STANDAR 1 Kepatuhan kebersihan tangan (%) > 85% 2 Kepatuhan penggunaan APD oleh petugas 100% 3 Kepatuhan Identifikasi Pasien (%) 100% 4 Waktu tanggap operasi SC emergensi <30 menit (%) > 80% 5 Waktu tunggu rawat jalan (%) > 80% 6 Penundaan operasi elektif (%) < 5% 7 Kepatuhan waktu visite DPJP (%) > 80% 8 Pelaporan hasil kritis laboratorium (%) 100% 9 Kepatuhan penggunaan FORNAS (%) > 80% 10 Kepatuhan terhadap clinical pathway (%) > 80% 11 Kepatuhan upaya pencegahan risiko pasien jatuh (%) 100% 12 Kecepatan waktu tanggap terhadap complain (%) > 80% 13 Kepuasan pasien dan keluarga (skor) > 76,61% K EMENKES

STANDAR: 100% PENCAPAIAN: 98,6%

STANDAR: >80% PENCAPAIAN :82,3%

STANDAR: 100% PENCAPAIAN: 100%

STANDAR: > 80% PENCAPAIAN: 97,6%

STANDAR: >80% PENCAPAIAN :100%

STD > 76,61% CAPAIAN : 91,8%

NO INDIKATOR STANDAR PENCAPAIAN 1 Kepatuhan kebersihan tangan (%) > 85% 87,3% 2 Kepatuhan penggunaan APD oleh petugas 100% 100% 3 Kepatuhan Identifikasi Pasien (%) 100% 98,6% 4 Waktu tanggap operasi SC emergensi <30 menit (%) > 80% 100% 5 Waktu tunggu rawat jalan (%) > 80% 99,6% 6 Penundaan operasi elektif (%) < 5% 0% 7 Kepatuhan waktu visite DPJP (%) > 80% 82,3% 8 Pelaporan hasil kritis laboratorium (%) 100% 100% 9 Kepatuhan penggunaan FORNAS (%) > 80% 99,2% 10 Kepatuhan terhadap clinical pathway (%) > 80% 97,6% 11 Kepatuhan upaya pencegahan risiko pasien jatuh (%) 100% 100% 12 Kecepatan waktu tanggap terhadap complain (%) > 80% 100% 13 Kepuasan pasien dan keluarga (skor) > 76,61% 91,8%

INDIKATOR MUTU PRIORITAS RUMAH SAKIT STD: 100% CAPAIAN : 100% STD: 100% CAPAIAN : 100% STD: > 80% CAPAIAN : 88.3% AREA KLINIK

STD: > 80% CAPAIAN : 100% AREA KLINIK

AREA MANAJEMEN STD: < 1% CAPAIAN : 0% STD: > 75% CAPAIAN : 87,2% STD: >80% CAPAIAN : 98,7%

STD: < 2% CAPAIAN : 0% STD: >80% CAPAIAN :100% AREA MANAJEMEN

INDIKATOR KESELAMATAN PASIEN STD: 100% CAPAIAN : 100% STD: 100% CAPAIAN : 98,3% STD: 100% CAPAIAN : 100%

INDIKATOR KESELAMATAN PASIEN STD: 100% CAPAIAN : 100% STD: 100% CAPAIAN : 100% STD: 85% CAPAIAN : 87,1%

NO NAMA INDIKATOR TARGET CAPAIAN UNIT RM   1 Ketidaklengkapan pengisian catatan medis (KLPCM) 0% 0% 2 Ketepatan Waktu Pengembalian Berkas Rekam Medis 100% 100% IGD   1 Waktu tunggu pasien bedah trauma di IGD <5 menit 100% 100% 2 Ketidaktepatan identifikasi pasien bedah trauma di IGD 0% 0% 3 Kejadian pulang atas permintaan sendiri (APS) di IGD 0% 0% 4 Kepuasan pasien bedah trauma di IGD 100% 100% IRJ   1 Waktu tunggu pasien Bedah Trauma di poliklinik rawat jalan ≤60’ > 80% 99,1% 2 Ketidaktepatan identifikasi pasien 0% 0% IRI   1 Kepatuhan Waktu Visite Dokter Pasien Bedah Trauma > 80 % 80 % 2 Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera Akibat Pasien Jatuh pada Pasien Bedah Trauma di Rawat Inap 100% 100% 3 Kepatuhan terhadap Clinical Pathway pasien Bedah Trauma > 80 % 90 % 4 Kepuasan Pasien Bedah Trauma dan Keluarga > 80 % 80 % 5 Kelengkapan Asesmen Keperawatan pasien Bedah Trauma 100% 100% 6 Kelengkapan Asesmen medis pasien Bedah Trauma 100% 100% 7 Ketidakpatuhan dokumentasi asesmen pasien BT yang nyeri secara kontinue 0% 0% 8 Kejadian reaksi tranfusi pasien Bedah Trauma 0% 0%  INDIKATOR INSTALASI/UNIT

NO NAMA INDIKATOR TARGET CAPAIAN UNIT KEBIDANAN   Bayi baru lahir yang mendapatkan ASI eksklusif selama rawat inap 80% 78,3% Kematian ibu melahirkan karena eklampsia 0% 0% Kematian ibu melahirkan karena perdarahan 0%  0% Ketepatan waktu operasi section sesaria 80% 100% Kejadian dilakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada bayi baru lahir 100% 1000% Kemampuan menangani BBLR 1500-2500 gr 80% 100% INSTALASI BEDAH Ketepatan Identifikasi Pasien Bedah Trauma 100 % 100 % Kepatuhan Pelaksanaan Prosedur Site Marking pada Pasien Bedah Trauma yang Akan Dilakukan Tindakan Operasi 100% 100 % Kesalahan Prosedur Operasi Pasien Bedah Trauma 0% 0% Kesalahan Pre Dan Post Operasi Pasien Bedah Trauma 0% 0% Penundaan Operasi Elektif Pasien Bedah Trauma 0% 0% Kelambatan Waktu Mulai Operasi pasien Bedah Trauma Kurang Dari 30 Menit 0% 6,5% Pengkajian Pre-Anestesi. Dilaksanakan Untuk Pasien Pra-Operasi Elektif Dengan Anesthesia Umum Dan Regional Anesthesia 100% 100 % INDIKATOR INSTALASI/UNIT

NO NAMA INDIKATOR TARGET CAPAIAN ÌCU Ketidakpatuhan dokumentasi asesmen pasien yang nyeri secara kontinyu di status pasien . < 5% 0% Persentase kepatuhan karyawan dalam melakukan kebersihan tangan dengan metode 6 langkah dan 5 moment > 75% 93,7 Persentase angka kejadian Phlebitis di rumah sakit 0% 0% Angka ketidaktepatan pemasangan gelang identitas 0% 0% Angka tidak terpasangnya gelang kuning pada pasien yang berisiko jatuh 0% 0% UNIT RADIOLOGI Ketidaktepatan identifikasi pasien dalam waktu 24 jam di instalasi radiologi . 0% 0% Waktu tunggu hasil pemeriksaan foto thorax <180 menit 100% 100% Waktu tunggu hasil Px radiologi pasien bedah trauma <60 menit 100% 100% Pemeriksaan ulang radiologi 0% 0% Kesalahan cetak film pada pemeriksaan radiologi pasien bedah trauma 0% 2,7% UNIT LABORATORIUM Ketidaktepatan identifikasi pasien 0% 0% Tidak terlaporkannya hasil kritis pemeriksaan laboratorium 0% 0% Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium pasien bedah trauma kurang dari 90 menit 100% 100% Persentase ketepatan penerimaan darah tranfusi kurang dari 6 jam 100% 100% INDIKATOR INSTALASI/UNIT

NO NAMA INDIKATOR TARGET CAPAIAN UNIT FARMASI Kepatuhan penggunaan formularium nasional bagi rumah sakit provider BPJS ≥95% 99,1% Kesalahan penyerahan perbekalan farmasi 0% 0% Waktu tunggu pelayanan resep racikan ≤60 menit 100% 99,8% Waktu tunggu pelayanan resep obat jadi ≤30 menit 100% 99,8 UNIT GIZI Sisa makan siang pasien bedah trauma 0% 0% UNIT LAUNDRY Tidak adanya Kejadian Linen yang hilang Pada Instalasi laundry 0% 0% INDIKATOR INSTALASI/UNIT

NO INDIKATOR STANDAR RATA-RATA CAPAIAN REKOMENDASI 1 Kepatuhan kebersihan tangan (%) > 85% 87,3% Pemeliharaan dan perbaikan wastafel secara berkala sehingga dapat berfungsi baik . Penyediaaan hand rub secara berkala oleh Instalasi Farmasi sehingga hand rub terjamin kecukupannya . Penyediaan tissue disetiap wastafel Penyediaan banner dan poster cuci tangan untuk meningkatkan kepatuhan cuci tangan . Peningkatan kepedulian individu di setiap unit kerja untuk segera mengganti botol handrub yang kosong dengan yang terisi Sosialisasi dan monitoring pelaksanaan SPO hand hygiene 2 Kepatuhan penggunaan APD oleh petugas 100% 100% Tetap mempertahankan capaian Sosialisasi SPO dan monitoring secara berkelanjutan 3 Kepatuhan Identifikasi Pasien (%) 100% 98,6% Menekankan kepada petugas untuk selalu mengidentifikasi pasien dalam setiap tindakan dan prosedur yang akan dilakukan agar tidak terjadi kesalahan identifikasi . Memastikan sarana untuk identifikasi bagi pasien yang rawat inap selalu tersedia seperti gelang identitas Meningkatkan capaian indikator dengan selalu melaksanakan pelayanan sesuai SPO 4 Waktu tanggap operasi SC emergensi <30 menit (%) > 80% 100% Mempertahankan dan memonitoring terus-menerus tentang SOP waktu tanggap darurat emergensi 5 Waktu tunggu rawat jalan (%) > 80% 99,6% Menjaga pelayanan pendaftaran pasien dan waktu tunggu sesuai dengan SPO dan melakukan inovasi prosedur pendaftaran menggunakan teknologi informasi terkini 6 Penundaan operasi elektif (%) < 5% 0% Tetap berkoordinasi dengan semua pihak yang terkait untuk kelancaran jalannya operasi . Meningkatkan SDM yang ada di rumah sakit khususnya untuk ruangan kamar operasi Sosialisasi SPO “ Penundaan waktu operasi elektif ” ANALISA DAN AGREGASI HASIL INDIKATOR INM

7 Kepatuhan waktu visite DPJP (%) > 80% 82,3% Petugas mengingatkan DPJP untuk visite pada waktu yang telah ditentukan dengan menelponnya Membuat kesepakatan dengan DPJP pada waktu libur visite dibuatkan SPO 8 Pelaporan hasil kritis laboratorium (%) 100% 100% Mempertahankan capaian indikator mutu pelaporan hasil kritis laboratorium 100%.   9 Kepatuhan penggunaan FORNAS (%) > 80% 99,2% Mempertahankan capaian indikator mutu kepatuhan penggunaan Fornas dengan : Melakukan sosialisasi secara terus menerus terhadap kepatuhan penggunaan Fornas terhadap pasien JKN. Melakukan monev kepatuhan penggunaan Fornas 10 Kepatuhan terhadap clinical pathway (%) > 80% 97,6% Mempertahankan capaian indikator dengan selalu melaksanakan asuhan pelayanan sesuai standar 11 Kepatuhan upaya pencegahan risiko pasien jatuh (%) 100% 100% Tetap mempertahankan target capaian . Monitoring kepatuhan pelaksanaan skrining pasien resiko jatuh di semua unit pelayanan 12 Kecepatan waktu tanggap terhadap complain (%) > 80% 100% Sosialisasi panduan manajemen komplain Pembentukan tim reaksi cepat penanganan complain Membuka jalur penyampaian komplain dengan teknologi informasi dan elektronik lainya 13 Kepuasan pasien dan keluarga (skor) > 76,61% 91,8% Mempertahankan capaian indikator dengan selalu melaksanakan pelayanan sesuai standar . Melaporkan angka kepuasan pasien dan keluarga ke Pusdokkes tepat waktu

N0 Insiden Dampak (D) Probabilitas (P) Skor Risiko (DxP) Bands Rangking risiko Tindakan Penang gung jawab   1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1-25 L M H E Bulan Januari - Maret 2022 1 Salah pemberian obat   v         v       4 v       1 R ekomen dasi Kepala Ruangan   2 Tidak ada identitas pasien pada plastik obat pasien   v             v         2   v         R ekomen dasi Kepala Ruangan 3 Kesalahan penulisan identitas pada resep obat   v             v         2   v         R ekomen dasi Kepala Ruangan   4 Kesalahan penulisan jenis kelamin pasien pada hasil barcode   v             v         2   v         R ekomen dasi Kepala Ruangan   5 Alat tensimeter di Poli vaksin alami kerusakan   v             v         2   v         R ekomen dasi Kepala Ruangan   6 Kesalahan pemberian obat pada pasien Poliklinik     v           v         4     v     2 R ekomen dasi Kepala Ruangan   7 Kesalahan penulisan jenis kelamin pd hasil lab   v             v         2   v         R ekomen dasi Kepala Ruangan

N0 Insiden Dampak (D) Probabilitas (P) Skor Risiko (DxP) Bands Rangking risiko Tindakan Penang gung jawab   1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1-25 L M H E Bulan Januari - Maret 2022 1 Salah pemberian obat   v         v       4 v       1 R ekomen dasi Kepala Ruangan   2 Tidak ada identitas pasien pada plastik obat pasien   v             v         2   v         R ekomen dasi Kepala Ruangan 3 Kesalahan penulisan identitas pada resep obat   v             v         2   v         R ekomen dasi Kepala Ruangan   4 Kesalahan penulisan jenis kelamin pasien pada hasil barcode   v             v         2   v         R ekomen dasi Kepala Ruangan   5 Alat tensimeter di Poli vaksin alami kerusakan   v             v         2   v         R ekomen dasi Kepala Ruangan   6 Kesalahan pemberian obat pada pasien Poliklinik     v           v         4     v     2 R ekomen dasi Kepala Ruangan   7 Kesalahan penulisan jenis kelamin pd hasil lab   v             v         2   v         R ekomen dasi Kepala Ruangan

No Indikator Proses berisiko tinggi Jumlah banyak ( Hihg volum ) Masalah di RS Kemudahan dalam pengukuran Hubungan dengan ketidakpuasan pasien Hubungan dengan ketentuan pemerintah Sesuai dengan tujuan stretegi RS Memberikan pengalaman pasien yang lebih baik Total Ranking 1. Kepatuhan kebersihan tangan (%) 4 5 4 4 3 5 3 4 32 3 2. Kepatuhan Identifikasi Pasien (%) 5 4 5 4 4 5 4 4 35 1 3. Kepatuhan waktu visite DPJP (%) 3 4 5 4 5 5 3 4 33 2 SKORING PRIORITAS PERBAIKAN INM TRIWULAN II TAHUN 2022

ANALISIS POAC Plan” Tim berencana meningkatkan angka kepatuhan identifikasi pasien Unit kerja diminta untuk mengisi dan melaporkan data kepatuhan identifikasi pasien oleh petugas . Target kepatuhan identifikasi pasien oleh petugas sebesar 100%  “ Do ” Penilaian data dilakukan setiap hari oleh tim keselamatan pasien rumah sakit Periode pengumpulan data dilakukan setiap bulan yang dianalisa setiap 3 ( tiga ) bulan . Melakukan pemantauan angka kepatuhan identifikasi pasien oleh petugas . “ Study ” Identifikasi pasien merupakan upaya rumah sakit menjamin keselamatan pasien . Kepatuhan identifikasi pasien mencegah terjadinya kesalahan identifikasi pasien , prosedur , medikasi , transfusi , dan pemeriksaan diagnostik . Kesalahan identifikasi pasien diakui sebagai masalah yang terbesar di dalam organisasi kesehatan . Kesalahan mengidentifikasi pasien risiko paling serius terhadap keselamatan pasien . Salah satu cara identifikasi pasien di rumah sakit adalah dengan pemasangan gelang identitas pasien .

FAKTOR INDIVIDU/MANUSIA Kurang pengetahuan dan pengalaman Beban kerja Komunikasi yg kurang SARANA Sarana barrcode yg memadai Ketersediaan Gelang identitas KEBIJAKAN Panduan dan SPO Identifikasi Pasien   Kepatuhan Identifikasi Pasien Team dan organisasi: Komunikasi team jaga Kualitas gelang yang memadai Pendidikan terhadap pasien LINGKUNGAN Lingkungan bising, ps ramai Pasien gangguan pendengaran, balita Budaya keselamatan METODE Menggunakan hanya satu identifikasi Belum sosialisasi dokumen FISH BONE ANALYSIS

“ Action ” Memastikan sarana untuk identifikasi bagi pasien yang rawat inap selalu tersedia seperti gelang identitas dan barcode. Akan dilakukan supervise terkait dengan Indikator kepatuhan identifikasi pasien di rawat inap   3.6 REKOMENDASI Memastikan sarana untuk identifikasi bagi pasien yang rawat inap selalu tersedia seperti gelang identitas dan barcode. Dilakukan supervise terkait dengan Indikator kepatuhan identifikasi pasien di rawat inap Memastikan petugas melaksanakan identifikasi sesuai SPO.  

Kerja Saat di RSUD Kab . Karangasem Perawat Fungsional ( 1991-2014) Ka Humas & Pemasaran (2014) KaSie SDM (2014-2018) Kabid keperawatan & Rujukan (2018-2019) Kabid P SDM & Penjamin Mutu ( 2019-2022) Kerja di luar RSUD Kab . Karangasem Kabid PPKB Karangasem (2022- Sekarang ) Dosen tamu di beberpa STIKES di Bali (NIDN) Mediator Kesehatan ( 2017-sekarang) Surveior Akreditasi RS LARS DHP Sertifikasi Kemenkes RI(2022) 08123981911 Arsiawan Adi Jl. A Yani 14a ( Depan SPBU) Subagan , Karangasem Arsiawan_adi Arsiawan Adi a. Pekerjaan Istri : Ni W Supartini , Amd.Keb , SKM Anak : 1. I Km. Krishna Nugraha A, S.Ked 2. I Km. Tamtam McWell NA. 3. Ni Nym . A. Gangga Devi NA. Ns. I Wayan Arsiawan Adi , S.Pd , SE, S.Kep , MPH

Buku : Senyum ya Tersenyumlah (2014) O,Yess diriku Tersenyum (2016) Hidup Rukun dg Senyum (2017) Meditasi Solusi Sehat Masa pandemi (2021) Journal 1. Manajemen Komplain Perspektif Petugas RS (2022) 1. Diklat PIM IV (2017) 2. Petatihan Kiat & Strategi untuk Sukses Mencapai Akreditasi Paripurna SNARS Ed 1 (2018) 3. Pelatihan Asesor Internal Akreiditasi RS (2019) 4 . Pelatihan Komunikasi Efektif (2021) 5 . Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan (2022) 6 . Sertifikasi Kompetensi Surveior Kemenkes ( 2022) Ketua DPD PPNI Kab . Karangasem (2014-2024) Presiden Rotary Club of B ali Tirtagangga (2016) Ketua PDDI Karangasem (2019) Ketua PPYNI Karangasem Pembina & Pendiri Arsia Smile Yoga Tim Instruktur Yoga & Meditasi Alumnus UGM Wakil Sekretaris Majelis Etik Keperawatan DPW PPNI Bali SPK Depkes Denpasar ( 1990) D3 Keperawatan ( STIKES Bali ( 2009) S1 Pendidikan Bhs. Inggris UNMAS (1997) S1 Ekonomi UNMAS (2001) S1 & Profesi Keprawatan UNUD (2012) S2 Manajemen RS /MPH UGM (2014) c. Pelatihan e. Organisasi d. Karya Buku / Journal b. Pendidikan

Komunikasi Efektif Pelayanan di RS 2

Setelah mengikuti materi komunikasi Efektif Pelayanan RS, peserta mampu : Tujuan Pembelajaran Memahami konsep komunikasi & memilih metoda komunikasi di unt kerjanya sesuai peruntukanya Menjelaskan latar belakang , pengertian , tujuan , manfaat , komunikasi efektif Menyebutkan faktor pejunjang dan habatan komunikasi efektif Memilih metoda berkomunikasi Efektif di unit kerjanya sesuai peruntukannya . Hasil Belajart Indikator Hasil belajar

Laporan JCI & WHO sebanyak 25.000-30.000 kecacatan permanen pasien di Australia 11% disebabkan kegagalan komunikasi . Laporan IKP di Indonesia ( 2007), 145 insiden terjadi Jakarta 37,9%, Jate3ng 15,9%, Yogyakarta 13,8%, Jatim 11,7%, Sulsel 6,5%, Jabar 2,8%, Bali 1,4%, Sulsel 0,69% & Aceh 0,68%. A. BACKGROUND

B. PENGERTIAN K omunikasi yang menimbulkan efek tertentu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 30/01/2022 33 K o m u n i k a si E f e k t i f

Wilbur Schramm ; Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan , komunikasi akan berlangsung lancar ( efektif ). Sebaliknya bila pengalaman komunikan tidak sama dengan pengalaman komunikator , akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain.

Agar komunikasi efektif, proses penyandian oleh komunikator harus bertautan dengan proses penyandian oleh komunikan. Wilbur Schramm melihat pesan sebagai tanda essensial yang harus dikenal oleh komunikan.

Field of experience Field of experience Receiver Dec od e r S e nd e r Si gnal Schramm ; Unsur-unsur yang mempengaruhi pemahaman Encoder n oi s e

Meningkatkan kepuasan pasien dalam menerima pelayanan di rumah sakit Meningkatkan kepercayaan pasien yang merupakan dasar hubungan yang baik Meningkatkan keberhasilan diagnosis terapi dan tindakan medis Meningkatkan kepercayaan diri dan ketegaran pada pasien fase terminal dalam menghadapi penyakitnya . 1 2 3 4 C . MANFAAT KOMUNIKASI EFELTIF

Johnson (1981)  3 syarat ; Kita harus mengusahakan agar pesan-pesan yang kita kirimkan mudah dipahami Pengirim harus memiliki kredibilitas di mata penerima Kita harus berusaha mendapatkan umpan balik secara optimal ttg pengaruh pesan terhadap diri penerima D. PENGIRIM PESAN SECARA EFEKTIF

W . Schramm : Kondisi agar komunikasi sukses : Pesan harus dirancang dan disampaikan sehingga menarik perhatian komunikan Pesan harus menggunakan lambang yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memenuhinya Pesan harus menyarankan suatu jalan memperoleh kebutuhan tsb F. FAKTOR2 PENUNJANG KOMUNIKASI

Faktor Komunikan Kondisi pesan dapat diterima komunikan : Komunikan benar-benar mengerti pesan Saat mengambil keputusan, sadar bahwa keputusannya sesuai dengan tujuannya Saat mengambil keputusan, sadar bahwa keputusannya sesuai dengan kepentingan pribadinya Ia mampu memenuhinya baik secara fisik maupun mental

F a k t o r k o mu n i k a n p e r l u d i i n g a t k omunikator : Komunikan orang-orang yang hidup, bekerja, beraktivitas dalam jaringan sosial Komunikan membaca, mendengarkan dan menonton komunikasi yang menyajikan “hubungan pribadi yang mendalam” Tanggapan yang diinginkan komunikator harus menguntungkan bagi komunikan

Timing yang tepat untuk suatu pesan Bahasa dimengerti komunikan/audience Sikap dan nilai yang ditampilkan efektif Jenis kelompok dimana komunikasi dilaksanakan “know your audience”

Faktor Komunikator Kepercayaan kepada komunikator (source credibility) Daya tarik komunikator (source attractiveness)

1. Gangguan Gangguan mekanik (mechanical, channel noise) Gangguan semantik (semantic noise) Semantik : pengetahuan mengenai pengertian kata- kata Makna denotatif, makna konotatif Kepentingan (interest) Motivasi Prasangka G . HAMBATAN DLM KOMUNIKASI

Sumber hambatan bersifat emosional dan sosial atau kultural Sadar/tdk memberikan penilaian dan menghakimi pembicara Gagal menangkap maksud konotatif suatu perkataan Kesalahpahaman atau distorsi karena tidak saling mempercayai

H. KOMUNIKASI EFEKIF PELAYANAN RS

Kegagalan berkomunikasI salah satu akar masalah paling sering menyebabkan insiden keselamatan pasien .. Memberikan asuhan pada pasien merupakan upaya yang kompleks dan sangat bergantung pada komunikasi yan g efektif .

Standar Keselamatan Pasien Hak Pasien Pendidikan Pasien & Keluarga Keslm . Pasien dlm kesinambungan pelayn . Metode peningkatan kinerja Peran Kepemimpinan Pendidikan staf Komunikasi Kunci Keslm . Pasien Sasaran Keselamatan Pasien Mengidentifikasi Pasien dgn benar Meningkatkan Komunikasi efektif Keamanan obat - obatan yang harus diwaspadai Memastikan lokasi pembedahan yg benar , prosedur yg benar , pada pasien yang benar . Mengurangi risiko infeksi Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Membangun kesadaran Memimpin dan mendukung staf Mengintegrasikan aktifitas pengelolaanrisiko Mengembangkan system pelaporan Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien Belajar dan berbagi pengalaman Mencegah cidera PMK No. 11/2017 : Keselamatan Pasien

Perjalanan Pasien di RS Admisi Asesmen pasien , Tata Laksana Discharge : cek Literasi kesehatan Komunitas

Patient Centered Care ( Interdiciplinary Team Model) DPJP Apoteker Ahli Gizi Radiologi Analis Lainnya Terapis Psikolog Klinis Perawat Pasien / Keluarga Clinical Team Leader Koordinasi Kolaborasi Interpretasi Integrasi Asuhan Komprehensif

Komunikasi yang efektif antara dokter dan pasien sangatlah diperlukan untuk memperoleh hasil yang optimal, berupa masalah kesehatan yang dapat diselesaikan dan kesembuhan pasien . ( Rusmana , 2009; Hardjodisastro , 2010).

Komunikasi Efektif di Rumah Sakit Antar PPA Nilai Kritis Serah terima PPA - Pasien Pendidikan Pasien dan Keluarga Instruksi via telpon Patient Safety

Patient safety atau keselamatan pasien adalah suatu system yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman . Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil . PATIENT SAFETY

Peningkatan Komunikasi yang Efektif Komunikasi saat menerima instruksi melalui telpon Komunikasi saat pelaporan hasil kritis Komunikasi saat serah terima Rumah Sakit menerapkan proses meningkatkan efektivitas komunikasi antar PPA 1 2 3

Menulis / menginput ke komputer Membacakan Konfirmasi kembali Metode komunikasi saat melaporkan kondisi pasien kepada DPJP SBAR TBaK Metode komunikasi saat menerima instuksi melalui telepon :

Menulis / menginput ke komputer Membacakan Konfirmasi kembali Pasien Rajal - Ranap Pemeriksaan diagnostic : pemeriksaan Lab, Radiologi , POCT Dilaporkan melalui perawat ke DPJP Rentang waktu pelaporan hasil kritis ditentukan < 30 menit Metode komunikasi saat melaporkan nilai kritis pemeriksaan diagnostik melalui telepon :

Metode komunikasi saat serah terima : Untuk jenis serah terima yang berbeda , dapat menggunakan metode , formulir dan alat yang berbeda . Antara PPA ( Dokter-dokter ; Perawat-perawat ) Antara unit perawatan yang berbeda di RS ( mis . : dari ruang rawat intensif ke ruang perawatan atau dari IGD ke OK Dari ruang perawatan pasien ke unit layanan diagnostic seperti radiologi atau fisioterapi

I. KOMUNIKASI & EDUKASI PELAYANAN RS

UU No. 36 Tahun 2009 setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab dan setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan .

Pendidikan Pasien dan Keluarga Pemberian Edukasi bagi pasien dan keluarga membantu pasien untuk dapat berpartisipasi lebih baik dalam perawatan dan dalam mengambil keputusan – keputusan perawatan . DIBERIKAN OLEH SEMUA PETUGAS RS YANG BERINTERAKSI DGN PASIEN HARUS TERDOKUMENTASI DI FORM EDUKASI DI REKAM MEDIS

Pemberian Edukasi Salam Asesment Pasien Tanya Kesediaan Materi Edukasi Interaksi - Verifikasi Dokumentasi

Kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut Kecakapan baca tulis , tingkat Pendidikan , dan bahasa Hambatan emosional dan motivasi Keterbatasan fisik dan kognitif Kemauan pasien menerima edukasi Asesmen Edukasi

Kapan dan di Mana Edukasi kepada Pasien Dilakukan Saat pasien baru datang Area parkir , pendaftaran , ruang tunggu Saat Pasien pulang Loket pembayaran , Pasien dirawat / diberi asuhan Di IRJ / IRNA / Pemeriksaan Penunjang apotek , Edukasi Lanjutan

MATERI EDUKASI Pengetahuan tentang penyakit pasien Penggunaan obat-obatan:efektif , aman , potensi efek samping obat Penggunaan alat medis yang efektif dan aman Interaksi obat-obat dan atau obat makanan Diet dan nutrisi Manajemen nyeri Tehnik-tehnik rehabilitasi Cuci tangan

Informasi yg diberikan harus sesuai dengan usia , kemampuan baca tulis , tingkat pendidikan , , dan kemampuan berbahasa . Tahapan pertama adalah Asesmen untuk mengetahui kebutuhan edukasi masing2x pasien . Edukasi diberikan berdasarkan hasil asesmen , kesiapan menerima edukasi dan sesuai kebutuhan pasien dan keluarganya . Edukasi pada Pasien dan keluarga merupakan kerjasama tim ( kolaborasi ) Perlu rujukan ke komunitas atau pelayanan kesehatan lain untuk edukasi yang berkelanjutan bagi pasien2x tertentu Pendidikan Pasien dan Keluarga

Contoh Form Dokumentasi Edukasi

TERIMAKASIH
Tags