🩺 Outline Paparan Kepala Bidang P2P “Menuju Indonesia Bebas Rabies 2030” (Seminar World Rabies Day – Kabupaten Bandung Barat)
1️⃣ Pembukaan & Latar Belakang - Ucapan pembuka & momentum World Rabies Day - Rabies sebagai penyakit zoonosis fatal yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat - Dampak sosial, ekonomi, dan psikologis - Komitmen global & nasional: Zero Human Death from Dog-mediated Rabies by 2030
2️⃣ Situasi Rabies Dunia & Nasional - Kasus global (59.000 kematian/tahun, 29 juta orang mendapat profilaksis) - Sebaran 150+ negara terjangkit - Situasi Indonesia: • 26 provinsi tertular rabies • 12 provinsi bebas rabies • Rata-rata 86.000 kasus GHPR/tahun dengan 85 kematian (2018–2022) • KLB di NTT (1997 & 2023), Kalbar (2005, 2014, 2023), Bali (2008), NTB (2019), Nias & Maluku (2010)
3️⃣ Agen Penyebab dan Cara Penularan - Virus Lyssavirus, famili Rhabdoviridae - Bersifat neurotropik, sensitif terhadap panas dan sabun - Cara penularan: gigitan, cakaran, jilatan mukosa/ kulit luka - 99% kasus akibat gigitan anjing - Masa inkubasi: 2 minggu – 2 tahun (umumnya 3–8 minggu)
4️⃣ Patogenesis dan Gejala Klinis - Perjalanan virus: dari luka → saraf perifer → otak → organ (terutama kelenjar ludah) - Gejala manusia: • Prodromal: demam, nyeri/ kesemutan di lokasi luka • Neurologis akut: hidrofobia, aerofobia, fotofobia • Bentuk Furious vs Paralytic - Gejala pada hewan (anjing): tahap prodromal – eksitasi – paralitik
5️⃣ Pencegahan Rabies pada Manusia - Prinsip utama: “Cuci luka, Beri antiseptik, VAR & SAR sesuai kategori” - Pencucian luka: sabun + air mengalir 15 menit - Antiseptik: povidon iodine, alkohol 70% - Pemberian vaksin dan serum sesuai kategori pajanan (1–3) - Observasi hewan 14 hari (one health collaboration)
6️⃣ Tata Laksana Gigitan HPR (GHPR) - Kategori pajanan WHO: • Cat. I – kontak tanpa luka • Cat. II – luka ringan tanpa perdarahan • Cat. III – luka dalam, multiple, atau jilatan mukosa - Vaksin Anti Rabies (VAR): skema IM 2-0-1-0-1 atau ID 2-2-2-0-0 - Serum Anti Rabies (SAR): HRIG (manusia) 20 IU/kgBB, ERIG (kuda) 40 IU/kgBB - Indikasi: luka risiko tinggi/ kategori III
7️⃣ Penanganan Kasus dan Kesiapsiagaan - Penderita tersangka rabies harus segera dirujuk ke RS - Penatalaksanaan simptomatik & suportif - Isolasi & pencegahan pajanan pada tenaga kesehatan - Pemeriksaan laboratorium (FAT, PCR, isolasi virus)
8️⃣ Penguatan Sistem & Peran Rabies Center - Definisi Rabies Center (RS/Puskesmas rujukan rabies) - Fungsi: • Pusat informasi & edukasi rabies • Penanganan kasus GHPR sesuai SOP • Stok minimal 1 kuur VAR & fasilitas rantai dingin - Kolaborasi lintas sektor: Dinas Kesehatan, Peternakan, Pemerintah Desa (One Health)
9️⃣ Strategi Pencegahan di Kabupaten Bandung Barat - Penguatan jejaring pelaporan gigitan hewan (SATRIA-P2P) - Sosialisasi & KIE ke masyarakat tentang cuci luka segera - Vaksinasi hewan penular rabies (HPR) - Peningkatan kesiapsiagaan Rabies Center di Puskesmas - Dukungan lintas sektor (DKPP, Diskominfo, Camat, PKK, komunitas pecinta hewan)
🔟 Penutup - Rabies 100% bisa dicegah, 0% dapat disembuhkan - Kunci: Cegah gigitan, Lapor cepat, Tangani tepat, Kolaborasi kuat - Komitmen “Gerak Bersama, Indonesia Bebas Rabies 2030”