Paparan Supervisi Akademik dan Teknik Coaching.pptx
RoslanLatuconsina2
0 views
36 slides
Oct 01, 2025
Slide 1 of 36
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
About This Presentation
Teknik coaching untuk supervisi akademik untuk kepala sekolah
Size: 4.2 MB
Language: none
Added: Oct 01, 2025
Slides: 36 pages
Slide Content
SUPERVISI AKADEMIK
KONSEP SUPERVISI Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Glickman, 2007), upaya membantu guru mengembangkan mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pengajaran (Daresh, 2001). Dengan demikian jelas bahwa supervise intinya bukan menilai/mengevaluasi kinerja guru akan tetapi membantu guru untuk meningkatkan profesionalismenya. Tujuan Supervisi Akademik ada 3 (tiga): 1) Meningkatkan profesionalisme guru, 2) Meningkatkan kualitas kepengawasan dan 3) Menumbuhkan motivasi
PERBEDAAN METODE ANTARA SUPERVISI, MONITORING DAN EVALUASI KINERJA GURU Supervisi Monitoring Evaluasi menghindari penghakiman pemberian contoh diskusi , pelatihan , dan konsultasi . diskusi kelompok terfokus pengamatan pencatatan perekaman, wawancara, dokumentasi. Membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses, mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dgn kompetensi guru. Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pd keseluruhan kinerja guru.
PERBEDAAN SUPERVISI AKADEMIK DAN NON-AKADEMIK Menurut Sergiovani & Starrat (2007), supervisi akademik fokus pada pengembangan professional dan refleksi guru. Sementara supervisi non akademik berfungsi administrative dan control manajerial seperti kehadiran , dokumen guru dan kepatuhan prosedural . Glickman (2014) menekankan pentingnya membedakan antara supervisi akademik dan non- akademik . Glickman menyebutkan bahwa supervisi non- akademik sebagai evaluasi administrative sebaiknya tidak disatukan dengan proses pembinaan guru agar tidak menciptakan resistensi dan ketidakpercayaan . Supervisi non- akademik termasuk adwal mengajar , dokumen pembelajaran , disiplin kerja . Supervisi non- akademik fokus pada aspek pendukung proses belajar , bukan langsung pada isi / materi pelajaran . Sementara dalam supervisi akademik , kegiatan pengawasan dan pembinaan yang berhubungan langsung dengan proses belajar mengajar , baik aktivitas yang dilakukan guru maupun siswa Analisis Kasus Perbedaan Supak dan non- Supak ( klik di sini )
KONSEP SUPERVISI AKADEMIK Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Glickman, 2007), upaya membantu guru mengembangkan mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pengajaran (Daresh, 2001). Dengan demikian jelas bahwa supervise intinya bukan menilai/mengevaluasi kinerja guru akan tetapi membantu guru untuk meningkatkan profesionalismenya. Tujuan Supervisi Akademik ada 3 (tiga): 1) Meningkatkan profesionalisme guru, 2) Meningkatkan kualitas kepengawasan dan 3) Menumbuhkan motivasi
TAHAPAN PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK
TAHAPAN SUPERVISI AKADEMIK Pertemuan Pra Observasi Observasi Pertemuan Pasca Observasi Apa yang akan Anda lakukan pada tiap tahapan?
PERTEMUAN PRA OBSERVASI Alasan dan tujuan Observasi: adanya kebutuhan guru untuk dibantu berdasarkan hasil monev sebelumnya. Berdasarkan kebutuhan tsb, KS menyampaikan tujuan untuk membantu guru untuk menerapkan Pembelajaran Mendalam Pastikan guru mampu merumuskan tujuan pembelajaran dengan jelas dan operasional sehingga siswa memahaminya . Tanyakan kepada guru bagaimana strategi/model/tahapan aktivitas pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran Sepakati aspek spesifik pembelajaran mendalam yang akan menjadi fokus Anda selama observasi (missal: cara mengembangkan: keterlibatan siswa (Berkesadaran), aktivitas berbasis penyelidikan (Berkesadaran, Bermakna dan Menggembirakan), kolaborasi (Berkesadaran), aktivitas berpikir kritis (Berkesadaran, Bermakna dan Berkesadaran)
OBSERVASI Apakah guru menayangkan masalah dan mendorong siswa dengan pertanyaan terbuka yang membutuhkan pemikiran kritis dan pemecahan masalah? Apakah siswa aktif berinteraksi dengan sumber belajar dan siswa lain (berkolaborasi) daripada hanya menerima informasi secara pasif (mendengarkan saja dari guru) . Apakah siswa aktif mengeksplorasi ide dan mengajukan pertanyaan mereka sendiri? Apakah siswa menerapkan pengetahuan mereka pada masalah, proyek, atau studi kasus di dunia nyata? Apakah mereka didorong untuk berpikir kritis tentang bagaimana apa yang mereka pelajari berhubungan dengan kehidupan atau karir masa depan mereka?
PERTEMUAN PASCA OBSERVASI : Refleksi Apa saja yang berjalan dengan baik? Apa saja tantangannya? Seberapa baik pelajaran tersebut mendorong siswa belajar mendalam? Bagaimana respon siswa, Apakah mereka terlibat secara aktif? Apakah mereka tampak memahami relevansi konten di dunia nyata? Jika tidak, bahas cara untuk meningkatkan keterlibatan siswa. Umpan Balik: Berikan umpan balik yang spesifik dan dapat ditindaklanjuti ttg cara guru dapat meningkatkan praktik PM. Misalnya, jika guru kesulitan dalam mendorong kolaborasi, sarankan seperti berpikir-berpasangan-berbagi atau pembelajaran berbasis proyek.
CONTOH PRA OBSERVASI “Tolong jelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa?’” “Bagaimana caranya agar siswa memahami tujuan pembelajaran?” Bagaimana strategi/model atau tahapan untuk mencapai tujuan pembelajaran?’ “ Bagaimana penerapan prinsip PM (Berkesadaran, Bermakna, Menggembirakan) dalam memberikan pengalaman belajar PM (Memahami, Mengaplikasi, Merefleksi)?”
Definisi Coaching
KONSEP COACHING Whitmore (2003) mendefinisikan coaching sebagai kunci pembuka potensi seseorang untuk untuk memaksimalkan kinerjanya. PermenpanRB No. 6 Tahun 2022 tentang Manajemen Kinerja ASN bahwa Coaching merupakan aktivitas bertanya antara pimpinan (coach) dan pegawai (coachee) yang bertujuan untuk mendapatkan strategi atas pemecahan suatu masalah dg menggali kemampuan yang dimiliki Pegawai. Tujuan coaching agar pegawai mampu menemukan strategi untuk pemecahan masalah, menggali kemampuan dalam dirinya dan lebih bertanggung jawab dalam pencapaian tujuan. Pelaksanaan coaching: 1) menggali permasalahan dan hambatan yang dihadapi Pegawai berkaitan dg metode kerja, proses kerja, dan kualitas kerja; 2) berempati dg permasalahan yang mungkin dihadapi Pegawai; dan 3) mendiskusikan alternatif solusi atas permasalahan yang dihadapi Pegawai.
Makna Definisi Coaching (Prinsip)
Proses Coaching Proses mengantarkan seseorang dari tempat dia berada saat ini ke tempat lain yang menjadi tujuannya
Mendengar aktif menangkap kata kunci - kata-kata yang diucapkan klien CIRI-CIRI KATA KUNCI: diucapkan berulang-ulang diucapkan dengan intonasi tertentu berupa kata yang aneh/metafora/analogi tertangkap ada emosi saat diucapkan menggambarkan kondisi perasaan/pemikiran dia saat itu diucapkan setelah "tapi" atau "namun". Latihan mencari kata kunci
Latihan mengajukan pertanyaan berbobot Pertanyaan lahir dari mendengarkan Pertanyaan terbuka Pertanyaan yang memberdayakan, membuat coachee merenung, menggali, mengingat, mengaitkan Diajukan pada saat yang tepat
COACHING DALAM SUPERVISI AKADEMIK Hasil penelitian yang dilakukan Mubinan, F., Fuad, N., & Sari, E. (2024) menunjukkan bahwa supervisi akademik menggunakan teknik coaching membantu kepala sekolah memahami fakta secara langsung (real-time) mengenai kondisi dan kompetensi guru, sehingga memungkinkan penyusunan program tindak lanjut yang terarah oleh kepala sekolah. Dengan demikian, teknik coaching dalam supervisi akademik sangat penting untuk membantu guru meningkatkan profesionalismenya.
MODEL COACHING DALAM SUPERVISI AKADEMIK Ada beberapa teknik coaching, namun pembahasan dibatasi hanya 2 model, yakni Model Glikman dan model Costa & Garmston . Ada kesamaan tahapan Coaching Model Glickman dan Costa & Garmston, yakni: Tahap pertemuan pra observasi, Tahap observasi dan Tahap pasca observasi kelas . Teknik Coaching Model Glicman diterapkan terutama pada tahap pasca observasi dengan tiga pilihan teknik coaching: Directive, Collaborative Coaching dan Non-Directive. Pilihan teknik coaching ini berdasarkan tipe atau kondisi guru.
TEKNIK COACHING MODEL GLICKMAN Directive Coaching : arahan eksplisit secara langsung, demonstrasi atau mencontohkan, panduan spesifik, dan saran preskriptif berdasarkan catatan hasil pengamatan. Teknik coaching ini efektif bagi guru baru atau tipe guru unfocused worker dan dropout. Tipe guru dropout adalah guru yang memiliki komitmen dan daya abstraksi rendah. Daya abstraksi dicirikan seberapa besar kemampuan guru mengidentifikasi masalah, akar masalah dan solusi pembelajaran yang telah ia Lakukan. Komitmen dicirikan dengan seberapa besar perhatian, waktu dan energi guru terhadap keberhasilan siswa.
TEKNIK COACHING MODEL GLICKMAN Collaborative Coaching: Kepala Sekolah dan guru bekerja sama untuk mengidentifikasi problem dan menemukan solusi. Misal, Guru dan Kepala Sekolah meninjau rekaman pelajaran bersama-sama, mendiskusikan cara meningkatkan manajemen kerja kelompok dan bersama-sama merancang pengaturan tempat duduk baru. Teknik coaching ini efektif bagi guru berpengalaman akan tetapi komitmenya rendah atau disebut tipe guru analytical observer , “pandai mengritik tetapi tidak mampu melaksanakannya” . Tipe guru analytical observer adalah guru yang memiliki daya abstraksi tinggi namun komitmennya rendah.
TEKNIK COACHING MODEL GLICKMAN Non-Directive Coaching: Teknik coaching ini efektif bagi guru berpengalaman atau tipe guru professional, yakni guru yang memiliki daya abstraksi dan komitmen tinggi. Kepala Sekolah memfasilitasi refleksi diri dan mendorong guru mengembangkan gagasan solusi sendiri. Misal, Kepala Sekolah bertanya, “Bagian mana dari pelajaran hari ini yang menurut Anda berjalan paling baik, dan mengapa?” Teknik ini memungkinkan guru untuk mengidentifikasi area mereka sendiri untuk berkembang.
TEKNIK COACHING MODEL COSTA & GARMSTON Cognitive Coaching Model Costa & Garmston: membantu guru meningkatkan kemampuan berpikir, pengambilan keputusan, dan refleksi diri. Model ini didasarkan keyakinan bahwa manusia mampu dan dapat mengoreksi diri sendiri, dialog yang bijaksana meningkatkan praktik. Peran pelatih adalah sebagai fasilitator, bukan pakar. Tujuan Utama Cognitive Coaching adalah untuk meningkatkan otonomi guru dan pemikiran reflektif, mendorong pertumbuhan profesional berkelanjutan, membangun kepercayaan dan hubungan baik antara coach dan guru dan mengalihkan peran coach dari evaluator menjadi mitra berpikir
TEKNIK COACHING MODEL COSTA & GARMSTON Tahap pertemuan pra observasi, model ini ada kesamaan dengan model Glickman yakni supervisor menanyakan tujuan dan strategi untuk mencapai tujuan. Tahap Observasi, Supervisor mengumpulkan data non-evaluatif selama pembelajaran, fokus pada tujuan yang ditetapkan guru (misalnya, teknik bertanya, keterlibatan siswa) dan tetap deskriptif, tidak menghakimi. Tahap pertemuan pasca observasi, Supervisor membantu guru menganalisis dan menginterpretasikan data observasi, mendorong refleksi diri dengan pertanyaan yang terstruktur dengan cermat dan memfasilitasi pemecahan masalah dan penetapan tujuan untuk pembelajaran selanjutnya.
TEKNIK COACHING MODEL COSTA & GARMSTON Teknik Utama dalam Cognitive Coaching Parafrase : menyatakan kembali apa yang dikatakan guru untuk menunjukkan pemahaman dan meningkatkan kejelasan. Contoh: "Jadi, menurut Anda, kecepatan pembelajaran mungkin memengaruhi keterlibatan siswa?" Pertanyaan Klarifikasi : Memberikan pertanyaan terbuka dan tanpa penghakiman yang membantu guru melakukan refleksi. Contoh: "Kriteria apa yang Anda gunakan untuk menilai pemahaman siswa?" Feedback Berbasis Data : (penjelasan pada slide berikutnya)
FEEDBACK DALAM MODEL COSTA & GARMSTON Tanpa Penghakiman Menghindari pernyataan evaluatif seperti " Itu luar biasa " atau "Kamu seharusnya ...". Sebaliknya , coach memberikan data netral . Berbasis Data Umpan balik didasarkan pada bukti ( observasi , transkrip , hasil kerja siswa , metrik ), tanpa interpretasi / opini , sehingga coachee yang memahaminya untuk mendukung refleksi dan menghindari statemen evaluasi . Contoh : "Anda mengajukan 12 pertanyaan selama pembelajaran ; 10 pertanyaan tertutup dan 2 pertanyaan terbuka . Apa pengaruhnya terhadap berpikir siswa ?" Pertanyaan Mediatif Coach menggunakan pertanyaan yang mendorong refleksi , seperti : Apa yang Anda perhatikan tentang data ini ? Bagaimana data ini selaras dengan tujuan Anda? Pola apa yang Anda lihat ? Penilaian Diri Tujuannya untuk membantu coachee mengembangkan metakognisi , kemampuan untuk memantau dan menyesuaikan pemikiran dan praktik mereka sendiri
TEKNIK COACHING DALAM PM Supervisi akademik dengan teknik coaching untuk membantu guru menerapkan pembelajaran meliputi 3 tahapan: Pra Observasi: Membangun hubungan yang akrab Menanyakan tujuan, strategi/model/tahapan yg menerapkan pengalaman dan prinsip PM serta asesmen Kesepakatan fokus observasi Observasi Merekam aktivitas siswa dan guru sesuai fokus observasi yg telah disepakati. Pasca Observasi Mengajukan pertanyaan reflektif tentang keatifan siswa dan ketercapaian tujuan Mengajukan pertanyaan reflektif tentang hambatan/tantangan dan solusi Memberikan umpan balik
MERANCANG TEKNIK COACHING DALAM SUPAK Pertemuan Pra Observasi Observasi Pertemuan Pasca Observasi Apa yang akan Anda lakukan pada tiap tahapan?
PANDUAN PERTEMUAN PRA OBSERVASI Ciptakan hubungan yang akrab dan konstruktif. Sampaikan alasan dan tujuan Observasi yakni untuk membantu guru untuk menerapkan Pembelajaran Mendalam Tanyakan apakah tujuan pembelajaran jelas dan operasional serta selaras dengan Capaian Pembelajaran Tanyakan apakah strategi/model/tahapan aktivitas pembelajaran menjamin mencapai tujuan pembelajaran serta menerapkan pengalaman dan prinsip PM. Sepakati aspek spesifik pembelajaran mendalam yang akan menjadi fokus Anda selama observasi (missal: cara mengembangkan: keterlibatan siswa (Berkesadaran), aktivitas siswa berbasis penyelidikan/problem/proyek/STEM dll (Berkesadaran, Bermakna dan Menggembirakan), kolaborasi (Berkesadaran), aktivitas berpikir kritis (Berkesadaran, Bermakna dan Berkesadaran)
PANDUAN OBSERVASI Apakah guru mengajukan pertanyaan terbuka untuk mendorong siswa berpikir kritis/kreatif setelah mengamati kasus/fenomena/produk? Apakah siswa aktif mengkonstruksi, berinteraksi dengan sumber belajar dan siswa lain (berkolaborasi) daripada hanya menerima informasi secara pasif (mendengarkan saja dari guru)? Apakah siswa didorong aktif mengeksplorasi ide dan mengajukan pertanyaan mereka sendiri/merancang penyelidikan/solusi/proyek? Apakah siswa didorong menerapkan pengetahuan mereka pada masalah, proyek, atau studi kasus di dunia nyata?
PANDUAN PERTEMUAN PASCA OBSERVASI : Mengajukan pertanyaan untuk mendorong guru melakukan refleksi Apa saja yang berjalan dengan baik? Apa saja tantangannya? Seberapa baik pelajaran tersebut mendorong siswa belajar mendalam? Bagaimana respon siswa, Apakah mereka terlibat secara aktif? Apakah mereka tampak memahami relevansi konten di dunia nyata? Jika tidak, bahas cara untuk meningkatkan keterlibatan siswa. Memberikan Umpan Balik berbasis data: Berikan umpan balik yang spesifik dan dapat ditindaklanjuti ttg cara guru dapat menerapkan strategi/model PM. Misalnya, jika guru kesulitan dalam mendorong kolaborasi, sarankan seperti berpikir-berpasangan-berbagi atau pembelajaran berbasis proyek.
INSTRUMEN PENGAMATAN PM Pra-Observasi 1. Menciptakan suasana akrab dan kolaboratif. 2. Menanyakan tujuan pembelajaran yang jelas dan operasional (menggunakan KKO taksonomi bloom/SOLO) serta keselarasan dengan CP 3. Menanyakan strategi/model/tahapan untuk mencapai tujuan pembelajaran 4. Menanyakan alat/media pembelajaran untuk mengaktifkan siswa dan keselarasan dengan strategi dan tujuan pembelajaran 5. Menanyakan asesmen dan cara penggunaannya serta keselarasanya dengan tujuan pembelajaran 6. Membuat kesepakatan fokus observasi dengan guru. Observasi Kelas 7. Mencatat aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran 8. Menggunakan instrumen pengamatan (ceklis atau catatan terbuka). 9. Menempati posisi dimana saja sesuai tujuan namun tidak mengganggu (misalnya, di depan, belakang atau samping kelas). Pasca-Observasi 10. Menanyakan perasaan guru selama diamati. 11. Memuji aspek keberhasilan pembelajaran. 12. Menanyakan keberhasilan siswa selama aktivitas pembelajaran 13. Menanyakan kesulitan guru dalam mendukung berpikir tingkat tinggi 14. Menggali ide kreatif guru untuk mengatasi kesulitan untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. 15. Memberikan umpan balik spesifik dan aplikatif.
PERTEMUAN PASCA OBSERVASI Teknik Coaching: “Adakah area yang masih perlu Anda tingkatkan?” “Adakah ide untuk meningkatkan area yang masih Anda butuhkan?’ “ Bagaimana ide itu diterapkan untuk pertemuan pembelajaran berikutnya?” “Bagaimana tahapan untuk menerapkan ide tsb?”