PELATIHAN dan PEMBERDAYAAN KADER PTM-POSBINDU.pptx
NonnyTentia
1 views
35 slides
Sep 16, 2025
Slide 1 of 35
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
About This Presentation
pelatihan kader PTM POSBINDU
Size: 8.36 MB
Language: none
Added: Sep 16, 2025
Slides: 35 pages
Slide Content
Posbindu – PTM (Pos Pembinaan Terpadu – Penyakit Tidak Menular) PUSKESMAS CIPAMOKOLAN
Apa itu Posbindu? Posbindu merupakan salah satu Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang berorientasi kepada upaya promotif dan preventif dalam pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) dengan melibatkan masyarakat, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan serta penilaian. Masyarakat dilibatkan sebagai agen perubah sekaligus sumber daya yang menggerakkan Posbindu sebagai Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM), yang diselenggarakan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat.
Sasaran Adalah seluruh warga negara yang berusia 15 tahun yang ada di wilayah Posbindu.
Waktu Frekuensi Pelaksanaan Posbindu dilaksanakan paling kurang satu kali per bulan. Waktu pelaksanaan disepakati bersama masyarakat setempat. Waktu pelaksanaan kegiatan dapat diinformasikan beberapa hari sebelumnya .
Pengelola
Pelaksana Kader yang memiliki kriteria : Bisa baca dan menulis. Mau dan mampu. Terlatih bersertifikat paling kurang mendapat surat keterangan sudah dilatih dari Puskesmas pembinanya.
Sarpras Posbindu disarankan diselenggarakan pada tempat yang mudah di jangkau dan memiliki lingkungan yang bersih. Sarana Pendukung Kegiatan/Posbindu Kit: Kelengkapan paling kurang tersedia : 1) alat pengukuran tekanan darah (tensimeter). 2) alat pegukuran gula darah/ glukometer . 3) alat pengukur berat badan/ timbangan. 4) alat pengukur tinggi badan. 5) alat ukur lingkar perut/ pita meteran. 6) buku pemantauan peserta / buku monitoring . 7) buku pencatatan/ register.
Apabila mampu: Alat pengukur kolesterol Alat pengukur tajam penglihatan Bahan habis pakai Sarung tangan Strip gula darah sewaktu Kapas alkohol Jarum lancet Kotak limbah benda tajam Tambahan
Proses
Tahap I Pendaftaran, Penulisan NIK, Pengisian Bio Data dan Pencatatan Hasil Layanan. Tanyakan kepada peserta Posbindu apakah sudah pernah datang ke Posbindu sebelumnya?. Catat semua Informasi ini pada Register Posbindu dan Buku Pemantauan FR PTM. Jika ini kunjungan pertama maka isi : Data Pribadi (mengisi tanggal kunjungan pertama, NIK, nama lengkap, tanggal lahir, jenis kelamin, agama, pendidikan terakhir, alamat rumah, pekerjaan, alamat kantor, status perkawinan, No. HP/ Rumah /Kantor, Email, Golongan Darah). Lembar informasi. Diisi jika peserta Posbindu telah pernah didiagnosis menyandang salah satu penyakit oleh tenaga medis. Jika ini kunjungan kedua dan tidak ada perubahan data pribadi, peserta Posbindu diarahkan langsung pada tahapan kegiatan berikutnya.
Tahap II Tanyakan Riwayat Penyakit Tidak Menular pada keluarga dan diri sendiri. Tanyakan Faktor Risiko PTM: Tanyakan Merokok atau tidak, atau pernah merokok. Tanyakan apakah ada anggota keluarga serumah merokok. Jika iya, apakah merokok di dalam atau di luar rumah. Tanyakan pola konsumsi sayur buah. Tanyakan apakah pola aktivitas fisik. Tanyakan apakah mengonsumsi alkohol. Tanyakan tingkat stres dengan menggunakan kuesioner SRQ-20.
Tahap III
Tahap IV
Tahap V
VIA / IVA Inspeksi visual setelah aplikasi asam asetat (VIA) melibatkan pemeriksaan mata telanjang serviks uterus dengan pencahayaan yang sesuai setelah aplikasi asam asetat 3% -5% yang baru disiapkan. Interpretasi tes didasarkan pada deteksi area asetoput putih padat yang terdefinisi dengan baik pada zona transformasi serviks satu menit setelah aplikasi asam asetat. VIA adalah tes skrining yang bertujuan untuk mendeteksi prakanker serviks dan kanker serviks dini pada wanita yang tampaknya normal dan tanpa gejala. Tes ini paling cocok untuk wanita berusia 30-49 tahun, karena sebagian besar prakanker serviks bermutu tinggi terdeteksi dalam rentang usia ini. Sensitivitas tes VIA (kemampuan tes untuk mendeteksi prakanker dan kanker dengan benar) menurun pada wanita pascamenopause . Tes ini cocok untuk menyaring wanita yang hidup dengan HIV, di mana skrining harus dimulai pada usia 25 tahun.
Keuntungan VIA VIA tidak memerlukan infrastruktur laboratorium. VIA dapat dilakukan oleh berbagai kategori tenaga kesehatan (dokter umum, perawat, bidan, dll) setelah beberapa saat pelatihan. Bahan habis pakainya terjangkau dan tersedia. VIA adalah tes di tempat dan pasien dapat segera diberitahu tentang hasil tes; wanita yang dites-negatif dapat diyakinkan dan dimotivasi. Ketersediaan hasil yang cepat memungkinkan tatalaksana pasien yang dites positif pada saat kunjungan yang sama. Sensitivitas VIA lebih tinggi daripada atau mirip dengan sitologi, terutama dalam situasi terbatasnya sumber daya. Skrining wanita dengan VIA diikuti dengan tatalaksana yang tepat dari hasil tesnya positif dapat secara signifikan mengurangi kematian akibat kanker serviks.