Pelayanan-Informasi-Obat-PIO kelompok 1.pptx

kikirawitri1 0 views 24 slides Oct 21, 2025
Slide 1
Slide 1 of 24
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24

About This Presentation

Pelayanan-Informasi-Obat-PIO kelompok 1.pptx


Slide Content

Pelayanan Informasi Obat Pendahuluan, Tujuan, dan Landasan Hukum DOSEN PENGAMPU : apt. Kiki Rawitri,M.Farm

Nama anggota Khairul ummah nasution 232114010 Khaila amanda 232114015 Anisa winda 232114019 Akia putri 232114004 Tasya aulia wati al 232114039 Iola indriani 232114026 Syahwa Salsabila 232114053 M risky mina zulfa 232114069 Yudha satria 232114032 Melda sari hasibuan 252114067

Apa Itu Pelayanan Informasi Obat? Pelayanan Informasi Obat (PIO) adalah kegiatan penyediaan dan pemberian informasi mengenai obat yang independen, akurat, tidak bias, terkini, dan komprehensif yang dilakukan oleh apoteker kepada pasien, tenaga kesehatan, dan masyarakat. PIO merupakan komponen esensial dari pelayanan kefarmasian yang bertujuan meningkatkan penggunaan obat secara rasional dan aman. Karakteristik PIO yang Berkualitas Berbasis bukti ilmiah terkini Mudah dipahami oleh penerima informasi Disesuaikan dengan kebutuhan individu Didokumentasikan dengan baik

Perkembangan PIO di Indonesia 1 Era 1980-an Pelayanan kefarmasian masih berorientasi pada produk obat, dengan fokus utama pada penyediaan dan distribusi 2 Tahun 2000-an Pergeseran paradigma menuju pharmaceutical care, apoteker mulai berperan aktif dalam konseling pasien 3 Tahun 2009 Penetapan Permenkes tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek yang mengatur PIO secara formal 4 Tahun 2014-2016 Penguatan regulasi dengan Permenkes baru untuk apotek dan rumah sakit, memperjelas peran PIO 5 Era Digital 2020-an Integrasi teknologi informasi, telemedicine, dan digitalisasi sistem PIO untuk jangkauan lebih luas

Tujuan Utama Penyelenggaraan PIO Meningkatkan Keamanan Mencegah medication error, efek samping obat, dan interaksi obat yang merugikan pasien Mengoptimalkan Terapi Memastikan penggunaan obat yang tepat, efektif, dan efisien sesuai kondisi pasien Meningkatkan Pemahaman Memberikan edukasi kepada pasien dan masyarakat tentang penggunaan obat yang benar Mendukung Tenaga Kesehatan Menyediakan informasi obat terkini untuk mendukung keputusan klinis tenaga kesehatan PIO berkontribusi signifikan terhadap pencapaian penggunaan obat rasional yang menjadi prioritas sistem kesehatan nasional.

Manfaat PIO bagi Pasien dan Masyarakat Untuk Pasien Kepatuhan Terapi Meningkat Pasien yang memahami obatnya cenderung lebih patuh dalam menjalani pengobatan Outcome Klinis Lebih Baik Penggunaan obat yang tepat meningkatkan efektivitas terapi dan kesembuhan Kemandirian Pasien Pasien dapat membuat keputusan informed mengenai pengobatan mereka Untuk Masyarakat Mengurangi Biaya Kesehatan Pencegahan medication error menghemat biaya perawatan akibat komplikasi Meningkatkan Literasi Obat Masyarakat lebih aware tentang risiko swamedikasi dan penggunaan obat bebas Kualitas Hidup Meningkat Pengelolaan terapi yang optimal berkontribusi pada kesehatan masyarakat secara keseluruhan

Landasan Hukum: Undang-Undang Kefarmasian UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pasal 108: Mengatur praktik kefarmasian termasuk penyediaan informasi obat sebagai bagian dari pelayanan kesehatan UU No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan Pasal 1 ayat 11: Menetapkan apoteker sebagai tenaga kesehatan yang berwenang memberikan informasi obat " Pekerjaan kefarmasian dalam pengadaan, produksi, distribusi, dan pelayanan sediaan farmasi harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan." — UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009, Pasal 108 Ayat 1

Peraturan Menteri Kesehatan 1 Permenkes No. 73 Tahun 2016 Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Mengatur PIO sebagai bagian dari pelayanan farmasi klinik Mewajibkan apoteker menyediakan informasi obat yang benar dan jelas Mencakup konseling, edukasi, dan monitoring penggunaan obat 2 Permenkes No. 72 Tahun 2016 Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit Menetapkan PIO sebagai salah satu bentuk pelayanan farmasi klinik Mengatur pembentukan Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) Mewajibkan pusat informasi obat (PIO center) di rumah sakit Kedua peraturan ini menjadi landasan operasional penyelenggaraan PIO di fasilitas kesehatan Indonesia .

Pedoman Teknis Pelaksanaan PIO Pedoman dan Standar Operasional Kementerian Kesehatan dan organisasi profesi menerbitkan berbagai pedoman teknis untuk memastikan kualitas dan konsistensi PIO: Pedoman Pelayanan Informasi Obat di Rumah Sakit - mengatur struktur, prosedur, dan dokumentasi PIO Standar Kompetensi Apoteker Indonesia - menetapkan kompetensi minimal untuk praktik PIO Formularium Nasional - sebagai referensi standar informasi obat Panduan Konseling Obat - teknik komunikasi efektif dengan pasien Catatan Penting: Pedoman teknis ini harus diperbarui secara berkala mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi farmasi

Ruang Lingkup PIO Jenis Informasi yang Disediakan Informasi Obat Umum Nama generik dan dagang, indikasi, kontraindikasi, dosis, cara pakai, bentuk sediaan, dan harga obat Efek Samping & Interaksi Reaksi obat yang tidak dikehendaki, interaksi obat-obat, obat-makanan, dan obat-penyakit Penyimpanan & Stabilitas Kondisi penyimpanan optimal, masa kadaluarsa, dan stabilitas obat dalam berbagai kondisi Penggunaan Khusus Informasi obat untuk populasi khusus: ibu hamil, menyusui, anak-anak, dan lansia Farmakokinetik-Farmakodinamik Mekanisme kerja obat, absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat Toksikologi & Overdosis Penanganan keracunan obat , overdosis , dan antidotum yang tepat

Sasaran Pengguna Layanan PIO Pasien & Keluarga Pengguna utama yang membutuhkan informasi untuk pengobatan mereka Dokter & Dokter Gigi Memerlukan informasi untuk pengambilan keputusan terapi Perawat & Bidan Butuh informasi untuk administrasi obat dan monitoring pasien Masyarakat Umum Memerlukan edukasi obat untuk swamedikasi yang aman Apoteker & Asisten Untuk update pengetahuan dan konsultasi kasus kompleks Setiap kelompok sasaran memiliki kebutuhan informasi yang berbeda , sehingga penyampaian harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan konteks klinis mereka.

Peran Strategis Apoteker dalam PIO Drug Information Specialist Ahli yang menjadi rujukan informasi obat bagi tenaga kesehatan dan pasien Edukator Memberikan pendidikan kesehatan dan informasi obat kepada masyarakat Komunikator Jembatan komunikasi antara dokter, pasien, dan tenaga kesehatan lain Peneliti Melakukan evaluasi penggunaan obat dan penelitian terkait medication safety Apoteker memiliki posisi unik dalam sistem kesehatan sebagai ahli obat yang dapat diakses langsung oleh masyarakat tanpa rujukan. Peran ini menempatkan apoteker sebagai garda terdepan dalam memastikan penggunaan obat yang rasional dan aman.

Kompetensi dan Kualifikasi Apoteker untuk PIO Pendidikan Profesi Sarjana Farmasi + Apoteker dengan pemahaman farmakologi, farmakoterapi, dan farmasi klinik Pengetahuan Mendalam Farmakokinetik, farmakodinamik, evidence-based medicine, dan akses literatur ilmiah Keterampilan Komunikasi Kemampuan menjelaskan informasi kompleks dengan bahasa sederhana dan empati Analisis Kritis Evaluasi literatur, interpretasi data klinis, dan problem-solving dalam kasus kompleks Pembelajaran Berkelanjutan Komitmen untuk update ilmu melalui seminar, pelatihan, dan continuing professional development Standar Kompetensi Apoteker Indonesia mencakup sembilan kompetensi utama , dengan PIO sebagai salah satu kompetensi inti yang harus dikuasai.

Tanggung Jawab Profesional Apoteker Akurasi dan Validitas Informasi Memastikan setiap informasi yang diberikan berbasis bukti ilmiah terkini dan bersumber dari referensi terpercaya seperti jurnal peer-reviewed, guideline klinis, dan database obat resmi Objektivitas dan Independensi Memberikan informasi yang tidak bias oleh kepentingan komersial, dengan fokus pada kepentingan terbaik pasien dan outcome klinis optimal Kerahasiaan dan Privasi Menjaga konfidensialitas informasi pasien dan hanya menggunakan data untuk keperluan pelayanan sesuai kode etik profesi Dokumentasi dan Pertanggungjawaban Mencatat setiap layanan PIO secara sistematis untuk akuntabilitas dan evaluasi kualitas pelayanan Kolaborasi Interprofessional Bekerja sama dengan tim kesehatan untuk optimalisasi terapi dan mencegah medication-related problems

Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Komponen Pelayanan Kefarmasian Berdasarkan Permenkes No. 73 Tahun 2016, pelayanan kefarmasian di apotek mencakup dua kegiatan utama: 1 Pengelolaan Sediaan Farmasi Perencanaan dan pengadaan Penerimaan dan penyimpanan Pemusnahan dan penarikan 2 Pelayanan Farmasi Klinik Pengkajian resep dan dispensing Pelayanan Informasi Obat (PIO) Konseling dan edukasi Monitoring efek samping obat PIO di Apotek meliputi pemberian informasi aktif saat dispensing resep dan pasif melalui brosur, poster, atau media informasi lainnya

Implementasi PIO di Fasilitas Apotek Model Pelaksanaan PIO di Apotek 1 Skrining Resep Mengidentifikasi potensi masalah terkait obat 2 Konseling Saat Penyerahan Memberikan informasi cara pakai dan peringatan penting 3 Follow-up Pasien Monitoring kepatuhan dan efektivitas terapi 4 Dokumentasi Pencatatan dalam kartu pengobatan pasien Sarana Pendukung Ruang konseling privat Literatur referensi obat Komputer dan database Media Informasi Brosur dan leaflet Poster edukasi Aplikasi digital Indikator Mutu Persentase pasien yang dikonseling Kepuasan pasien Waktu tunggu pelayanan

Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RS dipimpin oleh apoteker dengan sistem manajemen yang jelas dan terintegrasi Standar Prosedur SPO untuk setiap kegiatan pelayanan kefarmasian termasuk PIO yang terdokumentasi Tim Multidisiplin Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) yang melibatkan dokter, apoteker, dan tenaga kesehatan lain Jaminan Mutu Sistem monitoring dan evaluasi untuk peningkatan kualitas pelayanan berkelanjutan Berdasarkan Permenkes No. 72 Tahun 2016, pelayanan kefarmasian di rumah sakit harus memenuhi standar input, proses, dan output yang telah ditetapkan.

Sistem PIO Terintegrasi di Rumah Sakit Pusat Informasi Obat (PIO Center) Unit khusus yang menyediakan informasi obat secara terpusat untuk seluruh rumah sakit. Fungsi PIO Center: Menjawab pertanyaan obat dari tenaga kesehatan Menerbitkan buletin informasi obat Melakukan evaluasi penggunaan obat Memberikan pelatihan staf Mengelola database dan literatur Integrasi dengan Sistem Lain Rekam Medis Elektronik CPOE System Clinical Decision Support Sistem Laboratorium Sistem Pelaporan ADR Integrasi sistem informasi memungkinkan akses real-time terhadap data pasien dan informasi obat, meningkatkan efisiensi dan keamanan pelayanan.

Tantangan dan Solusi dalam Implementasi PIO Keterbatasan SDM Tantangan: Jumlah apoteker tidak sebanding dengan beban kerja Solusi: Optimalisasi tenaga teknis kefarmasian, sistem appointment, dan penggunaan teknologi Akses Literatur Terbatas Tantangan: Referensi obat terkini mahal dan sulit diakses Solusi: Berlangganan database online bersama, kerjasama dengan institusi pendidikan Waktu Pelayanan Tantangan: Konseling memakan waktu di tengah antrean panjang Solusi: Prioritas pasien high-risk, leaflet terstruktur, dan sistem booking Dokumentasi Tidak Optimal Tantangan : Pencatatan PIO sering terabaikan Solusi: Implementasi sistem dokumentasi elektronik yang user-friendly Mengatasi tantangan implementasi PIO memerlukan komitmen manajemen, kolaborasi interprofessional, dan pemanfaatan teknologi yang tepat.

Kesimpulan Kesimpulan Utama PIO adalah komponen krusial pelayanan kefarmasian yang berkontribusi pada penggunaan obat rasional Landasan hukum yang kuat memberikan legitimasi peran apoteker sebagai drug information specialist Implementasi PIO di apotek dan rumah sakit memerlukan standar, kompetensi, dan sistem yang memadai Tantangan implementasi dapat diatasi dengan kolaborasi, teknologi, dan komitmen berkelanjutan

Referensi Peraturan Menteri Kesehatan dan undang-undang republic Indonesia Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di rumah sakit Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Undang-undang republic Indonesia nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan

Semua orang bisa masuk di jurusan kesehatan , tapi tidak semua orang bisa bertahan di FARMASI sekian dan terimakasih
Tags