Pembaruan Pendidikan Islam di Dunia Islam Kelompok 9: M ochammad Zamroni Khalimah Agus Setia Budi Agus Wibowo Lukman Hakim Kelas A-17 Mata kuliah : SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
Pengertian Modernisasi atau pembaharuan bisa diartikan apa saja yang belum dipahami , diterima , atau dilaksanakan oleh penerima pembaharuan , sesungguhnya lebih merupakan upaya atau usaha perbaikan keadaan baik dari segi cara , konsep , dan serangkaian metode yang bisa diterapkan dalam rangka menghantarkan keadaan yang lebih baik .
Harun Nasution modernisasi dalam masyarakat barat mengandung arti pikiran , aliran , gerakan , dan usaha untuk mengubah paham-paham , adat istiadat , institusi-institusi lama dan sebagainya untuk disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern
Latar belakang pembaharuan pendidikan islam
Faktor internal Faktor internal yaitu , faktor kebutuhan pragmatis umat islam yang sangat memerlukan satu system pendidikan islam yang betul-betul bisa dijadikan rujukan dalam rangka mencetak manusia-manusia muslim yang berkualitas , bertaqwa , dan beriman kepada Allah.
Faktor eksternal Faktor eksternal adanya kontak islam dengan barat juga merupakan faktor terpenting yang bisa kita lihat . Adanya kontak ini paling tidak telah menggugah dan membawa perubahan pragmatik umat islam untuk belajar terus menerus kepada barat , sehingga ketertinggalan yang selama ini dirasakan akan bisa terminimalisir
Masa pembaharuan pendidikan Islam Dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan modern dari Barat, untuk pertama kali dalam dunia Islam dibuka suatu percetakan di Istambul pada tahun 1727 M. Guna mencetak berbagai macam buku ilmu pengetahuan yang diterjemahkan dari buku-buku ilmu pengetahuan barat , Al- Qu’ran dan ilmu-ilmu pengetahuan agama lainnya .
Pola-pola pembaharuan pendidikan islam Dengan memperhatikan berbagai macam sebab kelemahan dan kemunduran umat Islam sebagaimana nampak pada masa sebelumnya , dan dengan memperhatikan sebab-sebab kemajuan dan kekuatan yang dialami oleh bangsa-bangsa Eropa , maka pada garis besarnya terjadi tiga pola pemikiran pembaharuan pendidikan Islam. Ketiga pola tersebut adalah : pola pembaharuan pendidikan yang berorientasi kepada pola pendidikan modern di Eropa , yang berorientasi dan bertujuan untuk pemurnian kembali ajaran Islam, yang berorientasi pada kekayaan dan sumber budaya bangsa masing-masing dan yang bersifat nasionalisme
Golongan yang Berorientasi Pada Pola Pendidikan Modern di Barat Kemahiran pendidikan dengan pola Barat ini , mulanya timbul di Turki Usmani pada akhir abad ke 11 H / 17 M setelah mengalami kalah perang dengan berbagai negara Eropa Timur pada masa itu , yang merupakan benih bagi timbulnya usaha sekularisasi Turki yag berkembang kemudian dan membentuk Turki Modern. Sultan Mahmud II (yang memerintah di Turki Usmani 1807-1839), adalah pelopor pembaharuan pendidikan di Turki . Usaha- usaha yang dilakukan oleh Sultan Mahmud II diantaranya :
Golongan yang Berorientasi Pada Pola Pendidikan Modern di Barat Mengadakan perubahan dalam kurikulum madrasah dengan menambahkan pengetahuan-pengetahuan umum kedalamnya yang semula hanya mengajarkan pengetahuan agama. Mengeluarkan perintah supaya anak sampai umur dewasa jangan dihalangi masuk madrasah Mendirikan sekolah militer , sekolah teknik , sekolah kedokteran dan sekolah pembedahan Mengirim siswa-siswi ke Eropa , untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan teknologi langsung dari sumber pengembangan .
Pola pembaharuan pendidikan yang berorientasi ke barat ini , juga nampak dalam usaha Muhammad Ali Pasya di Mesir yang berkuasa pada tahun (1805-1848) yaitu dengan mengadakan pembaharuan dengan jalan mendirikan sekolah yang meniru sistem pendidikan dan pengajaran Barat, mendatangkan guru-guru dari Barat ( terutama dari Perancis ), mengirimkan pelajar ke Barat untuk belajar , menterjemahkan buku-buku Barat ke dalam bahasa Arab.
Gerakan Pembaharuan Pendidikan Islam yang Berorientasi pada Sumber Islam yang Murni Pola pembaharuan ini telah dirintis oleh Muhammad bin Abd al Wahab, kemudian dicanangkan kembali oleh jamaluddin AlAfgani dan Muhammad Abduh ( akhir abad 19 M). Menurut jamamluddin Al- Afgani , pemurnian ajaran Islam dengan kembali kepada Al-Qur’an dan Al- Hadits dalam arti yang sebenarnya tidaklah mungkin . Ia berkeyakinan bahwa Islam sesuai dengan perkembangan zaman dan bangsa dan semua keadaan .
Usaha Pembaharuan Pendidikan yang Berorientasi pada Nasionalisme Rasa nasionalisme timbul bersama dengan berkembangnya pola kehidupan modern, dan mulai dari Barat. Adanya keyakinan dikalangan pemikir-pemikir pembaharuan di kalangan umat Islam, bahwa pada hakikatnya ajaran Islam bisa diterapkan dan sesuai dengan segala zaman dan tempat . Oleh karena itu , ide pembaharuan yang berorientasi pada nasionalisme ini pun bersesuaian dengan ajaran Islam.
Tokoh dan sasaran pembaharuan pendidikan islam
Dualisme sistem pendidikan islam Pada umumnya usaha pendidikan untuk memadukan antara kedua sistem telah diadakan , dengan jalan memasukkan kurikulum ilmu pengetahuan modern ke dalam sistem pendidikan tradisional , dan memasukkan pendidikan agama ke dalam kurikulum sekolah-sekolah modern. Dengan demikian diharapkan sistem pendidikan tradisional akan berkembang secara berangsur-angsur mengarah ke sistem pendidikan modern. Dan inilah yang sebenarnya dikehendaki oleh para pemikir pembaharuan pendidikan Islam, yang berorientasi pada ajaran Islam yang murni .
Analisis fakta sejarah Pemikiran pembaharuan Islam terjadi sekitar pada abad ke 17 M. Pemikiran pembaharuan di dalam tubuh Islam sendiri didasari atas kesadaran kaum muslimin akan ketertinggalan mereka dalam berbagai bidang terutama dalam bidang pendidikan dibandingkan dengan orang-orang Barat.