Pembuatan Biosaka Berbahan Daun dan Rumput

NovieSyaiful1 0 views 18 slides Aug 28, 2025
Slide 1
Slide 1 of 18
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18

About This Presentation

Pembuatan Biosaka Berbahan Daun dan Rumput


Slide Content

MENGENAL ELISITOR BIOSAKA DAN MANFAATNYA

Larutan Elisitor Biosaka mampu melindungi tanaman dari serangan OPT dan menekan penggunaan pupuk sampai dengan 50-90 persen

Elisitor   adalah molekul signal yang memacu terbentuknya metabolit sekunder di dalam kultur sel.  Elisitor  yang berasal dari bahan hayati disebut   elisitor   biotik yang meliputi polisakarida , protein, glikoprotein atau fragmen-fragmen dinding sel yang berasal dari fungi, bakteri , dan tanaman .   Sedangkan Elisitor abiotik adalah   zat yang dihasilkan dari bahan non hayati berupa logam berat , garam anorganik , pH, stress suhu , cahaya , dan sebagainya . ELISITOR

Tanaman elisitor adalah suatu tanaman yang mengandung senyawa kimia yang dapat memicu respon fisiologi , morfologi dan akumulasi fitoaleksin , meningkatkan aktivasi dan ekspresi gen yang terkait dengan biosintesis metabolit sekunder . Elisitor dapat menginduksi resistensi tumbuhan .

Istilah ini diperkenalkan oleh Prof. Robert Manurung ahli ITB setelah mendapatkan informasi terkait penggunaan bahan Biosaka hasil temuan M. Anshar dari Blitar .  Seperti diketahui Biosaka sebelumnya dikira semacam hormon atau katalisator yang mampu mengurangi penggunaan pupuk dan mampu melindungi tanaman dari serangan hama penyakit .  Pada saat ini jajaran Kementan sedang melakukan pengkajian penggunaannya , baik mengkaji kandungan biologi bahan , maupun dilakukan pengujian lapang multi lokasi di beberapa tempat di Indonesia.

Elisitor Biosaka pertama dicoba sejak tahun 2006 oleh Petani dari Blitar , bernama Muhamad Anshar . Biosaka adalah bahan dari larutan tumbuhan atau rerumputan yang diketahui mampu melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit dan mampu menekan penggunaan pupuk mencapai 50-90 persen .  Biosaka terdiri dari suku kata Bio dan Saka , Bio singkatan dari Biologi , dan Saka singkatan dari   S oko   A lam   K embali Ke   A lam atau dari Alam Kembali ke Alam adalah inovasi yang telah dikembangkan oleh petani dari bahan baru-terbarukan yang tersedia melimpah di alam .   SEJARAH SINGKAT DAN MANFAATNYA

Muhamad Anshar Elisitor Biosaka tidak menggunakan mikroba maupun proses fermentasi dalam pembuatannya ,” dan bukan teknologi yang rumit , tapi hanya sesuatu yang sederhana sekali . “ Dalam membuatnya tidak menggunakan mesin , hanya dengan tangan menurut M. Anshar.

MANFAATNYA Kelebihan   bahan ini menurut penemunya yaitu : Efektifitas kinerja yang baik . Reaksi biosaka dapat dilihat dalam waktu 24 jam setelah aplikasi . Dapat digunakan pada seluruh fase tanaman , mulai dari benih sampai panen . Proses produksinya pun sangat cepat karena tidak menggunakan metode fermentasi yang biasanya memakan waktu paling cepat 1 minggu .  Cara penggunaannya mudah dan penggunaan dosis yang sangat sedikit , cukup 40 ml dicampur 15 liter air untuk satu kali penyemprotan untuk luasan 1.000 m2, atau 400 ml untuk 1 ha  tanaman padi . “ Penyemprotan dari mulai tanam sampai panen dilakukan sekitar 7 kali aplikasi . Dapat diterapkan pada semua komoditas , termasuk tanaman perkebunan . Mengurangi penggunaan pupuk kimia   hingga 50-90 persen ,  sehingga jauh menghemat biaya produksi .  Bahan baku Biosaka juga tersedia setiap saat di lingkungan petani , dimana dan kapanpun .

Namun demikian Anshar mengakui , Kekurangan Biosaka adalah tidak dapat diproduksi dengan mesin . Kekurangan lain, bahan baku yang terus berganti pada saat pembuatan . “Setelah saya mempelajari , hama selalu berganti dan beradaptasi . Hasil penelitian saya ternyata teknologi alam bisa dimanfaatkan petani untuk adaptasi lingkungan . Teknologi alam menjadi kelebihan Indonesia,

PEMILIHAN BAHAN Elisitor Biosaka dibuat dari bahan rerumputan dan daun tanaman berpohon yang sedang dalam pertumbuhan optimal dengan ciri-ciri yaitu daun dalam keadaan sehat , tidak terserang hama , jamur , virus dengan warna hijau segar   tidak terlalu tua atau muda .  Selain itu informasi dari narasumber tidak boleh dari daun berlendir dengan jumlah antara 5-20 jenis dedaunan .

CARA MEMBUATNYA Rumput dan daun terseleksi dimasukkan ke dalam ember yang telah berisi air, untuk satu genggam sedang rumput dibutuhkan air sekitar 5-10 liter air untuk ukuran satu genggam besar bisa digunakan air 10-20 liter air. Rumput diremas pelan memutar dan diselingi dengan adukan agar homogen.peremasan pelan dilaksanakan sekitar 10-15 menit , setelah itu dilakukan penekanan lebih kuat , sambal terus diselingi dengan pengadukan .  Peremasan dihentikan bila warna telah coklat gelap homogen , sedikit berbusa .  Menurut ahlinya peremasan membutuhkan waktu 30-60 menit tergantung jenis rumput dan sedikit-banyaknya bahan .  Pengalaman penulis bahan bisa langsung diperas secara segar dari lapang , tetapi lebih bagus dilayukan 24-48 jam biar agak layu , sambil diseleksi lagi , yang tidak kering dan rusak .

Peremasan daun di dalam ember dengan posisi daun terendam air saat peremasan,sekali diremas , sekali dilakukan pengadukan

CARA APLIKASINYA Pengaplikasian Biosaka menggunakan spreyer , dengan cara posisi nozzle menghadap ke atas sekitar 1 meter diatas tanaman , nozzle diatur menghasilkan drif seperti kabut , aplikasi juga melihat arah angin sehingga penyebaran partikel larutan mengarah pada daun tanaman sasaran secara merata . Dosis aplikasi untuk tanaman padi dan jagung yaitu 40 ml per 15 liter air alat semprot , sedangkan untuk tanaman cabe , tomat , kacang tanah dosis 20-30 ml per tangki sprayer tergantung umur tanaman , periode aplikasi sekitar 10-14 hari sekali .

Beberapa sample tanaman yang diaplikasi Biosaka pertumbuhan baik dan segar , selanjutnya perlu disinergikan dengan pupuk organik padat dan pupuk organik cair (POC)

Hasil sample beberapa kali peremasan ternyata ada korelasi hasilnya terhadap nilai pH dan TDS ( banyaknya zat terlarut dalam air)

Pengamatan terhadap nilai pH dan TDS beberapa sampel Biosaka

Hasil sementara ada indikasi keterikatan pH dengan tingkat homogenitas bahan , semakin homogen bahan cenderung memiliki pH netral .  Bahan yang baru dibuat bila memiliki homogenitas yang tinggi yaitu pH sekitar 7 atau lebih , akan tetapi PH tersebut turun mendekati pH lima untuk penyimpanan sampai 2 minggu , tetapi untuk bahan yang homogen turun sekitar 6,5 kemudian naik lagi mendekati pH 7. Sedangkan nilai TDS sangat tegantung dengan jumlah bahan dan cara peremasan , bila bahan cukup banyak dan peremasan daun kuat dan relatif hancur , justru nilai TDS- nya lebih tinggi , tetapi bila peremasannya benar sesuai petunjuk yaitu secara pelan selama 10-15 menit selanjutnya ditekan lebih kuat tetapi tidak sampai hancur , nilai TDS biasanya antara 300-600.

TERIMAKASIH
Tags