Larutan Elisitor Biosaka mampu melindungi tanaman dari serangan OPT dan menekan penggunaan pupuk sampai dengan 50-90 persen
Elisitor adalah molekul signal yang memacu terbentuknya metabolit sekunder di dalam kultur sel. Elisitor yang berasal dari bahan hayati disebut elisitor biotik yang meliputi polisakarida , protein, glikoprotein atau fragmen-fragmen dinding sel yang berasal dari fungi, bakteri , dan tanaman . Sedangkan Elisitor abiotik adalah zat yang dihasilkan dari bahan non hayati berupa logam berat , garam anorganik , pH, stress suhu , cahaya , dan sebagainya . ELISITOR
Tanaman elisitor adalah suatu tanaman yang mengandung senyawa kimia yang dapat memicu respon fisiologi , morfologi dan akumulasi fitoaleksin , meningkatkan aktivasi dan ekspresi gen yang terkait dengan biosintesis metabolit sekunder . Elisitor dapat menginduksi resistensi tumbuhan .
Istilah ini diperkenalkan oleh Prof. Robert Manurung ahli ITB setelah mendapatkan informasi terkait penggunaan bahan Biosaka hasil temuan M. Anshar dari Blitar . Seperti diketahui Biosaka sebelumnya dikira semacam hormon atau katalisator yang mampu mengurangi penggunaan pupuk dan mampu melindungi tanaman dari serangan hama penyakit . Pada saat ini jajaran Kementan sedang melakukan pengkajian penggunaannya , baik mengkaji kandungan biologi bahan , maupun dilakukan pengujian lapang multi lokasi di beberapa tempat di Indonesia.
Elisitor Biosaka pertama dicoba sejak tahun 2006 oleh Petani dari Blitar , bernama Muhamad Anshar . Biosaka adalah bahan dari larutan tumbuhan atau rerumputan yang diketahui mampu melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit dan mampu menekan penggunaan pupuk mencapai 50-90 persen . Biosaka terdiri dari suku kata Bio dan Saka , Bio singkatan dari Biologi , dan Saka singkatan dari S oko A lam K embali Ke A lam atau dari Alam Kembali ke Alam adalah inovasi yang telah dikembangkan oleh petani dari bahan baru-terbarukan yang tersedia melimpah di alam . SEJARAH SINGKAT DAN MANFAATNYA
Muhamad Anshar Elisitor Biosaka tidak menggunakan mikroba maupun proses fermentasi dalam pembuatannya ,” dan bukan teknologi yang rumit , tapi hanya sesuatu yang sederhana sekali . “ Dalam membuatnya tidak menggunakan mesin , hanya dengan tangan menurut M. Anshar.
MANFAATNYA Kelebihan bahan ini menurut penemunya yaitu : Efektifitas kinerja yang baik . Reaksi biosaka dapat dilihat dalam waktu 24 jam setelah aplikasi . Dapat digunakan pada seluruh fase tanaman , mulai dari benih sampai panen . Proses produksinya pun sangat cepat karena tidak menggunakan metode fermentasi yang biasanya memakan waktu paling cepat 1 minggu . Cara penggunaannya mudah dan penggunaan dosis yang sangat sedikit , cukup 40 ml dicampur 15 liter air untuk satu kali penyemprotan untuk luasan 1.000 m2, atau 400 ml untuk 1 ha tanaman padi . “ Penyemprotan dari mulai tanam sampai panen dilakukan sekitar 7 kali aplikasi . Dapat diterapkan pada semua komoditas , termasuk tanaman perkebunan . Mengurangi penggunaan pupuk kimia hingga 50-90 persen , sehingga jauh menghemat biaya produksi . Bahan baku Biosaka juga tersedia setiap saat di lingkungan petani , dimana dan kapanpun .
Namun demikian Anshar mengakui , Kekurangan Biosaka adalah tidak dapat diproduksi dengan mesin . Kekurangan lain, bahan baku yang terus berganti pada saat pembuatan . “Setelah saya mempelajari , hama selalu berganti dan beradaptasi . Hasil penelitian saya ternyata teknologi alam bisa dimanfaatkan petani untuk adaptasi lingkungan . Teknologi alam menjadi kelebihan Indonesia,
PEMILIHAN BAHAN Elisitor Biosaka dibuat dari bahan rerumputan dan daun tanaman berpohon yang sedang dalam pertumbuhan optimal dengan ciri-ciri yaitu daun dalam keadaan sehat , tidak terserang hama , jamur , virus dengan warna hijau segar tidak terlalu tua atau muda . Selain itu informasi dari narasumber tidak boleh dari daun berlendir dengan jumlah antara 5-20 jenis dedaunan .
CARA MEMBUATNYA Rumput dan daun terseleksi dimasukkan ke dalam ember yang telah berisi air, untuk satu genggam sedang rumput dibutuhkan air sekitar 5-10 liter air untuk ukuran satu genggam besar bisa digunakan air 10-20 liter air. Rumput diremas pelan memutar dan diselingi dengan adukan agar homogen.peremasan pelan dilaksanakan sekitar 10-15 menit , setelah itu dilakukan penekanan lebih kuat , sambal terus diselingi dengan pengadukan . Peremasan dihentikan bila warna telah coklat gelap homogen , sedikit berbusa . Menurut ahlinya peremasan membutuhkan waktu 30-60 menit tergantung jenis rumput dan sedikit-banyaknya bahan . Pengalaman penulis bahan bisa langsung diperas secara segar dari lapang , tetapi lebih bagus dilayukan 24-48 jam biar agak layu , sambil diseleksi lagi , yang tidak kering dan rusak .
Peremasan daun di dalam ember dengan posisi daun terendam air saat peremasan,sekali diremas , sekali dilakukan pengadukan
CARA APLIKASINYA Pengaplikasian Biosaka menggunakan spreyer , dengan cara posisi nozzle menghadap ke atas sekitar 1 meter diatas tanaman , nozzle diatur menghasilkan drif seperti kabut , aplikasi juga melihat arah angin sehingga penyebaran partikel larutan mengarah pada daun tanaman sasaran secara merata . Dosis aplikasi untuk tanaman padi dan jagung yaitu 40 ml per 15 liter air alat semprot , sedangkan untuk tanaman cabe , tomat , kacang tanah dosis 20-30 ml per tangki sprayer tergantung umur tanaman , periode aplikasi sekitar 10-14 hari sekali .
Beberapa sample tanaman yang diaplikasi Biosaka pertumbuhan baik dan segar , selanjutnya perlu disinergikan dengan pupuk organik padat dan pupuk organik cair (POC)
Hasil sample beberapa kali peremasan ternyata ada korelasi hasilnya terhadap nilai pH dan TDS ( banyaknya zat terlarut dalam air)
Pengamatan terhadap nilai pH dan TDS beberapa sampel Biosaka
Hasil sementara ada indikasi keterikatan pH dengan tingkat homogenitas bahan , semakin homogen bahan cenderung memiliki pH netral . Bahan yang baru dibuat bila memiliki homogenitas yang tinggi yaitu pH sekitar 7 atau lebih , akan tetapi PH tersebut turun mendekati pH lima untuk penyimpanan sampai 2 minggu , tetapi untuk bahan yang homogen turun sekitar 6,5 kemudian naik lagi mendekati pH 7. Sedangkan nilai TDS sangat tegantung dengan jumlah bahan dan cara peremasan , bila bahan cukup banyak dan peremasan daun kuat dan relatif hancur , justru nilai TDS- nya lebih tinggi , tetapi bila peremasannya benar sesuai petunjuk yaitu secara pelan selama 10-15 menit selanjutnya ditekan lebih kuat tetapi tidak sampai hancur , nilai TDS biasanya antara 300-600.