Pancasila sebagai ideologi bangsa Materi tentang Pancasila sebagai Ideologi bangsa
Hakikat dan Fungsinya Ideologi dapat dirumuskan sebagai kompleks pengetahuan dan nilai , yang secara keseluruhan menjadi landasan begitu seseorang ( atau masyarakat ) untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya ( Soeryanto Poespowardojo ).
Pada hakikatnya ideologi tidak lain adalah hasil refleksi manusia berkat kemampuannya mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya . Antara keduanya , yaitu ideologi dan kenyataan hidup masyarakat terjadi hubungan dialektis , sehingga berlangsung pengaruh timbal- balik yang terwujud dalam interaksi yang di satu pihak memacu ideologi makin realistis dan di lain pihak mendorong masyarakat makin mendekati bentuk yang ideal.
Ideologi Negara adalah erat hubungannya dengan Dasar Negara. Apabila Dasar Negara menekankan kepada pengertian pondamen-pondamennya negara sebagai Perubahan Bangsa , maka ideologi negara lebih menekankan kepada keseluruhan pancarannya pondamen-pondamen itu ke dalam cita-cita yang mengisi Perumahan Bangsa itu . Ideologi ini bersumber pada falsafah , kalau falsafah adalah hakikat sesuatu , maka ideologi adalah pemikiran yang berkaitan dengan gagasan bertindak . Jadi ideologi didahului oleh falsafah , jelasnya renungan falsafah lebih dahulu . Apabila sudah mengendap , renungan falsafah itu melahirkan pandangan hidup yang berisi nilai-nilai . Nilai- nilai inilah yang dijadikan ideologi untuk diwujudkan dalam kehidupan .
Dan apabila dimantapkan dalam organisasi kenegaraan Berbagai unsur dalam bidang-bidang kehidupan masyarakat budaya untuk membangun bangsa yang kuat , namun sebaliknya dapat memperlemah kekuatan bangsa dengan berbagai percekcokan serta perselisihan .
Dengan melihat situasi bangsa demikian itu, maka masalah pokok yang pertama-tama harus diatasi pada itu adalah bagaimana menggali persatuan dan kekuatan bangsa yang sangat dibutuhkan untuk mengawali penyelenggaraan negara. Dengan perkataan lain National and Character Building merupakan prasyarat dan tugas utama yang harus dilaksanakan. Dalam konteks politik inilah Pancasila dipersepsikan sebagai Ideologi Persatuan. Pancasila diharapkan mampu memberikan jaminan akan terwujudnya misi politik itu karena merupakan hasil rujukan nasional, di mana masing-masing kekuatan sosial masyarakat merasa terikat dan ikut bertanggung jawab atas masa depan bangsa dan negaranya.
Dengan demikian Pancasila berfungsi pula sebagai acuan bersama , baik dalam memecahkan perbedaan serta pertentangan politik di antara golongan dan kekuatan politik , maupun dalam memagari seluruh unsur dan kekuatan politik untuk bermain di dalam lapangan yang disediakan oleh Pancasila dan tidak melanggar dengan keluar pagar .
Pancasila sebagai Ideologi Terbuka Fungsi Pancasila untuk orientasi ke depan mengharuskan bangsa Indonesia selalu menyadari situasi kehidupan yang sedang dihadapinya.Kemajuan ilmu pengetahuan , kecanggihan teknologi dan lajunya sarana komunikasi membuat dunia semakin kecil dan menguatkan interdependensi di kalangan bangsa-bangsa di dunia. Ini berarti bahwa pembangunan nasional tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor dalam negeri melainkan banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terkait secara mondial .
Bangsa Indonesia yang sedang sibuk membangun dengan usaha memecahkan masalah dalam negeri seperti kemiskinan , kesenjangan sosial dan lain sebagainya mau tidak mau ikut terseret ke dalam jaringan politik dunia, yang semakin dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan ekonomi raksasa , globalisasi ekonomi jelas memberikan dampaknya yang cukup jauh , baik dalam bentuk ancaman ketergantungan yang mempersulit usaha bangsa menuju kemandirian , maupun dalam bentuk pemupukan modal di kalangan kelompok elit yang tidak selalu sejalan dengan kebijakan pemerataan kesejahteraan . Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa bangsa Indonesia dihadapkan pada tantangan survival, yaitu tantangan memiliki cara hidup dan tingkat kehidupan yang wajar secara manusiawi dan adil .
Tantangan itu hanya bisa diatasi apabila bangsa Indonesia disatu pihak tetap mempertahankan identitasnya dalam ikatan persatuan nasional dan di lain pihak mampu mengembangkan dinamikanya , agar mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Dinamika tersebut mengandalkan kemampuan untuk mengadakan adaptasi terhadap proses kehidupan yang baru dan menjalankan inovasi untuk menciptakan kualitas kerja dan kualitas produk yang makin baik . Daya saing masyarakat hanya akan meningkat , apabila selalu dipupuk sikap yang rasional dan kritis serta kreativitas di kalangan masyarakat . Untuk menjawab tantangan tersebut jelaslah Pancasila perlu tampil sebagai Ideologi Terbuka, karena ketutupan hanya akan membawa kepada kemacetan .
Keterbukaan bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar Pancasila, tetapi mengeksplisitkan wawasannya secara lebih konkrit , sehingga memiliki kemampuan yang lebih tajam untuk memecahkan masalah-masalah yang baru . Nilai- nilai dasar yang telah diletakkan oleh para pendiri negara berupa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang merupakan Sumber gagasan seluruh cipta , rasa, karsa dan karya bagi segenap upaya dalam melanjutkan perjuangan bangsa untuk mewujudkan kepentingan dan tujuan nasional Bangsa Indonesia. Jadi nilai-nilai dasar Pancasila tidak boleh diubah , yang boleh berubah adalah nilai operasionalnya ( nilai instrumental), yaitu nilai-nilai yang merupakan pengalaman , pengembangan dan pengkaryaan dari nilai dasar .
Pancasila sebagai ideologi terbuka memberikan landasan yang kuat bagi tumbuhnya pola sikap , pola pikir dan pola tindak yang bersifat tradisional menuju berkembangnya cipta , rasa dan karsa yang maju dan mandiri untuk menyongsong dinamika kehidupan sesuai perubahan-perubahan yang dinamis . Suatu ideologi adalah terbuka , sejauh tidak dipaksakan dari luar , tetapi terbentuk justru atas kesepakatan masyarakat , sehingga merupakan milik masyarakat . Sebaliknya ideologi tertutup memutlakkan pandangan secara totaliter , sehingga masyarakat tidak mungkin memilikinya . Sebaliknya masyarakat dan bahkan martabat manusia akan dikorbankan untuknya .
Dalam ideologi terbuka terdapat cita-cita dan nilai-nilai yang bersifat mendasar dan tidak langsung bersifat operasional . Oleh karena itu , setiap kali harus dieksplisitkan . Eksplisitasi dilakukan dengan menghadapkannya pada berbagai masalah yang selalu silih berganti melalui refleksi yang rasional , sehingga terungkap makna rasionalnya . Dengan demikian jelaslah bahwa penjabaran ideologi dilaksanakan melalui interpretasi dan reinterpretasi yang kritis . Disitulah dapat ditunjukkan kekuatan ideologi terbuka hal yang tidak didapatkan dalam ideologi tertutup karena memiliki sifat dinamis dan tidak akan membeku . Sebaliknya ideologi tertutup mematikan cita-cita atau nilai-nilai dasar dan hanya menunjukkan sebagai fosil-fosil mati .