Pengobatan Tradisional Masyarakat MElayu

NIKKEWIDYAPUTRI 0 views 16 slides Oct 07, 2025
Slide 1
Slide 1 of 16
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16

About This Presentation

Budaya Melayu


Slide Content

Estetika Melayu Klasik: Pengobatan Tradisonal Masyarakat Melayu

Oleh: Wening Tiyas Puspa Dewi B0215056 Sastra Indonesia 2015 Mata Kuliah Estetika Melayu Klasik

Pengobatan Tradisional dalam Masyarakat Melayu Estetika Melayu Pengobatan Tradisonal Melayu sebagai Bagian dari Estetika Pengobatan Tradisional

ESTETIKA MELAYU Menurut Dharsono (2007:3), estetika berasal dari bahasa Yunan “aisthetika” yang berarti hal-hal yang dapat diserap oleh panca indera. Secara sederhana, estetika adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Estetika Melayu berarti segala keindahan yang ada di dalam masyarakat Melayu, baik berupa kasrya sastra maupun kebudayaan. Masyarakat Melayu sangat mencintai keindahan, oleh karena itu ditemukan banyak hal-hal indah dalam karya mereka.

PENGOBATAN TRADISIONAL Masyarakat Melayu memiliki keahlian dalam meracik ramuan herbal sebagai bahan obat-obatan untuk menyembuhkan berbagai penyakit, untuk menjaga kondisi badan agar tetap sehat, mencegah penyakit, dan sebagian untuk mempercantik diri.   Selain menggunakan tumbuh-tumbuhan, masyarakat Melayu klasik juga menggunakan berbagai mantra yang mereka yakini dapat digunakan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Naskah Nusantara merekaman kehidupan sehari-hari masyarakat masa lalu berupa adat istiadat, hukum, aktifitas sosial, ekonomi, politik, agama, hingga primbon dan mujarobat, bahkan ada juga naskah tentang takwil gempa. Beberapa ada pula yang menyebutkan tentang obat-obatan tradisional. Meski tidak tersebut dengan jelas, tetapi terdapat kitab yang berisi tata cara pengobatan dan jenis-jenis obat tradisional. Menurut Susantio (2010) di Bali dikenal kitab rontal Rukminii-tatwa . PENGOBATAN TRADISIONAL

Dalam tradisi Melayu, ditemukan naskah-naskah yang menyajikan resep obat-obatan. Naskah-naskah itu, antara lain memuat berbagai jamusawan, jamu sorong, jamu untuk ibu hamil dan melahirkan, obat sakit mata,obat sakit pinggang, hingga obat penambah nafsu makan. PENGOBATAN TRADISIONAL Masyarakat Melayu Riau mempercayai bahwa obat-obatan tradisional yang dibuat dari berbagai macam tumbuhan masih dapat digunakan hingga kini meski sekarang ini sudah muncul banyak obat-obatan modern .

PENGOBATAN TRADISIONAL Berikut beberapa cara pengobatan yang digunakan masyarakat Melayu Riau, menurut Noer Muhammad, dkk (2009:24-29): Tidak enak badan  bunga tanjung, daun meransi, daun rambutan, daun cikorau. Semuanya direbus, lalu uapnya digunakan untuk menghangatkan orang yang sakit. Cacingan  kelapa tua, bawang merah, limau sandai. Santan kelapa, air bawang merah dan limau lalu dicampur. Kemudian akan dibacakan mantra oleh juru sembuh, lalu obat tersebut diminumkan kepada yang sakit. Bisulan  kemiri dibakar, lalu digosok sehingga keluar minyak, kemudian dioles ke bagian yang sakit.

Sakit Gigi  getah tangkai pepaya yang dioleskan ke bagian yang sakit. Demam Panas  bunga sepatu diremas sampai keluar airnya, lalu bunga remasan tersebut ditempel di kening orang yang sakit hingga panasnya turun Panu  jahe yang digiling hingga halus lalu dicampur minyak tanah, kemudian dioleh ke bagian panu saat mandi. Demam akibat tersapa setan  irisan tipis kunyit, lalu diberi mantra dan ditempelkan ke kening, pelipis kiri dan kanan, dan dioles ke kuku jari tangan dan kaki. TBC  daun waru diremas, lalu airnya dimasak sebanyak setengah gelas, kemudian airnya diminum.

Peralihan dari zaman Hindu-Budha ke zaman Islam, telah memperkaya khazanah tradisi pengobatan dalam masyarakat kita. Berbagai buku kedokteran Islam yang ditulis dalam bahasa Arab dan Persia, telah diterjemahkan baik ke dalam bahasa Jawa maupun bahasa Melayu. Semua ini berlangsung tanpa terputus, sampai bangsa kita mengenal ilmu kedokteran dari Eropa pada zaman penjajahan.

PENGOBATAN TRADISIONAL MELAYU SEBAGAI BAGIAN DARI ESTETIKA Ramuan Obat-obatan Melayu Tertuang dalam Karya Seni Prasasti menjadi salah satu bukti nyata bahwa masyarakat Melayu zaman dahulu menggunakan beberapa tumbuhan sebagai resep obat-obatan. Prasasti jika dikaji dalam estetika, memiliki keindahan tersendiri. Tujuan penulisan ramuan obat-obatan dalam bentuk prasasti selain karena belum ada media tulis lain seperti kertas, juga karena nenek moyang kita ingin membagikan resep obat-obatan yang telah mereka temukan kepada kita.

Ramuan Obat-obatan Tertuang dalam Syair Selain dalam bentuk prasasti, ramuan obat-obatan juga diabadikan dalam bentuk syair yang berupa mantra-mantar untuk menyembuhkan penyakit. Berikut contohnya: Jampi Sakit Perut Batang penak batang meranti Ketika sangkar babi Datang senak ulu hati Aku bangkah tidak menjadi Aku menurunkan bisa Aku menaikkan tawar Tawar Allah Tawar Muhammad Tawar Baginda Rasulullah Dengan berkat kata ... (ucapan dua kalimah syahadat)

Jika syair berisi mantra tersebut dikaji berdasarkan teori stilistika, dapat ditemukan beberapa hal: DIKSI Menggunakan kata ‘tawar’ yang diulang beberapa kali. Kata tersebut memiliki arti ‘tidak manjur’. Maksud dari “ Tawar Allah” , “ Tawar Muhammad” , “Tawar Baginda Rasulullah” ialah bahwa mantar tersebut tidak akan ada dayanya atau tidak manjur jika tidak diberkati oleh Allah dan Rasulullah. Frasa “senak ulu hati” merujuk kepada sakit perut yang berada di bagian ulu hati. Frasa “ sangkar babi ” melambangkan penyakit Kata “ bangkah ” berarti mematikan atau menghalangi penyakit tersebut datang kembali dengan jalan isyarat.

RIMA Rima akhiran dari syair Jampi Sakit Perut adalah a-a-a-a pada bait: Batang penak batang merant i Ketika sangkar bab i Datang senak ulu hat i Aku bangkah tidak menjad i Ke empat baris tersebut berakhiran huruf i sehingga membentuk rima akhiran a-a-a-a. Aliterasi Aliterasi yang dominan dalam syair “Jampi Sakit Perut” adalah pengulangan konsonan “n”, seperti pada baris pertama berikut: Bata n g pe n ak bata n g mera n t i Asonansi Asonansi yang dominan dalam syair ini adalah pengulangan vokal “a”, seperti pada baris pertama berikut: B a t a ng pen a k b a t a ng mer a nti

KESIMPULAN Kekayaan pengetahuan nenek moyang kita mengenai obat-obatan patut kita apresiasi. Mereka tentu belum memiliki peralatan canggih seperti sekarang ini, akan tetapi mereka sudah mampu menciptakan obat-obatan yang bahkan hingga sekarang masih digunakan dengan beberapa perombakan sehingga lebih modern. Mereka juga memanfaatkan banyak media sebagai sarana untuk menuliskan resep obat-obatan yang mereka gunakan yang tentunya memiliki nilai keindahan sendiri dari segi media penulisan maupun isi dan bentuk.

Terima kasih.
Tags