PERAWATAN PERIOPERASI DAN PERAWATAN LUKA Elisabeth S. Kp .,MARS
PENGERTIAN PERIOPERASI Perioperasi merupakan tahapan dalam proses pembedahan yang di mulai dari prabedah ( preoperatif ) , bedah ( intraoperatif ), pasca bedah ( pascaoperatif ). Prabedah atau Praoperasi merupakan masa sebelum dilakukan tindakan pembedahan yang dimulai sejak ditentukannya persiapan pembedahan dan berakhir sampai pasien berada di meja bedah . Intrabedah atau intraoperasi merupakan masa pembedahan yang dimulai sejak pasien di transfer ke meja bedah dan berakhir pada saat pasien di bawah ke ruang pemuliahan . Pascabedah atau pascaoperasi merupakan masa setelah di lakukan pembedahan yang di mulai sejak pasien memasuki ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya .
JENIS PEMBEDAHAN JENIS PEMBEDAHAN BERDASARKAN LOKASI Berdasarkan lokasinya , pembedahan dapat dibagi menjadi bedah thorak kardiovaskular , bedah neurologi , bedah ortopedi , bedah urologi , bedah kepala leher , bedah digestif , dan lain-lain. JENIS ANESTESI Anestesi dapat dibagi menjadi anestesi umum , anestesi regional, anestesi lokal hipoanestesi , dan akupuntur . ANESTESI UMUM Anestesi umum adalah anestesi yang dilakukan untuk memblok pusat kesadaran dan menimbulkan relaksasi serta hilangnya sensasi rasa. Pada umumnya metode pemberiannya adalah dengan inhalasi dan intravena .
ANESTESI REGIONAL Anestesi regional adalah anestesi yang dilakukan untuk meniadakan proses kejutan pada ujung atau serabut saraf , serta hilangnya rasa pada daerah tubuh tertentu , dan pasien masih berada dalam keadaan sadar . Metode umum yang digunakan adalah melakukan blok saraf , blok regional intravena dengan tourniquet, blok daerah spinal, dan melalui epidural. ANESTESI LOKAL Anestesi lokal adalah anestesi yang dilakukan untuk memblok transmisi implus saraf pada daerah yang akan dilakukan anestesi dan pasien dalam keadaan sadar . Metode yang digunakan adalah infiltrasi atau topikal . HIPOANESTESI Hipoanestesi adalah anestesi yang dilakukan untuk membuat status kesadaran pasif secara artifisial sehingga terjadi peningkatan ketaatan pada saran atau perintah serta mengurangi kesadaran sehingga perhatian jadi terbatas . Metode yang digunakan adalah hiponosis . AKUPUNTUR Akupuntur adalah anestesi yang dilakukan untuk memblok rasa nyeri dengan merangsang keluarnya endorfin tanpa menghilangkan kesadaran . Metode yang banyak digunakan adalah jarum atau elektrode pada permukaan .
ASPEK LEGAL DALAM PEMBEDAHAN Aspek legal adalah hal yang penting dalam melaksanakan pembedahan untuk mengantisipasi kemungkinan dampak yang terjadi . Melalui surat persetujuan dilakukannya tindakan ( informed consent ), berbagai informasi mengenai sifat , prosedur yang akan dilakukan , adanya pilihan terhadap prosedur pembedahan , serta risiko terhadap pilihan terhadap pilihan dari pembedahan dapat diketahui oleh pasien . informed consent pada dasarnya bertujuan melindungi pasien dari tindakan yang dilakukan , serta melindungi tim pembedah dari pengaduan atau tuntutan hukum .
PRABEDAH PENGKAJIAN KEPERAWATAN Beberapa hal yang perlu dikaji dalam tahap prabedah adalah pengetahuan tentang persiapan pembedahan dan pengalaman masa lalu , kesiapan psikologis , pengobatan yang memengaruhi kerja obat anestesi , seperti antibiotika yang berpotensi dalam istirahat otot , antikoagulan yang dapat meningkatkan perdarahan , antihipertensi yang memengaruhi anestesi yang dapat menyebabkan hipotensi,diuretika yang berpengaruh pada ketidakseimbangan potasium dan lain-lain. Selain itu , terdapat juga pengkajian terhadap riwayat alergi obat atau lainnya , status nutrisi , ada atau tidaknya alat protesa seperti gigi palsu dan sebagainya . Pemeriksaan lain yang dianjurkan sebelum pelaksanaan bedah adalah radiografi thoraks , kapasitas vital, fungsi paru , dan analisis gas darah pada pemantauan sistem respirasi , kemudian pemeriksaan elektrokardiogram , darah , leukosit , eritrosit , hematokrit , elekrolit , pemeriksaan air kencing , albumin, blood urea nitrogen (BUN), kreatinin , dan lain-lain untuk menentukan gangguan sistem renal dan pemeriksaan kadar gula darah atau lainnya untuk mendeteksi gangguan metabolisme .
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN Hal yang perlu diperhatikan dalam diagnosis keperawatan prabedah adalah : Cemas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian . Takut berhubungan dengan dampak dari tindakan pembedahan atau anestesi . Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan atau menurunnya nutrisi . Risiko terjadi cedera berhubungan dengan defisit pengindraan /motor. C. PERENCANAAN KEPERAWATAN Tujuan : Memperlihatkan tanda-tanda tidak ada kecemasan Memperlihatkan tanda-tanda tidak ada ketakuatan . Risiko infeksi dan cedera tidak terjadi . Renana Tindakan : Untuk mengatasi adannya rasa cemas dan takut , dapat dilakukan persiapan psikologis pada pasien melalui pendidikan kesehatan , penjelasan tentang peristiwa yang mungkin akan terjadi , dan seterusnya .
2. Untuk mengatasi masalah risiko infeksi atau cedera lainnya dapat dilakukan dengan persiapan perut , kulit , persiapah bernapas , dan latihan batuk , persiapan latihan kaki, latihan mobilitas , dll . D. PELAKSANAAN (TINDAKAN) KEPERAWATAN 1. Pemberian Pendidikan Kesehatan Prabedah Pemberian pendidikan kesehatan yang perlu dijelaskan adalah berbagai informasi mengenai tindakan pembedahan , diantaranya jenis pemeriksaan yang dilakukan sebelum bedah , alat-alat khusus yang diperlukan , pengiriman ke kamar bedah , ruang pemuliahan,dan kemungkinan pengobatan setelah bedah . 2. PERSIAPAN DIET Pasien yang akan di bedah memerlukan persiapan khusus dalam hal pengaturan diet. Pasien boleh menerima makanan biasa sehari sebelum bedah , tetapi 8 jam sebelum bedah tidak di perbolehkan makan , sedangkan cairan tidak diperbolehkan 4 jam sebelum bedah , sebab makanan atau cairan dalam lambung dapat menyebabkan aspirasi . 3. PERSIAPAN KULIT Persiapan ini dilakukan dengan cara membebaskan daerah yang akan dibedah dari mikroorganisme dengan cara menyiram kulit menggunakan sabun heksaklorofin (hexachlorophene) atau sejenisnya sesuai dengan jenis pembedahan . Bila pada kulit terdapat rambut , maka harus dicukur .
4. LATIHAN BERNAPAS DAN LATIHAN BATUK Cara latihan ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan penggembangan paru sedangkan batuk dapat menjadi kotraindikasi pada bedah intrakranial , mata , teliga , hidung dan tenggorokan karna dapat meningkatkan tekanan , merusak jaringan , dan melepaskan jahitan . Pernapasan yang dianjurkan adalah pernapasan diafragma , dengan cara seperti di bawah ini : Atur posisi tidur semi fowler, lutut dilipat untuk mengembangkan thorak . Tempatkan tangan di atas perut . Tarik napas perlahan-lahan melalui hidung , biarkan dada mengembang . Tahan napas selama 3 detik . Keluarkan napas dengan mulut yang dimoncongkan . Tarik napas dan keluarkan kembali , lakukan hal yang sama hingga 3 kal , setelah napas terakhir , batukkan untuk mengeluarkan lendir . Istirahat .
5. LATIHAN KAKI Latihan ini dapat dilakukan untuk mencegah dampak tromboplebitis . Latihan kaki yang dianjurkan anatara lain latihan memompa otot , latihan quadrisep , dan latihan mengencangkan glutea . Latihan otot dapat dilakukan dengan mengontraksikan otot betis dan paha , kemudian istirahatkan otot kaki, dan ulangi hingga 10 kali. Latihan quadrisep dapat dilakukan dengan cara membengkokkan lutut kaki rata pada tempat tidur , kemudian meluruskan kaki pada tempat tidur , dan ulangi hingga 5 kali. Latihan mengencangkan glutea dapat dilakukann dengan cara menekan otot pantat , kemudian coba gerakkan kaki ke tepi tempat tidur , lalu istirahat dan ulangi sebanyak 5 kali. 6. LATIHAN MOBILITAS Latihan mobilitas dilakukan untuk mencegah komplikasi sirkulasi , mencegah dekubitus , merangsang peristaltik , serta mengurangi adannya nyeri . Untuk melakukan latihan mobilitas , pasien harus mampu menggunakan alat di tempat tidur , seperti menggunakan penghalang , agar bisa memutar badan , melatih duduk di sisi tempat tidur atau dengan cara menggeser pasien ke sisi tempat tidur , melatih duduk diawali tidur fowler, kemudian duduk tegak dengan kaki menggantung di sisi tempat tidur .
7. PENCEGAHAN CEDERA Untuk mengatasi terjadinya cedera , tindakan yang dilakukan sebelum pelaksanaan bedah adalah : Cek identitas pasien . Lepaskan perhiasan pada pasien yang dapat menganggu . Misalnya cincin gelang dan lain-lain Bersihkan cat kuku untuk memudahkan penilaian sirkulasi . Lepaskan lensa kontak . Lepaskan protesa . Alat bantu pendenggaran dapat digunakan jika pasien tidak dapat mendengar . Usulkan pasien untuk mengosongkan kandung kencing . Gunakan kaos kaki antiemboli bila pasien beresiko mengalami tromboplebitis .
E. EVALUASI KEPERWATAN Evaluaasi terhadap masalah prabedah secara umum dapat di nilai dari adanya kemampuan dalam memahami masalah atau kemungkinan yang terjadi pada intra dan prabedah . Tidak ada tanda kecemasan , ketakutan serta tidak ditemukannya risiko komplikasi pada infeksi atau cedera lainnya .
INTRABEDAH PENGKAJIAN KEPERAWATAN Salah satu hal yang perlu dikaji dalam intrabedah adalah pengaturan posisi pasien . Berbagai masalah yang terjadi selama pembedahan mencapai aspek pemantauan fisiologis , perubahan tanda vital, sistem kardiovaskular , keseimbangan cairan , dan pernapasan . Selain itu , lakukan pengkajian terhadap tim dan instrumen pembedahan serta anestesi yang diberikan . B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN Hal yang perlu di perhatikan dalam diagnosis keperwatan intrabedah adalah : Risiko terjadinya cedera berhubungan dengan prosedur pembedahan .
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN Tujuan : Mencegah terjadinya cedera atau risiko lainnya sebagai dampak atau tindakan pembedahan . Rencana tindakan : Gunakan semua alat atau instrumen untuk tindakan pembedahan seperti pemakaian baju bedah , tutup kepala , masker, penutup sepatu , celemek dan sarung tangan , serta pencucian tangan . Lakukan persiapan pelaksanaan anestesi sebelum tindakan pembedahan . Lakukukan pemantauan selama masa tindakan pembedahan . D. PELAKSANAAN (TINDAKAN) KEPERAWATAN 1. Penggunaan Seragam Baju Bedah . Penggunaan seragam baju bedah di desain secara khusus dengan harapan dapat mencegah kontaminasi dari luar , berprinsip bahwa semua baju harus dimasukkan kedalam celana , atau harus menutupi pinggang untuk menggurangi menyebarnya bakteri , dan gunakan tutup kepala , masker, sarung tangan , serta celemek steril . 2. Mencuci Tangan Sebelum Pembedahan Lihat bagian mencuci tangan steril .
3. Menerima Pasien Di daerah Bedah Sebelum memasuki wilayah bedah , pasien harus melakukan pemeriksaan ulang di ruang penerimaan untuk mengecek kembali nama bedah yang akan dilakukan , nomor status registrasi pasien,berbagai hasil laboratorium dan x-ray, persiapan darah setelah dilakukan pemeriksaan silang dan golongan darah , alat protesa , dll . 4. Pengiriman dan Pengaturan Posisi Ke Kamar Bedah Posisi yang dianjurkan pada umumnya adalah terlentang , telungkup , terendelenburg , lithotomi , lateral, dll . 5. Persiapan Dan Persiapan kulit Pelaksanaan ini bertujuan untuk membuat daerah yang akan di bedah , bebas dari kotoran dan lemak kulit serta mengurangi adanya mikroba . Bahan yang digunakan dalam pembersihan kulit ini harus memiliki spektrum khasiat , atau memiliki potensi yang baik serta tidak menurun bila adanya terdapat kadar alkohol , sabun deterjen atau bahan organik lainnya . 6. Penutupan Daerah Steril Penutupan daerah steril dilakukan dengan menggunakan doek steril agar daerah seputar bedah tetap steril dan mencegah berpindahnya mikroorganisme antara daerah yang steril dan tidak . 7. Pelaksanaan Anestesi Pelakasanaan anestesi Dapat dilakukan dengan berbagai macam antara lain, anestesi umum , inhalasi atau intravena , anestesi regional dengan cara memblok saraf , dan anestesi lokal .
8. Pelaksanaan Pembedahan Setelah dilakukan anestesi , tim bedah akan melaksanakan pembedahan sesuai dengan ketentuan pembedahan . E. EVALUASI KEPERAWATAN Evaluasi terhadap masalah intrabedah secara umum dapat di nilai dari adanya kemampuan dalam mempertahankan status kesehatan seperti normalnya perubahan tanda vital, kardiovaskular , pernapasan , ginjal , dll .
PASCABEDAH PENGKAJIAN KEPERAWATAN Beberapa hal yang perlu dikaji setelah tindakan pembedahan ( pascabedah ) diantaranya adalah status kesadaran , kualitas jalan napas , sirkulasi , dan perubahan tanda vital yang lain, keseimbangan elektrolit , kardiovaskular , lokasi daerah pembedahan dan sekitarnya , serta alat yang digunakan dalam pembedahan . B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN Hal yang perlu diperhatikan dalam diagnosa keperawaatan pascabedah adalah : 1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat luka pembedahan . 2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sekresi sebagai dampak anestesi . 3. Risiko terjadi retensio urine berhubungan dengan dampak anestesi . 4. Perubahan kebutuhan nutrisi ( kurang dari kebutuhan ) berhubungan dengan penurunan nafsu makan . 5. Konstipasi berhubungan dengan dampak anestesi . 6. Risiko cedera berhubungan dengan adanya kelemahan . 7. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dan ketahanan yang menurun . 8. Cemas berhubungan dengan ancaman perubahan status kesehatan .
C. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN KEPERWATAN Tujuan : Meningkatkan proses penyembuhan luka . Mempertahankan respirsi yang sempurna . Mempertahankan sirkulasi . Mempertahankan keseimbangan dan cairan elektrolit . Mempertahankan eliminasi . Mempertahankan aktivitas . Mengurangi kecemasan . Rencana Tindakan : Meningkatkan proses penyembuhan luka untuk mengurangi rasa nyeri yang dapat dilakukan dengan cara merawat luka dan memperbaiki asupan makanan yang tinggi protein dan vitamin C. Protein dan vitamin C dapat membantu pembentukan kolagen dan mempertahankan integritas dinding kapoler . Mempertahankan respirasi yang sempurna dengan cara latihan napas , yakni tarik napas yang dalam dengan mulut terbuka , tahan selama 3 detik , kemudian hembuskan . Atau , dapat pula dilakukan dengan cara menarik napas melalui hidung dengan menggunakan diafragma , kemudian keluarkan napas perlahan-lahan melalui mulut yang di kuncupkan . Mempertahankan sirkulasi , dengan cara menggunakan stocking pada pasien yang berisiko tromboplebitis atau pasien dilatih agar tidak duduk terlalu lama dan harus meninggikan kaki pada tempat duduk guna memperlancar vena balik
4. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dengan cara memberikan cairan sesuai dengan kebutuhan pasien dan monitor asupan dan output serta mempertahankan nutrisi yang cukup . 5. Mempertahankan eliminasi dengan cara mempertahankan asupan dan output serta mencegah terjadinya retensi urine. 6. Mempertahankan aktivitas dengan cara latihan memperkuat otot sebelum ambulatori . 7. Mengurangi kecemasan dengan cara melakukan komunikasi secara terapcutik . D. EVALUASI KEPERAWATAN Evaluasi terhadap masalah pascabedah secara umum dapat di nilai dari adanya kemampuan dan mempertahankan status kesehatan , seperti adanya peningkatan proses penyembuhan luka , sistem respirasi yang sempurna , sistem sirkulasi , keseimbangan cairan dan elektrolit , sistem eliminasi , aktivitas , serta tidak ditemukan tanda kecemasan lanjutan .
PERAWATAN LUKA
PENGERTIAN LUKA Kulit merupakan bagian tubuh yang paling luar yang berguna melindungi diri dari trauma luar serta masuknya benda asing . Apabila kulit terkena trauma, maka dapat menyebabkan luka , yaitu suatu keadaan terputusnya kontiunitas jaringan tubuh yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi tubuh sehingga dapat menganggu aktivitas sehari-hari . JENIS LUKA Berdasarkan sifat kejadian , luka dibagi menjadi dua , yaitu luka di sengaja dan luka yang tidak di sengaja . Luka disengaja misalnya luka terkena radiasi atau bedah , sedangkan luka yang tidak di sengaja contohnya adalah luka terkena trauma. Luka tidak di sengaja (trauma) juga dapat dibagi menjadi luka tertutup dan luka terbuka . Disebut luka tertutup jika tidak terjadi robekan , sedangan luka terbuka jika terjadi robekan dan kelihatan seperti luka abrasio ( luka akibat gesekan ), luka puncture ( luka akibat tusukan ), dan hautration ( luka akibat perawatan luka ).
Bedasarkan penyebabnya , luka dibagi menjadi 2, yaitu luka mekanik dan luka nonmekanik . Luka Mekanik Terdiri Atas : Vulnus scissum atau luka sayat akibat benda tajam . Pinggir luka kelihatan rapi . Vulnus contusum , luka memar dikarenakan cedera pada jaringan bawah kulit akibat benturan benda tumpul . Vulnus kaceratum , luka robek akibat terkena mesin atau benda lainnya yang menyebabkan robekan jaringan rusak yang dalam . Vulnus punctum , luka tusuk yang kecil dibagian luar ( bagian mulut luka ), akan tetapi besar dibagian dalam luka . Vulnus seloferadum , luka tembak akibat tembakan peluru . Bagian tepi luka tampak kehitam-hitaman . Vulnus morcum , luka gigitan yang tidak jelas bentuknya pada bagian luka . Vulnus abrasio , luka terkikis yang terjadi pada bagian luka dan tidak sampai ke pembuluh darah .
Luka Nonmekanik Terdiri Atas Luka Akibat Zat Kimia, Termik , Radiasi atau Sengatan Listrik . PROSES PENYEMBUHAN LUKA Proses Penyembuhan Luka Melalui 4 Tahap , Yaitu : Tahap Respons Inflamasi Akut Terhadap Cedera . Tahap ini dimulai saat terjadinya luka . Pada tahap ini terjadi proses hemostasis yang ditandai dengan pelepasan histamin dan mediator lain lebih dari sel-sel yang rusak , disertai proses peradangan dan migrasi sel darah putih ke daerah yang rusak . Tahap Destruktif . Pada tahap ini terjadi pembersihan jaringan yang manoleh leukosit polimorfonuklear dan makrofag . Tahap Poliferatif . Pada tahap ini pembuluh darah baru di perkuat oleh jaringan ikat dan menginfiltrasi luka . Tahap Maturasi . Pada tahap ini terjadi reepitelisasi , konstraksi luka , dan organisasi jaringan ikat .
FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA Proses Penyembuhan Luka Dipengaruhi Oleh Berbagai Faktor , Yaitu : Vaskularisasi , memengaruhi luka karena luka membutuhkan peredaran darah yang baik untuk pertumbuhan atau perbaikan sel. Anemia, memperlambat proses penyembuhan luka mengingat perbaikan sel membutuhkan kadar protein yang cukup . Oleh sebab itu , orang yang mengalami kekurangan kadar haemoglobin dalam darah akan mengalami proses penyembuhan yang lebih lama. Usia , kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan atau kematangan usia seseorang . Namun selanjutnya , proses penuaan dapat menurunkan sistem perbaikan sel sehingga dapat memperlambat proses penyembuhan luka . Penyakit Lain, Memengaruhi proses penyembuhan luka . Adanya penyakit seperti diabetes melitus dan ginjal dapat memperlambat proses penyembuhan luka . Nutrisi , merupakan unsur utama dalam membantu perbaikan sel , terutama karena dapat zat kandungan gizi didalamnya . Sebagai contoh , vitamin A diperlukan untuk membantu proses epitelisasi atau penutupan luka dan sintesis kolagen ; Vitamin B kompleks sebagai kofaktor pada sistem enzim yang mengatur metabolisme protein, karbohidrat dan lemak :; Vitamin C dapat berfungsi sebagai fibroblas , mencegah timbulnya infeksi , dan membentuk kapiler-kapiler darah ; Vitamin K membantu sintesis protombin dan berfungsi dan berfungsi sebagai zat pembekuan darah . Kegemukan , obat-obatan , merokok dan stres , mempengaruhi proses penyembuhan luka . Orang yang terlalu gemuk , banyak mengonsumsi obat-obatan , merokok atau stres , akan mengalami proses penyembuhan luka yang lama.
MASALAH YANG TERJADI PADA LUKA Beberapa masalah yang terjadi dalam proses penyembuhan luka adalah sebagai berikut : Pendarahan , ditandai dengan adanya perdarahan disertai dengan perubahan tanda vital seperti kenaikan denyut nadi , kenaikan pernapasan,penurunan tekanan darah , melemahnya kondisi tubuh , kehausan , serta keadaan kulit yang dingin dan lembab . Infeksi terjadi bila terdapat tanda-tanda seperti kulit kemerahan , demam atau panas , rasa nyeri dan timbul bengkak , jaringan disekitar luka mengeras , serta adanya kenaikan leukosit . Dehiscene , merupakan pecahnya luka sebagian atau seluruhnya yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor , seperti kegemukan , kekurangan nutrisi , terjadinya trauma, dll . Sering ditandai dengan kenaikan suhu tubuh ( demam ), takikardia , dan rasa nyeri pada daerah luka . Eviceration , yaitu menonjolnya organ tubuh bagian dalam kearah luar melalui luka . Hal ini dapat terjadi jika luka tidak segera menyatu dengan baik atau akibat proses penyembuhan yang lambat .
ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASALAH LUKA Pengkajian Keperwatan Pengkajian dilakukan dengan melihat penampilan luka ( tanda penyembbuhan luka ) seperti adanya perdarahan , proses inflamasi ( kemerahan dan pembengkakan ), proses granulasi jaringan ( yaitu menurunya reaksi inflamasi pada saat pembekuan berkurang ), adanya parut atau bekas luka (scar) akibat fibroblas dalam jaringan granulasi mengeluarkan kolagen yang membentuknya , serta berkuragnya ukuran parut yang merupakan indikasi terbentuknya keloid. Selain itu , juga perlu dikaji adanya drainase , pembengkakan , bau yang kurang sedap , dan nyeri pada daerah luka . B. Diagnosa Keperawatan Dalam diagnosis keperawatan , terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan , Yaitu : Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan kurangnya perawatan pada daerah luka . Nyeri akibat terputusnya kontinuitas jaringan . C. Perencanaan Keperawatan Tujuan : Mencegah terjadinya infeksi . Mengurangi nyeri dan mempercepat proses penyembuhan luka . Rencana Tindakan : Mencegah terjadinya infeksi dengan cara menjaga ataumempertahankan agar luka tetap dalam keadaan bersih . Mengurangi nyeri dan mempercepat proses penyembuhan luka dengan cara melakukan perawatan luka secara aseptik .
D. Pelaksanaan ( Tindakan ) Keperawatan Cara Merawat Luka Merupakan tindakan keperawatan untuk merawat luka dan melakukan pembalutan dengan tujuan mencegah infeksi silang ( masuk melalui luka ) dan mempercepat proses penyembuahan luka . Alat dan Bahan : Pinset Anatomi Pinset cirurghi Gunting steril Kapas sublimat / savlon dalam tempatnya Larutan dalam H 2 O 2 Larutan boorwater NaCl 0,9% Gunting perban ( gunting tidak steril ) Plester atau pembalut Bengkok Kasa steril Mangkok kecil Handscon steril
Prosedur Kerja : Cuci tangan . Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan . Gunakan sarung tangan steril . Buka plester dan balutan dengan menggunakan pinset . Bersihkan luka dengan menggunakan savlon / sublimat , H 2 O 2 + boorwater , atau NaCl 0,9% sesuai dengan keadaan luka . Lakukkan hinga bersih . Berikan obat luka . Tutup luka dengan menggunakan kasa steril . Balut luka . Catat perubahan keadaan luka . Cuci tangan .
Cara merawat luka
Cara memegang balutan pada lengan
Cara Membalut Lengan (1)
Cara Membalut Lengan (2)
Cara membalut kaki
2. Cara Menjahit Luka Merupakan tindakan keperawatan untuk menutup luka melalui jahitan , bertujuan mencegah terjadinya perdarahan , mencegah infeksi silang , dan mempercepat proses penyembuhan . Alat dan Bahan : Pinset anatomi Pinset cirurghi Gunting steril Naald voerder Jarum Benang Larutan Betadine Alkohol 70% Obat anestesi Spuit Duk steril Pisau steril Gunting perban Plester Pembalut Bengkok Kasa steril Mangkok Kecil Handskon Steril
Prosedur kerja : Cuci tangan Jelaskan Prosedur Yang akan dilaksanakan Gunakan sarung tangan steril . Lakukan disinfeksi daerah yang akan dijahit ( dengan betadine dengan alkohol 70%), kemudian lakukan anestesi pada daerah yang akan dijahit . Lakukan jahitan pada daerah yang dikehendaki dengan menggunakan teknikmenjahit yang sesuai dengan kondisi luka .
3. Cara Mengangkat Atau Mengambil Jahitan Merupakan tindakan keperwatan yang dilakukan untuk mengangkat jahitan luka bedah dengan cara memotong simpul jahitan , berujuan mencegah infeksi silang dan mempercepat proses penyembuhan luka . Alat dan Bahan : Pinset anatomi Pinset cirurghi Arteri klem Gunting angkat jahitan steril Lidi kapas ( lidi yang diberi / dilapisi kapas pada ujungnya ) Kasa steril Mangkok steril Gunting pembalut Plester Alkohol 70% Larutan H2O2+ savlon / lisol , atau larutan lainnya sesuai dengan kebutuhan Obat luka Gunting Perban Bengkok Handskon steril
Prosedur Kerja : Cuci tangan Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan . Gunakan sarung tangan steril . Buka Plester dan baluta dengan menggunakan pinset . Bersihkan luka dengan menggunakan savlon / sublimat , H2O2+ boorwater atau NaCl 0,9% sesuai dengan keadaan luka , Lakukan hingga bersih . Ankat jahitan dengan menarik simpul jahitan sedikit keatas , kemudian gunting benang dan tarik dengan hati-hati lalu dibuang pada kasa yang disediakan . Tekan daerah sekitar luka hingga pus/ nanah / seratus tidak ada . Berikan obat luka . Tutup luka dengan menggunakan kasa steril . Lakukan pembalutan . Catat perubahan pada keadaan luka . Cuci tangan .
CARA MENGGUNTING BENANG JAHITAN
E. Evaluasai Keperawatan Evaluasi terhadap masalah luka secara umum dapat dinilai dari sempurnanya proses penyembuhan luka , tidak ditemukan adanya tanda radang , tidak ada perdarahan , luka dalam keadaan bersih , dan tidak ada keloid/ skiatrik . 6. Cara Sterilisasi Beberapa alat yang perlu di sterilisasi : Pearwatan logam ( Pinset , gunting , spekulum , dll .) Perawatan kaca ( semprit , tabung kimia , dll .) Peralatan karet ( sarung tangan , pipa lambung , dll .) Peralatan ebonit ( kanul rektum , kanul trakea , dll .) Peralatan email ( bengkok , baskom , dll .) Peralatan porselin ( mangkok , cangkir , piring , dll .) Peralatan pelastik ( selang infus , dll .) Peralatan tenunan ( kain kasa , tampon, doek baju , sprei , dll .)
Prosedur Kerja : Bersihkan peralatan yang akan di sterilisasi . Peralatan yang di bungkus harus diberi label ( nama , jenis obat , dan tanggal serta jam sterilisasi ). Masukan kedalam sterilisator dan hidupkan sterilisator sesuai dengan waktu yang ditentukan . Cara Sterilisasi : Sterilisasi dengan merebus dalam air mendidih sampai 100 derajat celcius (15-20 menit ) untuk logam , kaca , dan karet . Sterilisasi dengan stoom menggunakan uap panas didalam autoklaf dengan waktu , suhu , tekanan tertentu untuk alat tenun . Sterilisasi dengan panas kering menggunakan oven panas tinggi ( logam tajam , dll ). Sterilisasi dengan bahan kimia menggunakan bahan kimia seperti alkohol , sublimat , uap formalin, sarung tangan , dan kateter .
E. EVALUASI KEPERAWATAN Evaluasi terhadap masalah risiko infeksi ( penyebaran kuman ) secara umum dilakukan untuk menilai ada atau tidaknya tanda infeksi nosokomial seperti penyebaran kuman ke pasien atau orang lain.