Perencanaan hidup berkeluarga adalah sebuah proses penyiapan diri, baik secara mental, fisik, dan finansial, untuk membentuk keluarga yang bahagia dan sejahtera. Perencanaan ini mencakup keputusan tentang kapan dan berapa jumlah anak yang diinginkan, termasuk mengatur jarak kelahiran anak, serta men...
Perencanaan hidup berkeluarga adalah sebuah proses penyiapan diri, baik secara mental, fisik, dan finansial, untuk membentuk keluarga yang bahagia dan sejahtera. Perencanaan ini mencakup keputusan tentang kapan dan berapa jumlah anak yang diinginkan, termasuk mengatur jarak kelahiran anak, serta menyiapkan diri untuk mengasuh dan mendidik anak dengan baik agar menjadi generasi yang berkualitas.
Size: 3.7 MB
Language: none
Added: Sep 02, 2025
Slides: 20 pages
Slide Content
KESIAPAN BERKELUARGA
TUJUAN UMUM : Peserta memahami persiapan kehidupan berkeluarga bagi anak remajanya agarmemiliki bekal dan lebih siapdalammenghadapinya. KHUSUS : Mengetahui bagaimana memilih pasangan untuk masa depan Mengetahui apa saja faktor kesiapan berkeluarga Mengetahui aspek yang harus direncanakan dalam membangun keluarga Memahami kontrasepsi sebagai alat merencanakan keluarga
PENTINGNYA KESIAPAN MENIKAH Memasuki jenjang pernikahan berarti calon pasangan harus SIAP DENGAN TUGAS DAN PERAN BARU DALAM RUMAH TANGGA. Setelah menikah maka seseorang harus MENYESUAIKAN DIRI DENGAN PASANGAN tidak hanya karena harus berada ditempat tinggal yang sama, namun juga menyesuaikan diri dengan kebiasaan dan karakter satu sama lain.Siap menikah berarti SIAP DENGAN SEGALA PERUBAHAN YANG HADIR dalam perjalanan kehidupan pernikahan
FAKTOR PENTING DALAM KESIAPAN MENIKAH DAMPAK POSITIF: Kematangan secara emosi dan kedewasaan dalam menyikapi kehidupan pernikahan. DAMPAK NEGATIF: pengetahuan tentang pernikahan masih minimal, emosi yang belum stabil sehingga menyebabkan stress dan tertekan, angka kematian ibu-anak semakin tinggi, dan tekanan ekonomi pasangan suami istri semakin tinggi. KESIAPAN USIA Umur ideal untuk menikah adalah minimal 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki.
Kemandirian finansial (tidak merepotkan orang tua dan keluarga), memiliki jenjang karier yang tetap dalam jangka panjang. Kemampuan mengelola keuangan dan sumberdaya keluarga serta memiliki tabungan KESIAPAN FINANSIAL DAMPAK POSITIF : Mampu mengelola sumberdaya dengan baik, mencukupi kebutuhan keluarga, meningkatkan kesejahteraan keluarga, hubungan suami-istri harmonis. DAMPAK NEGATIF : Tidak dapat mengelola sumber daya dengan baik, tidak dapat mencukupi kebutuhan, rawan terjadinya pertengkaran dan perselisihan serta berujung perceraian
KESIAPAN FISIK Kesiapan yang bersifat fisik-biologis yang terkait dengan sistem reproduksi, pengasuhan dan perawatan,dan pekerjaan rumahtangga. Organ, fungsi dan proses reproduksi lebih siap; mampu menjaga dan merawatkesehatan; mengasuhdan merawatanak serta melakukan pekerjaan rumahtangga dengan optimal DAMPAK POSITIF : Gangguan pada organ, fungsi dan proses reproduksi dan kesehatan pad umumnya; tidak optimal dalam mengasuh dan merawat anak serta dalam melakukan pekerjaan rumahtangga. DAMPAK NEGATIF :
KESIAPAN MENTAL DAMPAK POSITIF Dapat mempersiapkan rencana dengan baik karena sudah memiliki cara untuk mengantisipasi permasalahan keluarga. Tertekan dan stress ketika menghadapi permasalahan pernikahan. Kemampuan mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi, mengantisipasi risiko, dan menyeimbangkan antara harapan dan kenyataan. DAMPAK NEGATIF
KESIAPAN EMOSI Kemampuan mengatur dan mengelola perasaan dan emosi sehingga dalam menghadapi permasalahan dapat memposisikan diri dengan baik Memiliki kemampuan memahami perasaan sendiri dan orang lain; mengelola perasaan dan mengungkapannya sesuai porsinya; menjalin keterbukaan dengan orang di sekitar DAMPAK POSITIF : Mengalami permasalahan dengan orang disekitar karena terjadinya kesalahpahaman, tidak dapat mengungkapkan keinginan dan harapannya, dan memungkinkan terjadinya pertengkaran atau perselisihan DAMPAK NEGATIF :
KESIAPAN SOSIAL DAMPAK POSITIF Dapat membina hubungan baik dengan lingkungan sekitar sehingga hubungan dengan keluarga besar dan tetangga menjadi harmonis. Tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar sehingga menyebabkan terjadinya kesalahpahaman Kemampuan mengembangkan berbagai kapasitas untuk mempertahankan pernikahan mampu melakukan penyesuaian terhadap lingkungan sekitar dan menjalin hubungan dengan lingkungan luas DAMPAK NEGATIF
KESIAPAN MORAL Dapat membedakan benar-salah dalam mengaplikasikan kedalam nilai-nilai kehidupan pernikahan; dapat mendidik generasi selanjutnya untuk memiliki moral yang baik. Apabila tidak memiliki kesiapan moral dikhawatirkan tidak memiliki prinsip dan pegangan nilai-nilai kehidupan yang baik sehingga dapat memutuskan sesuatu tergesa-gesa tanpa memikirkan akibatnya Kemampuan mengetahui dan memahami nilai-nilai kehidupan yang baik seperti komitmen, kepatuhan, kesabaran, dan memaafkan DAMPAK NEGATIF DAMPAK POSITIF
KESIAPAN INTERPERSONAL Kemampuan dalam berhubungan dengan pasangan (suami-istri): saling mendengarkan, membahas permasalahan pribadi dengan pasangan, dan menghargai apabila terdapat perbedaan. Dapat saling memahami dan peduli sehingga mencapai kepuasan pernikahan dan terwujud kesejahteraan keluarga. Apabila tidak memiliki kesiapan interpersonal yang baik akan lebih sering mengalami perselisihan karena tidak saling memahami dan peduli. DAMPAK POSITIF DAMPAK NEGATIF
DAMPAK POSITIF : KESIAPAN INTELEKTUAL Kemampuan berfikir, mengingat, menyerap informasiyang berguna dalam mengelola rumah tangga: cara-cara merawat anak atau mengelola keuangan Memiliki pengetahuan dan informasi yang berguna dalam mengelola rumahtangga sehingga dapat mengatasi apabila terdapat permasalahan atau hambatan. DAMPAK NEGATIF : Apabila tidak memiliki Kesiapan Intelektual berpotensi adanya pertengkaran dan kesalahan dalam memecahkan atau menangani suatu permasalahan dalam keluarga.
MERENCANAKAN KELUARGA (ASPEK YANG DIRENCANAKAN) 01 MERENCANAKAN USIA PERNIKAHAN, perempuan 21 tahun dan laki-laki 25 tahun. MEMBINA HUBUNGAN ANTAR-PASANGAN, dengan keluarga lain, dan kelompok sosial. MERENCANAKAN KELAHIRAN ANAK PERTAMA, persiapan menjadi orangtua. MENGATUR JARAK KELAHIRAN, dengan menggunakan alat kontrasepsi. BERHENTI MELAHIRKAN DI USIA 35 TAHUN agar dapat merawat Balita secara optimal serta menghindari risiko pada ibu akibat melahirkan/persalinan. MERAWAT DAN MENGASUH ANAK USIA BALITA dengan memenuhi kebutuhan mendasar anak (kebutuhan fisik, kasih sayang, dan stimulasi). 02 03 04 05 06
MERENCANAKAN KELUARGA DENGAN MEMPERHATIKAN FASE REPRODUKSI SEHAT
KONTRASEPSI ALAT DALAM MERENCANAKAN KELUARGA
KONTRASEPSI ALAT DALAM MERENCANAKAN KELUARGA
KONTRASEPSI ALAT DALAM MERENCANAKAN KELUARGA
KONTRASEPSI ALAT DALAM MERENCANAKAN KELUARGA
PERAN SEBAGAI ORANG TUA DALAM KELUARGA Menyiapkan tempat tinggal yang layak. Mendampingi istri (siaga) selama masa kehamilan. Menduk ung istri untuk menyusui bayinya. Turut merawat bayi sejak dilahirkan. Melakukan aktivitas bersama anak. Menciptakan komunikasi yang baik dengan seluruh keluarga. PERAN SUAMI/AYAH Memenuhi kebutuhan biologis, fisik, dan ekonomi anak. Merawat dan mengurus keluarga dengan sabar dan penuh kasih sayang. Mendidik, mengatur, dan mengasuh anak. Menjadi contoh dan teladan bagi anak. PERAN ISTRI/IBU