Persp Global1.pptddddddddddddddddddddddddd

satmokoheru816 0 views 42 slides Oct 26, 2025
Slide 1
Slide 1 of 42
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42

About This Presentation

q3


Slide Content

1
PERSPEKTIF GLOBAL

2
Pokok Bahasan :
Hakekat & konsepsi perspektif global
1.Hakekat & definisi
2.Dimensi, manfaat dan tujuan mempelajari sesuatu dengan
perspektif global
Perspektif global & kerterkaitannya dengan bidang (ilmu) lain
1.Geografi  geo-strategi – strategi global, geo-politik –
hubungan internasional, dsb.
2.Sejarah, Sosiologi dan Antropologi
3.Ekonomi, Politik  Imperialism, kapitalisme global
4.IPTEK, khususnya Teknologi Infomasi & Komunikasi.
Arti pentingnya wawasan ber-perspektif global
Isu-isu dan problema pembangunan global

3
Daftar Pustaka :
Budiman, Arief (1995), Teori Pembangunan Dunia Ketiga., PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Astrid S. Susanto; Sunario, 1993, Globalisasi dan Komunikasi, Jakartsa: Pustaka Harapan
Naisbit, J. 1994, Global Paradoks, Jakarta: Binarupa Aksara.
Burbules, Nicholas C., and Torres, Alberto, (eds.), 2000, Globalization and Education:
Critical Perspecteves (Social, Theory, Education, and Cultural Change)
Giddens. (eds.) On The Edge. Living with global capitalism, London: Vintage. 
Ritzer, George. 2006. The Globalization Of Nothing: Mengonsumsi Kehampaan Di Era
Globalisasi. Yogyakarta: Penerbit Universitas Atama Jaya.
Sumaatmadja, N; Wihardit, K., (2009), Perspektif Global, Jakarta: Universitas Terbuka.
Stiglitz, Joseph E. 2006. Making Globalization work: Menyiasati Globalisasi Menuju Dunia
Yang Lebih Adil. Bandung: Mizan.
Stiglitz, Joseph E., 2003, Globalization and Its Discontents. New York. W.W. Norton& Co.
Tooley, James , (2004), Could the Globalization of Education Benefit the Poor?, Potsdam: The
Liberal Institute of the Friedrich Naumann Foundation Truman-Haus
Wahono, Francis, (2001), Kapitalisme Pendidikan Antara Kompetisi dan Keadilan,
Yogyakarta: Insist Press, Cindelaras, Pustaka Pelajar.

4
Hakekat dan Konsepsi Perspektif
Global :
Global  Sifat gejala yang men-”dunia”.
artinya sesuatu hal yang berkaitan dengan dunia,
internasional, atau seluruh jagat raya (concerning the whole
earth).
Sesuatu hal ini bisa berarti masalah, kejadian, kegiatan bahkan
sikap.
Sehingga, global didalam pembahasan materi-materi, memiliki
pengertian menyeluruh, dimana dunia tidak lagi dibatasi
oleh batas negara, wilayah, ras, warna kulit dan sebagainya.

Globalisasi  Proses menuju terbentuknya sifat,
kejadian, keputusan, kebijakan, dsb yang bersifat
global.
Isu global  Masalah, kejadian, kegiatan, sikap
cosmopolite, dsb yang berpengaruh ke seluruh dunia
(internasional)
Ciri-ciri globalisasi : Masyarakat terbuka, liberal, pasar
bebas, persaingan bebas (kompetisi), demokrasi
berkembang.
5

6
Hakekat dan Konsepsi Perspektif Global :
Tujuan Umum pengetahuan tentang Perspektif
global adalah :
1.Menghindarkan diri dari cara berfikir sempit, terkotak oleh
batas-batas subyektif, misalnya : Perbedaan warna kulit,
ras, SARA, nasionalisme yang sempit, nasionalisme yang
berlebihan, right or wrong is my country, dsb.
2.Tidak mudah menggeneralisasi suatu kejadian. Lebih
bijaksana dalam “menafsirkan suatu kejadian”. Contoh :
Kasus kartun Nabi Muhammad SAW di media Denmark
Jyllands Posten (2006)  menimbulkan reaksi pembakaran
bendera Denmark. Pada bendera itu ada gambar salib 
Isu berubah/berkembang ke pertentangan antar agama
(Islam vs Kristen).
Tujuan Khusus :  Tugas Mahasiswa
1.Kaitannya dengan misi mahasiswa sebagai calon pendidik
2.Kaitannya dengan kurikulum

Sejarah dan Pengertian
Istilah Globalisasi, pertama kali digunakan oleh Theodore Levitt tahun
1985 yang menunjuk pada politik-ekonomi, khususnya politik
perdagangan bebas dan transaksi keuangan. Menurut sejarahnya, akar
munculnya globalisasi adalah revolusi elektronik dan disintegrasi
negara-negara komunis. Revolusi elektronik melipatgandakan akselerasi
komunikasi, transportasi, produksi, dan informasi. Disintegrasi negara-
negara komunis yang mengakhiri Perang Dingin memungkinkan
kapitalisme Barat menjadi satu-satunya kekuatan yang memangku
hegemoni global. Itu sebabnya di bidang ideologi perdagangan dan
ekonomi, globalisasi sering disebut sebagai neo-kapitalisme, neo-
liberalisme. Globalisasi juga disebut sebagai eksistensi kapitalisme Euro-
Amerika di Dunia Ketiga. Globalisasi memiliki hubungan dengan
peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan
antarmanusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi,
perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain
sehingga batas-batas suatu negara menjadi bias.
7

Globalisasi sebagai sebuah proses ke arah
globalitas, yakni ‚... a social condition
characterized by the existence of global
economic, political, cultural, and environmental
interconnections and flows that make many of
the currently existing borders and boundaries
irrelevant’ (Sugiono, 2000).
8

•Sehingga, global didalam pembahasan materi-
materi, memiliki pengertian menyeluruh, dimana
dunia tidak lagi dibatasi oleh batas negara,
wilayah, ras, warna kulit dan sebagainya.
•Globalisasi adalah suatu proses dengan mana
kejadian, keputusan dan kegiatan di salah satu
bagian dunia menjadi suatu konsekwensi yang
signifikan bagi individu dan masyarakat di daerah
yang jauh (John Huckle (Miriam Steiner, 1996).
9

•Istilah globalisasi saat ini menjadi sangat popular
karena berkaitan dengan gerak pembangunan di
Indonesia, terutama berkaitan dengan sistem
ekonomi terbuka dan perdagangan bebas.
•Era globalisasi ditandai dengan adanya persaingan
yang semakin ketat, padatnya informasi, kuatnya
komunikasi dan keterbukaan (transparansi).
Bangsa Indonesia akan semakin jauh tertinggal
dibandingkan Negara-negara lain di dunia jika
tidak memiliki kemampuan-kemampuan tersebut
10

Globalisasi secara umum,
sebagaimana diungkapkan Sztompka
(2004: 101-102), dapat diartikan
sebagai proses yang menghasilkan
dunia tunggal. Artinya, masyarakat di
seluruh dunia menjadi saling
tergantung pada semua aspek
kehidupan baik secara budaya,
ekonomi, maupun politik, sehingga
cakupan saling ketergantungan
benar-benar mengglobal.
11

Sajak Mahatma Gandhi
Biarkan jendela dan pintu terbuka;
Tetap terbuka lebar;
Sehingga semua angin;
Dari utara dan selatan;
Dari timur dan barat;
Dapat meniupkan ke rumahku;
Tetapi jangan sampai meruntuhkan
fondamen rumahku
12

Perspektif Global
•Perspektif adalah cara pandang atau cara berpikir seseorang
tentang suatu obyek.
• Perspektif global adalah suatu cara pandang dan cara
berpikir terhadap suatu masalah, kejadian atau kegiatan dari
sudut kepentingan global, yaitu dari sisi kepentingan dunia
atau internasional. Oleh karena itu, sikap dan perbuatan kita
juga diarahkan untuk kepentingan global.
•Perspektif global : Pandangan yang timbul dari kesadaran
bahwa dalam hidup dan kehidupan ini selalu berkaitan
dengan isu global. Orang sudah tidak memungkinkan lagi
bisa mengisolasi diri. Ia adalah warga dunia, bagian dari
dunia. Oleh karena itu harus memperhatikan
kepentingan sesama warga dunia.
13

•Perspektif global adalah suatu pandangan yang
timbul akibat suatu kesadaran bahwa hidup ini adalah
untuk kepentingan global yang lebih luas. Dalam cara
berpikir, seseorang harus berpikir global, dan dalam
bertindak dapat secara lokal (think globally and act
locally).
•Sebagai pendidik, guru memerlukan suatu
pendekatan yang akan menolong siswa untuk
mengarahkannya kepada kehidupan yang kompleks
dan menjauhi pengertian yang sempit tentang ruang,
ras, agama, suku, sejarah dan kebudayaaan
14

Bagaimana dengan PGSD?
Merryfield (1997:232) dalam buku Preparing
Teacher to Teach Global Perspectives
mengatakan: ’’ada tiga syarat yang harus
dimiliki oleh guru dalam mengembangkan
pendidikan perspektif global: kemampuan
konseptual, pengalaman lintas budaya dan
keterampilan pedagogis
15

Pertama, kemampuan konseptual berkenaan dengan
peningkatan pengetahuan guru dalam konteks isu-isu
global. Guru harus memiliki wawasan tentang isu,
dinamika, sejarah, dan nilai-nilai global agar mereka
memiliki keterampilan mengapresiasikan persamaan
dan perbedaan budaya dalam masyarakat dunia.
Penguasaan konseptual dalam tema perspektif global
diyakini dapat menjadi pemicu yang cukup potensial
bagi guru dalam membangun suasana belajar yang
dinamis agar siswa mampu merespons isu-isu lokal
dalam kaitannya dengan masalah global. Dalam
pelajaran ekonomi, misalnya, kondisi ekonomi daerah
dan nasional dianalisis dari perspektif global,
hubungan ekonomi antarnegara, dan juga percaturan
modal yang mengalir antara satu negara dengan
negara lain.
16

Kedua, pengalaman lintas budaya (interculturalism).
Syarat ini masih belum banyak dimiliki oleh para
guru kita, terutama disebabkan oleh profesi guru
yang berlatar belakang studinya hanya di daerah
atau nasional. Mayoritas guru kita adalah lulusan di
bawah S1 dan rata-rata sekolahnya tidak berada
jauh dari tempat asalnya. Berbeda dengan lulusan
S1 atau perguruan tinggi yang biasanya dihuni oleh
mahasiswa dari berbagai macam etnik, ras, agama,
dan adat-istiadat. Mereka telah belajar berinteraksi
secara inter-kultural dan demikian lebih dapat
mengerti perbedaan latar belakang masing-masing
orang.
17

Ketiga, keterampilan pedagogis dalam perspektif global
menurut Roland Robertson (1996) adalah ’’the practice of
teaching and learning globaliy oriented content in ways that
support diversity and social justice in interconnected world.’
Keterampilan pedagogis tentunya menyangkut metode
mengajar yang tepat oleh guru agar peserta didik dapat
memahami suatu masalah dalam konteks yang luas dan
komprehensif (global). Selain menguasai materi dan
konsepsi permasalahan, guru harus memiliki kemampuan
agar apa yang disampaikan mudah diterima, serta
muncul motivasi bagi peserta didik untuk mempelajari
dan mendalami tema-tema yang ada di luar kelas.
Semuanya akan tergantung pada kebijakan pendidikan
baik yang menyangkut metode maupun materi yang
disampaikan pada peserta didik.
18

Istilah-istilah dan pemahaman yang
sempit seperti kesukuan, kedaerahan,
barat-timur, putih-hitam, dapat
memunculkan benih-benih konflik
sehingga memunculkan pertentangan
dunia
Olah karena itu, guru harus
menanamkan nilai-nilai yang baik kepada
peserta didik dan pemahaman bahwa
kehidupan dia dan kita adalah
merupakan bagian dari kehidupan dunia.

•Peran guru dalam memahamkan nilai-nilai
kebaikan adalah sebagai komunikator atau
penghubung antara peserta didik dengan
dunia luar. Untuk itu seorang guru harus :
1.Tertarik dan peduli terhadap kejadian dan
kegiatan pada masyarakat (lokal, nasional,
internasional).
2.   Proaktif mencari informasi-informasi
(nasional
dan internasional).
3.  Bersifat terbuka, menerima pembaharuan.
4. Mampu menyeleksi informasi sesuai dengan
kebutuhan budaya Indonesia.

C. Pendidikan Global
•Pendidikan global merupakan upaya
sistematis untuk membentuk wawasan dan
perspektif mahasiswa dan perspektif siswa,
karena melalui pendidikan global siswa
dibekali materi secara utuh dan menyeluruh
berkaitan dengan masalah global.
•Pendidikan global menawarkan suatu makna
bahwa kita hidup didalam masyarakat
manusia, dimana perkampungan global
dimana manusia saling terhubung, baik suku,
bangsa dan batas Negara tidak menjadi
penghalang dan merupakan komunitas dari
perbedaan diantara orang-orang yang
berbeda bangsa.

•Pendidikan global mempersiapkan siswa
untuk memahami dan mengatasi adanya
ketergantungan global dan keberagaman
budaya, yang mencakup hubungan,
kejadian dan kekuatan yang tidak dapat
diisikan kedalam batas-batas negara dan
budaya (Hoopes,1997).
•Pendidikan global memiliki tiga tujuan yaitu:
1.Memberikan pengalaman yang mengurangi
rasa kedaerahan dan kesukuan. Tujuan ini
dapat dicapai melalui mengajarkan bahan
dan menggunakan metode yang
memberikan relatifisme budaya.

2. Memberikan pengalaman yang
mempersiapkan siswa untuk
mendekatkan diri dengang keragaman
global. Kegunaan dari tujuan ini adalah
untuk mendiskusikan tentang relatifisme
budaya dan keutamaan etika.
3. Memberikan pengalaman tentang
mengajar siswa untuk berpikir tentang
mereka sendiri sebagai individu, warga
negara dan masyarakat secara
keseluruhan.

•Pendidikan global mempersiapkan masa depan
siswa dengan memberikan keterampilan analisis dan
evaluasi yang luas. Keterampilan ini akan membekali
siswa untuk memahami dan memberikan reaksi
terhadap isu internasional dan antar budaya.
•Pendidikan global juga mengenalkan siswa dengan
berbagai strategi untuk berperan serta secara lokal,
nasional dan internasional.
•Harus menyajikan informasi yang relevan untuk
meningkatkan kemampuan terlibat dalam kebijakan
publik.
•Pendidikan global mengkaitkan isu global dengan
kepentingan lokal.  Dengan demikian pendidikan
global adalah suatu pendidikan yang berusaha
untuk meningkatkan kesadaran siswa bahwa
mereka hidup pada area global yang saling
berkaitan
10/26/25 24

Pendidikan merupakan salah satu sarana yang
dapat dijadikan pengembangan modal sosial
(social capital). Modal sosial sendiri dapat berarti
SDM (Sumber Daya Manusia) yang mempunyai
kejujuran, kepercayaan, kesediaan, dan
kemampuan untuk bekerjasama, berkoordinasi,
penjadwalan waktu dengan tepat, dan kebiasaan
untuk berkontribusi dalam upaya pembangunan
(Ardi Kapahang dkk., 2001). Menurut Fukuyama
(1999), modal sosial adalah serangkaian nilai atau
norma sosial yang dihayati oleh anggota
kelompok, yang memungkinkan terjadinya kerja
sama antara para anggotanya.

Peran Pendidikan di era
global
Pertama harus mempersiapkan
manusia yang berkualitas dan mampu
berkompetisi sesuai dengan kemajuan
ilmu dan teknologi, atau manusia yang
mempunyai kesiapan mental dan
sekaligus kesiapan kemampuan skill
(profesional).

Kedua, yang tidak kalah pentingnya
adalah bagaimana dunia pendidikan
ini mampu menyiapkan manusia
yang berakhlak mulia.

Urgensi Wawasan Persepektif
Global dalam Pengelolaan
Pendidikan
Apa pentingnya wawasan ber-perspektif global
dalam pengelolaan pendidikan?
Perspektif global merupakan pandangan yang
timbul dari kesadaran bahwa dalam kehidupan
ini segala sesuatu selalu berkaitan dengan isu
global. Orang sudah tidak memungkinkan lagi
bisa mengisolasi diri dari pengaruh global.
Manusia merupakan bagian dari pergerakan
dunia, oleh karena itu harus memperhatikan
kepentingan sesama warga dunia.

Tujuan umum pengetahuan tentang perspektif
global adalah selain untuk menambah
wawasan juga untuk menghindarkan diri dari
cara berpikir sempit, terkotak oleh batas-batas
subyektif, primordial (lokalitas) seperti
perbedaan warna kulit, ras, nasionalisme yang
sempit, dsb.
Pentingnya (urgensi) wawasan perspektif
global dalam pengelolaan pendidikan ialah
sebagai langkah upaya dalam peningkatan
mutu pendidikan nasional

dengan wawasan perspektif global kita dapat:
1. menghindarkan diri dari cara berpikir sempit
dan terkotak-kotak oleh batas subyektif
sehingga pemikiran kita lebih berkembang.
2.melihat sistem pendidikan di negara lain yang
telah maju dan berkembang.
3.membandingkannya dengan pendidikan di
negara kita, mana yang dapat diterapkan dan
mana yang sekerdar untuk diketahui saja.
4.mencontoh sistem pendidikan yang baik di
negara lain selama hal itu tidak bertentangan
dengan jati diri bangsa Indonesia.

Tentu kita masih ingat dulu ketika Malaysia
mengimpor guru-guru dari Indonesia untuk
mendidik anak-anak mereka. Namun kini justru
Malaysia-lah yang lebih maju pendidikannya dari
negara kita. Apa yang salah?
Kalau boleh dikatakan, bahwa mereka mau
belajar dan mempelajari serta terus
meningkatkan kualitas pendidikan mereka.
Salah satunya yaitu dengan melihat kondisi di
sekitarnya (negara lain, Indonesia).
Dengan demikian wawasan ber-perspektif
global sangatlah penting dalam pengelolaan
pendidikan

Penerapan Pengelolaan
Pendidikan dengan Wawasan Ber-
Perspektif Global di Indonesia
Dalam penerapan pengelolaan pendidikan
dengan wawasan ber-prespektif global, akan
di bahas lebih ke pendidikan yang
berwawasan global.
Pendidikan yang berwawasan global ini dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu dalam perspektif
reformasi dan perspektif kurikuler.

Perfektif Reformasi
Pendidikan berwawasan global merupakan suatu proses
pendidikan yang dirancang untuk mempersiapkan anak
didik dengan kemampuan dasar intelektual dan tanggung
jawab guna memasuki kehidupan yang bersifat kompetitif
dan dengan derajat saling menggantungkan antar bangsa
yang sangat tinggi.
Pendidikan harus mengaitkan proses pendidikan yang
berlangsung di sekolah dengan nilai-nilai yang selalu
berubah di masyarakat global. Dengan demikian, sekolah
harus memiliki orientasi nilai, di mana masyarakat tersebut
harus selalu dikaji dalam kaitannya dengan masyarakat
dunia.

Implikasi dari pendidikan berwawasan
global menurut perfektif reformasi tidak
hanya bersifat perombakan kurikulum,
tetapi juga merombak sistem, struktur dan
proses pendidikan.
Pendidikan dengan kebijakan dasar
sebagai kebijakan sosial tidak lagi cocok
bagi pendidikan berwawasan global.

Pendidikan berwawasan global harus
merupakan kombinasi antara kebijakan
yang mendasarkan pada mekanisme pasar.
Maka dari itu, sistem dan struktur
pendidikan harus bersifat terbuka,
sebagaimana layaknya kegiatan yang
memiliki fungsi ekonomis.

Kebijakan pendidikan yang berada di antara
kebijakan sosial dan mekanisme pasar,
memiliki arti bahwa pendidikan tidak semata-
mata di tata dan diatur dengan menggunakan
perangkat aturan sebagaimana yang berlaku
sekarang ini, serba seragam, rinci dan
instruktif.
Pendidikan juga di atur layaknya suatu Mall,
adanya kebebasan pemilik toko untuk
menentukan barang apa yang akan dijual,
bagaimana akan dijual dan dengan harga
berapa barang akan dijual. Pemerintah tidak
perlu mengatur segala sesuatu dengan rinci.

Selain itu, pendidikan berwawasan global
bersifat sistematik organik, dengan ciri-
ciri fleksibel-adaptif dan kreatif
demokratis.
Bersifat sistemik-organik artinya bahwa
sekolah merupakan sekumpulan proses
yang bersifat interaktif yang tidak bisa
dilihat sebagai-hitam putih, tetapi setiap
interaksi harus dilihat sebagai satu bagian
dari keseluruhan interaksi yang ada.

Fleksibel-adaptif, artinya bahwa pendidikan
lebih ditekankan sebagai suatu proses
learning daripada teaching.
Anak didik dirangsang untuk memiliki motivasi
untuk mempelajari sesuatu yang harus
dipelajari dan continues learning. Tetapi, anak
didik tidak akan dipaksa untuk dipelajari.
Materi yang dipelajari bersifat integrated,
materi satu dengan yang lain dikaitkan secara
padu dan dalam open-sistem environment.
Pada pendidikan tersebut karakteristik
individu mendapat tempat yang layak.

Kreatif demokratis, berarti pendidikan
senantiasa menekankan pada suatu sikap
mental untuk senantiasa menghadirkan
suatu yang baru dan orisinil.
Secara paedagogis, kreativitas dan demokrasi
merupakan dua sisi dari mata uang. Tanpa
demokrasi tidak akan ada proses kreatif,
sebaliknya tanpa proses kreatif demokrasi
tidak akan memiliki makna.

Untuk memasuki era globalisasi
pendidikan harus bergeser ke arah
pendidikan yang berwawasan global.
Dari perspektif kurikuler pendidikan
berwawasan global berarti menyajikan
kurikulum yang bersifat interdisipliner,
multidisipliner, dan transdisipliner.
Maka dari itu, pendidikan harus memiliki
kebebasan dan bersifat demokratis,
fleksibel dan adaptif.

Perspektif Kurikuler
Berdasarkan persperktif kurikuler,
pendidikan berwawasan global merupakan
suatu proses pendidikan yang bertujuan
untuk mempersiapkan tenaga terdidik
kelas menengah dan professional dengan
meningkatkan kemampuan individu dalam
memahami masyarakatnya dalam
kaitannya dengan kehidupan masyarakat
dunia, dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1.Mempelajari budaya, sosial, politik dan
ekonomi bangsa lain dengan titik berat
memahami adanya saling ketergantungan
2.Mempelajari barbagai cabang ilmu
pengetahuan untuk dipergunakan sesuai
dengan kebutuhan lingkungan setempat, dan
3.Mengembangkan berbagai kemungkinan
berbagai kemampuan dan keterampilan
untuk bekerjasama guna mewujudkan
kehidupan masyarakat dunia yang lebih baik.
Tags