Apa yang dimaksud dengan subsequent collection?
Menurut Sukrisno Agoes (2004:138) subsequent event yang harus diaudit oleh akuntan publik adalah: a. Subsequent Collection adalah penagihan sesudah tanggal neraca, sampai mendekati selesainya pekerjaan lapangan atau audit field work. Dilaksanakan dalam...
Apa yang dimaksud dengan subsequent collection?
Menurut Sukrisno Agoes (2004:138) subsequent event yang harus diaudit oleh akuntan publik adalah: a. Subsequent Collection adalah penagihan sesudah tanggal neraca, sampai mendekati selesainya pekerjaan lapangan atau audit field work. Dilaksanakan dalam pemeriksaan piutang, dan barang dalam perjalanan.
Subsequent Events Subsequent events adalah transaksi atau peristiwa yang terjadi setelah tanggal laporan posisi keuangan sampai dengan tanggal diterbitkannya opini audit. Berikut gambar ilustrasi dari periode subsequent events. Laporan Posisi Keuangan Opini Audit 31 Des 20X1 15 Feb 20X2 Periode Subsequent Events (1 Jan s.d. 15 Feb 20X2)
Subsequent events dibagi ke dalam dua jenis antara lain: a. Peristiwa yang terjadi pada periode setelah laporan posisi keuangan yang mempengaruhi laporan keuangan dan membutuhkan penyesuaian maupun pengungkapan pada pada laporan keuangan yang sedang diaudit . Kejadian tersebut berpengaruh secara langsung dengan saldo di dalam laporan posisi keuangan maupun informasi perusahaan pada tahun berjalan , misalnya : indikasi terjadi piutang tak tertagih , kerugian yang terjadi akibat kejadian luar biasa atau penyelesaian tuntutan hukum yang jumlahnya telah diestimasikan di dalam laporan keuangan . b. Peristiwa yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan namun tidak berhubungan secara langsung dengan laporan keuangan yang sedang diaudit . Peristiwa ini tidak memerlukan penyesuaian melainkan hanya perlu diungkapkan di dalam laporan keuangan agar pembaca laporan keuangan tidak salah dalam membaca laporan keuangan , misalnya terjadi pengalihan pemegang saham , pergantian direksi , kerugian atas penjualan aset yang siginfikan di tahun selanjutnya , dsb .
Subsequent events ( peristiwa kemudian ) yang perlu diungkapkan dalam laporan keuangan adalah hanya yang memiliki jumlah material dan merupakan peristiwa penting atau luar biasa serta terjadi dalam periode sejak tanggal laporan posisi keuangan sampai dengan tanggal selesainya pekerjaan lapangan audit atau tanggal opini audit.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (IAI, 2009:156), peristiwa kemudian adalah seluruh peristiwa yang menguntungkan maupun tidak menguntungkan , yang terjadi pada periode subsequent events. Ada dua jenis peristiwa kemudian , yaitu : a. Peristiwa setelah akhir periode pelaporan yang memerlukan penyesuaian atau peristiwa yang memberikan bukti atas suatu kondisi yang telah terjadi pada akhir periode pelaporan . Entitas harus membuat jurnal penyesuaian sesuai jumlah yang diakui dalam laporan keuangan , termasuk pengungkapannya , untuk mencerminkan peristiwa kemudian yang memerlukan penyesuaian . b. Peristiwa yang mengindikasikan timbulnya suatu kondisi setelah akhir periode pelaporan ( peristiwa setelah akhir periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian ). Entitas tidak boleh menyesuaikan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan atas peristiwa setelah akhir periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian . Jika entitas mengumumkan dividen kepada pemegang saham setelah akhir periode pelaporan , maka entitas tidak boleh mengakui deviden tersebut sebagai liabilitas pada akhir periode pelaporan .
Subsequent events yang harus dilakukan pemeriksaan oleh auditor antara lain sebagai berikut : a. Subsequent Collection Penagihan dan penerimaan atas pelunasan piutang usaha , piutang lainnya serta barang dalam perjalanan wajib diperiksa apakah terdapat keterlambatan perenimaan atau tidak . Jika terdapat keterlambatan , maka auditor harus meminta keterangan kepada klien terkait penyebab keterlambatan tersebut untuk memastikan bahwa piutang tidak mengalami penurunan nilai atau potensi tidak tertagih yang signifikan . b. Subsequent Payment Pembayaran atas utang usaha dan kewajiban lainnya wajib diperiksa oleh auditor untuk memastikan tidak adanya utang fiktif yang dibentuk sebagai cadangan dalam rangka manajemen laba yang dilakukan perusahaan .
Tujuan Pemeriksaan Subsequent Events a. Untuk memastikan tidak adanya piutang yang memerlukan penyesuaian penurunan nilai . b. Untuk memastikan ketertagihan piutang . c. Untuk memverifikasi barang dalam perjalanan benar - benar masih dalam perjalanan d. Untuk memastikan utang dan kewajiban lainnya dibayar tepat waktu sesuai dengan jatuh temponya e. Untuk memastikan bahwa seluruh utang telah dicatat ke dalam laporan keuangan .
Prosedur Pemeriksaan Subsequent Events a. Periksa transaksi pengeluaran kas pada periode subsequent events. b. Periksa transaksi penerimaan kas pada periode subsequent events. c. Periksa bukti penerimaan barang pada periode subsequent events. d. Periksa bukti pengeluaran barang pada periode subsequent events. e. Periksa pisah batas atas transaksi penjualan dan pembelian perusahaan . f. Reviu laporan keuangan interim periode buku setelah tanggal laporan posisi keuangan . g. Reviu seluruh notulen rapat dewan direksi , dewan komisaris , komite audit dan pemegang saham , periksa apakah ada commitment dari perusahaan yang harus dipenuhi pada tahun selanjutnya . h. Lakukan wawancara dengan manajemen perusahaan untuk mengetahui informasi i . Kirim konfirmasi ke penasihat hukum perusahaan , untuk mengetahui apakah mempunyai masalah hukum di pengadilan . j. Analisa perkiraan profesional fees, untuk memperkirakan pembebanan fee atas perkara hukum yang dihadapi klien . k. Pastikan mendapatkan client representation letter terkait dengan peristiwa penting yang terjadi setelah tanggal laporan posisi keuangan .
Dampak Subsequent Event Terhadap Laporan Keuangan Dampak subsequent events terhadap laporan keuangan akan terasa ketika adanya jurnal penyesuaian yang diberikan oleh auditor. Opini audit wajar tanpa pengecualian dapat ditambahkan paragraf penjelas ketika adanya indikasi perusahaan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya dimasa depan . Dampak subsequent event terhadap laporan keuangan berakibat pada pemberikan opini audi terhadap laporan keuangan klien . Alasan perlu dilakukannya audit terhadap laporan keuangan untuk mendeteksi salah saji yang disengaja dan tidak disengaja oleh manajemen perusahaan . Dampak subsequent event terhadap laporan keuangan akan bergantung pada penggunaan prinsip keberlangsungan usaha (going concern). Prosedur pemeriksaan subsequent events dapat digunakan untuk memastikan adanya bukti penerimaan kas dan bukti pengeluaran kas pada akhir tahun perusahaan .