EVALUASI
KURIKULUM
S1 PGSD
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PEMBAHASAN
DEFINISI EVALUASI KURIKULUM
01
TUJUAN EVALUASI KURIKULUM
02
MODEL EVALUASI KURIKULUM
03
TINJAUAN MASING - MASING MODEL 04
MODEL YANG DISARANKAN 05
1
DEFINISI EVALUASI
KURIKULUM
A
2
Evaluasi
Kurikulum
Adalah suatu proses penentuan nilai
keberhasilan kurikulum berdasarkan beberapa
indikator keberhasilan dalam kurikulum baik
dalam lingkup makro maupun mikro, sebagai
bahan masukan untuk menentukan sebuah
keputusan mengenai sistem kurikulum ke
depannya
Evaluasi adalah alat untuk menent
ukan nilai sesuatu berdasarkan
kriteria tertentu yang berfungsi
sebagai bahan masukan untuk
menentukan sebuah keputusan
Kurikulum adalah seperangkat rencana d
an pengaturan mengenai,
tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedo
man penyelenggaraan kegiatan pembelaj
aran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu
3
Indikator Keberhasilan Kurikulum
Indikator
keberhasilan
sosialsasi
kurikulum
Indikator
keberhasilan
penyusunan
silabus
Indikator
keberhasilan
penyusunan
program
tahunan dan
semester
Indikator
keberhasilan
penyusunan
rencana
pembelajaran
Indikator
keberhasilan
penyusunan
bahan ajar
Indikator
keberhasilan
pelaksanaan
kegiatan
belajar-
mengajar
4
TUJUAN EVALUASI
KURIKULUM
B
5
Evaluasi bersifat konstruktif.
Untuk Perbaikan Program
01
Mengemukakan kekuatan dan kelemahan kurikulum
yang sedang dikembangkan.
Pertanggungjawaban kepada Berbagai Pihak
02
Penentuan Tindak Lanjut Hasil Pengembangan 03
TUJUAN EVALUASI
KURIKULUM
Dalam arti luas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum
secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang dievaluasi
terkait dengan efektivitas, efisiensi, relevansi, dan kelaikan program.
6
MODEL EVALUASI
KURIKULUM
c
7
Model Evaluasi Kurikulum
Measurement
(Pengukuran)
Congruence (Kesesuaian) Illumination
Educational Sistem
Evaluation
Model CIPP
(Context, Input, Process,
Product)
8
Measurement
Konsep model
measurement ini
menitikberatkan pada
proses pengukuran
perilaku siswa untuk
mengungkapkan
perbedaan individual
maupun kelompok. Hasil
evaluasi digunakan
terutama untuk
keperluan seleksi siswa,
bimbingan pendidikan,
dan perbandingan
efektivitas antara dua
dua atau lebih metode
pendidikan. Objek
evaluasi dititikberatkan
pada hasil belajar secara
kognitif.
•Menempatkan kedudukan
setiap siswa dalam
kelompoknya melalui
pengembangan norma
kelompok dalam evaluasi
hasil belajar.
•Membandingkan hasil
belajar antara dua atau lebih
kelompok yang
menggunakan metode
berbeda.
•Teknik evaluasi yang
digunakan terutama tes yang
disusun dalam bentuk
objektif, yang terus
dikembangkan untuk
menghasilkan alat evaluasi
yang reliable dan valid.
Pendekatan Evaluasi:
9
Congruence
Konsep congruence
dapat diartikan sebagai
pemeriksaan kesesuaian
antara tujuan pendidikan
dan hasil belajar yang
dicapai, untuk melihat
sejauhmana perubahan
hasil pendidikan telah
terjadi. Objek evaluasi
dititikberatkan pada
hasil belajar dalam
bentuk kognitif,
psikomotorik, maupun
nilai dan sikap.
•Menggunakan prosedur pre
and post assessment dengan
menempuh langkah pokok:
penegasan tujuan,
pengembangan alat evaluasi,
dan penggunaan hasil
evaluasi.
•Analisis hasil dilakukan
perbagian.
•Teknik evaluasi tes dan
nontes.
Pendekatan Evaluasi:
10
Illumination
Menurut model ini
evaluasi lebih didasarkan
pada Judgment
(Pertimbangan) yang
hasilnya diperlukan
untuk penyempurnaan
program. Objek evaluasi
meliputi: latar belakang
dan perkembangan
program, proses
pelaksanaan, hasil
belajar, dan kesulitan-
kesulitan yang dialami.
•Menggunakan prosedur
yang disebut Progresive
Focussing dengan langkah
pokok: orientasi,
pengamatan yang lebih
terarah, dan analisis sebab
akibat.
•Bersifat kualitatif.
•Teknik evaluasi mencakup:
observasi, wawancara,
angket, analisis dokumen,
dan bila perlu tes.
Pendekatan Evaluasi:
11
Educational
System
Evaluation
Menurut model ini
evaluasi lebih didasarkan
pada perbandingan
antara Performance
setiap dimensi program
dan kriteria, yang akan
berakhir dengan suatu
deskripsi dan Judgment.
Objek evaluasi meliputi
input (bahan, rencana,
dan peralatan), proses,
dan hasil yang
didapatkan.
•Membandingkan
performance setiap dimensi
program dengan kriteria
internal.
•Membandingkan
performance setiap dimensi
program dengan kriteria
eksternal.
•Teknik evaluasi: tes,
observasi, wawancara,
angket, dan analisis
dokumen.
Pendekatan Evaluasi:
12
Model CIPP
13
Model ini menitikberatkan pada
pandangan bahwa keberhasilan program
dipengaruhi
oleh berbagai faktor di antaranya:
karakteristik peserta didik, lingkungan,
tujuan program, peralatan yang digunakan
, prosedur, dan mekanisme pelaksanaan.
TINJAUAN MASING -
MASING MODEL
D
14
Measurement
Penekanan yang berlebihan pada
aspek pengukuran dalam kegiatan
evaluasi pendidikan.
Kelemahan
Pendekatan yang digunakan masih
sangat besar pengaruhnya dan
dirasakan faedahnya dalam berbagai
kegiatan pendidikan, seperti seleksi
dan klasifikasi siswa. Pemberian
nilai di sekolah, dan kegiatan
pendidikan lainnya.
Pendekatan yang Digunakan
Aspek objektivitas yang diterapkan
dalam konsep ini perlu dijadikan
landasan yang terus menerus dalam
rangka mengembangkan system
evaluasi kurikulum.
Konsep Objektivitas
15
Congruence
Terletak pada ruang lingkup evaluasinya. Yang dijadikan perhatian oleh konsep ini adalah
hubungan antara tujuan dan hasil belajar. Faktor-faktor penting di antara tujuan dan hasil
yang dicapai kurang mendapat perhatian.
Kelemahan
Pendekatan yang digunakan
menghasilkan suatu teknik evaluasi
yang sifatnya Terminal / Postfacto
(Perbagian). Sehingga membantu
pengembang kurikulum dalam
menentukan bagian-bagian mana
yang masih lemah.
Pendekatan yang Digunakan
Konsep ini menghubungkan
kegiatan evaluasi dengan tujuan
untuk mengkaji efektivitas
kurikulum yang sedang
dikembangkan. Adanya pengkajian
efektivitas ini akan memberikan
balikan kepada pengembang
kurikulum tentang tujuan mana
yang sudah dan belum tercapai.
Konsep Congruence
16
Illumination
Terletak pada teknis pelaksanaannya. Kegiatan evaluasi tidak didahului dengan perumusan kriteria
yang jelas.kelemahan lainnya adalah alat evaluasi kurang terstruktur dan objektivitas dari hasil
evaluasi masih diragukan.
Kelemahan
Evaluasi yang diajukan oleh konsep
ini lebih berorientasi pada proses
dan hasil yang dicapai oleh
kurikulum yang bersangkutan.
Orientasi Model
Konsep ini disebut juga dengan
konsep keberlanjutan. Artinya,
model evaluasi ini menekankan
pentingnya dilakukan evaluasi yang
berkelanjutan selama proses
pelaksanaan kurikulum berlangsung.
Konsep Progresive Focussing
17
Educational
System
Evaluation
18
Ditekankannya konsep kriteria pada
model ini, sangat berpengaruh penting ter
hadap system evaluasi kurikulum. Karena
dengan adanya pengkriteriaan akan
memberikan ciri-ciri khas bagi kegiatan
evaluasi.
Model CIPP
Model evaluasi ini menggambarkan cakupan evaluasi kurikulum yang cukup luas, tidak hanya mencakup aspek
pembelajaran, namun keseluruhan aspek mulai dari: konteks, input, proses, output.
Berkaitan dengan situasi atau latar
belakang yang mempengaruhi
terhadap pengembangan
kurikulum.
Context
Berkaitan dengan bahan, peralatan,
sarana, fasilitas, yang menjadi
kelengkapan dari system kurikulum
yang dikembangkan.
Input
Berkaitan dengan pelaksanaan
nyata dari kurikulum yang
dikembangkan.
Process
Berkaitan dengan keseluruhan hasil
yang dicapai.
Product
19
MODEL YANG DISARANKAN
E
20
Educational System Evaluation
Karena untuk mendapatkan gambaran
secara menyeluruh tentang kurikulum
yang sedang dijalankan.
Kenapa?
01
Model measurement, congruence, dan
illumination juga bisa.
Untuk Tujuan Evaluasi Khusus
02
21
Thank You
For all attention
LATIHAN
1.Jelaskan tujuan evaluasi kurikulum!
2.Mengapa seorang guru harus memahami dan
menguasai evaluasi kurikulum?
3.Jelaskan model evaluasi kurikulum yang anda
ketahui! (minimal 2 model)
4.Pilihlah model evaluasi kurikulum yang anda
anggap tepat beserta alasannya!