Berisi kisah inspiratif yang memofivasiDi sebuah kota kecil di Jawa Tengah, hiduplah seorang pemuda bernama Rizky, anak sulung dari tiga bersaudara. Sejak kecil, Rizky sudah terbiasa melihat orang tuanya bekerja keras. Ayahnya seorang sopir angkot, sedangkan ibunya membuka warung kecil di depan ruma...
Berisi kisah inspiratif yang memofivasiDi sebuah kota kecil di Jawa Tengah, hiduplah seorang pemuda bernama Rizky, anak sulung dari tiga bersaudara. Sejak kecil, Rizky sudah terbiasa melihat orang tuanya bekerja keras. Ayahnya seorang sopir angkot, sedangkan ibunya membuka warung kecil di depan rumah. Meskipun hidup sederhana, Rizky tumbuh dengan semangat pantang menyerah. Ia belajar bahwa keberhasilan tidak datang secara instan, melainkan dari kerja keras dan kesabaran.
Selepas SMA, Rizky ingin melanjutkan kuliah, tetapi kondisi ekonomi keluarga membuatnya harus menunda mimpi itu. Ia memutuskan untuk bekerja serabutan, mulai dari menjadi penjaga warnet, karyawan toko kelontong, hingga kurir. Namun, di dalam hatinya, Rizky memiliki impian besar: ia ingin punya usaha sendiri.
Inspirasi itu muncul dari ibunya yang setiap hari berdagang makanan kecil. Rizky sering membantu ibunya, dan dari situlah ia menyadari bahwa bisnis kuliner memiliki potensi besar. “Orang mungkin tidak selalu butuh barang mewah, tapi setiap hari mereka butuh makan,” kata ibunya suatu malam. Kalimat itu terngiang terus di kepala Rizky.
Pada tahun 2012, tren kuliner pedas sedang naik daun. Banyak orang mencari makanan dengan tingkat kepedasan ekstrem. Dari situ, Rizky mendapat ide untuk menggabungkan ayam goreng tepung dengan sambal ulek khas Jawa. Ia menyebutnya ayam geprek. Saat itu, konsep ayam geprek belum sepopuler sekarang, dan Rizky melihat peluang yang sangat besar.Dengan tabungan seadanya—sekitar satu juta rupiah—Rizky memberanikan diri membuka gerobak ayam geprek kecil di pinggir jalan. Modal itu ia gunakan untuk membeli peralatan sederhana: wajan, kompor gas, ulekan, dan bahan baku ayam. Gerobaknya tidak besar, hanya cukup untuk menaruh ayam goreng dan sambal.
Hari pertama berjualan, ia hanya menjual 10 porsi ayam geprek. Namun, ia tidak kecewa. Justru ia merasa bangga karena ada orang yang mau membeli hasil kreasinya. Rizky selalu menyapa pembeli dengan ramah, dan menyajikan ayam dengan sepenuh hati.
Namun, perjalanan tidak mulus. Banyak tantangan yang ia hadapi: ayam sering tidak habis dan akhirnya terbuang, sambal terlalu pedas hingga membuat sebagian pelanggan tidak kembali, bahkan terkadang gerobaknya diguyur hujan deras sampai dagangannya basah.
Ada masa ketika Rizky hampir putus asa. Dalam sebulan, penghasilannya hanya cukup untuk menutup modal. Beberapa temannya bahkan menertawakannya, mengatakan bahwa berjualan ayam geprek bukan pekerjaan yang menjanjikan. Tapi, Rizky ingat pesan ibunya: “Kalau kamu yakin sama usahamu, teruskan. Jangan berhenti di tengah jalan.”Setelah dua tahun berjualan di pinggir jalan, Rizky berhasil mengumpulkan cukup uang untuk menyewa kios kecil dekat kampus. Lokasi itu strategis karena banyak mahasiswa mencari makan murah. Warungnya diberi nama “Geprek Rizky”.
Di warung itu, Rizky tidak hanya menjual ayam geprek, tetapi juga mulai membangun sistem pelayanan. Ia mempekerjakan dua karyawan untuk membantu memasak dan melayani pela
Size: 17.66 MB
Language: none
Added: Sep 17, 2025
Slides: 14 pages
Slide Content
Ayam
Geprek
Ayam
Geprek
Devita Wardatu Nafisa
(230210103008)
Huriya Aqilatun Nabila
(230210103035)
Anisa Nur Khumairoh
(230210103103)
Alfiana Rista Damayanti
(230210103128)
Anggota
kelompok
Anggota
kelompok
Ayam geprek basmalah merupakan salah
satu usaha umkm jember yang terletak di
daerah dekat kampus, usaha ini di dirikan
pada tahun 2022
Nama Owner: Bapak Wasito
Asal: Asal asli dari Tulung Agung, namun
sekarang menetap di Jember karena
istrinya berasal dari Jember.
Identitas owner Identitas owner
Nama Usaha: Ayam Geprek Basmalah
Bidang Usaha: Rumah makan atau Warung
makan yang berada di sekitar kampus
Tahun Berdiri: 2022
Tentang
Usaha
Tentang
Usaha
Sejarah Usaha:
Awalnya ingin membuka usaha roti pada
tahun 2022.
Dua hari sebelum pembukaan, berubah pikiran
karena roti bukan kebutuhan utama anak kos.
Beralih ke usaha kuliner nasi dan akhirnya
memilih ayam geprek.
Saat ini memiliki 2 cabang aktif dan 1 cabang
tidak dilanjutkan
Jumlah Cabang: 3 (2 yang masih berjalan)
Cabang Pertama di jalan Mastrip
Cabang Kedua di jalan Jawa
Jumlah Karyawan: 5 bekerja shift (secara
bergantian)
Jumlah Cabang
dan karyawan
Jumlah Cabang
dan karyawan
Melihat Kebutuhan Pasar → Mahasiswa lebih membutuhkan makanan berat dibanding roti.
Peluang Besar → Ayam geprek populer dan memiliki target pasar luas.
Tantangan Menciptakan Resep Khas → Butuh 6 hari untuk menemukan sambal yang pas.
Lokasi Strategis → Dekat kampus, cocok untuk mahasiswa yang mencari makanan murah & enak.
Komitmen pada Kualitas → Lebih memilih menjaga kualitas daripada menurunkan porsi atau harga.
Keinginan Mandiri → Membangun usaha sendiri dan berkembang meskipun ada tantangan.
Motivasi
memulai
usaha
Motivasi
memulai
usaha
Menjual ayam geprek dengan cita rasa khas dan
sambal spesial
Fokus pada kualitas bahan baku, terutama ayam
crispy dan sambal yang dibuat dengan cabai pilihan
Harga tetap terjangkau bagi mahasiswa, meskipun
harga bahan baku naik
Nama "Basmalah" dipilih sebagai doa dan harapan
agar usaha berjalan lancar
Keunggulan
usaha
Keunggulan
usaha
1.Kenaikan harga bahan baku
2.Menjaga kualitas dengan harga
terjangkau
3.Persiapan awal yang mendadak
4.Persaingan di sekitar kampus
5.Pengelolaan karyawan dan cabang
6.Mental dan konsistensi dalam
berwirausaha
Tantangan
saat memulai
usaha
Tantangan
saat memulai
usaha
Omzet harian usaha Ayam Geprek Basmalah diperkirakan sekitar Rp6
juta per hari (kotor), sebelum dikurangi biaya operasional seperti
belanja bahan baku, gaji karyawan, listrik, dan air.
Keuntungan bersihnya cukup tipis karena kenaikan harga bahan baku,
terutama cabai yang sangat berpengaruh terhadap biaya produksi.
Namun, pemilik tetap berusaha menjaga kualitas tanpa mengurangi
porsi atau rasa, meskipun harga bahan meningkat.
OmsetOmset
Siapkan Mental yang Kuat
Mulai dari yang Sederhana
Kenali Target Pasar
Jaga Kualitas dan Konsistensi
Tips dari Bapak
Wasitoh bagi
Pengusaha baru
Tips dari Bapak
Wasitoh bagi
Pengusaha baru
Berani Berinovasi
Kelola Keuangan dengan Bijak
Bangun Relasi dan Jaringan
Nikmati Prosesnya
Link Video wawancaraLink Video wawancara
DOKUMENTASI DOKUMENTASI
DOKUMENTASI DOKUMENTASI
Thank you for
your attention
Thank you for
your attention