Persiapan Psikologis Persiapan psikologis ibu karena keberhasilan menyusui didukung oleh persiapan psikologis, yang dilakukan sejak masa kehamilan (Ulandari, 2018). Persiapan ini sangat berarti karena keputusan atau sikap ibu yang positif terhadap pemberian ASI harus sudah terjadi pada saat kehamilan, atau bahkan jauh sebelumnya. Sikap ibu terhadap pemberian ASI dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain : Adat, kebiasaan, kepercayaan tentang menyusui didaerah masing- masing. Kebiasaan menyusui dalam keluarga atau dikalangan kerabat, Pengetahuan ibu dan keluarganya tentang manfaat ASI, Sikap ibu terhadap kehamilannya (diinginkan atau tidak) berpengaruh terhadap keputusan ibu. Penyuluhan/penyebaran info, melalui tv, radio, tabloid dapat meningkatkan pengetahuan ibu tetapi tidak selalu dapat mengubah apa yang dilakukan oleh ibu.
Langkah – langkah persiapan ibu agar secara mental siap menyusui: Memberikan dorongan kepada ibu dengan meyakinkan bahwa setiap ibu mampu untuk menyusui bayinya; Meyakinkan bahwa setiap ibu mampu menyusui bayinya dan hamper semua ibu berhasil melakukannya; Meyakinkan ibu akan keuntungan ASI (Ayah ibu mencari tahu perbandingan susu formula dan asi); Membantu ibu mengatasi keraguannya karena pernah bermasalah ketika menyusui pada pengalaman sebelumnya; dan Mengikutsertakan suami atau anggota keluarga lain yang berperan dalam keluarga.
Persiapan dan Teknik Menyusui Persiapan menyusui pada masa kehamilan penting dilakukan ibu yang menyiapkan sejak dini akan lebih siap menyusui di beberapa Puskesmas & tempat pelayanan ada kelas-kelas bimbingan Pesiapan menyusui program ini merupakan program dari pelayanan ibu untuk mendukung keberhasilan menyusui. Pelayanan BPM meliputi : Penyuluhan langsung seperti : Keunggulan ASI & kerugian susu buatan Manfaat rawat gabung Perawatan bayi Gizi ibu hamil dan menyusui KB Dukungan psikologis untuk ibu dalam menghadapi persalinan dengan tujuan agar ibu meyakini kemampuannya dan keberhasilan menyusui Pemeriksaan payudara Pemeriksaan putting susu Senam hamil
Pemeriksaan Payudara Pemeriksaan Dilakukan pada saat masa kehamilan . langkah pemeriksaan kehamilan yaitu : Inspeksi Payudara Ukuran dan bentuk tidak mempengaruhi terhadap produksi asi. Kontur / permukaan : permukaan yg tidak rata, adanya retraksi eksvasi atau luka pada kulit payudara harus dipikirkan ke aah tumor/ keganasan dibawahnya. Warna kulit : pada umumnya warna kulit perut = punggung yang perlu diperhatikan bila ada kemerahan karena radang. b. Areola Ukuran dan bentuk pada umumnya akan meluas pada saat pubertas. Bila batas areola tidak rata (tidak melingkar) perlu diperhatikan khusus. Permukaan : licin / berkerut : bila ada sisa putih perlu dipikirkan adanya penyakit kulit kebrsihan / keganasan Warna : pigmentasi yang meningkat pada saat kehamilan menyebabkan warna kulit pada areola lebih gelap dibandingkan sebelum Hamill.
Pemeriksaan Payudara 2. Palpasi Setelah melakukan inspeksi secara menyeluruh pada payudara dan daerah sekitarnya, lanjutkan pemeriksaan dengan palpasi. Palpasi memerlukan pengalaman pemeriksa karena ada risiko lemak subkutan dan kelenjar susu yang berlobulasi disalahartikan sebagai massa. Palpasi juga perlu memperhatikan kapan waktu pemeriksaan, apakah saat menjelang menstruasi, setelah menstruasi, atau pada wanita hamil atau menyusui. Pada waktu menjelang menstruasi dan pada saat hamil, payudara membengkak, berlobus, dan bisa menjadi lebih sensitif. Sementara itu, setelah menstruasi, payudara akan mengecil dan menjadi lebih lembek.
Lakukan palpasi pada payudara di sisi yang sehat terlebih dahulu baru lakukan palpasi di payudara yang memiliki keluhan. Prosedural palpasi adalah sebagai berikut: Minta pasien untuk berbaring dengan memberikan ganjalan menggunakan bantal pada bagian belakang dada; Posisikan kedua tangan pasien di bawah kepala untuk memudahkan pemeriksa melakukan pemeriksaan di daerah aksila; Palpasi payudara dengan satu tangan dan gunakan tangan satunya sebagai penahan. Teknik palpasi payudara bisa berupa teknik radier, teknik linier, atau teknik sirkuler. Pada teknik radier, palpasi dilakukan dari tengah ke perifer pada seluruh bagian payudara atau seperti jeruji. Pada teknik linier, palpasi dilakukan dengan gerakan linier dari atas ke bawah dengan arah pemeriksaan dimulai dari lateral ke medial. Pada teknik sirkuler, palpasi dilakukan dengan gerakan sirkuler searah jarum jam, dengan penekanan ringan pada payudara dimulai dari lateral atas lalu sampai ke medial bagian tengah payudara;
Bila menemukan massa, periksa apakah massa tersebut terfiksir atau mobile. Gunakan satu tangan untuk menekan massa perlahan- lahan. Bila massa mobile atau berkapsul, maka massa akan menjauh atau menghilang tetapi akan muncul kembali ketika penekanan dihentikan; Bila menemukan discharge pada papilla mammae saat inspeksi, lakukan pijatan pada papilla mammae dan amati perubahan yang terjadi; Lakukan palpasi pada daerah aksila, diawali dari bagian lateral atas thoraks sampai apex dari aksila. Selama pemeriksaan aksila, lemaskan fascia axillaris dengan cara menahan lengan penderita dengan tangan pemeriksa yang sama sisi. Pemeriksaan pada pasien obesitas mungkin lebih sulit; dan Lakukan palpasi nodus limfe supraklavikularis dengan posisi pasien duduk dan pemeriksa berada di belakang pasien. Nilai ada tidaknya benjolan dan evaluasi tepi benjolan, konsistensi, atau keterikatan dengan jaringan sekitar.
Cara melepas isapan pada saat menyusui yang benar : Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah. Setelah selesai menyusui, ASI keluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan disekitar kalang payudara, biarkan kering dengan sendirinya. Menyendawakan bayi dengan cara : Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu, kemudian punggungnya ditepuk perlahan- lahan. Dengan cara menelungkupkan bayi diatas pangkuan ibu, lalu usap-usap punggung bayi sampai bayi bersendawa.
Cara Mengetahui Teknik Menyusui yang fienar Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda- tanda : Bayi tampak tenang; Badan bayi menempel pada perut ibu; Mulut bayi terbuka lebar; Dagu bayi menempel pada payudara ibu; Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk; Bayi Nampak menghisap kuat dengan irama perlahan; Putting susu tidak terasa nyeri; Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus; Kepala bayi agak menengadah; Melepas isapan bayi; Setelah menyusui pada satu sampai terasa kosong, sebaiknya diganti dengan payudara yang satunya
Cara Pengeluaran ASI Cuci tangan dengan sabun dan air; Ambil posisi yang nyaman dan cobalah untuk rileks. Bunda dapat meletakkan handuk hangat di payudara atau memijat payudara dengan lembut selama beberapa menit sebelum mulai membantu ASI mengalir; Gunakan foto bayi jika Bunda tidak berada di dekatnya. Jika tidak, rekaman suara anak atau selimut dengan aroma bayi dapat membantu; Posisikan tangan di C- hold. Yakni, letakkan ibu jari di atas payudara dan jari- jari di bawah payudara sehingga tangan berbentuk huruf; Kemudian, ibu jari dan jari-jari harus 1 sampai 2 inci di belakang puting susu. Peganglah cangkir atau botol penyimpanan ASI yang bersih di bawah payudara dengan tangan lain sehingga puting berada tepat di atasnya.
Cara Pengeluaran ASI Mulailah dengan lembut mendorong payudara kembali ke tubuh dengan ibu jari dan jari. Satukan ibu jari dan jari, kemudian gunakan gerakan berguling saat menggerakkan tangan ke depan ke posisi semula. Gerakan memutar yang lembut akan memindahkan ASI keluar dari saluran susu. Gunakan tekanan yang kuat tetapi lembut karena jaringan payudara sensitif dimana jika terlalu kasar dapat membuat payudara memar. Condongkan tubuh sedikit ke depan untuk mengumpulkan ASI yang menetes. Berhati- hatilah dalam memasukkan ASI ke dalam wadah tanpa ada susu yang menyentuh tangan terlebih dahulu. Ulangi langkah yang sama dengan kecepatan yang stabil dan berirama sampai tidak ada lagi ASI yang keluar untuk mengurangi pembengkakan. Kemudian, ganti payudara saat aliran ASI terhenti.
Lama dan Frekuensi Menyusui Makin sering ibu menyusui makin banyak produksi ASI. Bayi ASI biasanya menyusu tiap 2- 3 jam, lebih sering dibanding bayi susu formula, karena ASI lebih mudah dicerna. Lamanya menyusu ditentukan oleh kebutuhan bayi. Bayi menyusu pada satu sisi payudara sampai dia berhenti, kemudian istirahat sebentar, sambil bayi disendawakan atau digendong. Selanjutnya ganti ke payudara sisi yang lainnya, bila ibu atau bayinya masih menginginkan. Untuk minum berikutnya, dapat diganti urutan payudaranya. Mulailah dari payudara yang terkahir diminum. Bayi memiliki kebiasaan pola menyusu yang berbeda- beda,. Susui bayi sesuai dengan keinginan bayi.
Kenali tanda- tanda bayi lapar, karena menangis tidak selalu berarti lapar. Sebagian besar ibu memerlukan sekitar 6 minggu sampai pasokan ASI nya lancar. Selama waktu tersebut baik ibu dan bayi masih saling belajar bagaimana cara menyusu dan menyusui. Usahakan istirahat di sela waktu menyusui. Makanlah secara teratur dengan menu gizi seimbang. Rawat diri ibu, sehingga ibu dapat merawat bayinya dengan baik. Kecukupan ASI Sebagian besar bayi akan mencapai kembali berat lahirnya dalam 2 minggu. Bayi yang mendapatkan ASI cukup, akan sering berganti popok karena bayi akan sering buang air kecil (6- 8 kali sehari) dan buang air besar. Kecukupan ASI secara objektif dapat dilihat dengan pertambahan berat dan tinggi badan sesuai pertambahan usia