PPT askeb neo Pemantauan Tumbang NEO.pptx

dyahmubarokah 0 views 31 slides Oct 26, 2025
Slide 1
Slide 1 of 31
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31

About This Presentation

Ppt neo


Slide Content

Indikator Pemantauan Tumbuh Kembang Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah Dyah Mubarokah Ahadiyati , S.Tr.Keb . M.K.M

Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar dan gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian.

Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan Perkembangan menimbulkan perubahan di mana perkembangan dan pertumbuhan berjalan secara bersamaan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perkembangan Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal akan menentukan perkembangan selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda Pada setiap anak Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan. Anak yang sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta kepandaiannya. Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat maka perkembangan pun demikian terjadi peningkatan baik memori, daya nalar dan lain-lan Perkembangan mempunyai pola yang tetap Perkembangan memeiliki tahap yang berurutan. Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Misalnya, anak mampu membuat lingkaran dulu sebelum mampu membuat kotak.

Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi sampai dewasa (Kemenkes RI, 2016), terbagi ke dalam beberapa periode di antaranya : Masa Prenatal atau masa intra uterine (masa janin dalam kandungan), terbagi ke dalam 3 periode : Masa Zigot/ Mudigah : saat awal konsepsi sampai usia kehamilan 2 minggu Masa embrio : sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 12 minggu Masa janin/fetus : sejak usia kehamilan 12 minggu sampai trimester akhir kehamilan, terdiri dari 2 periode: Masa fetus dini, yaitu sejak usia kehamilan 9 minggu sampai trimester kedua kehidupan intra uterin Masa fetus lanjut, yaitu pada trimester akhir kehamilan 2. Masa bayi (infancy) umur 0 - 11 bulan, dibagi menjadi dua periode : Masa Neonatal (0-28 hari) Neonatal dini umur 0-7 hari Neonatal lanjut umur 8-28 hari Masa post (pasca) neonatal umur 29 hari sampai 11 bulan.

Lanjutan tahap pertumbuhan dan perkembangan 3. Masa anak dibawah lima tahun (anak balita ) umur 12-59 bulan. Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi ekskresi. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita. Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya 4. Masa anak prasekolah , umur 60 - 72 bulan). Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya ketrampilan dan proses berfikir. Memasuki masa prasekolah, anak mulai menunjukkan keinginannya, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini, selain lingkungan di dalam rumah maka lingkungan di luar rumah mulai diperkenalkan. Anak mulai senang bermain di luar rumah.

Tahapan Perkembangan anak sesuai umur

Faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan Soetjiningsih (2002) dalam buku Setiyani, dkk (2016) menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor dalam (Internal) Genetik Perbedaan Ras Keluarga Umur Jenis Kelamin Kelainan Kromosom Pengaruh Hormon

lanjutan ... 2. Faktor lingkungan (eksternal) Faktor pra natal (selama kehamilan) Gizi Mekanis Toksin, Zat Kimia Kelainan Endokrin Radiasi Infeksi b. Faktor Natal / Persalinan Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forceps dapat menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga berisiko terjadinya kerusakan jaringan otak. c. Faktor Pasca natal Seperti halnya pada masa pranatal, faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak adalah gizi, penyakit kronis/kelainan kongenital, lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosio ekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi dan obat-obatan.

Skrining, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK) Deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan anak adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah (Kemenkes R.I, 2012). SDIDTK adalah pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang pada masa 6 tahun pertama kehidupan . Diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara : keluarga, masyarakat dengan tenaga professional (kesehatan, pendidikan dan sosial)

Sasaran SDIDTK Sasaran Langsung : Semua anak umur 0-6 tahun yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sasaran Tidak Langsung : Tenaga kesehatan yang berkerja di lini terdepan (Dokter, Bidan, Perawat, Ahli Gizi, Penyuluhan Kesehatan Masyarakat dan sebagainya). Tenaga pendidik, Petugas lapangan KB, Petugas sosial yang terkait dengan pembinaan tumbuh kembang anak, Petugas sektor swasta dan profesi lainnya.

Jenis-jenis Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan ada 3 jenis deteksi dini yang dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan ditingkat puskesmas dan jaringannya yaitu : Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui/ menemukan status gizi kurang/buruk dan mikro/makrosefali. Jenis instrument yang digunakan: Berat Badan menurut Tinggi Badan Anak (BB/TB) Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA) Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar. Jenis instrumen yang digunakan: Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP) Tes Daya Lihat (TDL) Tes Daya Dengar Anak (TDD) Denver Developmenttal Scining Test (DDST). Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya masalah mental emosional, autism, gangguan pemusatan perhatian, dan hiperaktivitas. Instrumen yang digunakan: Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME) Checklist for Autism in Toddlers (CHAT) Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)

Jadwal Kegiatan dan Jenis Skrining

Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan Parameter ukuran antropometrik yang dipakai pada penilaian pertumbuhan fisik antara lain berat badan , tinggi badan , lingkar kepala , lingkar dada, lipatan kulit, lingkar lengan atas, panjang lengan, perawakan dan panjang tungkai. Penilaian pertumbuhan dimulai dengan memplot hasil pengukuran tinggi badan, berat badan pada kurva standar (misalnya NCHS, lubschenko, Hardvard dan lain sebagainya).

Pengukuran Berat Badan Pengukuran berat badan dilakukan untuk menilai peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh (tulang,otot, lemak, cairan tubuh) sehingga status gizi atau tumbuh kembang anak akan diketahui. Beberapa ukuran yang perlu diketahui sebagai patokan: Kenaikan berat badan pada bayi cukup bulan kembali pada hari ke- 10. Pada umur 5 bulan, berat badan 2 x berat badan saat lahir. Pada umur 1 tahun, berat badan 3 x berat badan saat lahir.Pada umur 2 tahun, berat badan 4 x berat badan saat lahir. Prasekolah, berat badan meningkat 2 kg/ tahun. Andolecent, berat badan meningkat 3 -3,5 kg/ tahun.

Pengukuran Tinggi Badan Pengukuran tinggi badan dilakukan untuk menilai status perbaikan gizi disamping faktor genetik. Tinggi badan meningkat sampai tinggi maksimal dicapai, meningkat pesat pada usia bayi dan andolecent dan berhenti pada usia 18 – 20 tahun. Tinggi badan dapat diperkirakan sebagai berikut. Pada umur 1 tahun, tinggi badan 1,5 x tinggi badan saat lahir. Pada umur 4 tahun, tinggi badan 2 x tinggi badan saat lahir. Pada umur 6 tahun, tinggi badan 1,5 x tinggi badan setahun. Pada umur 13 tahun, tinggi badan 3 x tinggi badan saat lahir. Pada umur dewasa, tinggi badan yaitu 3,5 x tinggi badan saat lahir atau 2 x tinggi badan usia 2 tahun.

Pengukuran Lingkar Kepala Pengukuran lingkar kepala dilakukan untuk menilai pertumbuhan otak. Penilaian dapat dilihat apabila pertumbuhan otak kecil (mikrosefali) maka menunjukkan retardasi mental, sebaliknya apabila otaknya besar (makrosefali) maka menunjukkan volume kepala meningkat akibat penyumbatan pada aliran cairan cerebosinalis.

Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan Deteksi dini perkembagan yaitu untuk mengetahui gangguan perkembangan anak (keterlambatan) dengan menggunakan instrumen (alat ukur), salah satu instrumen yang dapat digunakan di antaranya : KPSP dan DDST

KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) adalah penilian perkembangan anak dalam 4 sektor perkembangan yaitu : motorik kasar, motorik halus, bicara/bahasa dan sosialisasi /kemandirian. Tujuan skrining / pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.

Jadwal Skrining Jadwal skrining / pemeriksaan KPSP adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30,36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur skrining tersebut, minta ibu datang kembali pada umur skrining yang terdekat untuk pemeriksaan rutin. Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh kembang sedangkan umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining terdekat yang lebih muda.

Alat atau Instrumen yang digunakan Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9 -10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 0-72 bulan. Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas, bola sebesar bola tenis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 Cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, potongan biskuit kecil berukuran 0.5 - 1 Cm.

Cara Menggunakan KPSP Pada waktu pemeriksaan / skrining, anak harus dibawa. Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir. Bila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh : bayi umur 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan. Bila umur bayi 3 bulan 15 hari dibulatkan menjadi 3 bulan. Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak. KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu: Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak, contoh: "Dapatkah bayi makan kue sendiri ?" Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh: "Pada posisi bayi anda telentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk''. Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh karena itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya. Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, satu persatu. Setiap pertanyaan hanya ada 1 jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir. Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak menjawab pertanyaan. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawaB

Interpretasi Hasil KPSP Hitunglah berapa jawaban Ya. Jawaban Ya : Bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak bisa atau pernah atau sering atau kadang-kadang melakukannya. Jawaban Tidak: Bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak belum pernah melakukan atau tidak pernah atau Ibu/pengasuh anak tidak tahu. Jumlah jawaban Ya : 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya (S). 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M) 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P) Untuk jawaban “Tidak”, perlu dirinci jumlah jawaban tidak menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian)

Denver Devlopmenttal Scining Test (DDST) DDST merupakan salah satu metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak usia 1 bulan sampai 6 tahun. Pelaksanaan DDST tergolong cepat dan mudah serta mempunyai validasi yang tinggi. Perkembangan yang dinilai meliputi perkembangan personal sosial, motorik halus bahasa dan motorik kasar.

Formulir Denver II Berisi 125 gugus tugas perkembangan disusun menjadi 4 sektor untuk menjaring fungsi berikut : Personal sosial, Fine motor adaptive, Language, Gross motor. Skala umur, bagian atas formulir terbagi dalam bulan dan tahun lahir, sampai berusia 6 tahun Setiap ruang antara tanda umur mewakili 1 bulan (untuk usia kurang dari 24 bulan ), dan mewakili 3 bulan (untuk anak diatas 2 tahun sampai 6 tahun) Pada setiap tugas perkembangan yang berjumlah 125, terdapat batas kemampuan perkembangan, 25%, 50%, 75%, dan 90% dari populasi anak lulus tugas perkembangan tersebut Pada beberapa tugas perkembangan terdapat huruf dan angka pada ujung kotak sebelah kiri, R (report) = L (laporan) → bisa berdasarkan laporan ortu → bila mungkin penilai dapat menilai langsung

Cara Pemeriksaan DDST Dilakukan secara kontinue Didampingi ibu atau pengasuh Anak dan ibu dalam keadaaan santai Satu formulir digunakan beberapa kali oleh satu anak Tempatkan bayi diatas tempat tidur, anak duduk dikursi, dan lengan di atas meja

Prinsip DDST Bertahap dan berkelanjutan Dimulai dari tahap perkembangan yang telah dicapai anak Menggunakan alat bantu stimulasi yang sederhana Suasana nyaman dan bervariasi Perhatikan gerakan spontan anak Dilakukan dengan wajar dan tanpa paksaan serta tidak menghukum Memberikan pujian (reinforcement) bila berhasil melakukan test Sebelum uji coba, semua alat diletakkan diatas meja Pada saat tes hanya satu alat saja yang digunakan

Contoh Formulir DDST
Tags