PPT BAB 2 ZAT DAN PERUBAHANNYA SMK KELAS X.pptx

ayucandra320 0 views 75 slides Oct 06, 2025
Slide 1
Slide 1 of 75
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63
Slide 64
64
Slide 65
65
Slide 66
66
Slide 67
67
Slide 68
68
Slide 69
69
Slide 70
70
Slide 71
71
Slide 72
72
Slide 73
73
Slide 74
74
Slide 75
75

About This Presentation

Tugas siswa berisi mengenai materi zat dan perubahannya. Macam-macam zat berdasarkan wujud dan komposisinya. Pengertian unsur dan senyawa dan yang lain sebagainya


Slide Content

Kelompok 2 B ab 2 “ZAT DAN PERUBAHANNYA”

Anggota: FABRIZIA REVANDINA ROSSA DZIHAN FANNY SYUKUR MAULI OLIVIA LAILI ASKAZIAH FITRIA RAMADANI EDITOR: AYU CANDRA J, S.Pd .

1 .) Mengidentifikasikan zat berdasarkan wujud dan komposisinya 2 .) Mengidentifikasikan pengukuran sifat kimia dan fisis 3 . ) M e n g i d e n t i f i k a s i p e r u b a h a n f i s i k a , k i m i a d a n b i o l o g i 4.) Mengidentifikasikan bahan berbahaya dan beracun 5 . ) M e m p r e s e n t a s i k a n h a s i l p e n g o l a h a n b a h a n b e r a c un Tujuan pembelajaran

Pengertian Zat / Materi Materi adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa Materi yang memiliki susunan dan sifat tertentu disebut zat

A. Klasifikasi Materi

1. Berdasarkan Wujud Materi ZAT PADAT ZAT CAIR ZAT GAS Klasifikasi Materi

Perbedaan Materi / Zat Sifat Padat Cair Gas Bentuk Tetap Tidak tetap Berubah mengikuti wadahnya Berubah mengikuti wadahnya Volume Tetap Tetap Berubah Susunan partikel Sangat Rapat dan teratur Kurang rapat dan kurang teratur Sangat berjauhan dan tidak teratur Gaya tarik antar partikel Kuat Kurang kuat Sangat lemah Gerakan partikel Tidak dapat bergerak bebas , hanya bergetar di tempatnya Dapat bergerak tetapi terbatas Dapat bergerak dan berpindah tempat dengan bebas Contoh : Kayu , batu , besi , baja Air, bensin , minyak Gas helium, gas argon, gas oksigen

2. Berdasarkan Komposisi Materi Komposisi suatu materi ( zat ) dibedakan menjadi dua , yaitu : Zat Tunggal ( Unsur dan Senyawa ) Campuran ( Larutan , Koloid , dan Suspensi ) Klasifikasi Materi

a. Zat Tunggal Zat tunggal adalah zat yang tersusun dari suatu materi yang tidak daapt diuraikan lagi menjadi zat tunggal yang lebih kecil dan sederhana . Unsur (element) adalah suatu zat tunggal yang tidak bisa dipisahkan lagi melalui reaksi kimia biasa . - Setiap unsur diberi nama dan lambang untuk memudahkan penulisannya - Lambang unsur diambil dari huruf depan nama unsur dan dituliskan dengan huruf kapital - Jika terdapat nama dengan huruf depan yang sama , nama unsur berikutnya dituliskan dengan menambahkan satu huruf di belakangnya dengan huruf kecil

Logam (metal) Yaitu unsur yang mempunyai sifat : Mengilap Keras , memiliki kepadatan tinggi , pada suhu kamar (±25 o C) logam berwujud padat kecuali raksa dan sesium yang berwujud cair dapat ditempa dan direnggangkan memiliki titik didih tinggi serta penghantar panas dan listrik yang baik Contoh : Alumunium (Al), besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn). Timah ( Sn ), emas (Au), dan nikel (Ni) UNSUR

b) Nonlogam (Nonmetal) Unsur nonlogam memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Pada suhu kamar (±25 o C ), materi nonlogam ada yang berwujud padat , cair atau gas Pada umumnya , unsur zat bersifat rapuh ( mudah patah ) Tidak dapat menghantarkan panas dengan baik , kecuali grafit dan karbon Tidak mengilap meskipun digosok , kecuali intan Contoh : Material nonlogam berwujud gas: Nitrogen (N), Oksigen (O), klorin ( Cl ), flourin (F), Helium (He), dan Neon (Ne) Material nonlogam berwujud padat : Karbon (C), belerang (S), fosfor (P), dan iodin (I) Material nonlogam berwujud cair : Bromin (Br) UNSUR

3) Semilogam ( Metaloid ) Unsur metaloid mempunyai sifat peralihan antara logam dan nonlogam sehingga mempunyai sebagian sifat logam dan nonlogam Sifat ini dimanfaatkan sebagai bahan pembuat komponen elektronik transistor, IC, dan diode Contoh unsur metaloid antara lain: Boron (B), Silikon (Si), Germanium ( Ge ), Arsen (As), Antimon ( Sb ), Telurium ( Te ), dan Polonium (Po) UNSUR Silikon Germanium Arsen

2) Senyawa Merupakan gabungan dari beberapa unsur yang berbeda jenis dan saling berikatan melalui reaksi kimia dalam perbandingan massa tetap dan tertentu Senyawa masih dapat diuraikan menjadi unsur-unsur penyusunnya Lambang dari senyawa terdiri atas beberapa lambang unsur Contoh : Air dilambangkan sebagai H 2 O dengan nama ilmiah dihidrogen monoksida yang terdiri atas dua atom hidrogen untuk setiap oksigen Zat Tunggal

b. Campuran Merupakan gabungan dua zat atau lebih yang masing-masing zat penyusunnya masih memiliki sifat aslinya

1) Larutan Merupakan campuran homogen yang komposisi zat penyusunnya sudah tidak dapat dibedakan lagi Pada larutan , tidak dapat dikenali lagi antara komponen pelarut da terlarutnya Sifat larutan yang stabil menyebabkan larutan tidak menimbulkan endapan dan tidak dapat dipisahkan menggunakan teknik penyatingan ( filtrasi ) Contohnya : Larutan gula , larutan garam Campuran

2) Koloid Merupakan campuran heterogen yang terbentuk akibat terdispersinya suatu zat kedalam zat yang lainnya Dikenal istilah fase terdispersi dan medium pendispersi Secara kasat mata koloid tercampur rata, jika diamati dengan mikroskop ultra, masih dapat diidentifikasi antara fase terdispersi dan medium pendispersinya Contoh koloid : susu , santan , kabut , awan Fase Terdispersi Padat Cair Gas Medium Pendispersi Padat Sol Padat Kaca berwarna Batu Rubi Perunggu Kuningan Emulsi Padat Keju Gel Silika Mutiara Buih Padat Spons busa Roti bolu Batu apung Styrofoam Cair Sol Tinta Tanah Liat Lem kanji Cat Emulsi Santan Susu Mayonnaise Buih Karet busa Busa sabun Gas Aerosol Padat Asap Debu Aerosol Awan Kabut Parfum yang di semprotkan Campuran

3) Suspensi Merupakan campuran yang masih dapat diidentifikasi antarzat penyusunnya karena tidak tercampur secara sempurna Sifat suspensi tidak stabil sehingga menyebabkan terbentuknya endapan ( sedimen ) dan dapat dipisahkan dengan teknik penyaringan Contohnya : campuran tepung tapioka dalam air dan air sungai yang keruh Campuran

Tugas ! No. Zat Rumus Kimia Unsur Senyawa Campuran 1. Besi Fe √ - - 2. Garam NaCl - √ 3. Larutan Garam NaCl - - √ 4. Air H 2 O - √ - 5. Emas Au √ - - 6. Gula C 6 H 12 O 6 - √ - 7. Larutan Gula C 6 H 12 O 6 - - √ 8. Asam Cuka CH 3 COOH - √ - 9. Alkohol 70% C 2 H 5 OH - √ - 10. Oksigen O 2 - √ - Berilah tanda centang (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan jenisnya !

3. Pemisahan Campuran Klasifikasi Materi Dilakukan untuk mendapatkan senyawa yang diinginkan dari senyawa kimia yang sudah tidak murni atau tercampur dengan senyawa yang lainnya

a. Filtrasi / Penyaringan Merupakan proses pemisahan campuran dengan cara memisahkan material padat dari cairannya dengan melewatkan campuran pada saringan Zat yang difiltrasi harus berbentuk fluida , yaitu cairan dan gas Contoh pemanfaatan filtrasi : 1. Pembuatan minuman the 2. Pemakaian masker 3. Filter otomotif ( dalam kendaraan ) a) Filter bahan bakar , berfungsi menyaring bahan bakar dari tangki yang akan masuk ke karburator atau ke injektor b) Filter oli , berfungsi menyaring oli dari drip pan ke mesin c) Filter udara , berfungsi menyaring udara yang akan digunakan dalam pembakaran di ruang bakar d) Filter kabin , berfungsi menyaring udara yang akan masuk kedalam mobil

b. Kristalisasi Merupakan proses pemisahan campuran dengan cara mengendapkan larutan sampai terbentuk benda padat berupa kristal-kristal Contoh kristalisasi : 1. Pembuatan garam , pemisahan kristal NaCl pada air laut dengan cara menguapkan air tersebut menggunakan bantuan sinar matahari 2. Pembuatan gula , pengkristalan zat gula pada tetes sari tebu 3. Pembuatan e s b atu

c. Dekantasi Merupakan prose pemisahan campuran yang paling sederhana Pemisahan dilakukan dengan cara menuangkan cairan ( campuran larutan dan sedimen ) melalui batang pengaduk ke dalam gelas kimia secara perlaha-lahan sehingga endapan padat ( sedimen ) akan tertinggal dalam wadah Proses ini digunakan dalam pemisahan padatan dan larutan Contoh pemanfaatannya : - Penjernihan air dari material lumpur - Pemisahan gliserol dari biodiesel - Terbentuknya stalaktit dan stalagmit ( endapan kapur ) pada gua

d. Sublimasi Merupakan proses pemisahan campuran tanpa melalui fase cair terlebih dahulu , yaitu dengan cara menguapkan zat padat sehingga kotoran akan terpisah Menggunakan prinsip menyublim , zat yang tidak dapat menyublim nantinya akan tertinggal dalam tabung / wadah Contoh pemanfaatan : - Kabut dry ice - Pewangi kamper

e. Distilasi / Penyulingan Merupakan proses pemisahan campuran berdasarkan titik didihnya , yaitu kecepatan atau kemudahan bahan untuk menguap Contoh pemanfaatan : - P roses ekstraksi minyak esensial , seperti minyak zaitun , minyak kemiri , minyak sereh . Proses distilasi memisahkan kandungan air dengan minyak esensialnya - Proses pemisahan fraksi minyak bumi - Produksi akuades (air murni ), biasanya digunakan sebagai pelarut yang terbebas dari berbagai mineral

f. Kromatografi Merupakan proses pemisahan campuran berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam suatu molekul pada suatu larutan Molekul yang terlarut dalam fase gerk akan melewati kolom yang merupakan fase diam Molekul yang memiliki gaya adhesi kuat akan cenderung bergerak lambat

B. Sifat Materi & Pengukurannya

B. Sifat Materi & Pengukurannya Zat dikelompokkan menjadi dua berdasarkan hubungan dan kuantitas , yaitu karakter ekstensif dan karakter intensif . Karakter ekstensif berkaitan dnegan jumlah zat , penyusun materi meliputi massa dan volume. Sementara itu , karakter intensif berkaitan erat dengan titik didih , suhu , wujud zat , dan indeks bias.

1 . S i f a t F i s i s Sifat fisis merupakan karakteristik suatu zat ditinjau dari kondisi fisik yang dapat dilihat,diamati, dan diukur dengan tanpa mengubah k o n d i s i f i s i k z a t t e r s e b u t .

a. Besaran Pokok Adalah besaran yang satuannya didefinisikan atau terlebih dahulu ditetapkan , berdiri sendiri , dan tidak tergantung pada besaran lain

No. Besaran Pokok Satuan Internasional (MKS) Singkatan Satuan CGS Alat Ukur 1. Panjang Meter m Sentimeter (cm) Mistar 2. Massa Kilogram kg Gram (g) Neraca 3. Waktu Sekon s Sekon (s) Stopwatch 4. Suhu Kelvin K Celcius ( o C ) Termometer 5. Kuat Arus Ampere A Ampere (A) Ampermeter 6. Jumlah Molekul Mol Mol Mol ( mol ) Tidak diukur secara langsung 7. Intensitas Cahaya Candela Cd Candela (Cd) Candlemeter atau Luxmeter Besaran Pokok dalam Satuan Internasional (SI)

Adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok Contoh besaran turunan : Luas adalah hasil perkalian panjang dan luas dengan satuan m 2 Luas (m 2 )= panjang (m) x lebar (m) Luas merupakan besaran turunan dari besaran pokok panjang b. Besaran Turunan

Contoh B esaran T urunan 2) Kecepatan adalah jarak yang ditempuh dalam satuan waktu tertentu dengan satuan m/s Kecepatan (m/s) Kecepatan merupakan besaran turunan dari besaran pokok panjang dan waktu  

Contoh Besaran Turunan lainnya No. Besaran Satuan (MKS) Satuan (CGS) 1. Volume meter kubik (m 3 ) centimeter kubik (cm 3 ) 2. Gaya newton (n) dyne ( dyn ) 3. Energi joule (j) erg 4. Daya watt (w) erg/s 5. Massa Jenis (kg/m 3 ) gram/cm 3 6. Tekanan pascal (pa)

Merupakan sifat zat yang berkaitan dengan kemampuan zat tersebut untuk bereaksi dengan zat lain membentuk zat baru yang berbeda dengan sifat aslinya Sifat kimia zat dapat diamati setelah suatu zat berubah menjadi zat lain Untuk mengukur dan mengamati sifat tersebut hanya dapat dilakukan melalui reaksi kimia Contoh sifat kimia : mudah terbakar , mudah membusuk , korosif , kereaktifan , dll 2. Sifat Kimia

3. Pengukuran Adalah s uatu kegiatan membandingkan besaran yang diukur dengan besaran sejenis yang digunakan sebagai satuan Contoh : mengukur tinggi badan , menimbang massa badan , dan mengukur waktu perjalanan Sebuah pengukuran tidak pernah didapatkan nilai tepat / pasti karena alat ukur dan penggunanya pada prinsipnya memiliki keterbatasan Pengukuran selalu menghasilkan nilai relatif sebagai angka penting Sedangkan menghitung selalu menghasilkan bilangan pasti

a. Toleransi P engukuran

Ketidakpastian P engukuran Tunggal Merupakan pengukuran yang hanya dilakukan sekali ∆x= x skala terkecil alat ukur Hasil pengukuran dinyatakan dengan : x=x o ± ∆ x d engan : X o = Hasil pengukuran satu kali ∆ x = Nilai ketidakpastian Pada pengukuran tunggal , nilai ketidakpastian ( ∆ x) disebut ketidakpastian mutlak .  

2. Ketidakpastian P engukuran B erulang Pengambilan data terkadang dilakukan berulang untuk menghasilkan data terbaik Nilai toleransi : = Ketidakpastian ( ∆ x) dapat dinyatakan dengan simpangan baku nilai rata-rata sampel . S = Hasil pengukuran dinyatakan dengan : x= ± S d engan : = Nilai rata=rata hasil pengukuran S = Simpangan baku = Jumlah seluruh nilai pengukuran n = Banyaknya pengukuran yang dilakukan  

3. Ketidakpastian Relatif Ketidakpastian relatif menunjukkan persentase pengambilan tersebut dapat dipercaya . Semakin kecil angka ketidakpastian relatifnya maka pengambilan data akan semakin valid KR= x 100% atau KR= x 100% Hasil pengukuran dinyatakan dengan : x = ± KR KR = Ketidakpastian relatif = Nilai rata-rata = Nilai ketidakpastian untuk data tunggal = Nilai ketidakpastian untuk data berulang Setelah didapatkan angka persentase kesalahan relatif , selanjutnya penyaji data harus mengikuti konsensus penyajian data sebagai berikut : Pengukuran dengan KR ≥ 10% berhak melaporkan data dalam 2 angka penting Pengukuran dengan 10% > KR ≥ 1% berhak melaporkan data dalam 3 angka penting Pengukuran dengan 0,1% > KR berhak melaporkan data dalam 4 angka penting  

b. Alat Ukur

1. Jangka Sorong ( Vernier Caliper) Merupakan alat ukur panjang yang memiliki k etelitian 0,1mm sampai 0,02 mm Rahang luar (external jaws) untuk mengukur diameter luar Rahang dalam (internal jaws) untuk mengukur diameter dalam Tangkai ukur kedalaman (depth measuring blade) untuk mengukur kedalaman Skala utama (matric scale) menunjukkan angka pengukuran pasti Skala nonius ( nonius scale) menunjukkan akurasi pengukuran

Contoh Penggunaan & Penghitungan Jangka Sorong Skala atas ( satuan inci ) Skala bawah ( satuan mm) Perhatikan skala bawah yang bersatuan mm! Catat angka pada skala utama sebelum angka pada skala nonius ! Cari garis pada skala nonius yang berhimpitan dengan skala utama , catat angka yang tertera . Skala utama = 20 mm Skala nonius = 0,5 mm + Hasil pengukuran sekali (Xo) = 20,5 mm Ketelitian alat ukur = 0,05 mm Ketidakpastian mutlak ( ∆ x) = ½ x ketelitian alat ukur = ½ x 0,05 = 0,025 Hasil pengukuran (x) = Xo ± ∆x = 20,5 ± 0,025 mm

2. Mikrometer Sekrup Digunakan untuk mengukur ketebalan benda yang sangat tipis dengan ketelitian 0,01mm Bingkai

Contoh Penggunaan & Penghitungan Mikrometer Sekrup Skala utama = 42,5 mm Skala nonius = 0,49mm + Hasil pengukuran sekali (Xo) = 42,99mm Ketelitian alat ukur = 0,01 mm Ketidakpastian mutlak ( ∆ x) = ½ x ketelitian alat ukur = ½ x 0,01 = 0,005 Hasil pengukuran (x) = Xo ± ∆x = 42,99 ± 0,005 mm

3. Neraca Neraca merupakan alat ukur massa Jenis dan tipe neraca bermacam-macam , salah satu diantaranya adalah neraca tiga lengan

Contoh Penggunaan & Penghitungan Neraca Tiga Lengan Massa = 300 + 70 + 7,5 Xo = 377,5 gram Ketelitian alat = 0,1 gram Ketidakpastian mutlak = ½ x 0,1 gram ∆x = 0,05 gram Hasil pengukuran (∆x) = Xo ± ∆x = 377,5 ± 0,05 gram

4. Stopwatch Merupakan alat ukur waktu Pembacaan stopwatch tidak terlalu rumit karena dapat terlihat langsung pada alat ukur , baik pada stopwatch analog maupun digital

5. AVO meter Sering disebut sebagai multimeter Merupakan alat ukur untuk mengetahui nilai dari kuat arus (I), tegangan potensial listrik (V), dan hambatan ( R ) dari rangkaian atau komponen elektronik

Contoh Penggunaan & Penghitungan AVO meter Jika skala menunjukkan angka 1k Ω dalam hal ini multimeter difungsikan sebagai pengukur hambatan Dari gambar terlihat jarum menunjukkan angka 3 Ω maka a sumsi pengukuran resistor tersebut menghasilkan nilai ≈ 3 . 1 k Ω ≈ 3 k Ω

C. Perubahan Materi

Perubahan Materi Merupakan alih wujud zat karena pengaruh kondisi maupun zat lain yang mengenainya

1. Perubahan Fisika Merupakan perubahan zat tanpa mengubah sifat asli zat tersebut Tidak menghasilkan zat baru Dapat dikembalikan ke wujud semula (reversible) meskipun tanpa melalui reaksi kimia a. Perubahan Wujud Perubahan wujud zat karena pengaruh suhu dapat berwujud padat , cair , atau gas melalui proses pemanasan atau pendinginan .

b. Perubahan Bentuk & Ukuran Perubahan pada sebuah zat dapat terjadi karena pengaruh suhu dan tekanan lain Contoh perubahan bentuk & ukuran : - pemuaian zat karena pengaruh suhu - penggilingan beras menjadi tepung karena proses penumbukan - pembuatan mebel dari potongan-potongan kayu menjadi kursi - pengecoran (casting) logam secara fisik dilakukan dengan cara mengubah bentuk logam padat menjadi cair . Pengecoran dilakukan untuk membentuk logam sesuai dengan bentuk yang dikehendaki . Selain perubahan fisika , pada proses pengecoran memungkinkan terjadinya perubahan kimia .

c. Pelarutan Pelarutan adalah proses pencampuran zat terlarut (solute) dan zat pelarut (solvent) hingga menghasilkan larutan yang tercampur rata ( bersifat homogen ). Zat yang terlarut merupakan komponen larutan yang memiliki kadar mol lebih kacil daripada pelarutnya . Larutan termasuk perubahan fisika , bersifat reversible , yaitu dapat dikembalikan ke bentuk semula

Proses Pelarutan Solvent: zat pelarut Solute: zat terlarut Solution: l arutan

d. Ekstraksi Adalah pengeluaran senyawa-senyawa ( analit ) dari sebuah sampel yang umumnya menggunakan media pelarut yang sesuai dengan sampel tersebut . Contoh : pembuatan minuman kopi K andungan kafein pada kopi yang berbentuk padat , ketika dimasukkan pada air panas kandungan kopi akan terekstrak dan bercampur dengan air menjadi larutan Pembuatan kopi instan tanpa ampas menggambarkan dengan jelas bahwa proses ekstraksi dari larutan adalan proses perubahan fisika .

2. Perubahan Kimia Perubahan zat dengan menghasilkan zat baru yang memiliki sifat beda dengan zat awalnya Tidak dapat dikembalikan ke bentuk semula ( irreversible ) Contoh : p embakaran & perkaratan ( korosi ) Pembakaran Adalah suatu reaksi kimia pada zat yang mudah terbakar dengan suatu oksidan dan menghasilkan panas Beberapa reaksi pembakaran disertai dengan pedaran cahaya atau percikan api Contoh : reaksi hidrogen dan oksigen pada proses pembakaran bahan bakar roket 2H 2 ( g ) + O 2 ( g) 2H 2 O (g) + energi panas Hidrogen oksigen uap air Berdasarkan persamaan kimia pembakaran hidrogen tersebut : 2 mol hidrogen bereaksi dengan 1 mol oksigen akan menghasilkan 2 mol uap air dan energi panas

b. Perkaratan / korosi Saat proses oksidasi , logam bereaksi dengan oksigen , air atau zat asam Saat reaksi korosi , logam berkedudukan sebagai reduktor yang mengalami oksidasi Proses korosi menghasilkan oksida berwarna kemerah-merahan Reaksi korosi sangat merugikan , khususnya di bidang manufaktur logam Berikut persamaan reaksi kimia pada proses korosi besi : 2Fe(s) + O 2 (g) + 4H + ( aq ) 2Fe 2+ ( aq ) + 2H 2 O(l)

Kondisi yang Memengaruhi Proses Korosi Kelembapan , tingginya kelembapan = tingginya konsentrasi uap air. Tingginya uap air mempercepat proses korosi Keasaman (pH), kondisi asam = nilai pH < 7. Lingkungan asam mempercepat proses korosi Keadaan elektrolit , proses elektrolisis menghantarkan elektron bebas hasil oksidasi pada anode menuju katode . Keberadaan ion-ion tersebut akan mempercepat terjadinya korosi . Suhu yang tinggi akan memengaruhi reaksi oksidasi sehingga laju korosi akan semakin meningkat pula Galvanic coupling , yaitu kontak dengan logam lain. Misal : besi menempel pada logam lain. Besi mengalami oksidasi dan akan melepaskan elektron yang akan mengalir ke logam lain tersebut . Pada peristiwa ini , besi bersifat sebagai anode dan logam lain bersifat sebagai katode . Hal ini akan menyebabkan meningkatnya proses korosi

3. Perubahan Biologi Adalah perubahan kimia yang disebabkan oleh organisme biotik , seperti lumut , bakteri , dan jamur . Bersifat tidak dapat kembali ke bentuk semula ( irreversible) Menghasilkan zat baru yang sama sekali berbeda dari sifat awal zatnya

a. Fotosintesis Tumbuhan membuat makanan dengan cara fotosintesis , yaitu mengubah air dan gas karbon dioksida dengan bantuan cahaya matahari dan klorofil menjadi glukosa Fotosintesis secara kimia dirumuskan sebagai berikut :

b. Peragian ( Fermentasi ) Fermentasi adalah proses penguraian zat menjadi komponen yang sederhana dengan melibatkan enzim pengurai Contoh : proses pembuatan tapai , pembuatan minuman anggur , bir , kecap , tempe Fermentasi pada tapai baik dari singkong maupun ketan , dilakukan dengan mengubah glukosa (C 6 H 12 O 6 ) menjadi alkohol golongan etanol (C 2 H 5 OH) melalui proses respirasi anaerob yang dilakukan oleh organisme ragi ( Saccharomyces cereviceae ) Proses anaerob merupakan proses pemecahan glukosa untuk menghasilkan energi tanpa bantuan oksigen . Berikut reaksi kimia fermentasi pada tapai :

c. Pembusukan ( Dekomposisi ) Dekomposisi merupakan proses pembusukan materi sisa zat organik Proses pembusukan sisa zat organik disebabkan oleh beberapa hal berikut : Autolisis , yaitu keadaan pelunakan dan pencairan sel yang disebabkan oleh enzim intraseluler yang dilepaskan oleh sel yang telah mati . Pembusukan akan makin cepat dalam kondisi kelembapan dan suhu yang tinggi Reaksi reduksi-oksidasi , umumnya terjadi pada proses pembusukan organisme tumbuhan ( autotrof ). Pada reaksi reduksi , terjadi pengurangan oksigen dan penambahan elektron . Pada reaksi oksidasi , yaitu penambhaan oksigen dan pengurangan elektron . Interaksi antara oksigen di udara dengan molekul penyusun zat organik membuat terjadinya perubahan struktur molekul . Contohnya : proses oksidasi menyebabkan potongan buah apel menjadi kecoklatan Aktivitas organisme pengurai , yaitu bakteri dalam memperoleh makanan dan sisa-sisa kehidupan organisme lain. Pembusukkan terjadi ketika proses penguraian berlangsung hingga seluruh materi sisa organisme mati tersebut habis .

d . Pelapukan Akibat Organisme Biotik Pelapukan merupakan sebuah peristiwa biologi yang berhubungan dengan peristiwa fisika dan kimia Pada pelapukan , terjadi perubahan keadaan fisik benda yang berkaitan dengan penghancuran dari material benda tersebut , baik dari makhluk hidup maupun benda mati yang menjadi lapuk karena pengaruh waktu , iklim , dan cuaca .

D. Bahan Berbahaya dan Beracun

Bahan Berbahaya & Beracun (B3) Menurut UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup : “ Bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah zat , energi , dan komponen lain yang karena sifat , konsentrasi , dan jumlahnya , baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup , membahayakan lingkungan hidup , kesehatan , serta kelangusngan hidup manusia dan makhluk hidup lain”

1. Klasifikasi B3 Menurut Peraturan Pemerintah RI Menurut PP No 74 Tahun 2001, pengelolaan B3 dibedakan menjadi tiga kelompok , antara lain sebagai berikut : B3 yang dapat digunakan . Terdapat 209 jenis bahan yang boleh digunakan , di antaranya bahan bakar , bahan pembersih , pengawet makanan , dan pewarna sintetis B3 yang dilarang digunakan . Terdapat 10 jenis bahan yang yang dilarang untuk digunakan di antaranya klordan , diklorodifeniltrikloroetana (DDT), dan aldrin . B3 yang terbatas penggunaannya . Terdapat 45 jenis bahan yang dibatasi penggunaannya , antara lain klorobenzilat , senyawa merkuri , dan methyl-parathion

Klasifikasi B3 b . Menurut NFPA NFPA mengklasifikasikan bahan berbahaya berdasarkan pada potensi bahaya yang kemungkinan akan ditimbulkan oleh materi dalam keadaan darurat akibat respons seketika dalam waktu yang sangat singkat NFPA memberikan kode 1 sampai 4 berdasarkan tingkat bahayanya Potensi terendah diberik kode angka dan potensi bahaya tertinggi diberi kode angka 4 NFPA juga menggolongkan B3 ke dalam empat kriteria yang sekaligus berfungsi untuk pemberian label pada materi B3 tersebut .

2. Pengelolaan B3 Prosedur Penyimpanan B3 Penyimpanan dan penataan B3 harus dikelompokkan berdasarkan tingkat bahaya Penataan B3 meliputi pemisahan ( segregation ), pelabelan ( labelling ), risiko bahaya ( multiple hazards ), fasilitas penyimpanan ( storage facilities ), inventarisasi ( inventory ), wadah sekunder ( secondary containment ), bahan kedaluawarsa ( outdate chemicals ), dan informasi risiko bahaya ( hazard infotmation ). Penyimpanan materi B3 harus dilakukan pada wadah sekunder yang terisolasi antara zat satu dan lainnya untuk menghindari terjadinya reaksi antar zat saat disimpan .

Berikut urutan tingkat bahaya dari potensi paling besar sampai potensi terendah dalam penataan B3: No. Jenis Bahan Kereaktifan Bahan 1. Bahan radioaktif Bahan-bahan yang memiliki kemampuan memancarkan radiasi karena sifat inti atom yang kurang stabil 2. Bahan piroforik Bahan kimia dapat terbakar secara spontan jika kontak dengan uap air ataupun udara bebas 3. Bahan eksplosif Bahan mudah meledak karena respons api atau mekanis gesekan , guncangan , suhu dan tekanan 4. Cairan flammable Bahan cair mudah terbakar pada reaksi spontan karena respons api , suhu , atau apapun paparan sinar matahari 5. Asam / Basa korosif Zat asam / basa yang dapat menyebabkan kerusakan pada benda atau organ tubuh yang terkena zat tersebut 6. Bahan reaktif terhadap air Bahan-bahan yang dapat menimbulkan reasi spontan seperti meledak atau terbakar ketika terkena air 7. Padatan flammable Bahan padat mudah terbakar pada reaksi spontan karena respons api , suhu , ataupun paparan sinar matahari 8. Bahan oksidator Bahan yang mempunyai kemampuan mengoksidasi bahan lain 9. Bahan combustible Bahan yang mudah terbakar , antara lain kayu , plastik , dan kain 10. Bahan toksik Bahan yang memiliki kandungan racun 11. Bahan lainnya Bahan yang tidak memerlukan pemisahan secara khusus

b. Pelabelan B3

c. Pengolahan Limbah B3