S halat G erhana S halat I stisqo S halat J enazah Ibadah dengan Disiplin dan Penuh Harap Kepada Allah Swt serta Peduli Terhadap Sesama Melalui Shalat Sunnah ABDUL AZIS, S.PD.I., M.PD
Kita Mulai Dengan Membaca
Setelah mempelajari materi ini, kalian dapat: Melalui metode karya kunjung, kalian dapat menjelaskan pengertian salat gerhana dan istiska beserta ketentuan dan tata cara pelaksanaannya dengan benar, menjalankan ketentuan agama sesuai syariat, serta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi Melalui metode kunjung karya, kalian dapat menjelaskan pengertian salat jenazah beserta ketentuan dan tata cara pelaksanaannya dengan benar, menjalankan ketentuan agama sesuai syariat, serta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Melalui model pembelajaran inkuiri, kalian dapat menemukan sikap penuh harap kepada Allah Swt dan kepedulian sosial dalam salat gerhana, istiska, dan jenazah dengan baik, memiliki sikap penuh harap kepada Allah Swt serta peduli terhadap sesame Melalui metode demonstrasi, kalian dapat mempraktikkan salat gerhana, istiska, dan jenazah sesuai dengan ketentuan dengan benar, menjalankan ketentuan agama sesuai syariat, serta memiliki sikap disiplin
Pembahasan dalam PPT ini mencakup: Menjelaskan dan Mempraktikkan Shalat Gerhana (Kusuf - Khusuf) Menjelaskan dan Mempraktikkan Shalat Istisqo (Shalat Minta Hujan) Menjelaskan dan Mempraktikkan Shalat Jenazah Kata Kunci: • Shalat • Sunnah • Gerhana • Kusuf • Khusuf • Istisqo • Jenazah • Empati • Ibadah • Sosial
S halat G erhana Shalat Kusuf dan Khusuf Shalat gerhana adalah salah satu ibadah sunnah yang dilakukan ketika terjadi gerhana matahari atau bulan. Pelaksanaan shalat ini sangat penting bagi umat Islam karena mengandung keutamaan dan rahasia besar yang terkandung di dalamnya.
Pengertian Mengenal Shalat Gerhana Bahasa Arab Dalam Fikih Kusufain Shalat dua gerhana Shalat Gerhana Bulan / Khusuf Shalat Gerhana Matahari / Kusuf Shalat gerhana bulan dilakukan saat terjadi gerhana bulan ketika bulan berada di belakang bumi. Shalat gerhana matahari dilakukan saat terjadi gerhana matahari ketika matahari berada di belakang bumi.
Bulan berubah menjadi merah tua atau coklat. Terjadinya kedua Purnama (full moon) pada satu bulan kalender. Posisi bumi di antara matahari dan bulan. Gerhana Bulan Gerhana Matahari Terlihat cincin api pada bagian matahari yang masih terlihat. Terjadinya kedua Ambyar (new moon) pada satu bulan kalender. Posisi bulan di antara matahari dan bumi. TANDA-TANDA KEDATANGAN GERHANA
Hukum salat gerhana sunah muakkad (sangat dianjurkan). Pelaksanaannya disunnahkan secara berjamaah. Meskipun demikian salat gerhana boleh dilakukan secara munfarid (sendiri-sendiri).
Waktu pelaksanaannya selama terjadinya gerhana , baik matahari maupun bulan. Salat kusuf dilaksanakan pada waktu mulai terjadi gerhana matahari sampai saat matahari nampak utuh seperti semula. Sedangkan salat Khusuf dilakukan pada saat gerhana bulan sampai bulan kembali nampak utuh.
TATA CARA SHALAT GERHANA NIAT SHALAT GERHANA MATAHARI NIAT SHALAT GERHANA BULAN Pada dasarnya niat wajib dilakukan di dalam hati bersamaan dengan takbiratulihram. Sebagian ulama, khususnya yang mengikuti mazhab Syafi'i berpandangan bahwa untuk membimbing hati, niat perlu dilafalkan dalam bacaan yang dibaca sebelum takbiratul ihram. Jika dilafalkan, bacaan niat disesuaikan dengan kondisi salat yang akan dilaksanakan. Misalnya jenisnya Kusuf atau Khusuf, menjadi imam atau makmum, serta berjamaah atau sendiri 1. Niat Aku niat salat sunah gerhana matahari dua rakaat sebagai makmum karena Allah taala Aku niat salat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam karena Allah taala Note: Niat sebagai imam atau makmum disesuaikan dengan kondisi pada saat melaksanakan.
2. Takbiratul ihram, yakni membaca takbir sambil mengangkat tangan
3. Membaca al- Fatihah, dilanjutkan dengan surat atau ayat dalam al- Qur’an 4. Ruku’ 5. Berdiri dari ruku’ dilanjutkan membaca surah al-Fatihah, dianjurkan dilanjutkan membaca ayat/surah dalam al-Qur’an 6. Ruku’ kedua 7. I’tidal 8. Sujud dua kali 9. Berdiri untuk rakaat kedua dengan tatacara yang sama pada rakaat pertama. 10. Diakhiri dengan salam 11. Khutbah terkait gerhana
Hal- hal yang Perlu Diperhatikan Saat Shalat Gerhana 1 Menjaga Kebersihan Sebelum melaksanakan shalat gerhana, pastikan diri dan tempat pelaksanaan shalat dalam keadaan bersih. 2 Tidak Mengganggu Orang Lain Shalat gerhana dilakukan secara berjama'ah, sehingga hindari melakukan hal- hal yang dapat mengganggu orang lain saat pelaksanaan shalat. 3 Menjaga Khusyuk Berusaha untuk tetap khusyuk dan fokus selama shalat untuk meraih manfaat maksimal dari shalat gerhana.
Catatan Penting tentang Shalat Gerhana Berkumpul di Masjid Shalat gerhana sangat dianjurkan dilakukan di masjid dengan berjama'ah. Berdzikir dan Membaca Al- Quran Selain shalat, berdzikir dan membaca Al- Quran juga menjadi kegiatan yang dianjurkan selama terjadinya gerhana. Fenomena Alam yang Indah Melihat fenomena alam gerhana dengan mata kepala sendiri adalah pengalaman yang indah dan mengagumkan. Dalam pelaksanaan shalat gerhana, ada beberapa hal penting yang perlu dipahami agar shalat dapat dilaksanakan dengan baik dan benar. Selain itu, shalat gerhana memiliki keutamaan dan manfaat besar bagi umat Islam. Mari kita manfaatkan kesempatan ini untuk memperkuat iman dan mendekatkan diri pada Allah SWT.
S halat I stisqo Shalat Meminta Datangnya Hujan
Pengertian Mengenal Shalat Istisqo Bahasa Arab Istisqo Al-Istisqo Sekurang- kurangnya meminta hujan bisa dilakukan dengan berdoa, baik sendiri maupun bersama-sama Cara Minta Hujan doa meminta hujan bisa dilakukan dengan menyelenggarakan salat Istiska Doa meminta hujan juga bisa dilakukan pada waktu khutbah Jumat Meminta hujan Secara istilah salat Istisqa adalah salat sunah untuk meminta hujan kepada Allah Swt.
Hadits Nabi tentang Shalat Istisqo لَ بَ قْ تَ سْ ا نَ يحِ هُ ءَ ادَ رِ لَ وهحَ وَ ىقَ سْ تَ سْ اْ وَ ىلهصَ مُ لْ ا ىَلإِ - ملسْ و هيلع هللا ىلصَ - هللِ ها لُ وسُ رَ جَ رَ خَ ،لاق هنع هللا يْ ضر ديز نب هللا دبع نع اعدََ فَ ةلََ بقلِْ ا لَ بقتسََْْ ا مهثُ ةبطَِْ خُلا لَ بقَْ ةِ َالصهلابِ أدَ بوََ هثيِِ دِ حَ ىفِ قاحسَُْ إِ لَ اقَ . ةلََ بقلِْ ا Dari Abdullah bin Zaid radhiAllah anhu berkata, “Rasulullah Saw pernah keluar ke tanah lapang dan beliau hendak melaksanakan istisqo’ (meminta hujan). Beliau pun merubah posisi rida’nya yang semula di kanan dipindah ke kiri dan sebaliknya) ketika beliau menghadap kiblat. (Ishaq mengatakan), “Beliau memulai mengerjakan shalat sebelum berkhutbah kemudian beliau menghadap kiblat dan berdo’a”. ” (HR. Ahmad (4/41). Syaikh Syu’aib Al- Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim.) ُ ْ َ ْ ُ ْ ُ ً َ ْ َ ْ ُ ه َ ْ َ َ ه َ ْ ُ ه َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ ْ ُ ْ ْ ُ َ ً َ ْ s ُ ْ َ َ َ ه ْ ُ ً هَ َ َ ُ ه ْ ُ هَ اراَنأ مكَّ لََْو ٍٍ انَ مكَّ لََْو نينِ بو لٍ اومأبِ مكددِ ميو اراردمِ مكيلع ءامسلا لِ سِ ري ارافغ ناك هنإِ مكبر اورفِ غتسا تلقف Firman Allah tentang Shalat Istisqo Maka aku katakan kepada mereka,"Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun- kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai- sungai.” (QS. Nuh ayat 10- 12).
Para ulama sepakat bahwa shalat istisqo’ termasuk ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hukumnya adalah sunnah muakkad (dianjurkan), khususnya ketika ada keperluan yang mendesak. Misalnya terjadi krisis air, kekeringan lahan pertanian, kebakaran hutan, polusi asap disebabkan kebakaran hutan, dan lain sebagainya, sementara hujan belum kunjung datang.
Sebelum melaksanakan salat Istisqa, disunahkan agar memperbanyak bacaan istigfar atau memohon ampunan atas segala dosa yang telah dilakukan. Sebab bencana kekeringan dan tidak datangnya hujan pada dasarnya disebabkan karena perbuatan dosa yang dilakukan oleh manusia.
1. Dua Rakaat. Tidak ada perbedaan pendapat di antara semua mazhab ulama tentang jumlah rakaat shalat istisqa’. Seluruh ulama sepakat bahwa shalat istisqa’ itu hanya terdiri dari dua rakaat saja. Begini Cara Shalatnya
A. Tujuh dan Lima Kali Takbir Mazhab Asy- Syafi’iyah dan Al-Hanabilah berpandangan bahwa shalat istisqa’ punya tata cara yang sama dengan shalat hari Raya Idul Fithr dan Idul Adha, yaitu membaca tujuh kali takbir di rakaat pertama dan lima kali takbir di rakaat kedua.Dasar pendapat ini adalah hadits berikut : Dalam pandangan mazhab Maliki, shalat istisqa dilakukan sebagaimana umumnya shalat sunnah dua rakaat, tidak perlu bertakbir tujuh kali di rakaat pertama dan lima kali di rakaat kedua. Dasar pendapat ini adalah bahwa hadits tentang shalat istisqa’ yang mereka gunakan tidak ada tambahan keterangan tentang jumlah takbir. 2. Takbir B. Takbir Sekali Tiap Rakaat Dari Ja’far bin Muhammad dari Ayahnya bahwa Nabi SAW, Abu Bakar dan Umar melakukan shalat istisqa’ dengan bertakbir tujuh dan lima kali. (HR. Abdurrazzaq) رَ مَ عُ وَ رٍ كْ بَ ابَ أوَ َ يهبَِنهلا نهأَ هِ يبِأ نْ عَ َدٍ مهحَمُ َنِ بْ ُّ رِ فَ َْ ََ ُ نَْ عَ اًَ بْ سَ اََ يفِ نورُ ب s ِ كيُ ءِ اقسً ْ ْتِ َسْ َاِلا ةَ الصَ نولصَ يُ اوناك اسمخو نِ يْ تَ ََ كْ رَ ىلهصَ فَ ىقَ سْ تَ سْ ا يهبِنهلا نهأَ Bahwa Nabi SAW shalat istisqa’ sebanyak dua rakaat (HR. Ahmad)
3. Imam mengeraskan suaranya. Shalat ini dilakukan dengan mengeraskan bacaan oleh imam (jahr). Disunnahkan untuk membaca surat Al- A'la (Sabbhisma rabbikal a'la) pada rakaat pertama dan surat Al- Ghasyiah (Hal Attaka) pada rakaat kedua setelah membaca Al-Fatihah.
4. Khutbah. Khutbah salat Istiska di sunahkan dimulai dengan bacaan istigfar, yakni sembilan kali pada khutbah pertama dan tujuh kali pada khutbah kedua. Khutbah dilanjutkan dengan puji- pujian kepada Allah, syahadat, salawat, nasehat khususnya ajakan agar bertaubat, kemudian berdoa meminta hujan diturunkan.
5. Memindahkan Selendang Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pada saat berkhutbah itu sempat memindahkan rida' (selendang) dari bagian kanan tubuh ke bagian kiri atau sebaliknya.
6. Berdoa. Disunnahkan untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT setelah selesai shalat khususnya permintaan untuk segera diturunkan hujan, dengan mengangkat tangan. Di antara doa yang ma’tsur diucapkan oleh Rasulullah SAW dalam kesempatan istisqa’ adalah, َ َ َ انثغَِْ أ هَّللاهُ ه اَ نثغِْ أ هَّللاهُ ه اَ نثغِْ أ هَّللاهُ ه ”Ya Allah tolonglah kami, tolonglah kami, tolonglah kami.”
HAL- HAL SUNAH DALAM SHALAT ISTISQO 1. Berjamaah . Disunnahkan untuk dilakukan dengan berjamaah, minimal ada imam dan makmumnya. Tetapi yang afdhal shalat ini dilaksanakan dengan mengerahkan semua anggota masyarakat, termasuk para wanita dan anak- anak untuk hadir. Hal ini memberikan isyarat bahwa seluruh hamba Allah SWT telah bersimpuh memohon turunnya hujan. 2. Banyak Bersedekah. Dianjurkan kepada orang- orang untuk mengeluarkan sedekah, sebelum hari pelaksanaan shalat istisqa'. Mazhab Al-Hanafyah, Asy- Syafi'iyah dan Al- Hanabilah mengatakan bahwa diantara tugas imam adalah memberikan anjuran kepada orang- orang untuk mengeluarkan sedekah. 3. Puasa Sunnah Tiga Hari Sebelumnya. Mazhab As- Syafi'iyah dan Al- Hanabilah menyatakan bahwa termasuk disunnahkan untuk berpuasa tiga hari sebelum mengikuti shalat istisqa' berjamaah. Sebab puasa itu salah satu kunci agar doa dikabulkan. 6. Membawa Hewan Ternak. Disunnahkan bahwa pada saat melaksanakan shalat istisqa' kepada jamaah untuk membawa serta ternak dan hewan peliharaan mereka ke lapangan tempat dilaksanakannya shalat itu. 4. Mandi dan Bersiwak . Disunnahkan bagi jamaah yang akan ikut menghadiri dan menjalankan shalat istsqa' untuk mandi terlebih dahulu sebelumnya, serta membersihkan giginya. 5. Tidak Pakai Parfum atau Perhiasan. Berbeda dengan shalat Jumat dan shalat Idul Fithr atau Idul Adha, dalam shalat istisqa' tidak disunnahkan untuk memakai parfum dan perhiasan. Sebab shalat istisqa' bukan waktu yang tepat untuk itu. Shalat istisqa' adalah shalat keprihatinan hamba- hamba Allah SWT atas cobaan dan adzab yang turun.
S halat J enazah Penghormatan untuk Jenazah
SHALAT JENAZAH Shalat yang dilakukan oleh orang yang hidup kepada orang yang mati. SYARAT SAH SOLAT JENAZAH Jenazah telah dimandikan Jenazah telah dikafankan Menghadap kiblat Jenazah berada di hadapan orang yang shalat. RUKUN SALAT JENAZAH Niat Berdiri bagi yang mampu Empat kali takbir Membaca Surah al- Fatihah bagi takbir pertama Bershalawat ke atas nabi selepas takbir kedua Mendoakan mayat selepas takbir ketiga dan empat Memberi salam selepas takbir keempat Fikih Shalat Jenazah
Memandikan Mengkuburkan Mengkafani 2 3 Kewajibat Teuhaaap Jetazah Shalat Jetazah aaalah salah satu kewajibat seouatg muslim teuhaaap jetazah muslim, tiga kewajibat laittQa: Empat kewajiban ini hukumnya farḍu kifayah . Artinya wajib dilaksanakan, tetapi apabila sudah ada yang melaksanakannya yang lain terbebas dari kewajiban itu. Namun jika tidak ada satupun yang melaksanakan kewajiban itu, maka semua umat Islam menjadi berdosa.
TATA CARA SHALAT JENAZAH NIAT SHALAT JENAZAH NIAT SHALAT GHAIB Sebagian ulama, khususnya yang mengikuti Mazhab Syafi’i berpandangan bahwa untuk membimbing hati, niat perlu dilafalkan dalam bacaan yang dibaca sebelum takbiratulihram. Bacaan niat salat jenazah yang dilafalkan disesuaikan dengan kondisi salat jenazah yang akan dilaksanakan, seperti jenazahnya tunggal ataukah jamak, laki- laki ataukah perempuan, hadir ataukah gaib, serta sendiri ataukah bermakmum kepada imam. 1. Niat
Salat jenazah wajib dilaksanakan dengan berdiri sebagaimana ketentuan dalam salat fardu, kecuali ada halangan yang menyebabkan tidak bisa berdiri. 2. Berdiri
Jenazah Berada di Depan Imam, Imam Menghadap ke Kepala Jenazah. POSISI IMAM KETIKA SHALAT JENAZAH
POSISI IMAM KETIKA SHALAT JENAZAH Berhadapan dengan Pinggang Jenazah. Kepalanya di Sebelah Kanan Imam
Takbir Pertama, membaca al-Fatihah Takbir Kedua, membaca Shalawat TATA CARA SHALAT JENAZAH 3. Takbir Empat Kali
Takbir Ketiga, membaca doa untuk jenazah Takbir Keempat, membaca doa kembali Jika tidak hafal yang panjang, bisa baca yang pendek Doa tersebut adalah contoh doa untuk jenazah laki- laki. Pendapat yang masyhur di kalangan umat Islam menganjurkan agar membedakan bacaan doa jika jenazahnya perempuan, yakni dengan mengganti kata ganti pada bacaan doa sesuai dengan jenis kelamin jenazah dari “hu” menjadi “ha” 4. Diakhiri dengan Salam
DOA SETELAH SHALAT JENAZAH
Memberi penghormatan dan kasih sayang kepada si mayat (Almarhum-Almarhumah) Menimbulkan keinsafan dan keinginan untuk taubat Memohon rahmat Allah kepada si mayat Hikmah Shalat Jenazah Mengeratkan silaturrahim dengan keluarga si mayat
S halat G erhana S halat I stisqo S halat J enazah Nilai- nilai yang terkandung dalam
Dalam ibadah ada nilai rukun dan tertib. Seorang muslim yang melaksanakan ibadah tidak boleh meninggalkan rukun. Seorang muslim juga tidak boleh mengubah urutan rukun yang sudah ditetapkan. Rukun “tertib” dalam ibadah mengajarkan nilai kedisiplinan. Disiplin berarti menaati aturan yang telah ditetapkan. Orang yang disiplin adalah orang yang menjalankan sesuatu sesuai dengan aturan. Beribadah sesuai dengan rukun dan tertib membangun kebiasaan agar selalu berperilaku disiplin dalam mengikuti aturan. Nilai Disiplin Dalam konteks bab ini, salat gerhana, istisqa, dan jenazah harus dilakukan dengan penuh harap agar Allah mengabulkan keinginan manusia. Nilai Penuh Harap (Tawakal) Dalam salat gerhana, manusia menginginkan pertolongan dan perlindungan dari kekhawatiran terhadap kejadian gerhana. Dalam salat istiska manusia meminta hujan. Sedangkan dalam salat jenazah manusia memohonkan ampunan atas jenazah yang disalati
Sebelum mengenal sains, manusia memahami kejadian alam berdasarkan mitos. Mitos diceritakan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Pada masa Nabi Saw kejadian gerhana diyakini berhubungan dengan kematian seseorang yang mulia. Saat itu masyarakat menghubungkan gerhana yang terjadi di masa Nabi dengan meninggalnya putra Nabi Saw yang bernama Ibrahim. Nabi Saw kemudian mengoreksi keyakinan itu dan menyatakan bahwa gerhana merupakan tanda- tanda kekuasaan Allah. Nabi Saw juga mengajak umat untuk mengagungkan Allah, melaksanakan salat, dan bersedekah. Nabi Saw berhasil mengubah pengetahuan berdasarkan mitos menjadi pengetahuan berdasarkan keyakinan terhadap kekuasaan Allah Swt Nilai Mengingat Keagungan Allah Swt Pada masyarakat tradisional yang belum mengenal sains, gerhana dipandang sebagai kejadian yang menakutkan. Ketakutan itu muncul karena kejadian tidak biasa yang mereka alami. Nilai Rendah Hati & Penuh Harap Dalam situasi ketakutan, salat gerhana diselenggarakan dapat diselenggarakan dengan kerendahan hati dan penuh harap akan pertolongan Allah Swt. Salat istisqa dengan berbagai aktivitas ibadah yang mengiringinya, seperti memperbanyak membaca istigfar dan berpuasa selama empat hari, harus tetap dilakukan dengan penuh kekhusyukan dan penuh harap akan hujan. Melalui sains, manusia memang bisa memprediksi hujan. Tapi hujan itu sendiri terjadi karena kekuasaan Allah atas segala ciptaannya. Karena itu, manusia harus menyadari bahwa kemampuannya itu hanya bagian kecil dari ilmu Allah yang sangat luas.
Kekuasaan Allah Swt. pada fenomena gerhana tampak pada adanya keteraturan alam itu sendiri. Segala keteraturan tidak mungkin terjadi dengan sendirinya. Keteraturan itu pasti ada yang menciptakan. Keteraturan alam adalah ciptaan Allah Swt. Begitu teraturnya sampai- sampai kejadian gerhana bisa dihitung jauh- jauh hari sebelumnya melalui ilmu falak atau astronomi. Kejadian gerhana harus dijadikan momentum untuk mengingat pada kekuasaan Allah Yang Maha Besar dan posisi manusia yang sangat kecil dan lemah di tengah- tengah alam dan jagat raya yang sangat luas Nilai Mengingat Pada Sang Pencipta Takziah adalah kunjungan ataupun ucapan untuk menyatakan turut berduka cita atau belasungkawa. Tujuannya untuk menghibur hati orang yang mendapat musibah. Ucapan takziyah bisa melalui anjuran agar bersabar, mendoakan agar jenazah mendapat ampunan, serta mendoakan agar musibah yang terjadi berganti dengan kebaikan. Nilai Kepedulian Sosial Ada juga anjuran agar kerabat, tetangga, dan tokoh memberi bantuan makanan kepada keluarga yang berduka. Pada saat itu keluarga jenazah sedang dalam keadaan bersedih sehingga membutuhkan bantuan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Nilai yang ditekankan dalam kegiatan salat jenazah dan takziah adalah kepedulian terhadap sesama. Hidup dalam kepedulian dan gotong royong akan menghasilkan kehidupan sosial yang harmonis.
Tentang Penulis Rian Hidayat, S.Pd.I., M.Pd., Gr GPAI SMP- SMA Semesta Semarang Konselor MIBS Semarang Pengurus MGMP PAI SMA Kota Semarang Pengurus MGMP PAI SMA Jawa Tengah FB: Rian Hidayat Abi IG: @rianhidayatabi Twitter: @rianhidayatabi Youtube 1: Rian Hidayat Abi Youtube 2: Pendidikan Agama Islam