PPT_BIMBINGAN KONSELING, KELOMPOK 12, MEMBAHAS BAGAIMANA KODE ETIK GURU DAN BIMBINGAN KONSELING
faqih87
0 views
13 slides
Sep 29, 2025
Slide 1 of 13
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
About This Presentation
Membahas apa saja yang diperlukan dalam mempersiapkan diri sebagai guru
Size: 12.48 MB
Language: none
Added: Sep 29, 2025
Slides: 13 pages
Slide Content
KODE ETIK GURU DAN BK PADANG STATE UNIVERSITY Kelompok 12: Malvi Rahmat (23087035) Jeffri Al Hafiz (23087129) Maryanti (23045104) Rabu, 14 Mei 2025 Dosen Pengampu: Ade Herdian Putra, M.Pd.
KODE ETIK GURU Kode etik merupakan seperangkat pedoman berperilaku yang berisi norma-norma yang harus ditaati oleh suatu profesi tertentu . Dengan mentaati seperangkat norma-norma tersebut , akan menjadikan keberhasilan dalam menjalankan profesi dengan baik . (Farhan, 2018). Guru memiliki kewajiban untuk membimbing anak didik seutuhnya dengan tujuan membentuk manusia pembangunan yang pancasila . Inilah bunyi kode etik guru yang perrtama dengan istilah “ berbakti membimbing ” yang artinya mengabdi tanpa pamrih dan tidak pandang bulu dengan membantu ( tanpa paksaan manusiawi ). Istilah seutuhnya lahir batin , secara fisik dan psikis . Jadi guru harus berupaya dalam membentuk manusia pembangunan pancasila harus seutuhnya tanpa pamrih .
TUJUAN KODE ETIK GURU Untuk menjunjung tinggi martabat profesi Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya 1 2
TUJUAN KODE ETIK GURU Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi Untuk meningkatkan mutu profesi 3 4 5 Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi
1 3 2 4 SYARAT - SYARAT PROFESI GURU Panggilan hidup yang sepenuh waktu Kebakuan yang universal Pengetahuan dan kecakapan atau keahlian Pengabdian 5 6 Kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif Otonomi
7 9 8 SYARAT - SYARAT PROFESI GURU Kode etik Bertanggung jawab. Berperilaku Pamong
SIFAT DASAR KONSELOR ATAU GURU BK Percaya penuh kepada potensi setiap individu. Komitmen kepada nilai-nilai kemanusiaan individual Pek a terhadap lingkungan. Pemahaman kepad a diri sendiri Komitm en profesional. Keterbuk aan
KODE ETIK BK Kode etik BK adalah landasan moral dan pedoman bertingkah laku profesional yang di junjung tinggi, diamalkan dan diamankan oleh setiap anggota itu sendiri dan kepentingan publiksebagai penjamin mutu layanan yang di berikan oleh konselor, dan landasan kode etik in adalah pqncasila yang mengingat bahwa kode etik merupakan usaha layanan terhadap sesama manusia dalam ikut bertanggung jawab dan tuntutan kepada kebutuhan dan kebahagian klien menurut UU NO 20 tahun 2003 mengenai sistem pendidikan nasional.
BENTUK PELANGGARAN KODE ETIK BK Bentuk Pelanggaran terhadap Konseling, misalnya: Menyebarkan/membuka rahasia konseling kepada orang yang tidak terkait dengan kepentingan konseling. Melakukan perbuatan amoral sepertipelecehan seksual, mengkonsumsi barang haram (minuman keras, napza). Melakukan tindak kekerasan (fisik dan psikologis) terhadap konseling Kesalahan dalam melakukan pratekprofesional (prosedur, teknik,evaluasi, dan tindak lanjut).
BENTUK PELANGGARAN KODE ETIK BK 3. Bentuk Pelanggaran terhadap Rekan Sejawat dan Profesi Lain yang Terkait Melakukan tindakan yang menimbulkan konflik (penghinaan, menolak untuk bekerja sama, sikap arogan). Melakukan referal kepada pihak yang tidak memiliki keahlian sesuai dengan masalah konseli atau sebaliknya tidak melakukan referal meskipun kasus klien di luar kewenangannya.
BENTUK PELANGGARAN KODE ETIK BK 2. Bentuk Pelanggaran terhadap Organisasi Profesi,misalnya: Tidak mengikuti kebijakan dan aturan yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi. Mencemarkan nama baik profesi(menggunakan organisasi profesi untuk kepentingan pribadi dan atau kelompok).
PENYEBAB PELANGGARAN KODE ETIK Tidak adanya sarana dan mekanisme bagi masyarakat untuk menyampaikan keluhan adanya pelanggaran sehingga kontrol dan pengawasan dari masyarakat tidak berjalan. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang substansi kode etik profesi karena buruknya pelayanan sosialisasi dari pihak profesi itu sendiri. Belum terbentuknya kultur dan kesadaran etis dari para pengemban profesi untuk menjaga martabat luhur profesinya. Pengaruh hubungan kekeluargaan/kekerabatan antarapihak berwenang dengan pelanggar kode etik. Masih lemahnya penegakan hukum di Indonesia sehingga pelaku pelanggaran kode etik profesi tidak merasa khawatir atau takut melakukan pelanggaran.