ETHICAL DECISION MAKING & ETHICAL DECISION MAKING MODEL
KELOMPOK 4 : NATASYA WIDISTANA PUTRI WINDA KUMALSARI SITI NURHALISA SHABIKA MO C HAMAD HALD I TRI HUTAMA
PENGERTIAN merupakan penuntun untuk membuat keputusan etik praktik profesional ( Fry,1991) Teori etik digunakan dalam pembuatan keputusan bila terjadi konfik antara prinsip dan aturan.
KLASIFIKASI 1. Teleologi Teleologi (berasal dari bahasa Yunani, dari kata “Telos”, berarti akhir). Teori ini menekankan pada pencapaian hasil akhir yang terjadi. Pencapaian hasil dengan kebaikan maksimal dan ketidakbaikan sekecil mungkin bagi manusia (Kelly,1987 ) Contoh penerapan teori ini : banyak yang lahir cacat lebih baik diizinkan meninggal daripada nantinya menjadi beban masyarakat
MACAM TELEOLOGI 1 . Rule utilitarianisme berprinsip bahwa manfaat atau nilai suatu tindakan bergantung pada sejauh mana tindakan tersebut memberikan kebaikan atau kebahagiaan kepada manusia. 2. Act utilitarianisme bersifat lebih terbatas; tidak melibatkan aturan umu, tetapi berupaya menjelaskan apda suatu situasi tertentu pertimbangan terhadap tindakan apa yang dapat memberikan kebaikan sebanyak-banyaknya atau ketidakbaikan sekecilnya pada individu.
2.Deontologi (Formalisme ) Deontologi (berasal dari bahasa Yunani, deon, berarti tugas) berprinsip pada aksi atau tindakan. Menurut Kant, benar atau salah bukan ditentukan oleh hasil akhir atau konsekuensi dari suatu tindakan, melainkan oleh nilai moralnya. Contoh penerpaan deontologi adalah seorang dokter yang yakin bahwa klien harus diberi tahu tentang yang sebenarnya terjadi walaupun kenyataaan tersbut sangat menyakitkan.
MACAM DEONTOLOGI 1.Kemurahan hati Inti dari prinsip kemurahan hati (benefience) adalah tanggung jawab untuk melakukan kebaikan yang menguntungkan klien dan menghindari perbuatan yang merugikan atau membahayakan klien. Contoh : dokter menasihati klien tentang program latihan untuk memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi tidak seharusnya melakukan apabila klien dalam keadaan risiko serangan jantung.
2. KEADILAN Prinsip dari keadilan (justice) menurut Beuachamp dan Childress adalah mereka yang sederajat harus diperlakukan sederajat, sedangkan yang tidak sederajat diperlakukan secara tidak sederajat, sesuai dengan kebutuhan mereka. Contoh : seorang dokter sedang bertugas sendiri di suatu unit RS, kemudian ada seorang klien baru masuk bersamaan dengan klien yang memerlukan bantuan dokter tersebut.
3. OTONOMI Prinsip otonomi menyatakan bahwa setiap individu mempunyai kebebasan untuk menentukan tindakan atau keputusan berdasarkan rencana yang mereka pilih (Veatch dan Fry, 1987). Masalah yang muncul dari penerapan prinsip adalah adanya variasi mempunyai otonomi klien yang dipengaruhi oleh banyak hal, seperti tingkat kesadaran, usia, penyakit, lingkungan rumah sakit, ekonomi, tersedianya informasi, dan lainnya.
4 . KEJUJURAN didefinisikan sebagai menyatakan hal yang sebenarnya dan tidak bohong. Kejujuran merupakan dasar terbinanya hubungan saling percaya antara dokter-klien. Contoh: Ny. M, seorang wanita lansia usia 68 tahun, dirawat di RS dengan berbagai macam fraktur karena kecelakaan mobil, suamina yang juga ada dalam kecelakaan tersebut masuk ke RS yang sama dan meninggal. Ny. M bertanya berkali-kali kepada perawat tentang keadaan suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada perawatnya untuk tidak mengatakan kematian suami Ny. M kepada Ny. M. Perawat tidak diberi alasan apapun untuk petunjuk tersebut dan menyatakan keprihatiannya kepada perawat kepala ruangan, yang mengaakan bahwa instruksi dokter harus diikuti.
5 . KETAATAN Prinsip ketaatan (fidelity) didefinisikan oleh Veatch dan Fry sebagai tanggung jawab untuk tetap setia pada suatu kesepakatan. Tanggung jawab dalam konteks hubungan dokter-klien meliputi tanggung menjaga janji, mempertahankan konfidensi, dan memberikan perhatian/ kepedulian. Dalam hubungan antara manusia, individu cenderung tetap menempati janji dan tidak melanggar, kecuali ada alasan demi kebaikan.
CONTOH KASUS D okter A ndi menerima seorang pasien laki-laki setengah baya, berjalan tertatih-tatih dan terus batuk - batuk dihadapannya. Pasien itu ditemani oleh anak perempuannya yang kurus. Dokter terseb u t enggan melakukan anamnesis dan langsung memeriksa si pasien. Ketika si anak bertanya tentang penyakit ayahnya, dokter Andi tidak menjawab, ia hanya menyarankan minum obat dengan teratur dan memberikan resep. Si anak bertanya lagi tentang cara minum obat, tetapi dokter Andi menyarankan bertanya pada petugas apotek tempat mengambil obat. Merasa diremehkan, sang ayah dan anaknya keluar dari kamar dokter tanpa mengucapkan salam, dengan wajah yang tampak tidak puas.
Kaidah Dasar Bioetik (KDB) terkait dengan skenario: a. Beneficence Pada skenario kita dapat mengetahui bahwa dokter tidak menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan dan tidak memaksimalisasi/freferensi pasien. Pasien tidak merasa puas dengan pelayanan dokter Andi . b. Non maleficence Pada skenario tersebut dokter Andi dalam mengobati pasien tidak profesional dan menghindari misrepresentasi dari pasien . c. Autonomy Dokter Andi tidak memanfaatkan autonomy pasien dan tidak melaksanakan informed constent dengan baik, dokter tersebut langsung memeriksa pasiennya tanpa menganamnesis terlebih dahul u.