PPT flyida mekanik simple yang mudah udh dipahami

HizkiaWesky 14 views 35 slides Sep 19, 2025
Slide 1
Slide 1 of 35
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35

About This Presentation

Ppt berisikan penjelasan fluida mekanaik


Slide Content

Presentasi Lab Fisika Terapan HEAD L O SS E S Kelompok B ·Dian Esaputra ·Didi Adi Saputra ·Fika Febrianti Agus ·Haerul Anwar (34221007) (34221008) (34221010) (34221012) ·Hizkia W Pongsapan (34221013)

Fluida biasanya dipindahkan dengan memberikan gaya dan mengalirakan nya melalui sebuah pipa, tetapi pada saat fluida dalam pipa mengalami gaya gesek karena kekentalan, maka akan terjadinya head losses

Head loss adalah penurunan tekanan pada fluida yang mengalir di dalam pipa. Pada setiap instalasi pipa air bertekanan pasti akan mengalami head loss. HEAD L O SS E S

Tujuan praktikum head losses adalah sebagai berikut : Mampu melakukan pengoperasian mesin Head Losses Mampu melakukan pengujian sesuai dengan standar prosedur operasional (SOP) Dapat menentukan beda tekanan dalam pipa Dapat menentukan karakteristik debit dan jenis aliran Dapat menentukan koefisien gesek berbagai macam pipa P R A K T I K U M H E A D L O S S

KEHILANGAN L O N G I T U D I N A L ( MAJOR) kerugian pada sistem perpipaanakibat adanya gesekan fluida dengan sepanjangdinding pipa yang mempunyai luaspenampang tetap . KEHILANGAN LOCAL (MINOR) kerugian pada sistem perpipaan akibat adanya sambungan pipa, belokan, luas penampang pipa, dan valve . JENIS-JENIS H E A D L O S S Head Loss terbagi dalam dua macam tergantung dari penyebab hilangnya tekanan dalam pipa, yaitu

ALIRAN LAMINAR DALAM PIPA Aliran laminar adalah aliran fluida yang terjadi akibat tidak adanya gangguan pada pengaliran di tiap lapisan paralel. Garis alir masing-masing darialiran fluida tidak saling berpotongan. Nilai bilangan reynolds nya Re < 2000. ALIRAN TURBULEN DALAM PIPA Aliran turbulen merupakan salah satu aliran fluida yang memiliki kecepatan yang berubah-ubah dan mengandung partikel-partikel yang bergerak secara acak dan tidak stabil. Nilai bilangan reynolds nya Re > 2300. JENIS A L I R A N D A L A M PIPA Aliran transisi merupakan aliran fluida dengan bentuk peralihan antara aliran laminar menjadi aliran turbulen . Nilai bilangan reynolds nya Re = 2000 -2300 A L I R A N T R A N S I S I D A L A M P I P A

absolut untuk kepadatan (densitas) dengan jumlah dimana tidak ada kekuatan yang terlibat. KOEFISIEN VISKOSITAS BILANGAN REYNOLDS bilangan Reynolds (Re) adalah rasio antara Gaya inertia terhadap gaya visko s yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. GESEK Koefisien gaya gesek(Fe) adalah besaran yang dipengaruhi kekasaran kedua permukaan benda yang bersentuhan. Biasanya koefisien gaya gesek statis lebih besar daripada gaya gesek kinetis. KINEMATIKA Viskositas kinematis ( μ )merupakan suatu rasio antara viskositas

RUMUS BILANGAN REYNOLDS   Keterangan : Re : Bilangan Reynolds V : Kecepatan fluida D : Diameter penampang : Viskositas kinematik  

RUMUS KOEFISIEN GESEK   Keterangan : Re : Bilangan Reynolds : Viskositas kinematik  

Bukaan katup K 6 H1 (mm) H2 (mm) t (s) Volume (lt) 1 55 70 67 20 2 48 80 69 20 3 75 120 68 20 4 175 150 71 20 5 280 285 76 20 KUNINGAN

Bukaan katup K 6 H1 (mm) H2 (mm) t (s) Volume (lt) 1 20 10 62 20 2 10 7 60 20 3 10 10 61 20 4 18 30 64 20 5 115 142 75 20 ALUMUNIUM

Bukaan katup K 6 H1 (mm) H2 (mm) t (s) Volume (lt) 1 57 12 64 20 2 52 9 63 20 3 56 7 65 20 4 68 66 20 5 209 149 76 20 TEMBAGA

Bukaan katup K 6 H1 (mm) H2 (mm) t (s) Volume (lt) 1 92 34 65 20 2 91 38 64 20 3 94 37 65 20 4 101 27 66 20 5 201 82 80 20 GALVANIS

Bukaan katup K 6 H1 (mm) H2 (mm) t (s) Volume (lt) 1 57 12 64 20 2 52 9 65 20 3 56 7 65 20 4 68 66 20 5 209 149 81 20 PVC

ANALISA HASIL PRAKTIKUM Pipa jenis tembaga pada data no 1 Menghitung debit air dalam pipa (Q) Diketahui : V = 20 L = 0,02 m3 t = 60 s Ditanyakan : Q : …..? Penyelesaian : Q = V/t = (0,02 )/(60 detik ) = 3,33×10-4 / detik  

ANALISA HASIL PRAKTIKUM Pipa jenis tembaga pada data no 1 Menghitung laju aliran dalam pipa (V) Diketahui : D = 17 × 10 -3 m Q = 3,33×10 -4 m 3 /s Ditanyakan : V : ….?

ANALISA HASIL PRAKTIKUM Pipa jenis tembaga pada data no 1 Menghitung laju aliran dalam pipa (V) Penyelesaian : A = = = 2,26865 × 10 -4 m 2 Jadi, laju aliran dalam pipa adalah : V = = = 1,46783 m/s  

ANALISA HASIL PRAKTIKUM Pipa jenis tembaga pada data no 1 Menghitung Bilangan Reynolds (Re) Untuk nilai viskositas air ditentukan berdasarkan suhu dendan melihat ke table. Asumsi suhu air Tair = 27 ° karena nilai viskositas pada suhu tidak terdapat dalam table untuk mendapatkan nilai viskositas dapat dihitung dengan cara interpolasi . Suhu ( o C) Viskositas kinematika (v× 10 6 m 2 /s) 25 0,893 27 30 0,802 Suhu ( o C) Viskositas kinematika (v× 10 6 m 2 /s) 25 0,893 27 30 0,802

ANALISA HASIL PRAKTIKUM Pipa jenis tembaga pada data no 1 Menghitung Bilangan Reynolds (Re) = = 0, 893 × 10 6 = 36.400 = 36.400 + 0,893 × 10 6 = 𝐽𝑎𝑑𝑖, 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑣𝑖𝑠𝑘𝑜𝑖𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑖𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑢ℎ𝑢 27 ° 𝐶 =   Suhu ( o C) Viskositas kinematika (v× 10 6 m 2 /s) 25 0,893 27 30 0,802 Suhu ( o C) Viskositas kinematika (v× 10 6 m 2 /s) 25 0,893 27 30 0,802

ANALISA HASIL PRAKTIKUM Pipa jenis tembaga pada data no 1 Menghitung Bilangan Reynolds (Re) Re = = = (laminar)   Suhu ( o C) Viskositas kinematika (v× 10 6 m 2 /s) 25 0,893 27 0,857 30 0,802

ANALISA HASIL PRAKTIKUM Pipa jenis tembaga pada data no 1 Menghitung Koefisien Gesek (Fe) Aliran bersifat laminar maka koefisien geseknya dapat dihitung dengan rumus : Fe = Fe = Fe =  

ANALISA HASIL PRAKTIKUM Pipa jenis tembaga pada data no 1 Menghitung Perubahan tinggi pada manometer ( Δ H) = = = 42  

KUNINGAN Bukaan katup (n x 360°)   V (m 3) t (s) Q (m 2 /s) v (m/s) Re (10 -9 ) Jenis Aliran f (10 9 ) 1 15 0,02 67 2,98 × 10 -4 1,31 26,10 Laminar 2,45 2 32 0,02 69 2,89 × 10 -4 1,27 25,34 Laminar 2,52 3 45 0,02 68 2,94 × 10 -4 1,29 25,71 Laminar 2,48 4 25 0,02 71 2,81 × 10 -4 1,24 24,63 Laminar 2,59 5 5 0,02 76 2,63 × 10 -4 1,15 22,99 Laminar 2,78 Bukaan katup (n x 360°) V (m 3) t (s) Q (m 2 /s) v (m/s) Re (10 -9 ) Jenis Aliran f (10 9 ) 1 15 0,02 67 2,98 × 10 -4 1,31 26,10 Laminar 2,45 2 32 0,02 69 2,89 × 10 -4 1,27 25,34 Laminar 2,52 3 45 0,02 68 2,94 × 10 -4 1,29 25,71 Laminar 2,48 4 25 0,02 71 2,81 × 10 -4 1,24 24,63 Laminar 2,59 5 5 0,02 76 2,63 × 10 -4 1,15 22,99 Laminar 2,78

ALUMUNIUM Bukaan katup (n x 360°)   V (m 3) t (s) Q (m 2 /s) v (m/s) Re (10 -9 ) Jenis Aliran f (10 9 ) 1 10 0,02 62 3,22 × 10 -4 1,42 28,20 Laminar 2,26 2 3 0,02 60 3 × 10 -4 1,32 26,23 Laminar 2,43 3 0,02 61 3,27 × 10 -4 1,44 28,66 Laminar 2,23 4 12 0,02 64 3,12 × 10 -4 1,37 27,32 Laminar 2,34 5 27 0,02 75 2,6 × 10 -4 1,14 22,73 Laminar 2,81 Bukaan katup (n x 360°) V (m 3) t (s) Q (m 2 /s) v (m/s) Re (10 -9 ) Jenis Aliran f (10 9 ) 1 10 0,02 62 3,22 × 10 -4 1,42 28,20 Laminar 2,26 2 3 0,02 60 3 × 10 -4 1,32 26,23 Laminar 2,43 3 0,02 61 3,27 × 10 -4 1,44 28,66 Laminar 2,23 4 12 0,02 64 3,12 × 10 -4 1,37 27,32 Laminar 2,34 5 27 0,02 75 2,6 × 10 -4 1,14 22,73 Laminar 2,81

TEMBAG A Bukaan katup (n x 360°)   V (m 3) t (s) Q (m 2 /s) v (m/s) Re (10 -9 ) Jenis Aliran f (10 9 ) 1 42 0,02 60 3,33 × 10 -4 1,46 29,11 Laminar 2,19 2 43 0,02 58 3,44 × 10 -4 1,51 30,14 Laminar 2,12 3 42 0,02 61 3,27 × 10 -4 1,42 28,66 Laminar 2,23 4 41 0,02 62 3,22 × 10 -4 1,42 28,19 Laminar 2,26 5 37 0,02 70 2,85 × 10 -4 1,25 24,98 Laminar 2,56 Bukaan katup (n x 360°) V (m 3) t (s) Q (m 2 /s) v (m/s) Re (10 -9 ) Jenis Aliran f (10 9 ) 1 42 0,02 60 3,33 × 10 -4 1,46 29,11 Laminar 2,19 2 43 0,02 58 3,44 × 10 -4 1,51 30,14 Laminar 2,12 3 42 0,02 61 3,27 × 10 -4 1,42 28,66 Laminar 2,23 4 41 0,02 62 3,22 × 10 -4 1,42 28,19 Laminar 2,26 5 37 0,02 70 2,85 × 10 -4 1,25 24,98 Laminar 2,56

GALVANIS Bukaan katup (n x 360°)   V (m 3) t (s) Q (m 2 /s) v (m/s) Re (10 -9 ) Jenis Aliran f (10 9 ) 1 58 0,02 65 3,07 × 10 -4 1,35 27,08 Laminar 2,36 2 53 0,02 64 3,12 × 10 -4 1,37 27,51 Laminar 2,32 3 57 0,02 65 3,07 × 10 -4 1,35 27,08 Laminar 2,36 4 74 0,02 66 3 × 10 -4 1,32 26,41 Laminar 2,42 5 119 0,02 80 2,5 × 10 -4 1,10 22,01 Laminar 2,90 Bukaan katup (n x 360°) V (m 3) t (s) Q (m 2 /s) v (m/s) Re (10 -9 ) Jenis Aliran f (10 9 ) 1 58 0,02 65 3,07 × 10 -4 1,35 27,08 Laminar 2,36 2 53 0,02 64 3,12 × 10 -4 1,37 27,51 Laminar 2,32 3 57 0,02 65 3,07 × 10 -4 1,35 27,08 Laminar 2,36 4 74 0,02 66 3 × 10 -4 1,32 26,41 Laminar 2,42 5 119 0,02 80 2,5 × 10 -4 1,10 22,01 Laminar 2,90

PVC Bukaan katup (n x 360°)   V (m 3) t (s) Q (m 2 /s) v (m/s) Re (10 -9 ) Jenis Aliran f (10 9 ) 1 45 0,02 64 3,12 × 10 -4 1,37 27,72 Laminar 2,34 2 48 0,02 63 3,17 × 10 -4 1,39 27,76 Laminar 2,30 3 49 0,02 65 3,07 × 10 -4 1,35 26,90 Laminar 2,37 4 68 0,02 66 3 × 10 -4 1,32 26,23 Laminar 2,43 5 60 0,02 81 2,46 × 10 -4 1,08 21,58 Laminar 2,96 Bukaan katup (n x 360°) V (m 3) t (s) Q (m 2 /s) v (m/s) Re (10 -9 ) Jenis Aliran f (10 9 ) 1 45 0,02 64 3,12 × 10 -4 1,37 27,72 Laminar 2,34 2 48 0,02 63 3,17 × 10 -4 1,39 27,76 Laminar 2,30 3 49 0,02 65 3,07 × 10 -4 1,35 26,90 Laminar 2,37 4 68 0,02 66 3 × 10 -4 1,32 26,23 Laminar 2,43 5 60 0,02 81 2,46 × 10 -4 1,08 21,58 Laminar 2,96

KESIMPULAN Tekanan pada tiap-tiap pipa diurut dari paling rendah hingga paling tinggi secara berturut-turut adalah Alumunium, Kuningan, tembaga, PVC dan Galvanis. oSemua aliran dalam semua pipa berjenis Laminar karena memiliki bilangan Reynolds kurang dari 2300 Nilai debit air tertinggi ada pada pipa t e m b a g a d e n g a n Q = 3 , 4 5 , s e m e n t a r a n i l a i terendah ada pada pipa PVC dengan nilai debit air = 2,469 . Nilai koefisien gesek tertinggi ada pada pipa PVC dengan nilai Fe = 2,964, sementara nilai terendah ada pada pipa tembaga yaitu dengan Fe = 2,122.

"HANYA PENDIDIKAN YANG BISA MENYELAMATKAN MASA DEPAN, TANPA P E N D I D I K A N I N D O N E S I A T A K M U N G K I N BERTAHAN." - NAJWA SHIHAB - TERIMA KASIH
Tags