PPT KELOMPOK 2 muhkam dan mutasyabihat.pptx

OktariKanus1 0 views 14 slides Sep 27, 2025
Slide 1
Slide 1 of 14
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14

About This Presentation

**Muhkam** ($\text{محكم}$) dan **Mutasyabih** ($\text{متشابه}$) adalah dua kategori ayat Al-Qur'an yang sangat penting dalam ilmu-ilmu keislaman, khususnya dalam Tafsir dan Ushul Fikih. Pembagian ini didasarkan pada tingkat kejelasan makna ayat tersebut.

Konsep ini bersumber langsung ...


Slide Content

Muhkam dan Mutasyabih Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kelompok 2 : M. Irgi Fahrezi (21329080) Joni Syahputra (21329022) Frensiska Nrndia Putri (21329061) Filda Nursyda (21329016) Dosen Pengampu : Riza Wardefi, S.Th.i, M.Th.I Oktari Kanus, S.Th.I, M.Ag.

Pembahasan Materi : 01 Pengertian Muhkam dan Mutasyabih 02 Pendapat Ulama Mengenai Ayat-ayat Muhkam dan Mutasyabih 03 Hikmah dan Kegunaan Mempelajari Ayat Muhkam dan Mutasyabih

1. Pengertian Muhkam dan Mutasyabih Kata “muhkam” dan “mutasyabih” adalah bentuk mudzakkar, digunakan untuk mensifati kata-kata yang mudzakkar, Seperti ungkapan al-Qur’an yang muhkam atau yang mutasyabih. Sedangkan kata “muhkamah” dan “mutasyabihat” adalah bentuk mu’annats untuk mensifati kata yang juga mu’annats, seperti surah dan ayat muhkamah atau mutasyabihat. Secara etimologi kata “muhkam” berasal dari kata “ihkam” yang berarti kekukuhan, kesempurnaan, keseksamaan, dan pencegahan. Semua pengertian ini pada dasarnya kembali kepada satu makna yakni pencegahan. “Muhkam” dapat berarti sesuatu yang dikukuhkan, jelas, fasih, dan bermaksud membedakan antara informasi yang hak dan yang batil, serta memisahkan urusan yang lurus dari yang sesat. Itulah sifat yang dimiliki oleh kalam “muhkam” tersebut

Lanjutan Mutasyābih berasal dari kata tasyabuh, yakni bila salah satu dari dua hal serupa dengan lainnya, yang biasanya dapat membawa kepada kesamaran antara kedua hal itu. “syubhah” ialah keadaan dimana salah satu dari kedua hal tidak dapat dibedakan karena adanya kemiripan baik secara konkrit maupun abstrak. Mutasyabih juga kadang-kadang dipadankan dengan mutamatsil dalam perkataan dan keindahan.

2. Pendapat Ulama mengenai Ayat-ayat Muhkam dan Mutasyabih A. Pendapat Fakhrurrazi Pendapat pertama muhkam adalah yang dinamai oleh para ahli Ushul Fikih sebagai mubin (jelas)dan mutasyabih adalah mujmal (global). Format pandangan ini bisa muncul dalam modus yang berbeda-beda tetapi mungkin penjelasan Fakhrurazi dalam Tafsir al-Kabri-nya dapat mewakili keterangan modusmodus tersebut.

B. Pendapat Ar-Raghif Al-Asfahani Ar-Raghif Al-Asfahani, mendefinisikan bahwa mutasyabih adalah yang sulit ditafsirkan karena adanya kesamaran dengan yang lain, baik dari sisi lafal maupun makna. Ia mengatakan bahwa mutasyabih terbagi menjadi tiga bagian: 1. mutasyabih dalam lafal 2. mutasyabih dalam makna 3. mutasyabih dalam lafal dan makna sekaligus

C. Pendapat Asham Pendapat yang dikemukakan Asham bahwa muhkam adalah ayat dalilnya jelas,seperti dalil tentang ke Esaan, kekuasaan, dan hikmah Allah sementara mutasyabih adalah ayat yang membutuhkan perenungan dan pemikiran untuk menjelaskan. Fakhrurrazi menisbatkan pendapat ini kepada Asham. Pendapat tentang muhkam dan mutasyabih yang dipegang Asham menuntut faktor eksternal dan bukan faktor internal dari al-Qur’an itu sendiri. Faktor eksternal adalah sejauh mana kejelasan dan kesamaran dalil konsep-konsep al-Qur’an itu sendiri

D. Pendapat Ibnu Abbas Pendapatnya adalah bahwa mukam itu apa yang diimani dan diamalkan sementara mutasyabih adalah apa yang diimani tapi tidak diamalkan. Pendapat ini dijelaskan dengan berbagai jalur,yang sebagainya dinisbatkan kepada Ibnu Abbas dan sebagian lainnya kepada Ibnu Taimiyah. Penjalasan seperti ini juga ada dalam sebagian riwayat Ahlulbait. Pendapat ini berdiri di atas pemahaman haramnya mengamalkan ayat-ayat mutasyabih dan keharusan mengimaninya saja. Hal ini berbeda dengan muhkam, yang selain harus diimani, juga harus diamalkan

E. Pendapat Ibnu Taimiyah Beliau berpendapat bahwa mutasyabih adalah ayat-ayat tentang sifat khusus, baik itu sifat bagi Allah SWT, seperti Maha Mengetahui (alim), Maha Berkuasa (Qadir), Maha Bijaksana (Hakim), dan Maha Memberi Pentujuk (Hadi)ataupun sifat-sifat para Nabi, Seperti firman Allah SWT tentang Isa bin Maryam : “(dan yang terjadi) dengan kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam dan (dengan tiupan) ruh dari pada-Nya’ dan, yang serupa dengan itu.(Al-Qur’an).

F. Pendapat Allamah Thabathaba’i Pendapat yang dikemukakan Allamah Thabathaba’i dalam Al-Mijam setelah mengoreksi tentang berbagai pendapat tentang pengertian muhkam dan mutasyabih.Ia mengatakan, “apa yang disampaikan ayat tentang makna mutasyabih menunjukan makna yang menyamarkan dan meragukan tetapi itu bisa diatasi dengan metode yang biasa dipakai ahli bahasa dengan menafsirkan yang umum menjadi khusus, mutlak menjadi bersyarat, dan yang semacamnya.

G. Pendapat Subhi Al-Shalih Dalam karyanya al-Mabahits mengatakan muhkam ialah ayat-ayat yang terang makna dan lafalnya yang di letakkan untuk suatu makna yang kuat dan cepat dipahami. Adapun Mutasyabihah ialah ayat-ayat yang bersifat mujmal (global), yang muawwal (memerlukan takwil), dan musykil (pelik, sukar dipahami), dan baru dipahami maknanya setelah di takwilkan.

3. Hikmah dan Kegunaan Mempelajari Ayat Muhkam dan Mutasyabih Menjadi rahmat bagi manusia, khususnya orang yang kemampuan bahasa Arabnya lemah. Dengan adanya ayat-ayat muhkam yang sudah jelas arti maksudnya, sangat besar arti dan faedahnya bagi mereka. Memudahkan manusia mengetahui arti dan maksudnya, dan juga dapat memudahkan mereka dalam mengahayati makna maksudnya agar mudah mengamalkan pelaksanaan ajaranajarannya. Mendorong umat agar giat memahami, menghayati, dan mengamalkan isi kandungan al-Qur’an. Menghilangkan kesulitan dan kebingungan umat dalam mempelajari isi ajarannya, karena lafal ayat-ayat dengan sendirinya sudah dapat menjelaskan arti maksudnya. Memperlancar usaha penafsiran atau penjelasan maksud kandungan ayat-ayat al-Qur’an. Membantu para ulama dan juru dakwah lainnya dalam usaha menerangkan isi ajaran kitab al-Qur’an dan tafsiran ayatayatnya kepada masyarakat.

THANK YOU Insert the Subtitle of Your Presentation